Anda di halaman 1dari 4

Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Full Day School

https://text-id.123dok.com/document/6qmk57e7z-faktor-pendukung-dan-faktor-penghambat-full-
day-school.html

Setiap sistem pembelajaran tentu memiliki kelebihan faktor penunjang dan kelemahan
faktor penghambat dalam penerapannya, tak terkecuali sistem full day school. Adapun
faktor pendukung dan faktor penghambat dari penerapan sistem full day school yaitu: a.
Faktor Penunjang Full day school 1. Kurikulum Diantara faktor-faktor pendukung itu
diantaranya adalah kurikulum. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan suatu pendidikan dapat dilihat dari kurikulum
yang digunakan oleh sekolah. 2. Manajemen Pendidikan Faktor pendukung berikutnya
adalah manajemen pendidikan. Manajemen sangat penting dalam suatu organisasi.
Tanpa manajemen yang baik, maka sesuatu yang akan kita gapai tidak akan pernah
tercapai dengan baik karena kelembagaan akan berjalan dengan baik, jika dikelola
dengan baik. 3. Sarana dan Prasarana Faktor pendukung yang ketiga adalah sarana dan
prasarana. Sarana pembelajaran merupakan sesuatu yang secara tidak langsung 62
berhubungan dengan proses belajar setiap hari tetapi mempengaruhi kondisi belajar.
Prasarana sangat berkaitan dengan materi yang dibahas dan alat yang digunakan.
Sekolah yang menerapkan full day school, diharapkan mampu memenuhi sarana
penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa. 4. Sumber
Daya Manusia Faktor pendukung yang keempat dan yang paling penting dalam
pendidikan adalah SDM. Dalam penerapan full day school, guru dituntut untuk selalu
memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta harus memperkaya diri dengan
metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak membuat siswa bosan karena full
day school adalah sekolah yang menuntut siswanya seharian penuh berada di sekolah.
5. Dana Faktor lain yang signifikan untuk diperhatikan adalah masalah pendanaan. Dana
memainkan peran dalam pendidikan. Keuangan merupakan masalah yang cukup
mendasar di sekolah karena dana secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sekolah
terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber belajar yang lain. b.
Faktor Penghambat Full day school Faktor penghambat merupakan hal yang niscaya
dalam proses pendidikan, tidak terkecuali pada penerapan full day school. Faktor yang
menghambat penerapan sistem full day school diantaranya : 63 1. Pertama,
keterbatasan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari
pendidikan yang vital untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu
adanya pengelolaan sarana dan prasarana yang baik untuk dapat dapat mewujudkan
keberhasilan pendidikan. Banyak hambatan yang dihadapi sekolah dalam meningkatkan
mutunya karena keterbatasan sarana dan prasarananya. Keterbatasan sarana dan
prasarana dapat menghambat kemajuan sekolah. 2. Kedua, guru yang tidak profesional.
Guru merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar. Keberlangsungan
kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh profesionalitas guru. Akan tetapi pada
kenyataannya guru mengahadapi dua yang dapat menurunkan profesionalitas guru.
Pertama, berkaitan dengan faktor dari dalam diri guru, meliputi pengetahuan,
keterampilan, disiplin, upaya pribadi, dan kerukunan kerja. Kedua berkaitan dengan
faktor dari luar yaitu berkaitan dengan pekerjaan, meliputi manajemen dan cara kerja
yang baik, penghematan biaya dan ketepatan waktu. Kedua faktor tersebut dapat
menjadi hambatan bagi pengembangan sekolah. 65 Dalam sistem pembelajaran tentu
memiliki faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapannya, tak terkecuali
sistem full day school. Adapun faktor pendukungnya yaitu kurikulum, manajemen 65
http:dewimulyasari1989.blogspot.com201306sistem-pendidikan-fullday-school.html
diakse tanggal 13 Januari 2014. 64 pendidikan, sarana dan prasarana, SDM, dana.
Sedangkan faktor penghambat dari penerapan sistem full day school yaitu keterbatasan
sarana dan prasarana, kemudian guru yang tidak profesional.

https://www.academia.edu/31318096/FAKTOR-
FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_RENDAHNYA_MINAT_BELAJAR_SISWA_PADA_MATA_PEL
AJARAN_IPS_DI_KELAS_V_SDN_4_TELAGA_KABUPATEN_GORONTALO

Dalam proses belajar, minat sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak memilikiminat
belajar, tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Minat adalah "gejala yang tertarikpada
sesuatu yang selanjutnya minat seseorang akan mencerminkan tujuannya". Apabilasiswa
yang berminat terhadap suatu pelajaran tertentu dapat dilihat dan diamati
partisipasinyadalam menekuni pelajaran tersebut. Minat ini memegang peranan penting
dalam prosesbelajar mengajar. Tanpa adanya minat maka ia tidak dapat menguasai
pelajaran yangdiberikan gurunya.Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa, minat
merupakan salah satu faktor dalammemperoleh hasil belajar. Sebab tanpa adanya minat
yang tinggi, siswa merasa terpaksa dan

terbebani dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, di samping ini proses belajar akanterwujud
bila dalam dirinya terdapat keseriusan. Begitu juga kondisi fisiologis berupakesehatan,
semangat dan potensinya yang normal. Akan tetapi semua ini tidak berjalandengan normal,
seperti terganggunya kesehatan, mudah pusing atau adanya kelainan-kelainanalat indera
atau tubuhnya, maka tidak dapat membangkitkan minat belajar dengan baik.Penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa rendahnya minat siswa terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi secara garis besar dibagi dua yaitu faktor yang berasal dari dalamdiri siswa
(internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Dan faktor inilah yang akan diteliti lebih
lanjut. Sedangkan kaitanya dalam pembelajaran IPS yakni, kita tahu bersamabahwa
pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang diajarkan dari tingkat SD,SMP,SMA bahkan
sampai di bangku perkuliahan pun ada. Mata pelajaran IPS merupakansalah satu mata
pelajaran yang menurut siswa sangat membosankan untuk di pelajari karenamata pelajaran
ini membahas mengenai peristiwa-peristiwa sejarah, wawasan yang berkenaandengan
wilayah-wilayah, mempelajari budaya, suku, fenomena-fenomena alam, nilai-
nilai,kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-
ekspresidan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih, Ilmu
politikdan ekonomi.Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa pada saat pembelajaran
IlmuPengetahuan Sosial (IPS) ini berlangsung masalah yang ditemukan antara lain
strategipembelajaran yang digunakan kurang sesuai. Hal ini mengakibatkan peserta didik
merasa jenuh atau bosan bahkan tidak bisa konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran
sehinggadapat menyebabkan menurunnya minat belajar. Materi yang dirasa terlalu banyak
juga dapatmenyebabkan siswa malas untuk mempelajari materi tersebut. Metode yang
kurang tepat danbersifat monoton juga dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik.
Selain itu siswakurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang disebabkan
oleh beberapafaktor internal dari siswa. Faktor-Faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa
dan hal iniakan sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Hal tersebut di atas tentunya
dapatmengakibatkan para siswa akan merasa bosan dan menganggap bahwa pelajaran IPS
itumembosankan.Dari masalah-masalah di atas masih banyak permasalahan-permasalahan
lain yangbisa ditemukan yang dapat menyebabkan menurunnya minat belajar peserta didik.
Apabilahal ini diabaikan dan tidak ditindaklanjuti maka akan berdampak kurang baik
terhadapperkembangan intelektual, emosional dan kepribadian siswa yang masih berada
pada faseoperasional-konkret. Oleh karena itu, kita perlu mencari solusi bagaimana caranya
agar siswa

mudah mengerti serta memahami materi yang diberikan, termotivasi dalam mengerjakansoal-
soal latihan, serta aktif dalam proses belajar mengajar berlangsung.Dalam interaksi belajar
mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selamaproses belajar yang
dilakukan. Sikap siswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakanbelajar. Sikap yang
salah akan membawa siswa merasa tidak peduli dengan belajar lagi.Akibatnya tidak akan
terjadi proses belajar yang kondusif. Tentunya hal ini akan sangatmenghambat proses
belajar. Sikap siswa terhadap belajar akan menentukan proses belajar itusendiri. Ketika
siswa sudah tidak peduli terhadap belajar maka upaya pembelajaran yangdilakukan akan sia-
sia. Peneliti memilih siswa yang kurang berminat dalam belajar dalamkelas, karena prestasi
anak sangat menurun dan ini akan mempengaruhi dan memperlambatperkembangan
pendidikan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud melakukanpenelitian yang
berjudul

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat BelajarSiswa Pada Mata Pelajaran IPS di
Kelas V SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo”.

BULLY http://eprints.ums.ac.id/61489/13/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

yang berkaitan dengan penyimpangan perilaku yang dilakukan siswa, yakni: (1)
Siswa melakukan bullying terhadap teman dan guru, (2) Siswa berbicara kurang
sopan, (3) Siswa melakukan pencurian uang teman sekelasnya, dan (4) Siswa
berperilaku tidak sesuai dengan identitas gender-nya (transeksualisme).
Berikut akan diuraikan permasalahan yang ditemukan di SD
Muhammadiyah 15 Surakarta yang berhubungan dengan penyimpangan perilaku.
Pertama, siswa melakukan bullying terhadap temannya. Beberapa siswa
melakukan bullying kepada siswa lain secara fisik dan psikis. Bullying secara fisik
nampak pada beberapa kejadian seperti: siswa menjambak, mencubit, memukul,
menendang, mendorong, menarik kuping temannya. Selain itu, siswa juga
melakukan pemalakan terhadap teman sebayanya pula. Bullying secara psikis
nampak pada beberapa kejadian seperti: siswa berkata kotor dan kasar pada saat ia
tersinggung, emosi dan juga untuk memaki temannya. Bahkan dalam keadaan
4
normal pun kata-kata kotor dan kasar ini sering dipergunakan. Siswa juga
mengejek temannya hingga kerap kali menangis. Siswa juga mengancam
temannya jika temannya akan mengadukan perbuatannya kepada guru. Terdapat
juga, siswa yang menghasut teman-temannya untuk menjauhi dan memusuhi sa lah
seorang siswa sehingga ia tidak memiliki teman sama sekali.
Kedua, Siswa berbicara kurang sopan dengan Guru. Siswa menggunakan
bahasa Jawa “ngoko” untuk berbicara kepada guru dan terkesan kurang sopan
karena bahasa Jawa “ngoko” pada umumnya digunakan untuk percakapan antar
sesama teman. Siswa akan menjawab pertanyaan dari guru dengan seenaknya
sendiri. Rasa hormat siswa kepada guru pun sangat kurang terbukti terdapat siswa
yang berani menendang kursi, merobek bukunya ketika ia merasa tersinggung,
bosan, dan tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian tentang “Perilaku School Bullying Pada Siswa Sekolah
Dasar Muhammadiyah 15 Surakarta” yaitu dengan mengamati keseharian siswa
dan bekerja sama dengan pihak sekolah ataupun keluarga.

Anda mungkin juga menyukai