Anda di halaman 1dari 10

SIMBOL PADA SISTEM KEKERABATAN

Makalah Untuk Mata Kuliah Antropolinguistik

Dosen Pengampu:

Muhammad Hafiz Assalam,S.S.,M.A.

Disusun Oleh

Kelompok 4:

Eka Minarni NIM 2173210004

Lusiana Sari NIM 2172210011

Hanifah Handayani NIM 2173210008

Sastra Indonesia A 2017

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas khadirat Allah SWT. karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dalam mata kuliah Antropolinguistik. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas rutin. Penulis sangat berharap makalah ini dapat menambah
wawasan serta pengetahuan kita.
Penulis menyadari bahwa makalah ini mungkin belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 22 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


A. LatarBelakang................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan............................................................... 1
C. Manfaat Penulisan............................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 2


A. Pengertian Sistem Kekerabatan...................................... 2
B. Simbol Pada Sistem Kekerabatan................................... 2

BAB III PENUTUP ............................................................................ 6


A. Kesimpulan........................................................................ 6
B. Saran................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada tingkat pertama dalam proses perkembangan


masyarakatdankebudayaannya, manusia mula-mula hidup mirip sekawan hewan
berkelompok, priadan wanita hidup bebas tanpa ikatan. Kelompok keluarga inti
sebagai inti masyarakatkarena itu juga belum ada. Lama- lama manusia sadar
akan hubungan antara seorang ibudan anak-anaknya, yang menjadi satu kelompok
keluarga inti karena anak-anakhanya mengenal ibunya, tetapi tidak mengenal
ayahnya.Dalam kelompok seperti ini ibulah yang menjadi kepalakeluarga.
Perkawinan antara ibu dan anak yang berjenis pria di hindari, sehingga
timbullahadat eksogami. Kelompok ibu, dengan ini telah mencapai tingkat dalam
prosesperkembangan kebudayaan manusia.
Sistem kekeluargaan merupakan salah satu segi dari kebudayaan
bermacam-macampengelompokan. Manusia sejak dilahirkan telah langsung
termasuk dari bagiansatu jenis kelompok yang terdapat di mana- mana atau yang
universal sifatnya yaitukeluarga.Keluarga-keluarga itu mendiami daerah tertentu
dan bersama dengan kelompokkeluarga lain tinggal berdekatan. Dari persebaran
daerah itu, maka munculah kebudayaandalam segi kekerabatan yaitu suatu
keluarga dengan keluarga yang lainnya di suatu daerahyang berbeda-beda.

B. Tujuan Penulisan
Adapuntujuanpenulisandarimakalahiniadalahsebagaiberikut:
1. Untuk mengetahui pengertian sistem kekerabatan.
2. Untuk mengetahui simbol pada sistem kekerabatan.

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalahmenambah wawasan
tentang simbol pada sistem kekerabatan serta membantu dalam perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Antropolinguisti

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kekerabatan

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur


sosial. Sistem kekerabatan suatu masyarakat dapatdipergunakan untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.Kekerabatan
adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang
memilikihubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri
atas ayah, ibu, anak,menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan
seterusnya. Struktur-strukturkekerabatan mencakup kekeluargaan dan bentuk
kelompok yang merupakan perluasankeluarga seperti suku atau klen.
Ikatan diantara orang yang bukan kerabat melahirkan banyak macam
bentuk pengelompokanmulai dari “persaudaraan sedarah” sampai persahabatan
semacam “perkumpulan”. Umur danikatan yang terbentuk karena keinginan
sendiri termasuk kedalam kategori bukan kerabat.Kekerabatan atau kekeluargaan
merupakan hubungan antara manusia yang memilikiasal usul silsilah yang sama,
baik melalui keturunan biologis sosial maupun budaya. Dalambahasa Indonesia
ada istilah sanak saudara, kaum kerabat, ipar-bisan, yang dapat diartikandengan
kata family. Kata family berasal dari bahasa Belanda dan Inggris yang sudah
umumdipakai dalam bahasa Indoneisa sehingga dapatlah dikatakan ia telah di
Indonesianisasi.

B. Simbol Pada Sistem Kekerabatan


1. SistemKekerabatan Amerika
Schneider (1968) mengemukanan kekerabatan tidak dari sisi
fungsional tetapi dari sisi simbolis, yaitu dari simbol budaya. Ia
memandang kekerabatan sebagai sistem simbol kekerabatan Amerika.
Kekerabatan tidak memberikan perhatian kepada seperti tingkatan
perkawinan, perceraian, atau kelahiran, komposisi rumah tangga, atau

2
variasi kelas namun lebih meniti beratkan hubungan-hubungan
sosialemosionaldalamkekerabatan.
Teori kinship/sistemkekerabatanyang  berdasar pada
genealogis/hubungan darah, garis keturunan, dan hubungan keluarga
merupakan ilusi etnosentrik yang dibangun oleh orang-orang eropa dan
Amerika utara secara budaya, merupakan suatu proyeksi obsesi kultural
mereka, karena seperti konsep keluarga ayah, ibu, dan anak tidak bersifat
universal  sehingga dengan konsep kekerabatan ini sebagai konsep
dekontruksi terutama tentang teori sistem kekerabatan. Misalnya seperti
konsep keluarga tidak harus bapak ibu dan anak seperti yang kita ketahui.
Kenyataannya dalam suku-suku atau peradaban tertentu, konsep keluarga
bisa jadi hanya ibu dan anak, atau bapak ibu anak dan saudara-saudara
yang lain. Bukan fungsi bapak dan ibu tetapi simbol-simbol orang tua atau
bapak ibu yang ada dalam anggota keluarga lain atau ke orang lain yang
bisajaditidaksedarah.
Teori ini menitik beratkan kajian atau gagasannya bukan kepada
garis genealogis atau garis hubungan darah seperti yang kita kenal.
Misalnya konsep keluarga adalah ayah ibu dan anak karena hubungan
sedarah yang ditularkan. Kenyataannya ada makna dan peran yang
menekannya tidak mesti dilihat secarageneologisatausedarah.
Dalam kinship atau kekerabatan yang ada di Amerika bahwa
sistem kekerabatan atau keluarga di Amerika tidaklah selalu genealogis.
Keluarga di Amerika lebih banyak dibangun atas dasar makna atau simbol
seseorang dalam keluarga berdasarkan simbol-simbol budaya yang
dibangun oleh masyarakat itu.
Contohnya, Jika kita masyarakat Indonesia melihat bahwa yang
namanya keluarga haruslah ada ayah ibu dan anak. Dan yang namanya
anak dalam konsep mayoritas masyarakat Indonesia adalah anak keturunan
langsung dari ayah ibunya. Jika ia bukan anak turunan langsung, atau anak
lahir maka ia tetap disebut anak namun ada sebutannya yaitu anak angkat,
atau juga biasanya dalam beberapa budaya kelompok etnis tertentu disebut

3
anak ambil, anak pungut, atau apa saja yang klasifikasinya dibedakan
dengan anak lahir dari ayah ibunya.  Dalam masyarakat US, tidak
mengenal secara kaku seperti itu. Bukannya mereka tidak perduli terhadap
anak sendiri atau anak angkat, namun mereka lebih menitikberatkan
kepada simbol sianak dan peran dalam keluarga. Jadi mereka tidak terlalu
memperdulikan apakah itu anak yang lahir dari rahim mereka atau tidak.
Jadi jangan heran misalnya ketika banyak keluarga di US mempunyai anak
angkat yang berbeda ras. Masyarakat tidak mempermasalahkan dan
mengunjingkannya. Mereka menerima anak itu sebagai bagian dari
keluarga. Yang penting bahwa simbol  mereka dalam keluarga adalah
sebagai anak dengan fungsi dan perannya dalam keluarga. Simbol ini
tergantung dari bagaimana masyarakat membacanya. Gagasan atau ide apa
yang ada dibalik itu. Dan itu bisa berubah bagaimanA cara dan siapa yang
menafsirkannya.
Dapat dikatakan bahwa kekerabatan Amerika adalah upaya
pertama untuk melihat sistem kekerabatan  secara sistematis dengan
melihatnya sebagai suatu sistem simbol dan makna, dan bukan hanya
sebagai jaringan fungsional saling peran keluarga. Sistem kekerabatan atau
keluarga di Amerika adalah suatu sistem simbol budaya. Jadi tiap
kebudayaan punya sistem kekerabatan yang berbeda,
tidakharussehubungansedarah.

2. SistemKekerabatan Indonesia
Negara Indonesia mengenal dua jenis sistem kekerabatan, yakni
patrilineal dan matrilineal. Patrilineal berasal dari dua kata bahasa latin,
yaitu pater yang artinya ayah, dan linea yang berarti garis. Jadi, patrilineal
berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ayah. Penganut
adat patrilineal di Indonesia antara lain adalah suku Batak, suku rejang dan
suku Gayo. Sedangkan dari luar negeri ada bangsa Arab yang
menganutsistemini.

4
Matrilineal berasaldari kata mater yang artinya ibu dan linea yang
artinya garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang
ditarik dari pihak ibu. Penganut adat matrilineal di Indonesia
diantaranyasukuMinangkabau dan dariluar yang menganut sistem
iniadalahsuku Indian.
Antara sistem keturunan yang satu dengan yang lain dapat berlaku
dalam bentuk percampuran atau pergantian sistem, hal ini dikarenakan
adanya hubungan perkawinan. Suatu masyarakat yang menganut sistem
patrilineal dan matrilineal mengenal bentuk perkawinan eksogami yakni
prinsip perkawinan yang mengharuskan orang mencari jodoh di luar
lingkungan sosialnya, seperti di luar lingkungan kerabat, kelompok adat,
golongan sosial, dan lingkungan pemukiman.
Sistem patrilineal masyarakat Batak Tobamenganggapperkawinan
eksogami ini berbentuk perkawinan jujur yang mana pihak laki-laki
menarik pihak perempuan untuk masuk ke dalam klan (kelompok) nya
disertai dengan pemberian barang-barang bernilai kepada pihak
perempuan sebagai pengganti kedudukan perempuan
tersebutdalamklannya (perempuan).
Sedangkandalamsistem matrilineal suku Minangkabau, berbentuk
kawin bertandang (dimana kedudukan pria hanya sebagai tamu dan tidak
berhak atas anaknya serta harta benda dalam rumah tangga), kawin
menetap (suami istri tinggal dalam satu rumah dan
membentukkeluargasendiri)dan kawinbebas (setiap orang bebas memilih
pasangannya masing-masing tanpa terikat kondisi khusus yaitu hukum
adat dalam kelompok). Kawin bebas berlaku bagi mereka yang telah
melakukan perpindahan tempattinggalataubermigrasi.
Sistemkekerabatan patrilineal dan matrilineal menonjolkansimbol
yang tegasyakniberupamarga. Dimana pada patrilineal margaakanmelekat
dan berpengaruhterhadaplaki-laki, dan sebaliknyauntuksistem matrilineal.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kekerabatan atau kekeluargaan merupakan hubungan antara manusia yang


memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis sosial
maupun budaya.Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa
keluarga yang memilikihubungan darah atau hubungan perkawinan.

Sistem kekerabatan patrilineal dan matrilineal menonjolkan simbol yang tegas


yakni berupa marga. Dimana pada patrilineal marga akan melekat dan
berpengaruh terhadap laki-laki, dan sebaliknya untuk sistem matrilineal.

B. Saran

Makalah ini cocok sebagai bahan bacaan dan referensi tentang simbol pada
sistem kekerabatan. Namun untuk menambah wawasan tentang materi tersebut
diperlukan jurnal ataupun bahan bacaan lain sebagai pembanding.

6
DAFTAR PUSTAKA

Schneider,David. 1968. American Kinship: A Cultural Account

https://etnobudaya.net/2013/05/09/david-schneider-dan-kekerabatan/amp/

https://www.academia.edu.sistemkekerabatan

https://en.wikipedia.org/wiki/Kinship

https://www.kompasiana.com/honey95t/54fd224fa33311043d50f8b7/mengenalsis
tem-kekerabatan-patrilineal-dan-matrilineal

Anda mungkin juga menyukai