Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA BANJAR

“Sastra Banjar Dan Ruang Lingkupnya”

DISUSUN OLEH :

Anggun Pertiwi 2020.12.1379

Alfianor 2020.12.1388

Milda Fitriani 2020.12.1360

Riyen Andri Amanda 2020.12.1351

Dosen Pengampu : Siti Haryawati, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PARIS BARANTAI
KOTABARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
denganlimpahan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Sastra Banjar”

Dengan terselesainya makalah ini kami berharap, agar setelah membaca


dan mempelajari makalah ini bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dan
sebagaimana tertera dalam tujuan pembuatan makalah ini

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini dan kami mengharapkan segala masukan baik berupa
kritik maupun saran demi tersempurnanya makalah ini.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang


pengertian transplantasi jaringan yang sangat diperlukan untuk mendapatkan
wawasan dalam melanjutkan proses pembelajaran yang lebih efektif.

Kotabaru,6 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANT................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
BAB II Pembahasan........................................................................................................... 2
A.Definisi Sastra Banjar............................................................................................. 2
B.Definisi Prosa banjar.............................................................................................. 5
C.Definisi Dongeng Banjar........................................................................................ 6
D.Definisi Fabel......................................................................................................... 9
BAB III Penutup................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan........................................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra Banjar adalah semua jenis karya sastra yang dilisankan atau dituliskan
dalam bahasa Banjar oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.Sastrawan
Banjar adalah siapa saja yang mampu melisankan atau menuliskan salah satu jenis
karya sastra berbahasa Banjar kapan saja (pada masa lalu, masa kini, atau pada
masa yang akan datang), dan di mana saja (tidak mesti di Kalsel).

Dari sekian banyak definisi sastra Banjar dan sastrawan Banjar yang telah
dirumuskan orang selama ini, pemakalah memilih versi sebagaimana yang
dikutipkan di atas.Pemakalah berpendapat definisi itulah yang paling tepat dipilih
dalam kaitannya dengan kepentingan strategi kebudayaan.

Sastra Banjar meliputi semua jenis karya sastra, tidak dibedakan antara yang
bergenre lama dengan yang bergenre baru.Tidak dibedakan antara yang lisan
(sastra lisan) dengan yang tertulis (sastra tulis). Tidak dibedakan berdasarkan latar
belakang apa siapa sastrawannya (antara yang anonim dengan yang nonanonim,
atau antara yang bersuku Banjar dengan yang bukan bersuku Banjar). Tidak
dibedakan berdasarkan kurun waktu pelisanannya atau penulisannya (pada masa
lalu, masa kini, atau pada masa yang akan datang). Tidak dibedakan berdasarkan
lokasi pelisanan atau penulisannya (di Kalsel atau di luar Kalsel).Hanya satu
syarat yang wajib dipenuhi, yakni berbahasa Banjar.Siapa saja berhak diakui atau
mengakui dirinya sebagai sastrawan Banjar jika yang bersangkutan mampu
melisankan atau menuliskan salah satu jenis karya sastra berbahasa Banjar di
mana saja, dan kapan saja.

B.   Rumusan Masalah
 Apa definisi dari sastra banjar?
 Apadefinisi Dari prosa?
 Apa definisi dari dongeng?
 Apa definisi Dari fabel?
BAB II
PENDAHULUAN

A. Definisi dari Sastra Banjar

Menurut Tajuddin Noor Ganie (2006:4) para cerdik pandai di kalangan etnis Banjar


di Tanah Banjar (Kalimantan Selatan) masih saling adu argumentasi mengenai definisi
sastra Banjar yang paling pas. Dalam tulisannya di rubrik Opini SKH Radar Banjarmasin
Minggu (Pintu Masuk ke Rumah Sastra Banjar), Tajuddin Noor Ganie mencatat setidak-
tidaknya ada 5 definisi sastra Banjar yang layak dipertimbangkan untuk dipikirkan dan
akhirnya disepakati bersama oleh semua pihak untuk ditetapkan sebagai definisi sastra
Banjar yang diresmikan.

- DEFINISI PERTAMA

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di Tanah
Banjar (Kalsel) yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar oleh sastrawan yang
berasal dari kalangan etnis Banjar yang lahir, tinggal, atau pernah tinggal di Tanah
Banjar.

Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas Sastra Banjar merujuk kepada 3 ciri, yakni :

1.      bercerita tentang kehidupan keseharian etnis Banjar di Tanah Banjar (fokus dan lokus
menyangkut aspek sosio kultural bersifat ekskulsif)

2.      dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar (fokus dan lokus menyangkut aspek
bahasanya bersifat eksklusif)

3.      sastrawan yang melisankan atau menuliskannya bukan sastrawan anonim tapi


sastrawan yang diketahui asal-usulnya, yakni berasal dari kalangan etnis Banjar yang
lahir, tinggal, atau pernah tinggal di Tanah Banjar (fokus dan lokus menyangkut faktor
etnisitas sastrawannya bersifat eksklusif)
Implikasi akibat adanya ciri ke 3 pada defiisi sastra Banjar di atas adalah tidak
tertampungnya karya sastra berbahasa Banjar yang bersifat anonim karena faktor
etnisitas yang melekat pada diri sastrawan anonim tidak dapat dipastikan dengan jelas.
Akibatnya, semua karya sastra berbahasa Banjar yang anonim seperti andi-andi, bacaan
(mantra Banjar), bapandung(monolog Banjar), cerita rakyat (mitologi, legenda, hikayat,
kisah, dongeng), japin carita (teater), lamut (prosa liris berbahasa Banjar), madihin (puisi
Banjar), mamanda (teater), pantun Banjar, syair Banjar, dan surat tarasul (surat cinta
berbahasa Banjar) tidak dapat dimasukkan ke dalam kelompok sastra Banjar.

- DEFINISI DUA

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana
pun juga di seluruh dunia (tidak mesti di Tanah Banjar)yang dilisankan atau dituliskan
dalam bahasa Banjar oleh sastrawan yang berasal dari kalangan etnis Banjar di mana
saja mereka berada di seluruh dunia (tidak mesti lahir, tinggal, atau pernah tinggal di
Tanah Banjar).

Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas sastra Banjar merujuk kepada 3 ciri, yakni :

1. bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia
(fokus dan lokus menyangkut aspek sosio kulturalnya tidak dibatasi)
2. dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar (fokus dan lokus menyangkut
aspek bahasanya bersifat eksklusif)
3. sastrawan yang melisankan atau menuliskannya tidak dibatasi pada sastrawan
Banjar yang lahir, tinggal, atau pernah tinggal di Kalsel saja, semua sastrawan
keturunan Banjar di mana pun mereka berada termasuk dalam lingkup definisi ini
(fokus dan lokus menyangkut faktor etnisitas sastrawannya bersifat terbuka),
pengecualian hanya dilakukan bagi sastrawan anonim
Implikasi akibat adanya pengecualian terhadap sastrawan anonim pada ciri yang ke 3 di
atas, maka semua genre/jenis sastra Banjar yang tertolak pada definisi pertama juga
masih tertolak pada defiisi ke dua ini.

- DEFINISI TIGA

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana
pun juga di seluruh dunia (tidak mesti di Tanah Banjar) yang dilisankan atau dituliskan
dalam bahasa Banjar oleh siapa saja (tidak mesti oleh sastrawan yang berlatar belakang
etnis Banjar),

Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas sastra Banjar merujuk kepada 3ciri, yakni

1.      bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia (fokus
dan lokus menyangkut aspek sosio kulturalnya tidak dibatasi

2.      dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar (fokus dan lokus menyangkut aspek
bahasanya bersifat eksklusif)

3.      sastrawan yang melisankan atau menuliskannya boleh siapa saja, termasuk oleh
sastrawan anonim sekali pun (fokus dan lokus menyangkut faktor etnisitas sastrawannya
bersifat terbuka, tidak ada pengecualian sama sekali).

Implikasi akibat tidak adanya pembatasan dalam hal fokus dan lokus menyangkut faktor
etnisitas sastrawannya (anonim, tidak anonim, Banjar, dan bukan Banjar sama saja),
maka semua genre/jenis sastra Banjar yang tertolak dalam definisi satu dan dua di atas
dengan sendirinya ikut tertampung dalam definisi tiga ini.

- DEFINISI EMPAT

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang apa saja (tidak mesti tentang peri
kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh di dunia) yang dilisankan atau
dituliskan dalam bahasa Banjar oleh siapa saja (tidak mesti oleh sastrawan berlatar
belakang etnis Banjar).

Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas sastra Banjar hanya merujuk kepada satu ciri, yakni dilisankan
atau dituliskan dalam bahasa Banjar. Semua karya sastra yang dilisankan atau dituliskan
dalam bahasa Banjar, tanpa memandang apa pun yang diceritakan di dalamnya tetap
diakui sebagai sastra Banjar (fokus dan lokus menyangkut aspek sosio kulturalnya tidak
dibatasi), dan siapun yang meuliskannya (anonim, tidak anonim, orang Banjar, atau
bukan orang Banjar) tetap diakui sebagai sastra Banjar (fokus dan lokus menyangkut
faktor etnisitas sastrawannya bersifat terbuka).
Implikasi akibat tidak adanya pembatasan dalam hal fokus dan lokus menyangkut aspek
sosio kultural dan faktor etnisitas sastrawannya, maka sastra Banjar menjadi wilayah
kreatif yang terbuka bagi siapa saja yang mampu melisankan dan menuliskan karya
sastra berbahasa Banjar.

- DEFINISI LIMA

Semua jenis karya sastra yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana
pun juga di seluruh dunia yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa apa saja (tidak
mesti dalam bahasa Banjar)oleh siapa saja (tidak mesti oleh sastrawan yang berlatar
belakang etnis Banjar)

Ciri-ciri dan Implikasinya

Menurut definisi di atas sastra Banjar hanya merujuk kepada satu ciri, yakni bercerita
tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun juga di seluruh dunia.

Implikasi akibat tidak adanya pembatasan dalam hal fokus lokus menyangkut aspek
bahasa dan faktor etnisitas sastrawannya, maka sastra Banjar menjadi wilayah kreatif
yang terbuka bagi siapa saja (tidak mesti bersuku bangsa Banjar) yang mampu
melisankan atau menuliskan karya sastra dalam bahasa yang dikuasainya (tidak mesti
dalam bahasa Banjar) yang bercerita tentang peri kehidupan etnis Banjar di mana pun
juga di seluruh dunia.

B. Definisi Prosa Banjar

Prosa tradisional Banjar adalah prosa atau cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan
selatan yang mengandung unsur budaya Banjar.Prosa tradisional Banjar meliputi tiga
jenis yakni legenda, mite, dan dongeng.Dilihat dari segi isi, prosa tradisional Banjar
semuanya ada yang termasuk sastra sejarah dan ada juga sastra undang-undang.Dilihat
dari segi pengaruh, prosa tradisional Banjar ada yang masih asli, namun banyak juga
yang mendapat pengaruh sastra Hindu, pengaruh sastra peralihan dan pengaruh sastra
Islam.
C. DefinisiDongeng

Dongeng adalah cerita yang semata-mata berisi khayalan.Dongeng tidak dianggap


kenyataan apalagi dianggap suci.Walau demikian, dongeng sangat penting bagi
kehidupan masyarakat awam.Dongeng merupakan cerita yang merakyat, berasal dari
rakyat kecil (awam), dan untuk rakyat.Dengan dongeng, mereka dapat menyalurkan
hasrat yang terpendam dalam dirinya.Apabila legenda dan mite dipertunjukkan di
tempat-tempat tertentu (seperti di rumah seseorang dalam perkawinan), maka dongeng
dapat diceritakan di mana saja, seperti kedai, di sawah sambil menuai padi, di rumah,
dan lain-lain.Penuturan dongeng tidak dibatasi waktu, tempat, dan ruang.

Tokoh dalam dongeng bisa manusia dan bisa juga binatang.Tokoh dongeng yang
diperankan oleh binatang disebut fabel.Walau tokoh fabel adalah binatang, namun
bukan berarti cerita tentang dunia binatang, tetapi yang dituju adalah sifat-sifat manusia
yang diidentifikasikan oleh pengarang ke dalam tokoh-tokoh binatang.

Ciri-ciri Dongeng

Dongeng termasuk cerita rakyat dan merupakan bagian tradisi lisan yang disampaikan
dari mulut ke mulut.Sastra lisan tersebut mempunyai beberapa tanda atau ciri-ciri yang
menandakan dongeng atau sastra lisan sebagai berikut. 

Menurut Pudentia (1998:187) mengemukakan “Ada dua ciri pokok yang dapat
digunakan, yaitu (1) dikatakan dan didengar, dan (2) situasi tatap muka.” Maksud dari
pendapat tersebut, penulis jelaskan bahwa yang termasuk ciri-ciri sastra lisan yaitu ada
yang menjadi pembicara untuk mengatakan atau menyampaikan dan ada pula yang
menjadi pendengar dalam keadaan tatap muka tanpa ada panghalang waktu.

Pendapat di atas, diuraikan lebih lengkap lagi menurut Danandjaja (2007: 3) yang
mengemukakan bahwa ciri-ciri dongeng sebagai berikut :

penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan melalui tutur


kata dari mulut ke mulut (atau dengan suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat,
dan alat pembantu pengingat), dari satu generasi ke generasi berikutnya;

disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama;


ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebaran dari mulut
ke mulut ( lisan);

bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi;

biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, ungkapan-


ungkapan tradisional, kalimat-kalimat atau kata-kata pembukaan dan penutup baku;

mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif, sebagai alat


pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan yang terpendam;

bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika
umum;

menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang
pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan
merasa memilikinya;

bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu spontan. Hal ini
dapat dimengerti bahwa dongeng juga merupakan proyeksi emosi manusia yang paling
jujur manifestasinya 

Berdasarkan pendapat di atas penulis simpulkan bahwa ciri-ciri dari dongeng yaitu
penyebarannya melaui lisan dari mulut ke mulut dan penciptanya tidak diketahui lagi
sehingga menjadi milik bersama, serta mempunyai kegunaan dalam kehidupan sehari-
hari.

Tahap Pembuatan Dongeng

Satu unsur dapat lebih menonjol diantara unsur lainnya, karena bisa jadi sebuah
dongeng dikatakan menarik karena alur dan penokohan saja yang menonjol.Tentu lebih
baik apabila keempat unsurnya dapat dikerjakan oleh pengarang dongeng dengan
maksimal.Berikut adalah uraian tentang unsur-unsur yang penting dalam sebuah
dongeng yang baik.

1. Tema

Pengarang menampilkan sesuatu tema karena ada maksud tertentu atau pesan yang
ingin disampaikan.Maksud atau pesan yang ingin disampaikan itu disebut amanat.Jika
tema merupakan persoalan yang diajukan, amanat merupakan pemecahan persoalan
yang melahirkan pesan-pesan.

Tema cerita merupakan konsep abstrak yang dimasukkan pengarang ke dalam cerita
yang ditulisnya, sekaligus sebagai pusat yang terdapat dalam suatu cerita.

2. Tokoh

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai
peristiwa yang ada dalam cerita (Lustantini Septiningsih, 1998: 16).

Setiap cerita memiliki paling sedikit satu tokoh dan biasanya ada lebih dari satu.Tokoh-
tokohnya mungkin binatang, orang, obyek, atau makhluk khayal.Tokoh dapat memiliki
dua sifat, yaitu protogonis (karakter yang melambangkan kebaikan, menunjukkan sikap
positif dan merupakan contoh yang layak ditiru) dan antagonis (karakterister yang
berlawanan dengan tokoh protagonis, merupakan contoh karakter yang harus dijauhi
sikap dan perbuatannya).

Penokohan yang dipilih dipengaruhi oleh sifat, ciri pendidikan, hasrat, pikiran dan
perasaan yang akan diangkat oleh pengarang untuk menghidupkan dongeng.

3. Alur

Alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa secara logis dan kronologis
saling berkaitan yang dialami oleh pelaku.

Alur dibagi menjadi dua macam, yaitu alur lurus dan alur sorot balik.Alur lurus adalah
peristiwa yang disusun mulai dari awal, tengah, yang diwujudkan dengan pengenalan,
mulai bergerak, menuju puncak dan penyelesaian.Alur sorot balik adalah urutan
peristiwa yang dimulai dari tengah, awal, akhir atau sebaliknya.Alur dapat melibatkan
ketegangan, pembayangan dan peristiwa masa lalu.Hal ini dimaksudkan untuk
membangun cerita agar peristiwa ditampilkan tidak membosankan.

Selanjutnya alur ditutup dengan ending, yaitu happy ending (bahagia) atau sad ending
(sedih). Untuk ending terserah kepada pendongeng apakah akan membuatnya menjadi
akhir yang bahagia atau akhir yang menyedihkan.

4. Latar / Setting
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacauan yang berkaitan dengan ruang,
waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra (Lustantini
Septiningsih, 1998: 44). Dengan demikian sebuah latar cerita akan memberi warna cerita
yang ditampilkan, disamping juga memberikan informasi situasi dan proyeksi keadaan
batin para tokoh.

Istilah latar biasanya diartikan tempat dan waktu terjadinya cerita.Hal tersebut sebagian
benar, tetapi latar sering berarti lebih dari itu. Di samping tempat dan periode waktu
yang sebenarnya dari suatu cerita, latar meliputi juga cara tokoh-tokoh cerita hidup dan
aspek kultural lingkungan. Berikut penjelasan tentang latar atau setting:

Ada dua macam latar yang kerap digunakan, yaitu latar sosial (mencakup penggambaran
keadaan masyarakat, kelompok sosial dan sikapnya, adat kebisaaan, cara hidup, maupun
bahasa yang melatari peristiwa) dan latar fisik atau material (mencakup tempat, seperti
bangunan atau daerah). Latar adalah cerita akan memberi warna cerita yang
ditampilkan, disamping juga memberikan informasi situasi dan proyeksi keadaan batin
para tokoh. Satu unsur di atas dapat lebih menonjol diantara unsur lainnya, karena bisa
jadi sebuah dongeng dikatakan menarik karena alur dan penokohan saja yang
menonjol.Tentu lebih baik apabila keempat unsurnya dapat dikerjakan oleh pengarang
dongeng dengan maksimal.Contoh dari dongeng yang memiliki kekuatan dari seluruh
unsur penting dongeng adalah Timun Mas.Alur cerita yang melibatkan ketegangan dan
peristiwa masa lalu telah berhasil memancing imajinasi audience untuk mengikuti
cerita.Penokohan dikerjakan dengan mengikutsertakan karakter protagonis dan
antagonis yang menghasilkan kekontrasan.Timun Mas dan orangtunya melambangkan
karakter protagonis sedangkan raksasa melambangkan karakter yang antagonis dengan
kejahatan dan ketamakannya.Latar cerita benar-benar mengajak imajinasi audience
pada suasana kehidupan pedesaan yang penuh fantasi.Tema dari dongeng ini jelas, yaitu
menggambarkan tentang keberanian bertindak diatas kebenaran untuk mengalahkan
ketamakan dan kejahatan. Keempat unsur ini sangat sesuai dengan target audiencenya
yaitu anak-anak.

D. Definisi Fabel
 Fabel adalah Cerita pendek berupa dongeng yang menggambarkan watak dan
budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binatang.Karakter-karakter yang
terdapat pada binatang tersebut dianggap mewakili karakter-karakter manusia dan
diceritakan mampu berbicara dan bertidak seperti halnya manusia. Fabel
diceritakan bukan dengan tujuan menghibur semata, Tetapi juga sebagai media
pendidikan moral didalamnya terselip nilai luhur, yakni pengenalan tentang budi
pekerti .
Ciri-ciri Teks Cerita Fabel 
1.      Teks Bersifat Fiksi 
2.      Hewan sebagai tokoh utama yang dapat bertingkah seperi manusia ( berbicara dan
berpikir ). Ada berbagai jenis hewan yang biasa digunakan dalam fabel kancil dan
rubah biasannya digunakan untuk mewakili karakter cerdik, sementara serigala
digunakan untuk mewakili karakter rakus dan serakah.
3.      Kata-kata yang sering digunakan sebagai kata pembuka adalah pada zaman
dahulu, pada suatu hari, waktu itu, alkisah, Ketika itu, dll
4.      Umumnya, Tokoh baik akan berakhir bahagia dan tokoh jahat berakhir sengsara
atau mendapatkan akibatnya.
5.      Menunjukkan penggambaran moral atau nilai moral dan karakter manusia serta
kritik tentang kehidupan di dalam Ceritanya.
6.      Menggunakan latar belakang alam 
Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Cerita fabel 
         Memuat kata sifat untuk mendeskripsikan pelaku, penampilan fisik, atau
kepribadiannya
         Memuat kata keterangan untuk menggambarkan latar (waktu, tempat, dan
suasana).
         Memuat kata kerja yang menujukkan peristiwa-peristiwa yang dialami para
tokoh.
         Memuat sudut pandang pengarang (point of view).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sastra Banjar adalah sastra yang diungkapkan dalam bahasa Banjar.Sastra Banjar
ini dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan.Sastra Banjar terbagi menjadi
2, yaitu sastra klasik (lama) dan sastra modern (baru).Sastra klasik biasanya
disampaikan dalam bentuk lisan sedangkan sastra modern disampaikan secara
tertulis.

B.  Saran
Diharapkan kepada semua pihak yang terkait terutama lembaga kesenian seperti
Dewan Kesenian, Pariwisata, atau lembaga pendidikan lainnya agar peduli kepada
keberadaan Sastra Banjar yang semakin langka.Semoga Sastra Daerah Banjar
yang dimasukkan ke dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolah – sekolah
menjadikan siswa minimal mengetahui kekayaan khasanak senibudaya daerahnya
dan begitu indahnya kesenian daerah yang tak kalah dengan kesenian modern
lainnya dalam zaman globalisasi ini.Semoga.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Banjar

http://ganietajuddinnooryahooid.blogspot.com/

http://muhammadhafizhridhoni.wordpress.com/about/hikayat-dayak-dan-
banjar/sastra-banjar/

http://norizatilpinky19.wordpress.com/tag/sastra-banjar/

Anda mungkin juga menyukai