Abstrak
Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam
masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-
norma agama, hukum, tata krama,budaya,dan adat istiadat. Teori belajar adalah suatu
teori yang didalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara
guru dan siswa, perencanaan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas. Namun teori belajar ini tidak semudah yang dikira, dalam
prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang menunjang,
seperti: lingkungan siswa, kondisi psikologis siswa. Semua unsur ini dapat dijadikan
bahan acuan untuk menciptakan suatu model teori belajar yang dianggap cocok, tidak
perlu terpaku dengan kurikulum yang ada asalkan tujuan dari teori belajar ini sama
dengan tujuan pendidikan.
This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution,
and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author.
1
Fardhatul Riani Putri 2
kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa fase belajar yang dominan dalam hidup
kita yang menunjukan masa-masa dimana belajar merupakan suatu kebutuhan dan
paksaan bagi kita.
Masa-masa awal belajar dimulai pada umur satu tahun, fase dimana kita mau
tidak mau belajar untuk berjalan. Umur dua tahun yaitu fase belajar
berkomunikasi karena keinginan dalam diri untuk bisa berbicara dengan orang
lain. Pada umur lima tahun, kita sudah mulai tahu sekitar 90% kata-kata yang kita
dengar dari orang lain. Enam tahun, fase kita belajar membaca dan masa-masa
penurunan semangat belajar adalah ketika umur tujuh tahu, fase dimana kita mulai
menganggap belajar sebagai sesuatu yang menyebalkan dan menakutkan. Oleh
sebab itu pada masa ini peran orangtua dan guru sangat dibutuhkan.
2. Prinsip-Prinsip dalam Quantum Learning
Quantum learning model memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-
prinsip ini dianggap sebagai chord dasar dari simfoni belajar seorang guru.
Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a) Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dan kertas yang
guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, semuanya mengirim pesan
tentang belajar.
b) Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan guru mempunyai tujuan.
c) Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang
akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik
terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh
nama-nama untuk apa yang mereka pelajari.
d) Akui setiap usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah itu. Mereka patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Perayaan adalah sarapan pelajar sang juara. Perayaan hádala umpan balik
mengenai kemajuan dan meningkatkan assosiasi emosi positif dengan belajar.
Konsep kunci dalam quantum learning dari berbagai teori dan strategi belajar
yang digunakan antara lain:
Teori otak kanan kiri
Teori otak triune (3 in 1)
Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
Teori kecerdasan ganda
Pendidikan holistic (menyeluruh)
Belajar berdasarkan pengalaman
Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
Simulasi / permainan
Peta Pikiran (mind mapping)
3. Unsur-unsur Quantum Learning
Quantum learning model hampir sama dengan sebuah simfoni. Unsur-unsur
dalam quantum learning model terdapat dalam 2 kategori, yaitu konteks dan isi.
Guru sebagai konduktor dari siswa-siswa yang sedang belajar, harus mengubah
banyak bagian. Bagian konteks meliputi pengubahan suasana, landasan,
lingkungan da rancangan belajar. Sedangkan bagian isi meliputi pengubahan
penyajian informasi/materi, fasilitas, ketrampilan belajar untuk belajar, dan
ketrampilan hidup.
4. Ciri-ciri dalam Quantum Learning
Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program
neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur
informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat
digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik
dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang
positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk
merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan
dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang.
Dalam pembelajaran quantum learning ada 4 ciri spesifik yang berguna untuk
meningkatkan otak untuk memahami suatu informasi yang diberikan. Ciri-ciri
tersebut adalah:
a) Learning To Know yang artinya belajar untuk mengetahui
b) Learning To Do yang artinya belajar untuk melakukan
6) Melatih kekuatan memori anak Siswa diberikan latihan soal secara bertahap
untuk melatih kemampuan memorinya.
B. ACCELERATED LEARNING
1. Pengertian Accelerated Learning
Accelerative artinya percepatan dan learning artinya pembelajaran.
Accelerativelearning seringkali disebut juga accelerated learning. Accelerated itu
sendiri bermakna dipercepat. Jadi, the accelerated learning artinya pembelajaran
yang dipercepat. Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran
itu berlangsung secara cepat, menyenangkan dan memuaskan. Pemilik konsep ini,
Dave Meier, menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas menggunakan
pendekatan somatic, auditory, visual dan intellectual (SAVI). Somatic
dimaksudkan sebagai learning bymoving and doing (belajar dengan bergerak dan
berbuat). Auditory adalah learning by talking and bearing (belajar dengan
berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan learning by observing and
picturing (belajar dengan mengamati dan menggambarkan). Intellectual
maksudnya adalah learning by problemsolving and reflecting (belajar dengan
pemecahan masalah dan melakukan refleksi).
Pembelajaran accelerated adalah teknik belajar cepat ingat/bisa banyak.
Accelerated learning yang adalah revolusi training, merupakan cara belajar
dengan cara berkreasi bukan mengkonsumsi. Metode ini menggunakan pendekatan
whole-brain learning, belajar dengan keseimbangan dua belah otak.Accelerated
learning sebagai salah satu teknik yang digunakan di dalam quantum learning
bertujuan untuk menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para pembelajar,
membuat belajar menjadi menyenangkan dan memuaskan bagi mereka, dan
memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi,
dan keberhasilan mereka sebagai manusia.
1). Learning involve the whole mind and body. Belajar mesti melibatkan pikiran
dan tubuh.
2). Learning is creation not consumption. Belajar adalah proses menciptakan
pengetahuan bukan mengkonsumsi pengetahuan yang telah diciptakan. Kerena
itu pengetahuan bukanlah sesuatu yang harus diterima tetapi sesuatu yang
harus diciptakan oleh pelajar. Karena itu, yang perlu dilakukan guru adalah
merekayasa pembelajarn dan mendesain pengalaman belajar dan siswalah yang
aktif menghayati, mengalami dan menemukan pengetahuan melalui proses itu.
3). Collaboration aids learning. Kerjasama antar siswa dalam pembelajaran akan
mempercepat proses pencapaian pengetahuan dan menamkan kesan yang
mendalam pada diri siswa.
4). Learning come from doing the work it self. Dalam proses pembelajaran, tidak
seharusnya memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru secara terus
menerus, laksana botol kosong yang diisi dengan ilmu pengetahuan. Peserta
didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya
pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan 3
Lou Russel. Loc. Cit 3 lingkungannya baik lingkungan fisik, social, maupun
budaya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya
terhadap dunia disekitarmya (learning to know).
5). Concrete images much easier to graps and retain than a verbal abstraction. Hal-
hal yang konkrit akan lebih mudah ditangkap dari pada yang abstrak. Karena itu
perlu proses visualisasi.
6). Positive Emotion greatly improves learning. Emosi positif sangat besar
pengaruhnya terhadap hasil belajar. Perasaan seseorang sangat menentukan
kuantitas dan kualitas hasil belajarnya.
1. Strategi Pembelajaran Percepatan (Accelerated Learning)
Belajar dapat dijadikan menyenangkan dan berhasil dengan beberapa cara
antara lain : a. Menciptakan lingkungan tanpa stress (relaks), yaitu lingkungan
yang aman untuk melakukan kesalahan namun harapan untuk sukses tinggi. b.
Menjamin bahwa subyek pelajaran adalah relevan. Anda ingin belajar ketika anda
melihat manfaat dan pentingnya subyek pelajaran itu. c. Menjamin bahwa belajar
secara emosional adalah positif ketika bersama orang lain, dimana ketika ada
humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda teratur, dan dukungan
antusias. d. Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan
otak kanan. e. Menantang otak untuk dapat berpikir jauh ke depan dan
mengeksplorasi apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan
yang relevan untuk memahami subyek pelajaran. f. Mengkonsolidasikan bahan
yang sudah di pelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode waspada
yang relaks.
C. ACTIVE LEARNING
1. Pengertian Active Learning
Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran untuk
memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara
atau strategi secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,
sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai
dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran
aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak
didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Karakteristik belajar yang dituntut saat ini adalah model pembelajaran yang
dapat membelajarkan siswa secara aktif yang total sesuai dengan potensi dan
perkembangan siswa. Hal ini berarti bahwa guru harus dapat mendesain,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran berkadar aktivitas siswa yang
tinggi. Untuk mencapai ke arah itu bukan berarti guru cukup hanya dapat memilih
dan melaksanakan strategi pembelajaran yang diklasifikasikan sebagai strategi
yang dapat meningkatkan aktivitas siswa. Melainkan, guru harus mampu mulai
dari :
mendesain pembelajaran yang berkarakteristik pada pengembangan belajar
siswa aktif;
memotivasi siswa dalam belajar;
mengelola kelas sehingga menghasilkan aktivitas yang total;
memberikan latihan, praktek atau tugas esensial di sekolah maupun di rumah
yang tepat sehingga dapat mendorong siswa aktif;
memilih dan mengunakan strategi belajar yang memiliki karakteristik aktivitas
siswa yang tinggi;
Kegiatan belajar tidak terjadi dalam kekosongan. Sudah jelas, para siswa
yang mempelajari sesuatu hal yang baru telah pula mengetahui hal-hal lain
yang secara langsung atau tak langsung berkaitan. Karena itu, para guru perlu
meyelidiki apa kira-kira pengetahuan, perasaan, keterampilan, sikap, dan
pengalaman yang telah dimiliki para siswa. Perolehan ini perlu dihubungkan
dengan bahan pelajaran baru yang hendak diajarkan guru atau dipelajari para
siswa. Dalam mengajarkan keanekaragaman tumbuh-tumbuhan atau hewan
misalnya, para guru dapat mengaitkannya dengan pengalaman para siswa
dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang dipelihara orang tuanya, yang
berada dilingkungan sekitarnya. Dengan cara ini, para siswa akan lebih mudah
menangkap dan memahami bahan pelajaran yang baru (Semiawan, 1992: 10).
c) Prinsip Keterarahan kepada Titik Pusat atau Fokus Tertentu.
Seorang guru diharapkan dapat membuat suatu bentuk atau pola pelajaran,
agar pelajaran tidak terpecah-pecah dan perhatian murid terhadap pelajaran
dapat terpusat pada materi tertentu. Untuk itu seorang guru harus merumuskan
dengan jelas masalah yang hendak dipecahkan, merumuskan pertanyaan yang
hendak dijawab. Upaya ini akan dapat membatasi keluasan dan kedalaman
tujuan belajar serta akan memberikan arah kepada tujuan yang hendak dicapai
secara tepat (Zuhairini dkk, 1993: 117).
d) Prinsip Hubungan Social atau Sosialisasi
Dalam belajar para siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan rekan-
rekan sebayanya. Ada kegiatan belajar tertentu yang akan lebih berhasil jika
dikerjakan secara bersama-sama, misalnya dalam kerja kelompok, daripada
jika dikerjakan sendirian oleh masing-masing siswa. Belajar mengenai bahan
bangunan yang biasanya digunakan oleh masyarakat dalam membangun rumah
tentu saja akan lebih mudah dan lebih cepat jika para siswa bekerja sama.
Mereka dapat dibagi kedalam kelompok dan kepada setiap kelompok diberikan
tugas yang berbeda-beda. Latihan bekerja sama sangatlah penting dalam proses
pembentukan kepribadian anak (Semiawan, 1992: 11).
e) Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Anak-anak pada hakikatnya belajar sambil bekerja atau melakukan
aktivitas. Bekerja adalah tuntutan pernyataan dari anak. Karena itu, anak-anak
perlu diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang melibatkan
pemeranan lakon yang sama. Teknik ini menunjukkan pengaruh dari variasi
gaya individual terhadap akibat dari situasi itu.
c) Bagaimana menjadikan belajar tidak terlupakan
Strategi peninjauan kembali yaitu menyusun tes peninjauan kembali dalam
bentuk teka-teki silang akan mengundang minat dan partisipasi siswa.
KEPUSTAKAAN
https://media.neliti.com/media/publications/177283-ID-paradigma-prinsip-dan-aplikasi-
quantum-l.pdf. Diakses 1-10-2019. Jam 23 wib