Anda di halaman 1dari 61

OLEH:

IMAM FAIZIN
Pesatnya
kemajuan IPTEK
Informasi diperoleh tanpa
batas ruang dan waktu

diperoleh scr formal, informal, non


formal, bahkan otodidak
Disesuaikan dgn
perkembg IPTEK

Seharusnya terjadi dan


tidak pernah berhenti

Tuntutan & kebu-


tuhan masyarakat

Esensi perubahan hrs


ditangkap & diimplementasikan
dlm kegiatan pembelajaran
HARUS
Kurikulum Selalu diperbaiki

Bukan
disempurnakan

Sesungguhnya tak ada kurikulum yang sempurna, karena


kurikulum hanya baik dan cocok di jamannya

Perubahan kurikulum merupakan upaya Pemerintah agar


tdk tertinggal & mengejar kemajuan negara lain
TEACHER CENTERED KE STUDENT CENTERED

DITERIMANYA PENDEKATAN, METODE, MODEL


PEMBELAJARAN BARU
munculnya kesadaran bahwa informasi/pengetahuan
dapat diakses lewat berba-gai cara dan media oleh
peserta didik

teknologi pembelajaran berbasis teknologi informasi


(TI) mulai diterapkan
orientasi pendidikan bukan hanya pada
pengembangan SDM (human resources
development), tetapi juga pada pengembangan
kapabilitas manusia (human capability development)

diperkenalkannya e-learning; dependence ke


independence; individual ke team work oriented;
dan large group ke small class
KENYATAANNYA PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH SEBAGIAN BSR MSH DIDOMINASI GURU

GURU AKTIF PESDIK PASIF

masih terlihat guru krg mengoptimalkan pengem-


bangan kapabilitas pesdik, baik yg menyangkut
cipta, rasa, & karsa, serta pesdik krg memiliki
kesempatan utk berpikir kritis, logis, kreatif, inovatif
sebagai upaya ke arah peningkatan kualitas
pendidikan, krn di era globalisasi ini sgt dituntut
adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yg memiliki
keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai
standar mutu nasional dan internasional.

Ujung tombak pelaksanaan


pendidikan di tingkat pembelajaran

memegang peranan penting dalam mendukung


terciptanya SDM yang berkualitas
hampir semua usaha reformasi dlm pendidikan
akhirnya keberhasilannya tergantung pd GURU

menguasai bahan ajar & memahami cara mendi-


dik yg baik  sgl upaya peningkatan mutu pen-
didikan tdk akan mencapai hasil yang optimal.

JADI seorang guru diharapkan mampu mengu-


asai bdg ilmu yg diajarkan dgn baik & menda-
lam sekaligus memiliki kompetensi pedagogik
yg dpt membekalinya mjd pendidik berkualitas.
APA
KURIKULUM ?

12
• Berasal dari istilah “curere” (berlari) atau “Curier”
(kurir), sehingga sering diartikan sebagai jarak
yang harus ditempuh.

• Pandangan lama : “Sejumlah mata pelajaran yang


harus ditempuh siswa untuk mendapatkan ijasah”
Implikasi dalam pembelajaran:
- Penguasaan seluruh materi pelajaran
- Teachered centered curriculum

• Pandangan Saat ini, Kurikulum: “dokumen atau


rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang
harus dimiliki siswa melalui suatu pengalaman
belajar.
PENGERTIAN KURIKULUM
TYLER (1949)  MEMAKNAI KURIKULUM DENGAN
BERTOLAK DARI 4 PERTANYAAN MENDASAR YANG
HARUS DIJAWAB DALAM PENGEMBANGAN
KURIKULUM:
APA TUJUAN YANG HARUS DICAPAI OLEH
SEKOLAH?
PENGALAN BELAJAR APA YANG DAPAT
DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN TSB?
BAGAIMANA PENGALAMAN BELAJAR DAPAT
DIORGANISASIKAN SECARA EFEKTIF?
BAGAIMANA CARA MENENTUKAN BAHWA TUJUAN
PENDIDIKAN TELAH DAPAT DICAPAI
14
FRANKLIN ROBBIT
mendefinisikan kurikulum meliputi dua
hal:
1. Suatu cakupan pengalaman yang secara
langsung maupun tidak langsung tertuju
pada pembentukan kecakapan anak.
2. Serangkaian pengalaman latihan yang
diarahkan secara sadar oleh sekolah
untuk melengkapi dan memperbaiki
kecakapan anak.
15
CASWELL dan CAMBELL
Ia memaknai Kurikulum sebagai :
Compossed of all of the experiencies
chieldren have under the guidance of the
school.
Ia kemudian menyempurnakan definisi
tersebut dengan menambahkan
”terencana dan terkendal”, sehingga
kurikulum sebagai program terencana
untuk mencapai tujuan pendidikan.

16
Saylor dkk, memandang Kurikulum
dari 4 pandangan sbb:
1. The Curriculum as objectives (Kurikulum
sebagai tujuan).
2. The Curriculum as planned opportunities for
learning (Kurikulum sebagai kesempatan
belajar yang terencana).
3. The Curriculum as subjects and subject
matter (Kurikulum sebagai matapelajaran/
matakuliah).
4. The Curriculum as experiencies (Kurikulum
sebagai pengalaman/pengalaman belajar).
17
HILDA TABA
• Mendefinisikan kurikulum sebagai
“a plan for learning” yakni
sesuatu pengalaman belajar yang
direncanakan oleh sekolah untuk
dipelajari para siswa.

18
Konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat
dimensi, yaitu:

• Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-


teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan
pendidikan.
• Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya
memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
• Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan
pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis;
dalam bentuk praktek pembelajaran.
• Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi
dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk
ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan
perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
• Ada dua jenis kurikulum:
1. Kurikulum formal (resmi)  untuk
mencapai tujuan pembelajaran
(Instructional effects)
2. Kurikulum non formal (Tidak Resmi)
 menghasilkan tujuan pengiring
(Nurturent Effects)

20
KARAKTERISTIK KURIKULUM
Schubert, Gress and Purpel, Saylor and Alexander, Marsh and
Stafford serta Smitt and Lovert (Print,1993)

1. Kurikulum sebagai mata pelajaran


• Ini menggambarkan kurikulum sebagai
pengkombinasian mata pelajaran untuk
membentuk sekumpulan materi yang
diajarkan.

2. Kurikulum sebagai pengalaman


• Kurikulum dipandang sebagai sejumlah
pengalaman, (experience) yang dihadapi
siswa dalam konteks pembelajaran.

3. Kurikulum sebagai tujuan


• Kurikulum sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan
4. Kurikulum Sebagai Reproduksi Sosial
•Kurikulum haruslah merefleksikan kultur suatu
masyarakat.

5. Kurikulum sebagai currere


•kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh.
Fungsi Kurikulum
• Guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
• Kepala sekolah dan pengawas, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
supervise atau pengawasan.
• Orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam membimbing anaknya belajar di rumah.
• Masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman untuk memberi bantuan bagi
penyelenggaraan proses pendiddikan di sekolah.
• Siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman belajar.
Fungsi Kurikulum Bagi Siswa
• Fungsi Penyesuaian ( the adjustive or adaptive
function )
Kurikulum harus mampu mengarahkan siswa agar
mampu menyesuiaankan dirinya dengan lingkunagn
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
• Fungsi Integrasi ( the integrating function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh, untuk
dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat.
• Fungsi Diferensiasi ( the differenting function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendididkan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan
individu siswa.
Fungsi Kurikulum Bagi Siswa …
• Fungsi Persiapan ( the propedeutic function )
Kurikulum bermakana sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan
studi kejenjang pendidikan selanjutnya.
• Fungsi Pemilihan ( the selective function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus
mampu memberi kesempatan kepada siswa untuk
memilih program belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
• Fungsi Diagnostik ( the diagnostic function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk
dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi)
dan kelemahan yang dimilikinya.
Peranan Kurikulum
• a. Peranan Konservatif
Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana
untuk mentrasmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang
dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda.
• b. Peranan Kreatif
Menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan
sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa
mendatang.
• c. Peranan Kritis dan Evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya budaya yang hidup dalam
masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan
nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan
dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Menekankan
kurikulum harus turut aktif berfatisipasi dalam kontrol atau filter
sosial.
DIAGRAM FUNGSI
KURIKULUM

TUJUA
N

27
BENTUK-BENTUK KURIKULUM
1. Written Curriculum (Kurikulum Tertulis)
Written curriculum yaitu kurikulum yang tertulis
berupa dokumen-dokumen yang berisi progam
pembelajaran. Kurikulum tertulis merupakan
kurikulum yang sudah disetujui pemerintah.
Kurikulum tertulis berfungsi sebagai pengendali
untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan.
Fungsi pokok dari kurikulum tertulis adalah sebagai
pengantara, pengendali dan standar. Implementasi
kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk
pembelajaran. 28
2. IDEA CURRICULUM (KURIKULUM IDEAL) DAN
ACTUAL CURRICULUM (KURIKULUM AKTUAL)

Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi


sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan
sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen
kurikulum.
Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang
dilaksanakan dalam proses pengajaran dan
pembelajaran. Kenyataan pada umumnya
memang jauh berbeda dengan harapan. Namun
demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati
dengan kurikulum ideal.
29
Kurikulum dan pengajaran
merupakan dua istilah yang tidak
dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk
kepada bahan ajar yang telah
direncanakan yang akan
dilaksanakan dalam jangka panjang.
Sedang pengajaran merujuk kepada
pelaksanaan kurikulum tersebut
secara bertahap dalam belajar
mengajar. 30
Jadi, Kurikulum ideal adalah kurikulum
yang diharapkan dapat dilaksanakan
dan berfungsi sebagai acuan atau
program guru dalam proses belajar
mengajar. Karena kurikulum ini menjadi
pedoman bagi guru maka kurikulum ini
juga disebut kurikulum formal atau
kurikulum tertulis (written curriculum).

31
Namun dalam prakteknya pelaksanaan
kurikulum ideal mengalami beberapa
hambatan dalam pelaksanaanya.
Diantaranya adalah sarana dan prasarana,
kemampuan guru serta kebijaksanaan
sekolah/kepala sekolah. Karena hal tersebut
maka guru hanya bisa melakukan kurikulum
sesuai dengan keadaan yang ada. Inilah
yang disebut kurikulum Aktual.

32
• Semakin jauh jarak antara kurikulum ideal
dengan aktual maka dapat diperkirakan
makin buruklah kualitas pendidikan di
sekolah tersebut demikian juga sebaliknya.
• Para ahli kurikulum menganggap perlu
adanya sejumlah kriteria yang digunakan
sebagai pedoman, patokan, dan ukuran
dua macam kurikulum tersebut.

33
Beberapa kriteria Kurikulum ideal dan aktual
sebagai berikut:

1. Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan,


memahami dan menilai kehidupan yang
kontemporer.
2. Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan
minat dan kebutuhan para siswa.
3. Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan
kemampuan, sikap dan sebagainya yang
dipandang bermanfaat bagi orang dewasa.
4. Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang
mata pelajaran tertentu.
34
Landasan Kurikulum Ideal dan Aktual

Pendidikan merupakan suatu proses sosial,


karena berfungsi memasyarakatkan anak
didik melalui proses sosialisasi di dalam
masyarakat tertentu. Sekolah, sebagai salah
satu institusi pendidikan berperan juga
sebagai institusi sosial, karena melalui
lembaga tersebut anak dipersiapkan untuk
mampu terjun dan aktif dalam kehidupan
masyarakatnya kelak.
35
Anak-anak berasal dari
masyarakat, dan mereka belajar
tentang cara hidup dalam
bermasyarakat. Oleh karena itu,
sekolah harus bekerjasama dengan
masyarakat, dan program sekolah
harus disusun dan diarahkan oleh
masyarakat yang menunjang
sekolah tersebut.
36
Program pendidikan disusun dan
dipengaruhi oleh nilai, masalah,
kebutuhan, dan tantangan masyarakat
sekitarnya. Oleh karena itu kurikulum
yang ideal dan dan aktual harus
disusun berlandaskan dasar sosiologis
agar tercipta keseimbangan diantara
keduanya dan terciptalah tujuan
pendidikan yang sebenarnya.

37
Implementasi Kurikulum Ideal dan
Aktual
• Pengembangan program. Mencakup program tahunan, semester,
bulanan, mingguan, dan harian. Selain itu ada juga program
bimbingan dan konseling atau program remedial.
• Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Maka,
tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan
agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik
tersebut.
• Evaluasi. Evaluasi proses dilaksanakan sepanjang proses
pelaksanaan kurikulum semester serta penilaian akhir formatif dan
sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk
keperluan evaluasi pelaksaaan kurikulum.

38
3. Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)
• Kurikulum tersembunyi merupakan kurikulum yang berkembang
secara alamiah atau tidak direncanakan secara khusus.
• Kurikulum yang tidak menjadi bagian untuk dipelajari, yang secara
lebih rinci digambarkan sebagai berbagai aspek dari sekolah di luar
kurikulum, tetapi mampu memberikan pengaruh dalam nilai,
persepsi, dan perilaku siswa.
• Hasil (sampingan) dari pendidikan dalam latar sekolah atau luar
sekolah khususnya hasil yang dipelajari tetapi tidak secara tersurat
dicantumkan sebagai tujuan.
• Kurikulum yang tidak direncanakan, kurikulum yang tidak tercantum
dalam kurikulum formal. Kurikulum tersembunyi tersebut tidak
tampak, tetapi dialami, dirasakan, dan mampu mempengaruhi dan
membentuk karakter peserta didik.

39
Pelaksanaan kurikulum tersembunyi dalam
kurikulum dapat digolongkan dalam aktivitas
pengembangan diri yang pelaksanaannya tidak
terprogram.
Bentuk-bentuk pelaksanaan pengembangan diri
mencakup:
1.Kegiatan pengembangan diri secara terprogram
dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam
kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual, kelompok dan atau
klasikal melalui penyelenggaraan layanan dan
kegiatan pendukung konseling, serta kegiatan
ekstra kurikuler
40
2. Kegiatan pengembangan diri secara tidak
terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut:

• Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti:


upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan
bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan diri
• Spontan, adalah kegiatan yang tidak terjadwal dalam
kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku memberi
salam, membuang sampah pada tempatnya, antri,
mengatasi silang pendapat (pertengkaran)dan
• Keteladan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku
sehari-hari seperti: berpakaian rapi, berbahasa yang
baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau
keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.
41
4. Null Curriculum
• Kurikulum Null (Null Curriculum) merupakan
kurikulum yang bersifat ekstra, tidak terencana
atau tertulis dalam silabus.
• Kurikulum null mengacu pada apa yang tidak
diajarkan guru di dalam kelas, baik karena
pengaruh keyakinan pribadi ataupun karena
tekanan dari pihak lain seperti pemerintah.
• Contohnya saja topik mengenai sejarah kelam
orde pembentukan orde baru yang pada
pemerintahan Soeharto tidak disebut-sebut
dalam pelajaran sejarah di sekolah.
Istilah, meliputi:
 Proses penyusunan kurikulum
 Implementasi kurikulum

Alasan:
1. Merespon IPTEK
2. Merespon perubahan sosial
3. Memenuhi kebutuhan mahasiswa
4. Merespon kemajuan di bidang pendidikan
5. Merespon perubahan sistem pendidikan
43
Sebagai program yang akan dijalani siswa di
sekolah:
 tujuan
 materi perkuliahan
 strategi pembelajaran
 hal-hal yang diaktualisasikan di sekolah

Sebagai dokumen, kurikulum terdiri dari:


 proses pembuatan rencana kurikulum
 GBPP
 perangkat dan buku-buku yang diperlukan
dalam proses pembelajaran
44
1.
1. Cara
Cara memilih
memilih materi
materi yang
yang akan
akan diajarkan
diajarkan
2.
2. Perbedaan
Perbedaan pandangan
pandangan para
para pengembang
pengembang
3.
3. Penerapan
Penerapan kurikulum
kurikulum pada
pada setiap
setiap tingkat
tingkat
pendidikan
pendidikan
4.
4. Perumusan
Perumusan kurikulum
kurikulum yang
yang fleksibel
fleksibel
5.
5. Pengaruh
Pengaruh pergantian
pergantian pimpinan
pimpinan
6.
6. Insentif
Insentif untuk
untuk penerapan
penerapan kurikulum
kurikulum
7.
7. Cara
Cara memperoleh
memperoleh informasi
informasi yang
yang tepat
tepat untuk
untuk
perumusan
perumusan kurikulum
kurikulum
8.
8. Pemanfaatan
Pemanfaatan sumber
sumber daya
daya untuk
untuk perbaikan
perbaikan
kurikulum
kurikulum
45
 Guru
 Ahli kurikulum
 Ahli pendidikan
 Ahli lain di luar bidang pendidikan
 Lulusan
 Siswa
 Pengguna lulusan
46
LANDASAN PRINSIP
 Filsafat  Relevansi
 Sosial  Fleksibilitas
 Budaya  Kontinyuitas
 Mahasiswa  Efektivitas
 Teori Belajar  Efisiensi
 Praktis

PAU-PPAI-UT 47
1. Pengembangan Proses Kognitif

2. Teknologi

3. Aktualisasi Diri

4. Rekonstruksi Sosial

5. Rasional Akademik
48
TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai

MENENTUKAN PENGALAMAN Pengalaman belajar yang


BELAJAR menunjang pencapaian tujuan

MENGELOLA PENGALAMAN Menyusun pengalaman belajar


BELAJAR secara efektif

EVALUASI Mengevaluasi efektivitas


pengalaman belajar
49
1. Diagnosis of Needs

2. Formulating Objectives

3. Selecting Content

4. Organizing Content Key Concepts


Main Ideas
Facts

5. Selecting Learning Experiences

6. Organizing Learning Experiences


Teaching Strategis for Cognitive Development
Teaching Strategis for Affective Development

7. Evaluation
50
PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada


standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi
dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan
kekhasan potensi yang ada di daerah
PENGEMBANGAN KURIKULUM
3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional; 
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
• Kerangka dasar dan struktur kurikulum
pendidikan dasar dan menengah ditetapkan
oleh Pemerintah.
• Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah.
 Banyak menawarkan mata kuliah interdisipliner
seperti biostatistika, biomolekuler, gizi dan olah
raga
Menawarkan mata kuliah mengenai lanjut usia dan
berbagai aspeknya

Mengenai keragaman budaya, pendidikan


internasional & global untuk membangun
pemahaman pebelajar akan emosi, sikap,
perasaan diri sendiri atau orang lain

Memasukkan hal-hal seperti pengembangan


metakognisi, cara berpikir otak kiri & otak
kanan, dan manajemen emosi & stres
54
Abad 21 Perubahan ekstensif
dan cepat

Ketidakpastian yang tinggi

Masyarakat yang sangat dinamis

Bertanya mengenai kemungkinan


masa depan apa yang akan terjadi
dan masa depan apa yang diinginkan
untuk terjadi 55
 Mengandalkan otak
Mampu mencari, memilah, dan
mengolah informasi untuk
mencapai tujuan tertentu
 Mampu menggunakan komputer
 Keterampilan yang berhubungan
dengan moral, sosial, dan spiritual

 Memiliki kecerdasan emosi


56
Mampu berkomunikasi efektif baik lisan
maupun tulisan, berpikir jernih
Keterampilan interpersonal dan
intrapersonal
Memahami pentingnya lingkungan
sehat bagi kehidupan manusia
Memahami dinamika individu &
masyarakat
Memiliki kompetensi pribadi yang tepat
untuk bidang yang diminati dan
ditekuni 57
KESIMPULAN
1. KURIKULUM DAPAT DIARTIKAN SCARA
SEMPIT SEBAGAI SEDERETAN
MATAPELAJARAN/MATAKULIAH ATAU
PENGALAMAN BELAJAR YANG HARUS
DISELESAIKAN OLEH
SISWA/MAHASISWA SEBAGAI
PERSYATAN KENAIKAN KELAS
/TINGKAT ATAU SEBAGAI
PERSYARATAN KELULUSANNYA PADA
JENJANG PENDIDIKAN TERTENTU.
Istilah lain adalah kurikulum minimalis

58
2. SECARA LUAS KURIULUM DAPAT
DIRTIKAN SEBAGAI SELURUH
PENGALAMAN BELAJAR YANG
DIBERIKAN KEPADA SISWA DI BAWAH
BIMBINGAN DAN TANGGUNG JAWAB
SEKOLAH.
 DALAM KONTEKS INI KRILUM BUKAN HANYA
BERKAITAN DENGAN MATAPELAJARAN SAJA,
MELAINKAN SELURUH AKTIVITAS BELAJAR ANAK
DALAM RANGKA MENGOPTIMALKAN HASIL
PENDIDIKAN DI SEKOLAH
 TERMASUK DALAM PENGERTIAN INI ADALAH APA
YG DISEBUT DENGAN “HIDDEN CURRICULUM”
 TERMSUK DALAM LINGKUP INI JUGA ADALAH
PERILAU GURU DALAM KBM

59
• Dari keempat bentuk kurikulum yaitu written,
ideal, actual dan null. Jika dalam
pengimplementasian kurikulum itu sendiri
ingin mencapai hasil yang maksimal maka
keempat bentuk tersebut harus diterapkan
pada suatu sekolah yang menjalankan
kurikulum dalam kegiatan pendidikannya.
• Keempat bentuk kurikulum tersebut saling
terkait dan berhubungan sehingga jika hanya
salah satu yang diterapkan dalam
implementasi kurikulum tersebut maka hasil
yang diharapkanpun tidak akan maksimal.
61

Anda mungkin juga menyukai