Anda di halaman 1dari 7

A.

Pendahuluan
Al-Qur`an dan hadis bukanlah sebuah aturan-aturan kaku yang
membatasi ruang gerak manusia. Al-Qur`an dan hadis adalah panduan
hidup yang menggiring manusia menuju ketentraman, kedamaian dan
kebahagiaan. Kebahagiaan yang sempurna adalah kebahagiaan yang
meliputi dua dimensi, yaitu dimensi dunia dan dimensi akhirat.
Kebahagiaan di dunia dapat dirasakan dengan jiwa yang tentram.
Kebahagiaan akhirat adalah kebahagiaan bertemu dan berkomunikasi
dengan Allah.
Dalam kehidupan yang penuh dengan teknologi berkembang saat
ini, manusia semakin mengetahui sesuatu hal yang belum diketahui oleh
para pendahulunya melalui teknologi yang diciptakannya. Jika kita
pikirkan sejenak, terlintas di benak kita kekuasaan serta keagungan Tuhan
yang Maha Esa dan terbatasnya pengetahuan kita tentang ciptaan-Nya
Atas dasar tersebut, kita sebagai makhluk ciptaan-Nya harus
mencintai dan mengabdikan diri kepada Allah swt. Dengan kedua hal
tersebut kita dapat selalu berada didekatnya. Tasawuf merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari cara bagaimana orang dapat berada
sedekat mungkin dengan Tuhannya. Selain itu, tasawuf dapat menjadikan
agama lebih dihayati serta dijadikan sebagai suatu kebutuhan bahkan suatu
kenikmatan.
Tasawuf dalam dunia Islam baru akhir-akhir ini dipelajari sebagai
ilmu, sebelumnya dipelajari sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan.  Manusia pada dasarnya adalah suci, maka kegiatan yang
dilakukan oleh sebagian manusia untuk mensucikan diri merupakan naluri
manusia. Usaha yang mengarah kepada pensucian jiwa terdapat di dalam
kehidupan tasawuf.
B. Pengertian Tasawuf dan Ilmu Tasawuf
1. Pengertian Tasawuf
Secara etimologi pengertian tasawuf terdiri atas beberapa macam
pengertian berikut
a. Pertama, tasawuf berasal dari istilah yang di konotasikan
dengan “ahlusuffah” yang berati sekelompok orang pada
masa rasullulah yang hidupnya di isi dengan banyak berdiam
diserambi serambi mesjid dan mereka mengabdikan hidupnya
untuk beribadah kepada allah
b. Kedua, ada yang mengatakan tasawuf itu berasal dari kata
“shafa”. Kata “shafa” ini berbentuk fi’il mabni majhul
sehingga menjadi isim mulhaq dengan huruf ya’ nisbah, yang
berarti nama bagi orang-orang yang “bersih” atau “suci”
maksudnya adalah orang-orang yang menyucikan dirinya di
hadapn tuhan-Nya.
c. Ketiga, ada yang mengatakan bahwa istilah tasawuf berasal
dari kata “shaf”. Makna “shaf” ini dinisbahkan kepada orang-
orang yang ketika shalat selalu berasa di saf yang paling
depan.
d. Keempat, ada yang mengatakan bahwa istilah tasawuf
dinisbahkan kepada orang-orang dari bani shufah.
e. Kelima, tasawuf ada yang menisbahkannya dengan kata
istilah bahasa grik atau yunani, yakni “saufi”. Istilah ini
disamakan maknanya dengan kata “hikmah, yang berarti
kebijaksanaan.
f. Keenam, ada juga yang mengatakan tasawuf itu berasal dari
kata “ shaufanah”, yaitu sebangsa buah-buahan kecil yang
berbulu-bulu, yang banyak sekali tumbuh dipadang pasir di
tanah arab, dan pakaian kaum sufi itu berbulu-bulu seperti
buah itu pula, dalam kesederhanaannya.
g. Ketujuh, ada juga yang mengatakan tasawuf itu berasal dari
kata “shuf” yang berarti bulu domba atau wol.
Tampaknya dari tujuh terma itu, yang banyak di akui
kedekatannya dengan makna tasawuf yang dipahami sekarang
adalah terma yang ketujuh, yakni terma “shuf” diantara mereka
yang lebih cenderung mengakui terma yang tujuh ini antara lain
al-kalabadzi, asy-syukhrawardi, al-qusyairi dan lainnya walaupun
dalam kenyataannya, tidak setiap kaum sufi memakai pakaian
wol1.
Ibnu Jauzi mengemukakan istilah sufi muncul sebelum
tahun 200 H.2 Para ahli berbeda pendapat tengtang pergertian
tasawuf sebagai berikut :
a) Ma’ruf Al-Kurkhi mengungkapkan bahwa Tasawuf
adalah mengambil hakikat dan tidak berharap terhadap
apa yang ada di tangan makhluk.
b) Menurut muhammad Ali Al-Qassab Tasawuf adalah
akhlak mulia yang timbul pada waktu mulia di tengah-
tengah kaum yang mulia pula.
c) Menurut Al-Junaidi. Ia mendefinisikan Tasawuf adalah
membersihkan hati dari apa saja yang menganggu
perasaan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi
yang asal (instink) kita, memadamkan sifat-sifat
kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan
hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian,
bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang
penting dan terlebih keka, menaburkan nasihat kepada
semua orang, memegang teguh janji dengan Allah dalam

1
M.Sholihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf (Bandung: CV.Pustaka Setia,2000) H. 13
2
Hartono Ahmad Jaiaz, Gusdur Wali ? – Mendudukan Tasawuf (Jakarta: Darul Falah, 1999)
H. 24
d) hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal
syariat3.
Berdasarkan pengertian-pengetian di atas, terutama pengertian
yang diungkapkan oleh Al-Junaidi, kita dapat meringkas
pengertian tasawuf sebagai berikut: Ilmu Tasawuf adalah ilmu
yang mempelajari usaha-usaha membersihkan diri, berjuang
memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan Makrifat
menuju keabadian, saling mengingatkan antara manusia, serta
berpegang teguh pada janji Allah dan mengikuti syariat
Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai keridhoannya.

2. Urgensi Hidup Bertasawuf


Hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah
melalui penyucian diri dan amaliyah-amaliyah Islam. Dan memang
ada beberapa ayat yang memerintahkan untuk menyucikan diri
(tazkiyyah al-nafs) di antaranya: "Sungguh, bahagialah orang yang
menyucikan jiwanya" (O.S. Asy-syam [911:9); "Hai jiwa yang
tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
dan masuklah ke dalam surga-Ku" (OS. Al Fajr: 28-30). Atau ayat
yang memerintahkan untuk berserah diri kepada Allah,
"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu
bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan
aku adalah orang yang pertama-tema menyerahkan diri (kepada)
Allah" (QS. Al An'am: 162).
Jadi, fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan
manusia berkeperibadian yang shalih den berperilaku baik dan
mulia serta ibadahnya berkualitas karna sesungguhnya tugas

3
M.Sholihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf (Bandung: CV.Pustaka Setia,2000) H. 15
kemanusiaan itu tercatat dalam Al’Qur-an harus dipikul oleh umat
manusia itu sendiri sebagai khalifa di muka bumi. Malaikat
sekalipun tidak memiliki mandat lebih dari sekedar sebagai hamba
Allah, yaitu tugas kekhalifaan untuk membangun peradaban di
muka bumi ini4. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau
aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk
hidup sederhana, jujur, istiqamah den tawadhu. Semua itu bisa
dilihat pada diri Rasulullah SAW, yang pada dasarya sudah
menjelma dalam kehidupan sehari-harinya. Apalagi di masa remaja
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai manusia yang digelari al-
Amin, Shiddiq, Fathanah, Tabligh, Sabar, Tawakal, Zuhud, den
terrnasuk berbuat baik terhadap musuh dan lawan yang tak
berbahaya atau yang bisa diajak kembali pada jalan yang benar.
Perilaku hidup Rasulullah SAW yang ada dalam sejarah
kehidupannya merupakan bentuk praktis dari cara hidup seorang
sufi. Jadi, tujuan terpenting dari tasawuf adalah lahirnya akhlak
yang baik dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi obat yang
mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari
pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa dirinya, arti
dan tujuan dari hidupnya. Ketidak jelasan atas makna dan tujuan
hidup ini membuat penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas
Islam ladang kering jadi tersirami air sejuk dan memberikan
penyegaran serta mengarahkan hidup lebih baik dan jelas arah
tujuannya.

4
A.Malik Haramain, Nahdlatul Ulama-Gerakan Islam Rahmatan Lil’ Alamin, H. 22
C. Kesimpulan
Tasawuf ialah membersihkan hati dari apa yang mengganggu
perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menaggalkan pengaruh budi yang
asal (instink) kita,  memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai
manusia, menjauhi segala seruan dari hawa nafsu, mendekati sifat-sifat
suci kerohanian, dan bergantung kepada ilmu-ilmu hakikat, memakai
barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasehat kepada
sesama ummat manusia, memegang teguh janji kepada Allah dalam hal
hakikat, dan mengikut contoh Rosulullah dalam hal syari’at.”
Masyarakat modern adalah masyarakat yang telah mengikuti
kemajuan zaman yang bertentangan satu sama lain. Perbedaan” spiritual
disebabkan perbedaan mendasar antar sufime dan postmodernisme dalam
melihat peranan” hasrat “ di dalam masyarakat. 
Jadi, fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia
berkeperibadian yang shalih den berperilaku baik dan mulia serta
ibadahnya berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

M.Sholihin dan Rosihon Anwar. 2000. Ilmu Tasawuf. Bandung: CV.Pustaka


Setia.
Hartono Ahmad Jaiaz. 1999. Gusdur Wali ?– Mendudukan Tasawuf.Jakarta:
Darul Falah.
A.Malik Haramain, Nahdlatul Ulama-Gerakan Islam Rahmatan Lil’ Alamin.

Anda mungkin juga menyukai