Anda di halaman 1dari 17

“ PEMBELAJARAN BERBBICARA BERBASIS KARAKTER ”

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata kuliah
yang diampu oleh Tutus Rani Arifa M.Pd.

Disusun Oleh

MUHAMMAD 19520012

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH


FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur
atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul " Pembelajaran Berbahasa Berbasis Karakter” ini meskipun dengan sangat sederhana.

Adapun maksud dan tujuan kami untuk menyusun makalah ini, yaitu dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Harapan saya semoga makalah ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman.

Tak lupa pula, saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu
pada mata kuliah ini yang dengan sabar membimbing kami. Serta saya ucapkan pula kepada
semua pihak yang telah mendukung dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari
masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam penyusunan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1

C. TUJUAN..............................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

A. KETERAMPILAN BERBICARA....................................................................................3

B. PENDIDIKAN KARAKTER............................................................................................3

C. PEMBELAJARAN BERBICARA BERBASIS KARAKTER........................................4

BAB III...........................................................................................................................................6

PENUTUP......................................................................................................................................6

A. KESIMPULAN...................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keterampilan bahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan berbicara, menyimak,
menulis, dan membaca. Dalam berbicara, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan
menggunakan bahasa lisan. Kemudian, dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi
makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya, dalam menulis si
pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Dipihak lain, dalam
membaca si penerima pesan berupaya memberikan makna terhadap bahasa tulis yang
disampaikan orang lain.

Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam
melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus memiliki
keteramplilan dalam melakukan proses decoding.

Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam


masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain
tergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi
sebagai manager, jaksa, pengacara, guru, dan wartawan.

Ada 4 aspek keterampilan berbahasa Indoneia yaitu mendengar (menyimak), berbicara,


membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa
ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis.
Mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan
berbicara dan menulis bersifat produktif. Untuk menguasai keempat jenis keterampilan
berbahasa tersebut seseorang harus menguasai sejumlah keterampilan mikro.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu keterampilan berbicara?
2. Apa fungsi dan Tujuan keterampilan berbicara?
3. Apa tahap-tahap berbicara?
4. Bagaimana strategi keterampilan berbicara?
5. Apa itu pendidikan Karakter dan apa saja jenis karakter?
6. Bagaimana pembelajaran berbasis karakter

2
C. TUJUAN
1. Mengetahui keterampilan berbicara
2. Mengetahui fungsi dan tujuan berbicara
3. Mengetahui tahap-tahap berbicara
4. Mengetahui bagaimana strategi berbicara
5. Mengetahui Perihal karakter
6. Mengetahui pembelajaran berbasis karakter

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. KETERAMPILAN BERBICARA

1. Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Hal ini mendorong
manusia untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara akan lebih efektif
dibandingkan dengan bentukbentuk komunikasi yang lain. Dalam kompetensi umum mata
pelajaran bahasa Indonesia, berbicara megungkapkan indikator-indikator yang berhubungan
dengan mengungkapkan gagasan, menyampaikan sambutan, berpidato, berdialog, menjelaskan,
mendiskripsikan, dan percakapan yang lainya yang hanya menyangkut dalam pembelajaran
saja.Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang
dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan.
Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan
akhirnya terampilberbicara. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu Sistem tanda-
tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah
otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik. Berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk
mengkombinasikan gagasan-gagasan yang disusun serta mengembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Bila keterampilan berbicara bahasa
Indonesia dapat diterapkan dalam sehari-hari oleh seluruh guru,murid dan staf sekolah maka
akan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menumbuhkan semangat nasionalisme. Sehingga
dapat mempesatukan berbagai macam yang berbeda asalnya.Menurut Tuhusetya dan Deni
Kurniawan As’ari (dalamRosdiana, 2008) “fungsi khusus bahasa, yaitu sebagai alat pemersatu

4
berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda”. Cara yang
bisa dilakukan seorang guru untuk mengembangkan ketrampilan berbicara murid adalah :

a. Permainan Simulasi

Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan


sesuatu ( bahan pelajaran ) melalui perbuatan yang bersifat pura – pura atau melalui
proses tingkah laku imitasi, atau bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang
dilakukan seolah –olah dalam keadaan sebenarnya.

b. Dongeng

Cara meningkatkan kemampuan berbicara murid dengan dongeng dapat didahului


dan dipraktekkan terlebih dahulu oleh guru. Di sini akan menggali keberanian murid
untuk tampil ke depan dan mendongeng untuk temannya dengan cara dan gayanya
sendiri.

c. Bermain peran

Bermain peran merupakan salah satu bentuk aktivitas drama yang didalamnya
terdapat aktivitas berbicara. Aktivitas tersebut mencakup lafal, intonasi, jeda,
Aksentuasi,/ tekanan yang jelas, kemudian penggunaan bahasa yang baik, serta
pengorganisasian ide yang terstruktur.

d. Menggunakan strategi Modelling The Way.

Modelling the way member waktu murid untuk menciptakan skenario sendiri dan
menentukan bagaimana mengilustrasikan ketrampilan berbicara sesuai kelompoknya.
Kemudian diberi kesempatan untuk memberikan feedback pada setiap demostrasi yang
dilakukan.1

2. Tujuan Keterampilan Berbicara

1
Artifa Sorayya, “Model Peer Assessment Dalam Matakuliah Berbicara Individu ”, Vol 1, Edisi 1, Oktober 2018. 73.
5
Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan.
Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang pembicara memahami makna segala
sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap
pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi
pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan
pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu (1) menghibur, (2)
menginformasikan, (3) menstimulasi, (4) meyakinkan, dan 5) menggerakkan. Seseorang
melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruh
orang lain dengana maksud apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan
baik. Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan bebricara antara pembicara
dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi lebih efektif dan efisien.2

3. Fungsi Keterampilan Berbicara

Berbicara Berbicara merupakan suatu tindakan (act) pembicara mengemukakan atau


menginformasikan sesuatu (lokusi), pembicara melakukan sesuatu sebagai akibat
mengemukakan sesuatu (ilokusi), dan pembicara mengemukakan sesuatu sehingga pendengar
atau lawan bicara melakukan sesuatu (perlokusi) (Wirasno, 2001:13). Hal ini sejalan dengan
pemikiran beberapa ahli yang mengemukakan pandangannya tentang fungsi berbicara sebagai
sarana intelektual. Dalam kedudukannya sebagai sarana intelektual, berbicara lebih mengarah
pada proses mengkomunikasikan ide, gagasan dan perasaan yang belum disampaikan masih
berbentuk pesan (message), serta masih berada pada wilayah psikologis pembicara.Berikut
adalah fungsi dari berbicara yakni(1) mengatur dan mengkondisikan tentangsesuatu hal, (2)
menyampaikan pertanyaan-pertanyaan, fakta, opini dan peristiwa, (3) menumbuhkan,
memelihara suatu hubungan, dan (4) menggambarkan sesuatu atau benda tertentu melalui kosa-
kata.3

4. Tahap-tahap Belajar

2
Ibid hal. 74-75

3
Ibid hal. 75
6
Secara formal, kegiatan berbicara mempunyai tahapan-tahapan tertentu. Dari mulai
persiapan sampai pada pelaksanaan, bahkan kalau memungkinkan sampai pada tahap evaluasi.
Tahap-tahap tersebut bukan merupakan sesuatu yang harus dilalui dengan utuh, karena tahapan-
tahapan ini bukan merupakan suatu rukun dari sebuah perbuatan.

1. Persiapan

Pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seorang pembicara,
yaitu penentuan topik, penentuan tujuan, pengumpulan referensi, penyusunan kerangka, dan
berlatih.

a. Penentuan topik

Penentuan topik merupakan hal yang pertama kali dilakukan sebelum kegiatan berbicara
berlangsung. Biasanya ada dua jenis penentuan topik, yaitu topik tersebut telah
ditentukan oleh yang mengundang pembicara dan topik yang ditentukan sendiri oleh
pembicara. Jika topik itu telah ditentukan oleh panitia yang mengundang, segala hal
pertimbangan yang berkaitan dengan penentuan topik tidak perlu dilakukan pembicara.
Di sini mungkin pembicara hanya tinggal mendiskusikan kemungkinan topik tersebut
dapat direspons oleh calon pendengar. Diskusikanlah segala kemungkinan yang dapat
diprediksi dengan topik tersebut. Tidak salah jika pembicara memberi masukan-masukan
kepada panitia berdasarkan pengalaman selama dia menjadi pembicara. Dengan cara ini,
topik yang akan dibicarakan akan lebih sempurna. 7

b. Penentuan tujuan

7
Sebelum kegiatan berbicara dilakukan, harus diperjelas dulu tujuan Anda berbicara.
Jangan sampai kegiatan berbicara dilakukan tanpa tujuan yang jelas.8

c. Pengumpulan referensi

Banyak sumber informasi yang dapat dijadikan referensi atau pendukung kegiatan
berbicara, misalnya media cetak, media elektronik, buku, dan internet. Ini dapat diperoleh
di banyak tempat dengan mudah. Satu hal yang harus menjadi pegangan seorang
pembicara dalam mencari referensi adalah keautentikan referensi yang dijadikan
pendukung dalam berbicara. Keautentikan referensi menjadi bahan pertimbangan agar
uraian pembicaraan dapat dipertanggungjawabkan. Jika ada tanggapan dari pendengar,
walaupun tanggapan tersebut menyalahkan uraian pembicara, pembicara dapat
menunjukkan bahwa referensi yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. 8

d. Penyusunan kerangka

Kerangka dalam kegiatan berbicara berfungsi untuk membimbing arah pembicaraan.


Dengan kerangka ini, pembicara dapat mengatur keluasan dan kedalaman gagasan yang
diuraikannya, sehingga uraiannya terfokus pada satu pokok pembicaraan.

e. Berlatih

8
Berlatih merupakan tahapan terakhir dalam persiapan. Berlatihlah dalam kualitas dan
kuantitas yang mendukung dan terarah. Banyak cara dapat dilakukan dalam berlatih.
Latihan dapat dilakukan dengan cara sendiri atau meminta bantuan pihak lain. 9

5. Strategi Keterampilan Belajar


Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah melatih murid dapat berbicara dalam Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita dapat menggunakan
bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata, dan sastra sebagai bahan pembelajaran
berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali isi
cerita yang pernah dibaca atau didengar, bermain peran, pidato.Banyak cara untuk
meelaksanakan pembelajaran berbicara di SD, misalnya murid diminta merespons secara lisan
gambar yang diperlihatkan guru, bermain tebaktebakan, menceritakan isi bacaan, bertanya
jawab, membicarakan kaidah sebuah puisi, melanjutkan cerita guru, berdialog, dan sebagainya.
Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa pembelaran berbicara harus dikaitkan dengan
pembelajaran keterampilan lainnya.4

B. PENDIDIKAN KARAKTER

1. Pengertian
Setiap dalam diri individu mempunyai karakter yang berbeda-beda dan khas antara satu
dengan yang llain. Karakter dalam diri seseorang terjadi melalui proses pembelajaran sepanjang
hidupnya. Karakter adalah suatu pembawaan individu berupa sifat, kepribadian, watak serta
tingkah laku yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah karakter merupakan
serapan kata bahasa Latin kharakter, kharessein, kharax, dan dalam bahasa Inggris, yakni
character Secara mendasar dalam kehidupan sehari-hari adanya pengklasifikasian karakter ke
dalam dua jenis, yaitu karakter baik dan karakter buruk Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa
karakter atau sifat bawaan berkaitan erat dengan kepribadian (personality) dalam diri seseorang.5

4
Rohanna dan Syamsudin, Keterampilan Bahasa Indonesia Pendidikan Dasar( Makassar: Universitas Negeri
Makassar, 2021), 66.

5
Alfi Yuda, Pengertian Karakter Unsur dan Jenis Kepribadian,
https://m.bola.com/ragam/read/4582039/pengertian-karakter-unsur-jenis-beserta-macam-macam-
pembentukannya-yang-perlu-diketahui, 10-11-2021, 20:40

9
2. Macam-Macam Kepribadian Seseorang
1. Plegmatis

Plegmatis memiliki unsur kepribadian yang dingin. Plegmatis sering dikenal


sebagai orang yang cinta damai. Karakter ini menunjukkan pribadi yang lebih tenang,
cenderung diam, mudah diatur, suka mengalah dan tidak menyukai adanya konflik. Orang
dengan kepribadian ini cenderung menyukai kehidupan yang damai-damai saja, namun pada
saat dihadapkan dengan masalah, mereka akan cenderung kesulitan dalam mengambil
keputusan dan sering menunda-nunda. Namun sifat buruk seorang plegmatis ialah sering
memendam masalah karena tidak enak dengan orang lain sehingga merugikan hidupnya.
Kepribadian alami plegmatis akan baik jika ditempatkan pada suatu pekerjaan seperti perawat,
guru, psikolog, konseling.

2. Melankolis

Melankolis memiliki unsur kepribadian yang basah. Melankolis dikenal memiliki


pembawaan yang serius dan tekun sehingga dalam membuat perencanaan akan dilakukan
secara detail. Melankolis biasanya juga dikenal dengan sifat perfeksionis karena mereka
memiliki karakter cenderung rapi, teratur, terencana, dan mampu mempertimbangkan segala
sesuatu setelah melihat hal-hal kecil. Orang dengan tipe ini cenderung suka mengatur orang
lain, suka mengontrol semuanya sendiri, bicaranya dingin, sesuai aturan dan baku. Serta
selalu ingin tahu dan mengejar jawaban sampai mendalam karena menginginkan
kesempurnaan. Kepribadian alami melankolis akan sangat baik jika ia memilih menjadi
manajer, akuntan, pekerja sosial dan administrasi.

3. Sanguinis

Sanguinis memiliki unsur kepribadian yang panas. Sanguinis ini dikenal memiliki
pembawaan yang ceria, aktif dan optimis. Biasanya pribadi seperti ini sangat mudah bergaul
dan mudah membangun suasana menjadi lebih menyenangkan. Sanguinis merupakan tipe

10
yang suka menjadi pusat perhatian, ingin selalu disenangi oleh orang lain, memiliki rasa
percaya diri yang tinggi, dan selalu senang dengan situasi yang gembira seperti pesta maupun
berkumpul bersama teman-teman. Namun, sanguinis ini cenderung sulit untuk berkonsentrasi
dan diajak serius, serta cenderung memberikan keputusan setelah berpikir pendek.
Kepribadian sanguinis dikenal kreatif, maka kemampuan alami sanguinis juga baik jika
memilih pekerjaan yang berhubungan dengan dunia hiburan, travel, fashion, kuliner, dan juga
marketing.

4. Koleris

Koleris memiliki unsur kepribadian yang kering. Koleris ini dikenal memiliki
pembawaan emosional, logis dan keras kepala. Kepribadian koleris merupakan tipe
kepribadian seorang pemimpin. Koleris sangat suka mengatur, suka petualangan, suka
tantangan baru dan tegas dalam mengambil keputusan, serta tidak mudah menyerah maupun
mengalah. Kepribadian koleris juga dikenal suka menghabiskan waktu bersama orang-orang
yang memiliki banyak pembicaraan serius. Kemampuan alami koleris akan baik jika
ditempatkan pada pekerjaan yang terkait dengan teknologi, statistik, teknik dan bidang
pemrograman.6

C. PEMBELAJARAN BERBICARA BERBASIS KARAKTER

Pembelajaran berbicara berbasis karakter perlu ditingkatkan, karena pada kenyataannya


masis banyak siswa yang sulit berbicara ketika didaulat berbicara kedepan kelas. Banyak yang
masih malu-malu atau tersendat sendat serta berkeringat dingin bila disuruh berbicara ke depan
kelas. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk belajar public speaking diantaranya :

1. METODE TEKS

Metode ini adalah metode berbicara dengan membaca teks yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Kita bicara apa yang kita tulis di kertas yang telah disiapkan. Metode ini
6
4 Jenis Karakter Diri, https://www.pelatihan-sdm.net/kenalilah-4-jenis-karakter-diri/ 10-11-2021,
21:25.
11
biasanya dipakai untuk acara resmi. Metode ini baik digunakan untuk menghindari salah ucap
atau mengontrol pembicaraan agar tidak out of topic. Selain itu, untuk kita yang belum
terbiasa berbicara di depan umum, alangkah baiknya kita melatih gaya bicara dengan
memakai metode ini.

2. METODE HAFALAN/MEMORITER

Sama seperti metode teks, kita berbicara apa yang kita tulis di kertas yang sudah
disiapkan sebelumnya, hanya cara menyampaikan pidato/isi pembicaraan bukan dengan cara
membaca, melainkan dengan menghafal apa yang sudah ditulis, kemudian disampaikan secara
langsung kepada pendengar.

3. METODE POINT

Metode ini sebenarnya pengembangan dari metode teks, hanya tidak kata per kata
yang harus ditulis, tetapi cukup point-point atau intinya saja. Kita bisa memakai metode ini di
acara apa saja, formal/informal. Biasanya, orang yg sudah ahli sekalipun, sering memakai
metode ini untuk mencegah pembicaraannya menjadi out of topic.7

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

7
Adang Setiawan, Aneka Metode Berbicara Di Depan Umum,
https://adangsetiawan.wordpress.com/2010/03/01/aneka-metode-berbicara-di-depan-umum/, 10-11-
2021, 21:40.

12
Pembelajaran berbicara berbasis karakter adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru untuk melihat kesanggupan siswa dalam menyampaikan gagasan-
gagasan yang ada dalam pikirannya kepada orang lain sekaligus penanaman nilai karakter
kepada siswa agar terbentuk perilaku positif, interaksi yang baik dengan gurunya, kemampuan
mengelola emosi, percaya diri, kemampuan berinteraksi sosial dengan kawannya, termasuk
kemampuan akademik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, HG. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

Rohanna dan Syamsudin, 2021. Keterampilan Bahasa Indonesia Pendidikan Dasar. Makassar :
Universitas Negeri Makassar

Sorayya A. 2018. Model Peer Assessment: Dalam Matakuliah Berbicara Individu. Vol 1, Nomor
1. 71-77

Wibowo Dwi Cahyo. , http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2014/05/aspek-aspek-


keterampilan-dalam.html?m=1 Diakses Pada Tanggal 17 Juli 2021
Yuda Alfi, https://m.bola.com/ragam/read/4582039/pengertian-karakter-unsur-jenis-beserta-
macam-macam-pembentukannya-yang-perlu-diketahui Diakses pada tanggal 10
November 2021

Setiawan Adang, https://adangsetiawan.wordpress.com/2010/03/01/aneka-metode-berbicara-di-


depan-umum/ Diakses pada tanggal 10 November 2021

14

Anda mungkin juga menyukai