PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi Profesionalisme
Menurut para ahli pendidikan, sebuah pekerjaan dikatakan profesi jika dilakukan
untuk mencari nafkah, sekaligus dilakukan dengan tingkat keahlian yang tinggi.agar sebuah
profesi dapat menghasilkan mutu produk yang baik, maka perlu dibarengi dengan etos kerja
yang mantap pula1. Ada tiga ciri dasar yang selalu dapat dilihat pada setiap profesional yang
baik mengenai etos kerjanya , yaitu :
Sementara menurut Suyanto (2001), ciri sebuah pekerjaan yang profesional adalah
sebagai berikut :
1
Muhaimin, 2003, hlm 63
2
Agus wibowo. Menjadi Guru Berkarakter,(Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2012), hal : 117
Kompetensi professional atau kompetensi akademik adalah kemampuan guru yang
berkaitan dengan keahlian bidang keilmuan. Jadi, dapat disimpulkan pekerjaan mengajar
adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk
itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak memperoleh tidak
pekerjaan lain dengan kesarjanaannya.
Kompetensi guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi kompetensi lainnya adalah
kompetensi kepribadian dan kompetensi kemasyarakatan. Secara teoritis ketiga jenis
kompetensi tersebuttidak mungkin dapat dipisah pisahkan. Diantara ketiga jenis kompetensi
yang saling menjalin secara secara terpadu dalam diri guru. Guru yang terampil mengajar
tentu harus pula memilki pribadi yang baik dan mampu mmelakukan social adjusment dalam
masyarakat. Ketiga kompetensi tersebut terpadu dalam karakteristik tingkah laku guru.3
1. Memiliki pengetahuan yang terkait dengan iklim belajar dikelas, yang terdiri atas :
(a) memilki keterampilan interpersonal, (b) memilki hubungan interaksi yang baik
dengan anak didik, (c) mampu m)enerima, mengakui,dan memperhatikan anak didik
secara serius, (d) menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi dalam mengajar (e)
mampu menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerjasama daan kohesivitas dalam dan
antar kelompok anak didik , dan menghargai haknya untuk berbicara setiap diskusi, dan
(f) mampu meminimalkan friksi-friksi dikelas.
2. Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajran ,yang terdiri atas:
(a) memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menanggapi anak didik yang tidak
mempunyai perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan , dan mampu
memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajran ,dan (b) mampu
3
Oemar Hamalik, 2008 : 34
bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkat berfikir untuk semua anak
didik.
3. Memilki kemampuan terkait dengan pemberian umpan balik (feed back ) dan penguatan
( reinforcement ) yang terdiri atas : (a) mampu memberikan umpan balik yang positif
terhadap respon anak didik, (b) mampu memberikan respon yang bersifat membantu
terhadap anak didik yang lamban dalam belajar, (c) mampu memberikan tindak lanjut
terhadap jawaban anak didik yang kurang memuaskan, dan (d) mampu memberikan
bantuan profesional kepada anak didik jika diperlukan.
4. Memilki kemampuan yang terkait dengan peningkatan pribadi, yang terdiri atas : (a)
mampu menerapkan kurikulum dan mengajar secara inovatif, (b) mampu memperluas
dan menambah pengetahuan mengenai metode- metode pembelajaran, dan (c) mampu
memanfaatkan perencanaan guru baik secara kelompok maupun perseorangan guna
menciptakan dan mengembangakn metode pembelajaran yang relevan.
Oleh karena kegiatan pembelajaran dikelas memilki peranan yang sangat penting
maka guru harus memberikan perhatian yang penuh tidak hanya pada interaksi proses belajar
mengajar, tetapi juga kondisi fisik, ruangan dan aktivitas kelas. Jika dikaji dari perspektif
manajemen, dalam pembelajaran dikelas, guru setidaknya melakukan tiga tahapan penting :
1. Tahap persiapan
(a) mengucap salam dan meletakkan alat alat mengajar di meja,
(b) memperhatikan sekeliling kelas, apakah ada kondisi yang menganggu, belum
dibersihkan , terdapat gambar gambar miring, alat tulis berantakkan dan sebagainya,
(c) melakukan absensi,
(d) memeriksa apakah anak didik sudah siap menerima materi perkuliahan, dan sudah
tidak ada lagi barang barang yang tidak penting yang dipegang anak didik.
3. Penutup
Menurut Oemar hamalik ( 2008 : 38 ), seorang guru dikatakan kompeten dan
profesional apabila memiliki keterampilan keterampilan sebagai berikut :
a. Guru guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik
baiknya.
b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.
c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapi tujuan pendidikan ( tujuan
intruksional ) sekolah.
4
Agus wibowo. Menjadi Guru Berkarakter,(Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2012), hal : 117-123
c. Relevansi artinya bahwa materi yang dikembangkan harus sesuai juga dengan
kemampuan siswa untuk menjawab kebutuhan kebutuhan khasnya.
d. Kemenarikan, hendaknya materi juga dapat mendorong siswa untuk mendalami
lebih jauh atau menimbulkan rasa ingin tahu.
e. Kepuasan, artinya materi yang diberikan dapat menimbulkan perasaan senang dan
puas dalam diri siswa, karena kebutuhan atau keinginannya tepenuhi.
4) Mengembangkan profesional berkelanjutan melalui tindakan reflektif
Guru merupakan unsur aparatur Negara dan ahli Negara. Oleh karena itu, guru
mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan tersebut.
5
Mulyasa,(2002) Manajemen Berbasis Sekolah,PT Remaja Rosdakarya, hal 43
pemerintahan Indonesia dalam menjalankan tugas pengabdiannya, sehingga guru
Indonesia tidak mendapat pengaruh yang negatif dari pihak luar, yang ingin
memaksakan idenya melalui dunia pendidikan.
6
Mulyasa,(2002) Manajemen Berbasis Sekolah,PT Remaja Rosdakarya, hal 44
7
Ibid, hal 45
8
Ibid, hal 46
b. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial di dalam dan diluar lingkungan kerjanya.9
Dalam hal ini kode etik guru Indonesia menunjukkan kepada kita betpa
pentingnya hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan
bersaudara yang mendalam anatar sesama anggota profesi. Hubungan sesame anggota
profesi dapat dilihat dari dua segi, yaitu hubungan formal dan hubungan
kekeluargaan.
9
Mulyasa,(2002) Manajemen Berbasis Sekolah,PT Remaja Rosdakarya, hal 47
10
Ibid, hal 49
nasional, prinsip membimbing dan prinsip pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya11
Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional, maupun mutu layanan,
guru harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. Oleh karena itu, dalam menigkatkan
sikap professional ini dapat dilakukan dengan beberapa jalan, yaitu:
1. Mandiri
2. Kelompok
11
Mulyasa,(2002) Manajemen Berbasis Sekolah,PT Remaja Rosdakarya, hal 49
3. Melalui kebijakan pemerintah
Pemerintah juga punya power yang baik dalam hal peningkatan profesionalisme guru.
Kegiatan yang diprakarsai dan yang dilakukan pemerintah biasanya dilaksanakan melalui
kementrian pendidikan dan kebudayaan, dinas pendidikan propinsi, dinas pendidikan
kabupaten atau kota. Bentuk kegiatan tersebut bisa berupa pelatihan, training, dan
pendidikan. Kegiatan pelatihan dan training serta berbagai kegiatan lainnya yang
diprakarsai pemerintah dapat dilakukan.