Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SOSIOLOGI KELUARGA

Disusun Oleh kelompok : 1

Viona rahmanda (18070027)

Afrillah Handayani ( 18070016)

Dosen Pembimbing :

Yenita Yatim S. Sos, M,Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG, 2020
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum….. Wr. Wb
                 Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan topik besar
yaitu “Konsep Dasar Sosiologi Keluarga” yang dimana makalah ini sebagai tugas kami dalam
menempuh mata kuliah Sosiologi Keluarga.
                 Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai
menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai Konsep Dasar Sosiologi Keluarga itu
sendiri. Sehingga kita dapat mengimplementasikan dalam kehidupan kita di dalam keluarga itu
sendiri maupun  bagaimana posisi dan peran kita di dalam keluarga tersebut.
                 Kami sebagai penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah yang
kami susun, terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
sebagai penulis adanya krtitik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
makalah selanjutnya. Sekian dan terimakasih
Wassalamu’alaikum…..Wr. Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..1
A.    Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………………….1
C.     Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………………….  1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………2
A.    konsep Sosilogi Keluarga ……………………………………………. …...2
B.     Objek Sosiologi Keluarga ………………………………………………….3
C.     Metode Sosiologi Keluarga ………………………………………………...5
D.    Perkembangan Sosiologi Keluarga ………………………………………  8
BAB III PENUTUP …………………………………………………………..10
A.    Kesimpulan ………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
                  Sosiologi, sebagai salah satu bidang ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan
interaksinya, memiliki banyak aspek yang harus digali. Untuk memperdalam pengetahuan serta
pemahaman kita mengenai salah satu cabang sosiologi yakni sosiologi keluarga, perlu adanya
analisis teoritis (theoretical analysis) yang membahas masalah lembaga/ institusi keluarga dan
secara khusus membahas masalah jumlah dan perbedaan umur anak, latar belakang suku, tingkat
ekonomi dan pendidikan, serta komunikasi dan interaksi keluarga dengan masyarakat dan
budaya sekitarnya.
                  Keluarga, dalam perspektif antropologi budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat
dengan konsep kekerabatan. Kita mengetahui bahwa Indonesia dengan beraneka ragam suku dan
budayanya memiliki tiga mazhab besar sistem kekerabatan : Sistem patrilineal, matrilineal, dan
bilateral. Ketiga sistem ini membentuk suatu hubungan yang akhirnya menjadi lembaga keluarga
secara utuh.
                  Jika kita analisis dalam perspektif sosiologi, keluarga sebagai lembaga memiliki
peranan dalam interaksi sosial di masyarakat.Bagaimana peran institusi keluarga dalam
membentuk suatu interaksi sosial kami analisis secara gamblang dalam makalah ini.
2.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Apa yang dimaksud dengan sosiologi keluarga ?
b.      Apa saja objek kajian dari sosiologi keluarga ?
c.       Bagaimana metode sosiologi keluarga ?
d.      Bagaimana perkembangan sosiologi keluarga ?
3.      Tujuan Penulisan Makalah
a.       Untuk mengetahui apa itu sosiologi keluarga
b.      Untuk mengetahui metode – metode dalam sosiologi keluarga
c.       Untuk mengetahui perkembangan sosiologi keluarga
BAB ll

PEMBAHASAN

A.    Pengertian keluarga dan Sosiologi Keluarga.


            Kata Soisologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “socius” yang artinya kawan atau teman
dan “logos” berarti ilmu, jadi sosiologi berarti pengetahuan tentang perkawanan atau pertemanan
. Pengertian tersebut kemudian di perluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pengetahuan hidup
manusia dan masyarakat. (Syafruddin & Hairil Wadi, 2014:2)
            Keluarga secara harfiah berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “kulawarga”. Kata Kula
berarti “ras” dan warga yang berarti “anggota”. Jadi, keluarga adalah kumpulan dari ras. Dengan
kata lain, keluarga adalah anggota dari lingkungan yang terdiri dari beberapa orang yang masih
memilki hubungan darah. (Sunaryo, 2014:53)
            Setelaah mengetahui asal kata dari keluarga, disini beberapa definisi keluarga yang di
kemukakan oleh beberapa ahli yaitu :
1. Menurut Bailon & Maglaya (1989) mengungkapkan  bawha keluarga adalah dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
2. Menurut Duvall & Logan (1986). Ia menyebutkan bahwa keluarga adalah sekumpulan
individu dalam ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujian mencipatkan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial
dari setiap anggotanya.
3.  Menurut Effendy (1998) menyebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil masyarakat, yang
terdiri atas dua orang atau lebih.
4.  Menurut Allender, et al. (1998) mengungkapkan bahwa keluarga adalah satu atau lebih
individu yang tinggal bersama sehingga mempunyai ikatan emosional yang dapat
mengembangkan peran dan tugas masing-masing.
Dan dari sini lah sosiologi berusaha mejelaskan hubungan antarmanusia dan dampak yang
timbulkan dari hubungan itu. Dalam perkembangan itu istilah kawan dalam kajian sosiologi
cakupanya sangat luas. Kawan dalam kajian sosiologi dapat pola berakti lawan. Misalnya dalam
dunia pendangan. Seorang yang mempunyai lawan sebagai persaingan usaha dalam berdagang.
Kedua pedagang tersebut dalm sosiologi disebut kawan karena keduanya menjalin hubungan
sekalipun dalam bentuk persaingan.
Hubungan antara manusia dan manusia semakin jelas dan menjadi lebih penting bagi sosiologi
apabila terjadi dalam kelompok manusia atau lingkungan suatu kelompok.
Contohnya seperti keluarga, rukun tentangga, rukun warga, Negara, dn seterusnya. Oleh karena
itu banyak ahli sosiologi mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempeajari hubungan-hbungan manusia dalam kelompok atau scien tifie studyof human
relationship in group.
Meskipun istilah sosiologi lebih popular dan berkmbang lebih besar di benua Eropa dan
amerika , emborionya telah lama lahir dan di kembangkan olejh ibnu khaldun pada empat Bdd
sebelumnya comte lahir. Kenyataan ini setidaknya didukung oeh peryataan ibnu khaldun sendiri
tentang kraktristik manusia.ia mengatakan bahwa manusia memiliki krakter khusus yaitu

- makluk bermasyarakat

-makluk berakal

-makluk politik

-dan makluk ekonomi

Kalau demikian apa sesungguhnya sosiologi itu? Banayak pakar sosiologi mencoba merumuskan
defenisi sosiologi. Walaupun satu sama lain berbea, secara substansi pertanyaan mereka
bermuara paa suatu kesimpulan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang membicarakan
masyarakat.

B. Objek Kajian Sosiologi

Objek kajian sosioogi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan anatara manusia dan
proses yang timbul dari hubungan manusia tersebut di dalam masyaraka.demikian pula terhadap
sosioogi keluarga memeroti anggota keluarga pada aspek perbuatan yang dilakukan dan
hubungan yang ditimbulkan dari perbuatan itu.
Seseorang sosiologi keluarga mungkin juga menaruh perhatian besar pula nilai ideal dan norma
yang diturunkan anatragenerasi untuk dijadikan suatu unsure kebudayaan yng penting dalam
sebuah keluarga

Pergentian keluarga yang dimaksud disini mengacu pada dimensi yudaris dan sosiologi seaca
yudaris, sesorang yang teah melangsungkan perkawnan dengan mengikuti aturan hukum yyang
beralku dapat dikatakan sebagai keluarga. Namun secara sosiologis seorang yang tidak
melangsungkan perkawinan hanya berkumpul babas( free, sex, kumpul ) dapat juga disebut
keluarga,

Objek kajian keluarga dalam sosiologi dititik beratkan pola aspek:

1.      Pola hubungan dalam keluarga


Kata hubungan dalam konsep sosiologi dapat dijelaskan melalui interaksi social. Setiap
individu dalam keluarga saling berinteraksi satu sama lain dengan anggota keluarga maupun
dengan lingkungan social lainnya. Dengan interaksi social itu, setiap individu tersebut dan antara
individu dan lingkungan sosialnya membentuk kerja sama, persaingan, bahkan bisa berupa
pertentangan.
Dalam teori sosiologi dijumpai beberapa bentuk kerja sama, yaitu :
a.       kerja sama spontan
b.      kerja sama langsung
c.       kerja sama kontrak
d.      kerja sama tradisional
Persaingan mempunyai dua tipe umum, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan tidak
pribadi.Yang bersifat pribadi misalnya persaingan antara individu dan individu dalam keluarga,
baik untuk mendapatkan pengaruh dan kedudukan atau mendapat simpati dari anggota keluarga
lainnya.Adapun persaingan yang bersifat pribadi biasanya dilakukan melalui dua
kelompok.Persaingan misalnya dapat terjadi antara keluarga Ahmad dan keluarga Imran dalam
mendidik anaknya agar menjadi anak yang berprestasi di sekolahnya.
Pertentangan terjadi dalam keluarga karena dalam individu terdapat perbedaan ciri-ciri
fisik, emosi, dan pola perilaku.Perbedaan ini dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga
menjadi suatu pertentangan.Salah satu penyebab pertentangan adalah adanya perbedaan
kepentingan.
2.      Sistem keluarga
            Sistem Keluarga. Yang dimaksud sistem keluarga disini meliputi proses pembentukan
keluarga (sistem pelamaran dan perkawinan), membina kehidupan dalam keluarga (hak dan
kewajiban suami, isteri, dan anak), pendidikan, dan pengasuhan anak, putusnya hubungan
keluarga dan pengaturan harta apabila seseorang meninggal.
3.      Pola-pola keluarga.
Pola keluarga merupakan objek kajian sosiologi keluarga yang meliputi :
a.       besar kecilnya keluarga
b.      organisasi keluarga
c.       aktivitas keluarga
d.      nilai-nilai keluarga
4.      Faktor eksternal keluarga
            Factor eksternal meliputi seluruh lingkungan di luar keluarga. Factor-faktor tersebut
dikaji, karena satu sama lainsaling memiliki hubungan pengaruh dan timbal balik. Faktor-faktor
tersebut ialah :
a.       kedudukan social ekonomis
b.      lingkungan social (pendidikan, tempat bekerja dan sebagainya)
c.       lembaga-lembaga sosial

C. Metode Sosiologi Keluarga

 Setiap ilmu pengetahuan memiliki metode tertentu yang dipergunakan untuk menyelidiki
objeknya. Demikian pula, metode untuk menyelidiki keluarga. Untuk kepentingan ini sosiologi
keluarga mempunyai tata cara tertentu dalam mengkaji objeknya.
1.  Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan
            Dalam jurnal Eko setyanto vol 3, No 1: 42 menurut Westley dalam Wimmer dan
Dominick (1983:90) menjelaskan bahwa Eksperimen Laboratorium, peneliti membawa subyek
penelitian kelaboratorium, sedanglan Eksperimen Lapangan peneliti mendatangi subyek
penelitian
            Jadi penelitian laboratorium, subjek orang dikumpulkan di dalam suatu tempat atau
laboratorium kemudian diberi pengalaman sesuai dengan yang diinginkan peneliti kemudian
dicatat dan ditarik kesimpulan.Sedangkan eksperimen lapangan adalah pengamatan yang
dilakukan di luar laboratorium di mana peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru
kepada objek secara umum kemudian diamati hasilnya dan ditarik kesimpulannya.
2.   Metode evaluasi
            Metode ini biasa dilakukan untuk mengukur keefektifan suatu program kegiatan dengan
tujuan untuk melihat keberhasilan program melalui pengetahuan yang ilmiah.Misalnya, tentang
evaluasi pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam sistem pendidikan
nasional kita.Biasanya dalam penelitian evaluasi ini banyak menggunakan variabel yang harus
dikendalikan dan tidak mudah karena sering kali antara hasil kesimpulan yang ada dengan
kenyataannya berbeda. [3]
3.      Metode kuantitatif dan kualitatif
a.       Metode kuantitatif
            Metode kuantitatif adalah metode menggunakan angka-angka yang kemudian diolah dan
diwujudkan dalam bentuk statistik, seperti skala, tabel, indeks, dan lainnya.Metode kuantitatif
mencakup dua metode berikut.
1)    Metode statistik, adalah metode dalam sosiologi yang bertujuan untuk menelaah gejala-gejala
sosial secara matematis. Penerapan metode ini yang paling sederhana adalah teknik enumerasi
(penghitungan). Jawaban pertanyaan responden disusun dalam bentuk tabel sehingga diketahui
hasilnya secara kuantitatif.
2)   Metode sosiometri, adalah suatu metode pengumpulan data serta analisi data mengenai
pilihan, komunikasi, dan pola interaksi antar-individu dalam kelompok, (Bagong Suyanto &
Sutinah,  2005:227)
b.    Metode kualitatif
            Metode kualitatif dapat di artikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif
mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingakah laku dapat di amati dari orang-orang
yang di teliti (Taylor & Bogdan, 1984:5). Yang termasuk metode kualitatif adalah sebagai
berikut:
1)     Metode historis, adalah metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa pada
masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
2)     Metode komparatif, adalah metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-
macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai
petunjuk perilaku suatu masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa depan. [4]
3)  Metode studi kasus, adalah metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat
setempat, lembaga-lembaga, maupun individu-individu. Alat-alat yang dipergunakan oleh
metode studi kasus adalah misalnya wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan
(questionnaires), dan daftar pertanyaan-pertanyaan (schedules), dan lain-lain.
4.   Metode induktif dan deduktif
            Metode induktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah umum dengan
mempelajari gejala yang khusus.Metode deduktif adalah metide yang digunakan untuk
memperoleh kaidah khusus dengan mempelajari gejala yang umum.
5.   Metode survei lapangan
            Metode ini dilakukan untuk memperoleh data yang ada di lapangan atau masyarakat
secara langsung. Data diperoleh melalui angket, wawancara, ataupun observasi secara langsung/
Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah menentukan populasi  yang hendak diteliti, sekaligus
menentukan sampel objek penelitian, membuat instrumen (angket) dengan bahasa yang dapat
dipahami objek, melakukan pendekatan sosial, dan persiapan lainnya.
6.    Metode partisipasi
            Metode ini digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang kehidupan
kelompok.Peneliti berbaur dalam kehidupan kelompok sambil melakukan pengamatan atau
kegiatan penelitiannya tanpa mengungkapkan identitas sebagai peneliti.Peneliti tidak boleh
terlibat secara emosional terhadap kelompok yang ditelitinya. Hal itu akan menyebabkan peneliti
kehilangan jejak tentang apa yang dicari dalam penelitian itu.
7.    Metode empiris dan rasionalistis
            Metode empiris berdasarkan pada fakta yang ada dalam kehidupan masyarakat.Metode
rasionalistis berdasarkan pada pemikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah sosial
kemasyarakatan. [5]
8.    Metode fungsionalisme
            Metode ini bertujuan untuk meneliti kegunaan-kegunan lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode tersebut berpendirian pokok
bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal-balik yang saling
pengaruh-mempengaruhi, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri terhadap masyarakat
(Soekanto, 1986: 38).
9.   Metode studi pustaka
            Metode dengan mengumpulkan data atau keterangan melalui literatur di
perpustakaan.Kelebihan dari metode ini yaitu dapat memperoleh banyak sumber tanpa
memerlukan banyak biaya, tenaga, dan waktu karena buku-bukunya terkumpul di dalam ruangan
perpustakaan.Akan tetapi, yang menjadi kekurangannya adalah dibutuhkan kepandaian peneliti
untuk mencari buku-buku yang relevan agar dapat dipakan sebagai sumber perolehan data dalam
penelitian tersebut. [6]

D. Perkembangan Studi Sosiologi Keluarga

Studi tentang keluarga perkotaan mulai menarik perhatian sosiolog sejak abad ke-19. Pada masa
ini study keluarga kota menekankan pada perkembangan pranata keluarga. Pada saat itu banyak
tentang sistem keluarga yang diperkenalkan. Selain itu, pandangan sosiologi diwarnai pandangan
social darwinisme yang mempunyai dua ciri yaitu : unilinear,suatu paham bahwa semua
peredaban tumbuh melalui fase perkembangan yang sama menuju era yang sama. Demikian pula
keluarga, sisitim keluarga akan menuju pada bentuk yang sama yaitu monogami. Dan ciri kedua
social darwinisme terletak pada analisisnya yang senantiasa mempertentangkan dua kutub yang
dibentuknya sendiri, yaiutu perbedaan antara kaum yang beradap dan primitive, modern, dan
tradisional, serta desa dan kota.

            Namun, pada paruh pertengahan abad ke-19  dab awal abad ke-20, studi tentang keluarga
beralih tekanan, yaitu pada masalah-masalah social yang dikaitkan dengan perubahan keluarga.
Tokoh yang penting dalam abadb ini adalah Frederic Le Play (1860-1882). Konsep penting dari
Le Play sebagaimana dikatakan oleh Nisbet bahwa perubahan keluarga dirumuskan oleh tiga tipe
yaitu the patriacal , the unstable of nuclear family, dan the steam family. [7]
            Le play dengan karyanya Les Owvier Europeans ( The European workers, 1855 )
dianggap sebagai tokoh konservatif karena dia selalu menentang ide – ide yang terkandung
dalam industrialisme dan revolusi Perancis seperti demokrasi sekularisasi dan teknologi.
Sebaliknya, ia justru mempertahankan tradisi abad pertengahan. Engels sebagai tokoh kedua
pada abad ke-19, dalam karyanya the origin family, private property and the state, dianggap
mewkili tokoh radikal memiliki kesamaan pandangan dengan Le Play. Konsepnya yang dalam
atudi perubahan keluarga adalah privatization of the family memperlihatkan adanya persamaan
dengan pandangan konservativme.Oleh karena itu dua tokoh ini merasa cemas menyaksikan
hlangnya kekuasaan keluarga, gereja dan kerukunan hidup. Ia bereaksi keras terhadap gereja
yang disebutnya sebagai ato mistik family ( keluarga terpisah) karena desakan teknologi,
industrialisasi, dan pembagian kerja.
            Pada abad ke-20 tokoh-tokoh baru muncul, sebut saja misalnya, Carla Zimmerrman,
pendukung pandangang Le Play.Dalam  pandangannnya, keluarga mengalami bebarpa
pergesaran. Ia menggunakan  Crydical theory (teori perputaran siklus) dalam mengkaji keluarga
mula-mula keluarga berada dalam bentuk keluarga perwalia, keluarga rumah tangga, danm
keluarga terpisah.
            Dalam keluarga perwalian, dominasi negara atas keluarga masih sangat lemah.Oleh
karena itu, keluarga bertanggung jawab untuk mengawasi para anggtanya.Dalam keluarga rumah
tanffa, fungsi keluarga sebagian besar sudah diambil alih oleh negara.Itulah sebabnya keluarga
yang atomistic kekuasaannya menjadi sangat terbatas karena dominasi negara yang semakin
kuat. Proses per
ubahan ini akan terus berlanjut pada setiap fase sejarah yang dimulai pada zaman yunani,
romawwi, dan masa sekarang.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
              Sosiologi Keluarga adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji tentang realitas
sosiologis dan interaksi, pola, bentuk dan perubahan dalam lembaga keluarga, yang juga
berpengaruh pada perubahan atau pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan sistem dalam
keluarga terhadap masyarakat secara umum
sosiologi berusaha mejelaskan hubungan antarmanusia dan dampak yang timbulkan dari
hubungan itu. Dalam perkembangan itu istilah kawan dalam kajian sosiologi cakupanya sangat
luas. Kawan dalam kajian sosiologi dapat pola berakti lawan. Misalnya dalam dunia pendangan.
Seorang yang mempunyai lawan sebagai persaingan usaha dalam berdagang. Kedua pedagang
tersebut dalm sosiologi disebut kawan karena keduanya menjalin hubungan sekalipun dalam
bentuk persaingan.
Hubungan antara manusia dan manusia semakin jelas dan menjadi lebih penting bagi sosiologi
apabila terjadi dalam kelompok manusia atau lingkungan suatu kelompok.
Contohnya seperti keluarga, rukun tentangga, rukun warga, Negara, dn seterusnya. Oleh karena
itu banyak ahli sosiologi mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempeajari hubungan-hbungan manusia dalam kelompok atau scien tifie studyof human
relationship in group.
              Secara sosiologis pun mengartikan bahwa keluarga adalah sebagai suatuikelompok dari
orang  yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, yang saling
berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan social bagi
suami, istri, anak-anaknya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan
kebudayaan bersama
              Jadi pada hakekatnya keluarga merupakan hubungan seketurunan maupun tambahan
(adopsi)  yang diatur melalui kehidupan perkawinan bersama, searah dengan keturunan-
keturunan mereka yang merupakan suatu satauan khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Syafruddin & Wadi, K. (2014). Penganter sosiologi, Mataram : FKIP UNIVERSITAS


MATARAM
Soekanto, S. (1982). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Soemanto. sosiologi keluarga, modul 1
Setyanto Eko. Memperkenalkan kembali metode ekperimen dalam kajian  komunikasi. Vol 3. No
1. Juni 2065 37-48.
prof.dr.soerjono soekarto, S.H. sosiologi keluarga
http://sosiologunand.blogspot.co.id/2014/02/konsep-konsep-dasar-sosiologi-keluarga.html  21:1
6   25/03/2017
jurnal sosiologi keluarga musawa, Vol. 6 No 2 desember 2014 : 287-322

Anda mungkin juga menyukai