Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi Profesionalisme

Menurut Wina Sanjaya (2006 : 145 ) Kompentensi professional adalah kompetensi


atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompentensi
ini merupakan yang sangat penting sekali. Oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja
yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesioanalan seorang guru dapat dilihat dari
kompetensi sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan


tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional,kurikuler,
dan tujuan pembelajaran.
2. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan
perkembangan siswa, paham tentang teori-teori balajar.
3. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang study yang
diajarkannya.
4. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran.
5. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai berbagai media dan sumber
belajar.
6. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
7. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
8. Kemampuan dalam melaksanakan untuk penunjang, misalnya administrasi
sekolah, bimbingan penyuluhan.
9. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpiukir ilmiah untuk
mengingkatkan kinerja.

Menurut para ahli pendidikan, sebuah pekerjaan dikatakan profesi jika dilakukan
untuk mencari nafkah, sekaligus dilakukan dengan tingkat keahlian yang tinggi.agar sebuah
profesi dapat menghasilkan mutu produk yang baik, maka perlu dibarengi dengan etos kerja
yang mantap pula1. Ada tiga ciri dasar yang selalu dapat dilihat pada setiap profesional yang
baik mengenai etos kerjanya , yaitu :

1. Keinginan menjunjung tinggi mutu pekerjaan.


2. Menjaga diri dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Keinginan untuk memberikan layanan kepada masyarakatnya.

Sebuah pekerjaan, lanjut Muhaimin (2003 : 64 ), dipandang sebagai profesi, maka da


ketentuan yang harus ditaati :

1. Setiap profesi dikembangkan untuk memberikan layanan tertentu kepada masyarakat.


2. Profesi bukan sekedar mata pencaharian, tetapi juga mencakup pengabdian kepada
sesuatu.
3. Mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari
pengabdian secara terus menerus dan tidak mandek.2

Sementara menurut Suyanto (2001), ciri sebuah pekerjaan yang profesional adalah
sebagai berikut :

1. Harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat.


2. Berdasarkan kompetensi individu, bukan atas dasar kolusi, korupsi dan nepotisme
(KKN)
3. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi.
4. Ada kerjasama dan kompetensi yang sehat antar sejawat.
5. Adanya kesadaran profesional yang tinggi.
6. Memiliki prinsip prinsip etik.
7. Memiliki sistem sanksi profesi.
8. Adanya militansi individu.
9. Memilki organisasi profesi.

Di dalam undang-undang No.14 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa


kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

1
Muhaimin, 2003, hlm 63
2
Agus wibowo. Menjadi Guru Berkarakter,(Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2012), hal : 117
Kompetensi professional atau kompetensi akademik adalah kemampuan guru yang
berkaitan dengan keahlian bidang keilmuan. Jadi, dapat disimpulkan pekerjaan mengajar
adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk
itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak memperoleh tidak
pekerjaan lain dengan kesarjanaannya.

Menurut Buchari Alma ( 2008 : 142) kemampuan profesional adalah kemampuan


penguasaan materi secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai
yang dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan.
Materi yang dikuasai bukan hanya sekedar materi ajar yang diajarkan disekolah/ sesuai
sebaran dalam kurikulum sekolah , melainkan pula materi yang memayunginya.

1. Manguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi


a. Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
b. Memahami struktur, konseop, dan metode keilmuan yang mengaungi atau
koheren dengan materi ajar.
c. Memahami hubungan konsep anatar mata pelajaran terkait
d. Menerapkan konse-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
2. Menguasai struktur dan metode keilmuan
Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan atau materi bidang studi
3. Menguasai landasan pendidikan
a) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
1) Mengkaji tujuan pendidikan nasional
2) Mengkaji pendidikan dasar dan mengengah
3) Meneliti kaitan antara tujuan pendidikan dasar dan menengah dengan tujuan
pendidikan nasional.
4) Mengkaji kegiatan-kegiatan pengajaran yang menunjang tujuan pendidikan
nasinal.
b) Mengenal fungsi sekolah dan masyarakat
1) Mengkaji peranan sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan
2) Mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai pusat
pendidikan dan kebudayaan
3) Mengelola kegiatan sekolah yang mencerminkan sekolah sebagai pusat
pendidikan dan kebudayaan
c) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam
proses belajar mengajar
1) Mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap
2) Mengkaji prinsip-prinsip belajar
3) Menerapkan prinsp-prinsip belajar dalam kegiatan belajar mengajar
4. Menguasai bahan pengajaran
a) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan mengengah
1) Mengkaji kurikulum pendidikan dasar dan menengah
2) Menelaah buku teks pedoman khusus bidang studi
3) Menelaah buku teks pendidikan dasar dan menengah
4) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dinyatakan dalam buku teks dan buku
pedoman khusus
b) Menguasai bahan pengayaan
1) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang studi atau mata
pelajaran
2) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan profesi guru
5. Menyusun program pengajaran
a) Menetapkan tujuan pengajaran
1) Mengkaji ciri-ciri pengajaran
2) Dapat merumuskan tujuan pembelajaran
3) Menetapkan tujuan pembelajaran untuk satu satuan pembelajaran atau pokok
bahasan
b) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran
1) Dapat memilih bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
2) Mengembangkan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
c) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
1) Mengkaji berbagai metode mengajar
2) Dapat memilih metode mengajar yang tepat
3) Merancang prosedur belajar mengajar yang tepat
d) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai
1) Mengkaji berbagai media pengajaran
2) Memilih media pengaran yang tepat
3) Membuat media pengajaran yang sederhana
4) Menggunakan media pembelajaran
e) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
1) Mengkaji berbagai jenis dan kegunaan sumber belajar
2) Memanfaatkan sumber belajar dengan tepat
6. Melaksanakan program pengajaran
a) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat
1) Mengakaji prinsip-prinsip pengelolaan kelas
2) Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar mengajar
3) Menciptakan suasana belajar mengajar yang baik
4) Menagani masalah pengajaran dan pengelolaan
b) Mengatur ruang belajar mengajar
1) Mengkaji berbagai tata ruang belajar
2) Mengkaji kegunaan sarana dan prasarana kelas
3) Mengatur ruang belajar yang tepat
c) Mengelola interaksi belajar mengajar
1) Dapat mengamati kegiatan belajar mengajar
2) Mengkaji cara-cara mengamati kegiatan belajar mengajar
3) Menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar
4) Dapat menggunakan berbagai keterampilan dasar mengajar
5) Dapat mengatur murid dalam kegiatan belajar mengajar
7. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
a) Memilih prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
1) Mengakaji konsep dasar penilaian
2) Mengkaji berbagai teknik penilaian
3) Menyusun berbagai teknik penilaian
4) Menyusun alat penilaian
5) Mengkaji cara mengelola dan menafsirkan data untuk menetapkan taraf
pencapaian murid
6) Dapat menyelenggarakan penilaian pencapai murid
b) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
1) Menyelenggarakan penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar
2) Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar.

Kompetensi guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi kompetensi lainnya adalah
kompetensi kepribadian dan kompetensi kemasyarakatan. Secara teoritis ketiga jenis
kompetensi tersebuttidak mungkin dapat dipisah pisahkan. Diantara ketiga jenis kompetensi
yang saling menjalin secara secara terpadu dalam diri guru. Guru yang terampil mengajar
tentu harus pula memilki pribadi yang baik dan mampu mmelakukan social adjusment dalam
masyarakat. Ketiga kompetensi tersebut terpadu dalam karakteristik tingkah laku guru.3

Guru yang profesional menurut Muhaimin (2003 : 65 ), bukan sekedar mengajar


semata mata mencari kebutuhan hidup (ekonomi ) atau mata pencaharian, tetapi juga
melaksanakan pengabdian kepada sesuatu, yakni memberikan layanan yang bermutu kepada
masyarakat melalui karyanya yang profesional. Dengan demikian, dalam diri guru akan
timbul kesadaran untuk profesional, menjadi sosok yang militan, serta menjaga prinsip-
prinsip kode etik guru.

Menurut Suyanto ( 2001), guru profesional itu ditandai dengan pembelajarannya


dikelas yang efektif. Adapun ciri guru yang profesional dan efektif itu diantaranya :

1. Memiliki pengetahuan yang terkait dengan iklim belajar dikelas, yang terdiri atas :
(a) memilki keterampilan interpersonal, (b) memilki hubungan interaksi yang baik
dengan anak didik, (c) mampu m)enerima, mengakui,dan memperhatikan anak didik
secara serius, (d) menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi dalam mengajar (e)
mampu menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerjasama daan kohesivitas dalam dan
antar kelompok anak didik , dan menghargai haknya untuk berbicara setiap diskusi, dan
(f) mampu meminimalkan friksi-friksi dikelas.
2. Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajran ,yang terdiri atas:
(a) memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menanggapi anak didik yang tidak
mempunyai perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan , dan mampu
memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajran ,dan (b) mampu

3
Oemar Hamalik, 2008 : 34
bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkat berfikir untuk semua anak
didik.
3. Memilki kemampuan terkait dengan pemberian umpan balik (feed back ) dan penguatan
( reinforcement ) yang terdiri atas : (a) mampu memberikan umpan balik yang positif
terhadap respon anak didik, (b) mampu memberikan respon yang bersifat membantu
terhadap anak didik yang lamban dalam belajar, (c) mampu memberikan tindak lanjut
terhadap jawaban anak didik yang kurang memuaskan, dan (d) mampu memberikan
bantuan profesional kepada anak didik jika diperlukan.
4. Memilki kemampuan yang terkait dengan peningkatan pribadi, yang terdiri atas : (a)
mampu menerapkan kurikulum dan mengajar secara inovatif, (b) mampu memperluas
dan menambah pengetahuan mengenai metode- metode pembelajaran, dan (c) mampu
memanfaatkan perencanaan guru baik secara kelompok maupun perseorangan guna
menciptakan dan mengembangakn metode pembelajaran yang relevan.

Oleh karena kegiatan pembelajaran dikelas memilki peranan yang sangat penting
maka guru harus memberikan perhatian yang penuh tidak hanya pada interaksi proses belajar
mengajar, tetapi juga kondisi fisik, ruangan dan aktivitas kelas. Jika dikaji dari perspektif
manajemen, dalam pembelajaran dikelas, guru setidaknya melakukan tiga tahapan penting :

1. Tahap persiapan
(a) mengucap salam dan meletakkan alat alat mengajar di meja,
(b) memperhatikan sekeliling kelas, apakah ada kondisi yang menganggu, belum
dibersihkan , terdapat gambar gambar miring, alat tulis berantakkan dan sebagainya,
(c) melakukan absensi,
(d) memeriksa apakah anak didik sudah siap menerima materi perkuliahan, dan sudah
tidak ada lagi barang barang yang tidak penting yang dipegang anak didik.

2. Tahap pelaksanaan pembelajaran


Pada umumnya, pelaksanaan pembelajaram tersebut terbagi tiga tahapan kegitan ,
yaitu :
a. Pendahuluan. Pada tahapan ini guru mulai mengajar dengan mengarahkan
perhatian anak didik, atau menyuruh anak didik berbicara tentang bahan yang
akan diterangkan, dan lain sebagainya.
b. Kedua, tahapan inti,yaitu interaksi belajar mengajar yang terjadi dimana selama
guru dan anak didik membahas pokok bahasan yang menjadi acara utama pada
jam tersebut.
c. Ketiga, tahapan evaluasi, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah selesai
pembahasan inti. Evaluasi bisa juga dilakukan dengan menyuruh anak didik
membuat ringkasan , mengajukan pertanyaan, memberikan evaluasi formatif,
memberikan tugas rumah dan sebagainya.

3. Penutup
Menurut Oemar hamalik ( 2008 : 38 ), seorang guru dikatakan kompeten dan
profesional apabila memiliki keterampilan keterampilan sebagai berikut :
a. Guru guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik
baiknya.
b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.
c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapi tujuan pendidikan ( tujuan
intruksional ) sekolah.

Guru tersebut mampu melaksanakan peranananya dalam proses mengajar dan


belajar dikelas.4

Kompetensi profesional sebagaimana yang telah diamanatkn oleh peraturan


pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan terkait penguasaan
terhadap struktur keilmuan dari mata pelajaran yang dia asuh secara luas dan mendala,
sehingga dapat membantu guru membimbing siswa untuk menguasai pengetahuan atau
keterampilan secara optimal. Secara lebih spesifik menurut permendiknas No. 16/2007,
standar kompetensi ini dijabarkan kedalam lima kompetensi inti, yaitu :
1) Menguasai materi, struktur, dan konsep keilmuan mata pelajaran.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi mata pelajaran yang diasuh
3) Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif
Dalam mengembangkan materi , guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
a. Validitas artinya ketepatan materi terkait dengan konsep keilmuannya.
b. Keberartian artinya signifikansi dari materi tersebut terhadap kebutuhan peserta
didik.

4
Agus wibowo. Menjadi Guru Berkarakter,(Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2012), hal : 117-123
c. Relevansi artinya bahwa materi yang dikembangkan harus sesuai juga dengan
kemampuan siswa untuk menjawab kebutuhan kebutuhan khasnya.
d. Kemenarikan, hendaknya materi juga dapat mendorong siswa untuk mendalami
lebih jauh atau menimbulkan rasa ingin tahu.
e. Kepuasan, artinya materi yang diberikan dapat menimbulkan perasaan senang dan
puas dalam diri siswa, karena kebutuhan atau keinginannya tepenuhi.
4) Mengembangkan profesional berkelanjutan melalui tindakan reflektif

B. Sarana Sikap Profesionalisme


1. Sikap Terhadap Peraturan Perundang-undangan
Pada butir Sembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa: Guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan (PGRI,
1973). Kebijaksanaan pemerintah dinegara kita dipegang oleh Departemen
Peendidikan dan Kebudayaan. Dalam rangka pembangunan dibidang pendidikan di
Indonesia, Departemen Pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan ketentuan-
ketentuan dan peraturan-peraturan yang merupakan kebijaksanaan yang akan
dilaksanakan oleh aparatnya , yang meliputi5:
a. Pembangunan gedung-gedung pendidikan
b. Pemerataan kesempatan belajar antara lain dengan melalui kewajiban belajar,
peningkatan mutu pendidikan , pembinasaan generasi muda dengan menggiatkan
kegiatan karang taruna dan lainnya.

Kebijaksanaan tersebut biasanya dituangkan kedalam bentuk ketentuan-ketentuan


pemerintahan dan selanjutnya dijabarkan kedalam program-program umum
pendidikan.

Guru merupakan unsur aparatur Negara dan ahli Negara. Oleh karena itu, guru
mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan tersebut.

Untuk menjaga agar guru Indonesia tetap melaksanakan ketentuan-ketentuan yang


merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan, Kode Etik Guru
Indonesia mengatur hal tersebut, seperti yang tertentu dalam dasar kesembilan dari
kode etik guru. Dasar ini menunjukkan, bahwa guru harus tunduk dan taat kepada

5
Mulyasa,(2002) Manajemen Berbasis Sekolah,PT Remaja Rosdakarya, hal 43
pemerintahan Indonesia dalam menjalankan tugas pengabdiannya, sehingga guru
Indonesia tidak mendapat pengaruh yang negatif dari pihak luar, yang ingin
memaksakan idenya melalui dunia pendidikan.

2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi


Guru secara bersama-bersama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukkan
kepada kita betapa pentingnya peranan organisasi profesi sebagai wadah dan sarana
pengabdian. PGRI sebagai organisasi profesi memerlukan pembinaan, agar lebih
berdayaguna dan berhasil guna sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan
memantapkan profesi guru6 .
Organisasi PGRI merupakan suatu sistem, di mana unsur pembentuknya
adalah guru-guru. Oleh karena itu, guru harus bertindak sesuai dengan tujuan sistem.
Ada ubungan timbal balik antara anggota profesi dengan organisasi, baik dalam
melaksanakan kewajiban maupun dalam mendapatkan hak.
Organisasi profesional harus membina mengawasi para anggotannya.
Kewajiban membina organisasi profesi merupakan kewajiban semua anggota bersama
penggurusnya. Setiap anggota harus memberikan sebagian waktunya untuk
kepentingan pembinaan profesinya dan semua waktu dan tenaga yang diberikan oleh
para anggota ini dikoordinasikan oleh para pejabat organisasi tersebut, sehingga
pemanfaatannya menjadi efektif dan efisien7.
Dalam dasar keenam dari Kode Etik ini dengan gamblang juga dituliskan,
Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu
dan martabat profesinya.8 Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh anggota
profesi guna untuk selalu meningkatkan mutu dan martabat profesi guru itu sendiri .
3. Sikap Terhadap Teman Sejawat
Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahwa Guru memelihara hubungan
seprofesi , semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial. Ini berarti bahwa:
a. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru
dalam lingkungan kerjanya.

6
Mulyasa,(2002) Manajemen Berbasis Sekolah,PT Remaja Rosdakarya, hal 44
7
Ibid, hal 45
8
Ibid, hal 46
b. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial di dalam dan diluar lingkungan kerjanya.9

Dalam hal ini kode etik guru Indonesia menunjukkan kepada kita betpa
pentingnya hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan
bersaudara yang mendalam anatar sesama anggota profesi. Hubungan sesame anggota
profesi dapat dilihat dari dua segi, yaitu hubungan formal dan hubungan
kekeluargaan.

a. Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja


Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi sebagaimana mestinya,
mutlak, adanya hubungan yang baik dan harmonis di antara sesame
porsonel yaitu hubungan baik antara kepala sekolah dengan guru, guru
dengan guru, kepala sekolah ataupun guru dengan semua personel sekolah
lainnya,
b. Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Keseluruhan
Disini kita ambil contohnya ialah profesi kedokteran. Dalam sumpah
dokter yang diucapkan pada upacara pelantikan dokter baru, antara lain
terdapat kalimat yang menyatakan bahwa setiap dokter akan
memperlakukan teman sejawatnya sebagai saudara kandung. Dengan
ucapan ini, para dokter menganggap profesi mereka sebagai suatu keluarga
yang harus dijunjung tinggi dan dimuliakan.
Dalam hal ini kita harus mengakui dengan jujur bahwa sejauh ini profesi
keguruan masih memerluakan pembinaan yang sungguh-sungguh . rasa
persaudaraan seperti itu, bagi kita masih perlu ditumbuhkan sehingga
kelak akan dapat kita lihat bahwa hubungan guru dengan teman
sejawatnya berlangsung seperti halnya dengan profesi kedokteran.10

4. Sikap Terhadap Anak Didik


Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa: Guru
berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami
oleh sesorang guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan pendidikan

9
Mulyasa,(2002) Manajemen Berbasis Sekolah,PT Remaja Rosdakarya, hal 47
10
Ibid, hal 49
nasional, prinsip membimbing dan prinsip pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya11

C. Upaya peningkatan profesionalisme guru

Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional, maupun mutu layanan,
guru harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. Oleh karena itu, dalam menigkatkan
sikap professional ini dapat dilakukan dengan beberapa jalan, yaitu:

1. Mandiri

Upaya peningkatan profesionalisme guru dapat dilakaukan secara mandiri atau


perseorangan, kegiatan yang dilakaukan secara mandiri tentu akan lebih mudah diikuti,
tanpa bantuan dari orang lain. Namun perlu kesungguhan dan keinginan yang kuat dari
guru tersebut. Setiap guru harus memberikan sebagian waktunya jika bisa dapat
membverikan porsi yang lebih banyak untuk kegiatan ini. Kegiatan secara perorangan
dapat dilakukan baik secara formal maupuyn secara informal. Peningkatan secara formal
merupakan peningkatan melaui pendidikan dalam berbagai kursus sekolah, maupun
kuliah di perguruan tinggi atau lembaga lain yang berhubungan ndengan bidang profesi,
keinginan, waktu, dan kempuaan. Disamping itu, secara informal guru dapat saja
meningkatkan mutu atau kualitas profesionalismenya dengan mendapatkan mendapatkan
mass media (surat kabar, majalah, radio, televise,etc) atau dari buku-buku yang sesuai
dengan bidang profesi yang bersangkutan.

2. Kelompok

Kegiatan peningkatan profesionalisme jugta dapat pula direncanakan dan dilakukan


secara bersama-sama atau berkelompo. Kegiatan yang dilakukan secara kelompok selain
mudah untuk direncanakan dan dari sisi waktu juga bisa diatur atau disesuaikan dengan
waktu guru, juga akan memberikan motivasi dan semangat yang kuat dalam
mengikutinya. Bentuk kegiatan yang bisa dilakukan berkelompok ini bisa berupa
penataran, lokakarya, seminar, symposium, atau bahkan kuliah disuatu lembaga
pendidikan yang diatur sendiri. Misalnya kuliah penyetaraan S1 bagi guru-guru yang
masih D-II dan D-III adalah contoh-contoh kegiatan kelompok yang bisa diatur sendiri.

11
Mulyasa,(2002) Manajemen Berbasis Sekolah,PT Remaja Rosdakarya, hal 49
3. Melalui kebijakan pemerintah

Pemerintah juga punya power yang baik dalam hal peningkatan profesionalisme guru.
Kegiatan yang diprakarsai dan yang dilakukan pemerintah biasanya dilaksanakan melalui
kementrian pendidikan dan kebudayaan, dinas pendidikan propinsi, dinas pendidikan
kabupaten atau kota. Bentuk kegiatan tersebut bisa berupa pelatihan, training, dan
pendidikan. Kegiatan pelatihan dan training serta berbagai kegiatan lainnya yang
diprakarsai pemerintah dapat dilakukan.

a. Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan.


Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan nanti. Kerena tugasnya
yang bersifat unik, guru selalu menjadi panutan bagi siswanya dan bahkan bagi
masyarakat sekelilingnya. Oleh sebab itu, bagaimana guru bersikap terhadap
pekerjaan dan jabatan selalu menjadi perhatian siswa dan masyaraka.
Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus
dibina sejak calon guru memulai pendidikannya dilembaga pendidikan guru.
Berbagai usaha dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu,
keterampilan dan bahkan sikap professional dirancang dan dilaksanakan selama
calon guru berada dalam pendidikan prajabatan. Sering juga pembentukan sikap
tertentu terjadi sebagai hasil sampingan dari pengetahuan yang diperoleh calon
guru.
b. Pengembangan sikap selama dalam jabatan
Pengembangan sikap professional tidak berhenti apabila calon guru selesai
mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam
rangka peningkatan sikap professional keguruan dalam masa pengabdiannya
sebagai guru. Seperti dapat dilakukan dengan cara (formal dan informal).
Profesionalisme seorang guru secara garis besar ditentukan oleh tiga faktor, yakni
; 1) faktor internal dari guru itu sendiri, 2) kondisi lingkungan tempat kerja dan 3)
kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu, profesionalisasi ( upaya meningkatkan
profesionalisme) guru agar menjadi guru professional harus dilakukan secara
sinergis melalui tiga jalur. Berikut adalah penjelasan masing-masing faktor.
1) Faktor internal guru
Faktor internal guru yakni kemauan guru untuk menjadi seorang guru yang
professional memegang peranan yang sangat penting. Faktor internal ini
justru yang mempercepat proses terwujudnya guru-guru yang professional.
Dengan kata lain, profesionalisasi guru professional tidak akan terwujud
apabila tidak dimulai dari faktor internal ini.
2) Kondisi lingkungan tempat kerja
Kondisi lingkungan tempat kerja juga sangat menentukan keberhasilan
profesionalisasi guru professional. Sebab, meskipun sudah dilakukan
profesionalisasi agar guru menjadi professional, namun apabila lingkungan
tempat kerja tidak kondusif. Hasilnya, guru tidak lagi menjadi
professional, apabila berusaha untuk menjadi professional.
3) Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah dalam profesionalisasi guru professional ini
terutama terkait dengan award and punishment. Award diberikan ke[ada
guru professional. Punishment diberikan kepada guru yang tidak bekerja
secara professional. Apabila kebijakan pemerintahan ini dijalankan maka
akan mempercepat lahirnya guru yang professional.

D. Ruang lingkup kompetensi professional

Secara umum dapat diidentifikasi runag lingkup kompetensi guru yaitu:

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofi, psikologis,


sosiologis dan sebagainya.
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta
didik.
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber
belajar yang relevan.
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
Secara lebih khusus, kompetensi profesional guru dapat dijabarkan:

a. Memahami standar nasional pendidikan, yang meliputi:


1. Standar isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi kelulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian pendidikan
b. Mengembangkan kurilukum tingkat satuan pendidikan yang meliputi:
1. Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD)
2. Mengembangkan silabus
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
4. Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik
5. Menilai hasil belajar
6. Menilai dan memperbaiki KTSP sesuai dengan perkembengan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemajuan zaman
c. Menguasai materi standar, yang meliputi:
1. Menguasai bahan pembelajaran (bidang studi)
2. Menguasai bahan pendalaman (pengayaan)
d. Mengelola program pembelajran, yang meliputi:
1. Merumuskan tujuan
2. Menjabarkan kompetensi dasar
3. Memilih dan menggunakan metode pembelajaran
4. Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran
5. Melaksanakan pembelajaran
e. Mengelola kelas, yang meliputi:
1. Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran
2. Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
f. Menggunakan media dan sumber pembelajar, yang meliputi:
1. Memilih dan menggunakan media pembelajaran
2. Membuat alat-alat pembelajaran
3. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka pembelajaran
4. Mengembangkan laboratorium
5. Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran
6. Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
g. Menguasai landasan-landasan kependidikan, yang meliputi:
1. Landasan filosofis
2. Landasan psikologis
3. Landasan sosiologis
h. Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik, yang meliputi:
1. Memahami fungsi pengembangan peserta didik
2. Menyelenggarakan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan peserta
didik
3. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling dalam rangka
pengembangan peserta didik
i. Memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah, yang meliputi :
1. Memahami penyelenggaraan administrasi sekolah
2. Menyelenggarakan administrasi sekolah
j. Memahami penelitian dalam pembelajaran, yang meliputi:
1. Mengembangkan rancangan dan penelitian
2. Melaksanakan penelitian
3. Menggunakan hasil penelitian untuk meningkatakan kualitas
pembelajaran
k. Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran.
1. Memberikan contoh perilaku keteladanan
2. Mengembangkan sikap disiplin dalam pembelajaran
l. Mengembangkan teori dan konsep dasar kependidikan.
1. Mengembangkan teori-teori kependidikan yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik
2. Mengembangkan konsep-konsep dasar kependidikan yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik
m. Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual, yang meliputi :
1. Memahami strategi pembelajaram individual
2. Melaksanakan pembelajaran individual
Memahami uraian diatas Nampak bahwa kompetensi professional
merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitannya dengan
pelaksanaan tugas utamanya mengajar. Sementara itu, dalam standar nasional
pendiidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir c, sebagaimana dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhu standar kompetensi
yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai