Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“HAKIKAT ETIKA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan
Dosen Pengampu: Riska Yanawati, M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Ina Inayah (2008101060)


2. Mita Permatasari (2008101059)
3. Muplikh Aliq (2008101067)
4. Zuhrotu Safiyah (1908101165)

PAI /B /6

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kita semua. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada
junjungan kita nabi agung Muhammad Saw. Semoga kita senantiasa menjadi
umatnya dan mendapatkan syafaatnya di yaumil qiyamah, amiin ya rabbal alamin.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu penyusunan
makalah ini. Penulis berharap pada penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan
baik, dan semoga Allah Swt. selalu memberikan perlindungan dan karunia-Nya
kepada mereka yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan dari diri
penulis. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca, supaya penulis dalam penyusunan makalah dapat lebih baik
lagi. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, para pembaca, dan
masyarakat umum.

Cirebon, 27 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika ............................................................................................ 3
B. Tugas dan Fungsi Kode Etik Keguruan ........................................................ 5
C. Kriteria Etika ................................................................................................. 8
D. Kedudukan Etika dalam Pendidikan dan Profesi Kependidikan................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline
which can act as the performance index or reference for our control system”.
Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar
yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam
pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia,
etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan
pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum
(common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika
adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri.
Dalam filsafah, etika adalah suatu studi evaluasi tentang perilaku
manusia ditinjau dari prinsip-prinsip moral atau kesusilaan (Ethics in
philosophy is the study and evaluation of human conduct in the light of moral
principles). Etika yaitu tentang filsafat moral mengenai nilai, perilaku dan
yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang benar. Secara singkat dapat
dirumuskan, bahwa Etika adalah suatu sistem prinsip-prinsip kesusilaan atau
moral, yang merupakan “standard” atau norma-norma bertindak bagi orang-
orang dalam suatu profesi, misalnya dalam profesi kedokteran, keguruan, dan
sebagainya.
Etika diartikan sebagai seperangkat prinsip moral yang memebedakan
apa yang benar dan apa yang salah. Etika merupakan bidang normatif, karena
menentukan dan menyarankan apa yang seharusnya orang lakukan atau
hindarkan.1
Setiap manusia melakukan tindakan. Menurut pendapat ini,
pertimbangan etika atau morallah yang menentukan tindakan atau perilaku
1 Choirul Huda, Etika Bisnis Islam, (Jakarta: Majalah Ulumul Qur’an, 1997), h. 64

1
seseorang. Setiap orang akan mempertimbangkan akibat dari tindakannya
apakah baik atau buruk, benar atau salah, berakibat lebih baik atau lebih
buruk, pantas atau tidak pantas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian etika?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi kode etik dalam keguruan?
3. Apa saja kriteria etika?
4. Bagaimana kedudukan etika dalam pendidikan dan profesi kependidikan?
C. Tujuan
Makalah yang disusun oleh penulis didasari oleh beberapa tujuan,
yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian etika.
2. Untuk mengetahui bagaimana tujuan dan fungsi kode etik dalam
keguruan.
3. Untuk mengetahui apa saja kriteria etika.
4. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan etika dalam pendidikan dan
profesi kependidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu
“Ethikos” yang artinya timbul dari suatu kebiasaan. Dimana dalam hal ini
etika memiliki sudut pandang normatif dimana objeknya adalah manusia dan
perbuatannya. Etika juga bisa diartikan sebagai suatu disiplin ilmu yang
menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana tugas atau kewajiban
moral, atau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau nilai moral.

Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika adalah suatu ilmu


yang memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan
manusia. Sedangkan menurut Poerwadarminto, etika adalah ilmu
pengetahuan tentang suatu perilaku atau perbuatan manusia yang dilihat dari
sisi baik dan buruknya yang sejauh mana dapat ditentukan oleh akal manusia.
Dan menurut Satyanugraha mendefenisikan etika sebagai nilai-nilai dan
norma moral dalam suatu masyarakat. Sebagai ilmu, etika juga bisa diartikan
pemikiran moral yang mempelajari tentang apa yang harus dilakukan atau
yang tidak boleh dilakukan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika


diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral. Kemudian Frans Magnis Menambahkan bahwa
etika adalah aturan mengenai sikap perilaku dan tindakan manusia yang hidup
bermasyarakat. Etika ini juga bisa sebagai seperangkat prinsip moral yang
membedakan antara yang baik dari yang buruk.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa etika adalah


suatu ilmu tentang perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan sesama
yang menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan

3
kata lain, etika adalah kewaijban dan tanggungjawab moral setiap orang dalam
berperilaku di masyarakat.

Menurut Bertens ada dua pengertian etika: sebagai praktis dan sebagai
refleksi. Sebagai praktis, etika berarti nilai- nilai dan norma- norma moral
yang baik yang dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan, walaupun
seharusnya dipraktikkan. Etika sebagai praktis sama artinya dengan moral atau
moralitas yaitu apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas
dilakukan, dan sebgainya. Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral.2

Adapun menurut Burhanuddin Salam, istilah etika berasal dari kata


Latin, yakni “ethic, sedangkan dalam bahasa Greek, ethikos yaitu a body of
moral principle or value Ethic, arti sebenarnya ialah kebiasaan, habit. Jadi,
dalam pengertian aslinya, apa yang disebutkan baik itu adalah yang sesuai
dengan kebiasaan masyarakat (pada saat itu). Lambat laun pengertian etika itu
berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
manusia. Perkembangan pengertian etika tidak lepas dari substansinya bahwa
etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah
laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana yang jahat. Istilah lain dari
etika, yaitu moral, asusila, budi pekerti, akhlak. Etika merupakan ilmu bukan
sebuah ajaran. Etika dalam bahasa arab disebut akhlak, merupakan jamak dari
kata khuluq yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, watak, adab, dan
agama.3

Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of


conduct) yang memimpin individu, etika adalah suatu studi mengenai
perbuatan yang sah dan benar dan moral yang dilakukan seseorang.4

Menurut Webster Dictionary, secara etimologis, etika adalah suatu


disiplin ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana tugas
atau kewajiban moral, tau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau nilai

2 K. Bertenz, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 22


3 Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 17
4 Hamzah Ya’kub, Etika Islam: Pembinaan Akhlakul Karimah, (Suatu Pengantar), (Bandung: CV,

Diponegoro, 1993), h. 12

4
moral.5 Etika adalah cabang filosofi yang berkaitan dengan pemikiran dengan
pemikiran tentang benar dan salah. Simorangkir menilai etika adalah hasil
usaha yang sistematik yang menggunakan rasio untuk menafsirkan
pengalaman moral individu dan untuk menetapkan aturan dalam
mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang berbobot untuk bisa
dijadikan pedoman hidup. Satyanugraha mendefenisikan etika sebagai nilai-
nilai dan norma moral dalam suatu masyarakat.Sebagai ilmu, etika juga bisa
diartikan pemikiran moral yang mempelajari tentang apa yang harus dilakukan
atau yang tidak boleh dilakukan. 6

Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral yang memuat


keyakinan ‘benar dan tidak sesuatu’. Perasaan yang muncul bahwa ia akan
salah melakukan sesuatu yang diayakininya tidak benar berangkat dari norma-
norma moral dan self-respect (menghargai diri) bila ia meninggalkannya.
Tindakan yang diambil olehnya harus ia pertangungjawabkan pada diri
sendiri. Begitu juga dengan sikapnya terhadap orang lain bila pekerjaan
tersebut mengganggu atau sebaliknya mendapatkan pujian.7

Etika adalah aturan mengenai sikap perilaku dan tindakan manusia


yang hidup bermasyarakat. Etika ini juga bisa sebagai seperangkat prinsip
moral yang membedakan antara yang baik dari yang buruk. Dalam masyarakat
kita tidak hidup sendiri sehingga harus ada aturan yang dilaksanakan setiap
orang agar kehidupan bermasyarakat berjalan dengan aman, nikmat, dan
harmonis. Tanpa aturan ini, kehidupan bisa seperti neraka, atau seperti di
Rimba yang kuat akan menang dan yang lemah akan tertindas. Maka harus
meningkatkan aspek etikanya dan penegakan kode etik profesi dalam
kurikulum dan dalam menjalankan profesinya. 8

B. Tujuan dan Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan


a. Tujuan Kode Etik Profesi Keguruan:

5 Sofyan S Harahap, Op Cit, h. 15


6 Ibid
7 Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2006), cet.

Ke-1, h. 5.
8 Sofyan S Harahap, OpCit, h. 27

5
Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai
berikut (R. Hermawan S, 1979):

1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi dalam hal ini kode etik
dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau
remeh terhadap profesi yang bersangkutan.
2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan yang di maksud
kesejahteraan disini meliputi baik kesejahteraan batin (spiritual
atau mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi,
kode etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para
anggotanya untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang
merugikan kesejahteraan para anggotanya. Kode etik juga sering
mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota
profesi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.
3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi tujuan lain
kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat
dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu,
kodeetik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan
para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4) Untuk meningkatkan mutu profesi untuk meningkatkan mutu
profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para
anggota profesi selalu berusaha meningkatkan mutu pengabdian
para anggotanya.
5) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi diwajibkan kepada
setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina
organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang
organisasi.
b. Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan

6
Fungsi adanya kode etik adalah untuk menjaga kredibilitas dan nama
baik guru dalam menyandang status pendidik. Dengan demikian, adanya
kode etik tersebut diharapkan para guru tidak melakukan pelanggaran-
pelanggaran terhadap kewajibannya.
Jadi substansi diberlakukannya kode etik kepada guru sebenarnya
untuk menambah kewibawaan dan memelihara image profesi guru tetap
baik.
Sutan Zanti dan Syahmiar Syahrun (1992) secara spesifik
mengemukakan empat fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri.
Keempat fungsi kode etik tersebut sebagai berikut.
1) Agar guru terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, karena sudah ada landasan yang
digunakan sebagai acuan.
2) Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja,
masyarakat, dan pemerintah.
3) Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab pada profesinya.
4) Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas. (Ibid).
Fungsi kode etik seperti itu sesuai dengan apa yang dikemukakan
Gibson dan Mitchel ( 1995: 449 ), yang lebih menekankan pada
pentingnya kode etik tersebut sebagai pedoman pelaksanaan tugas
profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat
pengguna suatu profesi dalam meminta pertanggung jawaban jika ada
anggota profesi yang bertindak diluar kewajaran sebagai seorang
profesional.
Biggs and blocher (1986: 10) mengemukakan tiga fungsi kode
etik, yaitu:
1) Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan
profesi.

7
2) Agar guru bertanggung jawab pada profesinya.Agar profesi guru
terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
3) Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kinerja masyarakat
sehingga jasa profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat
sebagai profesi yang membantu dalam memecahkan masalah dan
mengembangkan diri.
4) Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan
pemerintah secara kurang proporsional. Guru diharapkan mampu
menjalin hubungan harmonis, dinamis, ooperatif, dengan teman
sejawat, siswa, orang tua siswa, pimpinan, masyarakat, dan
dengan misi tugasnya sendiri.
B. Kriteria Etika

Conny R. Semiawan mengemukakan bahwa kopetensi guru


memiliki tiga kriteria yang terdiri dari:

1) Knowledge criteria. Yakni kemampuan intelektual yang dimiliki


seseorang guru yang meliputi kekuasaan materi pelajaran, pengetahuan
mengenai cara mengajar. Pengetahuan mengenai belajar dan tingkah
laku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,
pengetahuan umum.
2) Peformance criteria, adalah kemampuan guru yang berkaitan dengan
berbagai keterampilan dan prilaku, yang meliputi keterampilan
mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran,
bergaul dn berkomunikasi dengan siswa dan keterampilan menyusus
persiapan mengajar atau perencanaan mengajar.
3) Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan
dan kemajuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
C. Kedudukan Etika Dalam Pendidikan Dan Profesi Kependidikan
a. Pengertian Etika Profesional

Profesional adalah merupakan yang ahli dibidangnya, yang telah


memperoleh pendidikan atau pelatihan khusus untuk pekerjaannya
tersebut.Profesional merupakansuatu profesi yang mengandalkan

8
keterampilan atau keahlian khusus yang menuntut pengemban profesi
tersebut untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuaidengan
perkembangan teknologi

b. Etik Guru Profesional

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegasmenyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatanapa yang harus dilakukan dan apa
yang harus dihindari.

c. Kode Etik Guru Indonesia

Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang


pengabdian terhadaptuhan yang maha esa, bangsa, dan negara, serta
kemanusiaan pada umumnya. GuruIndonesia yang berjiwa Pancasila dan
setia kepada Undang-Undang dasar 1945, turut bertanggung jawab atas
terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RepublikIndonesia 17
Agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untukmenunaikan
karyanya dengan memedomani dasar-dasar.

d. Etika Guru Profesional Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pada butir kesembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan


bahwa “Gurumelaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan”. Dengan jelas bahwa dalam kode etik tersebut diatur bahwa
guru di Indonesia harus taat akan peraturan perundang-undangan yang di
buat oleh pemerintah dalam hal iniDepartemen Pendidikan Nasonal.

e. Etika Guru Profesional Terhadap Anak Didik

Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa


guru berbaktimembimbing peserta didik untuk membentuk manusia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Dalam membimbing anak didiknya Ki
Hajar Dewantara mengemukakantiga kalimat padat yang terkenal yaitu Ing

9
ngarso sung tulodo, ing madyo mangunkarso, dan tut wuri handayani. Dari
ketiga kalimat tersebut, etika guru terhadap peserta didik tercermin.
Kalimat-kalimat tersebut mempunyai makna yang sesuaidalam konteks
ini.

f. Etika Guru Profesional terhadap pekerjaan

Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang mulia. Sebagai seorang yang


profesional , guruharus melayani masyarakat dalam bidang pendidikan
dengan profesional juga. Agardapat memberikan layanan yang
memuaskan masyarakat, guru harus dapatmenyesuaikan kemampuan dan
pengetahuannya dengan keinginan dan permintaanmasyarakat.

g. Etika Guru Profesional Terhadap Tempat kerja

Sudah diketahui bersama bahwa suasana yang baik ditempat kerja


akan meningkatkan produktivitas. Ketidakoptimalan kinerja guru antara
lain disebabkan oleh lingkungankerja yang tidak menjamin pemenuhan
tugas dan kewajiban guru secara optimal.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan tersendiri dalam hal
peyebutan etika, yakni “susila” atau “kesusilaan”. Kesusilaan berasal dari
bahasa Sangsekerta, yang terdiri dari dua suku kata yakni su dan sila. Kata su
berarti bagus, indah, cantik. Sedangkan silamemiliki arti adab, kelakuan,
perbuatan adab (sopan santun dan sebagainya), akhlak, moral. Dari dua arti
suku kata tersebut maka dapat disimpulkan bahwa “susila” merupakan suatu
kelakuan atau perbuatan yang baik dan sesuai dengan norma-norma maupun
kaidah yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam agama Islam, etika merupakan bagian dari akhlak. Hal ini
dikarenakan tidak hanya berkaitan dengan perbuatan manusia secara lahiriah
namun juga keterkaitannya dengan akidah, ibadah dan syari’ah oleh karenanya
memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian etika yang
dikemukakan sebelumnya.
Tujuan dari mempelajari etika tersebut adalah untuk mendapatkan
konsep mengenai penilaian baik buruk manusia sesuai dengan norma-norma
yang berlaku. Pengertian baik yaitu segala perbuatan yang baik, sedangkan
pengertian buruk yaitu segala perbuatan yang tercela. Tolak ukur yang
menjadikan norma-norma yang berlaku sebagai pedoman tidak terlepas dari
hakikat dari keberadaan norma-norma itu sendiri, yakni untuk mencipatakan
suatu ketertiban dan keteraturan dalam berpolah tindak laku seseorang dalam
bermasyarakat.
B.Saran
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran bagi
pembaca sangat dibutuhkan supaya kami dapat membuat makah dengan lebih
baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang sudah
membaca.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

K. Bertenz. 2007. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Muhammad Alfan. 2011. Filsafat Etika Islam. Bandung: CV Pustaka Setia

Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Prof. Hamzah B Uno. Profesi Kependidikan Problema, Solusi Dan Reformasi


Pendidikan Di Indonesia, 2008. Jakarta: Bumi aksara. Cet. Ke-3. Halaman
30.

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Hamalik Oemar. 2004.

Aksara.Zen, Zulhendri. 2014. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi. Jakarta:Bumi

Soetjipto. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta

UU SISDIKNAS (UU RI No. 20 Th 2003). Jakarta : Sinar Grafika

Bertens, Kees., ETIKA, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

De Voss, H., Pengantar Etika, Tiara Wacana, Yogya

Magnis-Suseno, Franz, Etika Dasar, 1990, Kanisius, Yogyakarta

Sunoto, 1987, Mengenal Filsafat Pancasila: Pendekata melalui Metafisika,


Logika dan Etika, Hadinata, Yoyakarta

Achmad Charis Zubai, 1987, Kuliah Etika, Rajawali, Jakarta

13
14

Anda mungkin juga menyukai