Penulis
0
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari moral.
2. Mendeskripsikan pengertian dari nilai.
3. Menjelaskan makna nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila.
4. Mengetahui sifat dari nilai-nilai pancasila.
5. Menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai sumber informasi mengenai nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata mos (mores) = kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah ajaran
tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku
dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya
yang terjadi, maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral dalam perwujudannya dapat
berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa
kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara,
dan bangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moral pun dapat dibedakan seperti moral
ketuhanan atau agama, moral filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya.
Nilai, norma, dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspeknya.1
Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan menurut
Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang.2
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral adalah suatu tuntutan
prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam
pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku.
Pendidikan seharusnya mampu menghadirkan generasi yang bermoral dan berkarakter kuat
karena manusia sesungguhnya dapat dididik. Manusia adalah animal seducandum. Artinya,
manusia adalah binatang yang harus dan dapat dididik. Aristoteles mengatakan, sebuah
masyarakat yang budayanya tidak memperhatikan pentingnya mendidik good habits
(melakukan kebiasaan berbuat baik) akan menjadi masyarakat yang terbiasa dengan hal
buruk (Hidayat, 2015: 2.5). Oleh karena itu pengembangan nilai agama dan moral dalam
pendidikan anak usia dini menjadi sangat penting dan diharapkan dapat berperan dalam
membentuk karakter bangsa yang bermoral dan bermartabat3.
2
Nilai-nilai dasar yang dimaksud ialah nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial, atau bagi bangsa Indonesia rumusan setepatnya
daripada nilai-nilai dasar tersebut dimuat dalam alinea keempat dari pembukaan UUD 1945.
Pancasila yang sarat dengan nilai-nilai ini tidak sekedar untuk diketahui, melainkan
dimaksudkan untuk dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Purnadi Purbacaraka dan
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa pada hakikatnya nilai adalah sesuatu yang
diinginkan (positif) atau sesuatu yang tidak diinginkan (negative).
Menilai mengandung arti menimbang, yaitu kegiatan manusia yang menghubungkan
sesuatu dengan sesuatu, dan selanjutnya mengambil keputusan. Dapat pula berarti
menimbang dan memperbandingkan sesuatu dengan sesuatu lainnya untuk kemudian
mengambil sikap atau keputusan. Hasil pertimbangan dan perbandingan yang dibuat itulah
yang disebut nilai. Prof. Notonogoro membagi nilai dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut
:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitas.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian
dapat dirinci menjadi empat macam, antara lain :
a. Nilai kebenaran, yaitu bersumber kepada unsur rasio manusia, budi, dan cipta.
b. Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur rasa atau intuisi.
c. Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak manusia atau kemauan (karsa, etika).
d. Nilai religi, yaitu bersumber pada nilai ketuhanan, merupakan nilai kerohanian yang tertinggi
dan mutlak. Nilai ini bersumber kepada keyakinan dan keimanan manusia terhadap Tuhan.
Nilai religi itu berhubungan dengan nilai penghayatan yang bersifat transendental, dalam
usaha manusia untuk memahami arti dan makna kehadirannya di dunia. Nilai ini berfungsi
sebagai sumber moral yang dipercayai sebagai rahmat dan rida Tuhan.
3
Ketuhanan merupakan nilai dan prinsip manusia Indonesia yang untuk selaras dengan
hakikat ber-Ketuhanan. Hakikat ber-Ketuhanan adalah manusia yang berasal dari akal
budinya merupakan cerminan dari baktinya pada Tuhan sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing. Jadi tiap-tiap manusia di Indonesia berdasarkan
keyakinannya itu mendapat jaminan untuk merealisasikan agama dan kepercayaannya akan
iman dalam kehidupannya.
Makna nilai sila pertama ini merupakan untuk percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing dengan memperhatikan
nilai kemanusiaan dan keberadaban sebagai suatu bangsa yang mengejar kebaikan.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Kemanusiaan merupakan nilai hidup yang mengajarkan untuk selaras dengan hakikat
manusia. Hakikat manusia bersumber dari pemikiran filosofi antropologis memandang bahwa
manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki unsur rohani dan jasmani serta memiliki sifat
individual dan sosial. Adapun hakikat yang dikehendaki oleh sila kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah untuk mengadakan manusia Indonesia yang seutuhnya.
Manusia Indonesia yang seutuhnya adalah manusia yang memenuhi hukumnya
Indonesia dan menuntunnya dalam bersikap tindak, baik kepada sesama manusia ataupun
makhluk hidup lainnya. Hal ini pulalah yang menjadi dasar akan kebersikaptindakannya,
yakni manusia yang berkemanusiaan.
3. Persatuan Indonesia
Persatuan Indonesia merupakan nilai yang mengajarkan untuk selaras dengan hakikat
satunya Indonesia. Hakikat satunya Indonesia merupakan prinsip atau kehendak untuk tetap
utuh, tidak bisa dipecah belah dan dengan semangat kesatuannya Pancasila menhgendaki agar
Indonesia dapat mandiri dan bersaing dalam hal yang positif dengan bangsa-bangsa lain.
Nilai kesatuan ini dapat saja dipertahankan bila ada semangat yang bangga sebagai bangsa
Indonesia, rela berkorban demi bangsa dan negara, serta berupaya untuk memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-bhinneka tunggal ika.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
Sila keempat ini merupakan nilai yang memiliki prinsip untuk selaras dengan hakikat
rakyat. Hakikat rakyat merupakan keseluruhan dalam kebersamaan. Rakyat Indonesia
merupakan sumber dari kekuasaan negara Indonesia. Hal tersebut senantiasa harus
mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia dengan menggunakan nilai-nilai kearifan
bangsa Indonesia yang berupa musyawarah sampai mencapai mufakat dengan semangat
kekeluargaan dan tanggung jawab kepada rakyat Indonesia.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan sosial adalah keadilan yang pelaksanaannya tergantung dari struktur-struktur
kekuasaan yang ada dalam masyarakat, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya
dan ideologi. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menunjukkan keinginan bangsa
4
Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Di dalam keadilan tidak
dibenarkan adanya penghisapan, penindasan dan sebaliknya saling membantu satu sama
lainnya. Sesame anggota masyarakat, adil berarti apabila setiap warga negara menikmati hasil
sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam masyarakat.
5
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Mewujudkan persamaan derajad, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Sila Persatuan Indonesia
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
d. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan Bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
6
a. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Suka menghargai hasil karya orang lain.
l. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan rumusan dasar yang dijadikan pedoman hidup bagi bangsa
Indonesia. Hal tersebut tercantum dalam alinea ke IV paragraf terakhir Undang-Undang
Dasar 1945. Setiap sila dari pancasila mengandung makna nilai yang mendalam dan perlu
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila telah mempersatukan bangsa Indonesia,
sehingga dari tiap-tiap sila Pancasila tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Satu saja yang
terpilah, maka dapat membuat Indonesia tidak satu lagi.
B. Saran
Tentu dalam penulisan makalah ini banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Setelah kita mengetahui tentang nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila
pancasila di atas, kita semakin bertambah pengetahuan. Maka dari itu agar pengetahuan kita
bermanfaat, mari kita sama-sama mengamalkan pengetahuan yang kita peroleh agar
bermanfaat bagi orang lain dan khususnya untuk diri kita sendiri.
8
DAFTAR PUSTAKA
[1]Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD’45 dalam Paradigma Reformasi, PT Rajagrafindo Persada,
Jakarta,
2001, h.45.
[2]Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, h.33.
[3]Muhammad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung, 2013,
h.29.