Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ARAH INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA MENGHADAPI REVOLUSI


INDUSTRI 4.0

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Ardi Cahyadireja, M.Pd

Disusun oleh:

Miftahul Firdaus 604030701190

Renu Ariyani 60403070119011

Rosi Rahmawati 60403070119014

Sabrina Nurhasanah 60403070119031

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BINA MUTIARA SUKABUMI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Arah Inovasi Pendidikan di Indonesia
Menghadapi Revolusi Industri 4.0” tepat dalam waktu yang telah di tentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan.
Inovasi Pendidikan merupakan suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai
hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang, baik berupa hasil intervensi atau discovery,
yang digunakan untuk mencapai tujuan Pendidikan atau memecahkan masalah.

Kami menyadari keterbatasan dan banyak kekurangan dalam membuat makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangin bagi kesempurnaan
makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapal Ardi Cahyadireja, M.Pd selaku
Dosen pembimbing yang memberikan nasehat dan saran serta teman-teman yang bersedia
menyediakan wakyu, tenaga, pikiran dan kerjasamanya dalam pembuatan makalah sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Aamiin

Sukabumi, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Makalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Inovasi Pendidikan
a. Pengertian Inovasi
b. Pengertian Inovasi Pendidikan
c. Model Inovasi Pendidikan
d. Tujuan Inovasi Pendidikan
2. Revolusi Industri 4.0

BAB III PEMBAHASAN

1. Dampak Revolusi Industri 4.0 Terhadap Pendidikan di Indonesia


2. Strategi pembelajaran di era revolusi industry 4.0
3. Media pembelajaran era revolusi industry 4.0
4. Kurikulum yang inovatif di era revolusi industry 4.0

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dapat diragukan lagi bahwasanny manusia tidak lepas dengan segala
kemampuan atau sumber daya yang dimilikinya. Dengan cara mencurahkan segala daya
dan kemampuannya untuk selalu berinovasi menemukan sesuatu yang baru dan dapat
membantu hidupnya menjadi lebih baik. Jika manusia tidak menggali segala
kemampuannya makai a akan tertinggal bahkan tergerus oleh zaman yang yang selalu
berkembang. Dalam dunia Pendidikan, inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan karena
akan terjadi ketidak perkembangan pada Pendidikan yang kemudian berimbas pada
elemen-elemen kehidupan yang lain, seperti politik, ekonomi, social dan lain-lain.
Saat ini, ini dunia tengah memasuki era revolusi industry 4.0 atau revolusi
industry dunia keempat, dimana teknologi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia.
Segala hal menjadi tanpa batas dan tidak terbatas akibat perkembangan internet dan
teknologi digitak yang mempengaruhi dunia Pendidikan.
Perkembangan Pendidikan didunia tidak lepas dari adanya perkembangan dari
revolusi industry yang terjadi di dunia, karena secara tidak langsung perubahan tatanan
ekonomi turut merubah tatanan Pendidikan disuatu negara. Revolusi industry ini mulai
dari: 1. Revolusi industri 1.0 terjadi pada abad ke 18 melalui penemuan mesin uap, 2.
Revolusi industry 2.0 terjadi pada abad ke 19-20 melalui penggunaan listrik, 3. Revolusi
industry 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970an melalui penggunaan komputerisasi, dan 4.
Revolusi industry 4.0 sendiri terjadi pada sekiar tahun 2010an.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dampak Revolusi Industri 4.0 Terhadap Pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana Strategi pembelajaran di era revolusi industri 4.0?
3. Apa Media pembelajaran era revolusi industri 4.0?
4. Bagaimana Kurikulum yang inovatif di era revolusi industri?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu inovasi?

1
2. Untuk mengetahui apa itu inovasi Pendidikan?
3. Untuk mengetahui apa itu revolusi Pendidikan 4.0?
4. Untuk mengetahui bahagaimana dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap Pendidikan di
Indonesia?
5. Untuk mengetahui Strategi pembelajaran di era revolusi industry 4.0?
6. Untuk mengetahui apa saja media pembelajaran era revolusi industry 4.0?
7. Untuk mengetahui kurikulum yang inovatif di era revolusi industry?

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Inovasi Pendidikan
a. Pengertian inovasi
Istilah inovasi merupakan kata yang menarik dalam manajemen pada tiga
dasawarsa belakangan. Para pimpinan bisnis dan politisi dalam memenangkan
persaingan selalu menggunakan istilah inovasi atau perubahan radikal sebagai jargon
kompetisi dan perjuangan bisnis dalam kiprahnya.
Menurut para ahli sebagaimana diungkapkan dalam kamus dapat dialih bahasakan
bahwa innovation dipahami sebagai penggatntian cara-cara yang lama dengan cara
baru, innovator adalah pembawa cara-cara baru,demikian pendapat Miraza Cs,
(1972:183) yang dikemukakan oleh Asy'ari (tt:70) dalam Muhammad Rusli Karim.
Tugasnya suatu pembaharuan, perubahan baru, berarti inovasi. Karena itu istilah
Innovator adalah dipahami sebagai penemu cara baru, atau pembaharu.
Menurut Junius Mauegha, (1982:89) istilah inovasi, perubahan dan pembaharuan
seringkali dipakai secara silih berganti untuk menjelaskan tentang inovasi.
Berdasarkan studi Center For Educational reseach and Innovation tahun 1973 sudah
didefinisikan bahwa menunjukan sesuatu tindakan yang baru dalam organisasi dan
kehidupan manusia. Dalam hal ini inovasi sebagai suatu usaha yang dilakukan secara
sengaja untuk meningkatkan praktik dalam mencapai tujuan dan selanjutnya
dinyatakan suatu pembaharuan adalah suatu inovasi dari suatu system dalam skala
yang luas.
Wijaya (1992:9), berpendapat bahwa inovasi merupakan upaya memperkenalkan
berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang sudah terbiasa
demi timbulnya praktiknya yang baru baik dalam metode ataupun cara-cara bekerja
untuk mencapai tujuan.
Secara singkat inovasi dimaksudkan sebagai pembaharuan baik berupa idea atau
gagasan, kelakuan atau benda, sebagaimana dinyatakan bahwa: “An innovation is
here defined as any thought, behavior, or thing that is new because it is qualitatively

3
different from exiting forces” demikian pendapat Barnett, (1953:7) sebagaimana
dikutip oleh Asy'ari (tt:70).
Pendapat lain dari Kluchnikov (1976) sebagaimana dikemukakan Mauegha
(1982:90) membedakan antara perubahan, inovasi dan pembaharuan, yaitu:
● Perubahan, mempunyai arti yang sangat luas dan tidak selalu harus berarti
suatu peningkatan. Istilah ini mempunyai konotasi baik dengan kemajuan
maupun dengan kemunduran.
● Inovasi, berhubungan dengan Pendidikan diinterpretasikan sebagai
peningkatan dari Teknik Pendidikan yang relative bersifat sebagian atau
fragmentaris. Jadi secara umum hal ini terbatas pada perluasan dan
peningkatan Teknik Pendidikan yang ada dan tidak mutlak harus
bertentangan secara fundamental dengan praktik yang ada.
● Pembaharuan, istilah ini juga berhubungan dengan peningkatan yang
secara umum dapat meliputi beberapa aspek inovasi tetapi yang
berkelanjutan.

Rogers dan Shoemaker (1987:26) inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang
yang di anggap baru oleh seserang. Tidak menjadi soal, sejauh dihubungkan dengan
tingkah laku manusia, apakah ide itu betul-betul baru atau tidak jika diukur dengan
selang waktu sejak digunakannya atau ditemukannya pertama kali.

Sa'ud (2011:4) menyimpulkan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang
praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamatai atau dirasakan
sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Hal yang
baru itu dapat berupa invensi atau discovery, yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk memecahkan masalah.

Inovasi merupakan perubahan yang direncanakan, yang bertujuan untuk


memperbaiki praktik menuju keadaan yang lebih baik. Tegasnya inovasi asalah
sesuatu yang baru, yang membuat terciptanya suasana baru karena adanya cara baru
untuk memenuhi kebutuhan manusia (Ancok, 2011:3).

4
Dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah pembaharuan dalam ide, gagasan dan
produk barang dalam kehidupan manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih
baik. Karena itu, inovasi yang dilakukan individu dan kelompok masyarakat atau
bangsa berkenaan dengan perubahan kualitatif dalam perwujudan kebudayaan
manusia yang termanifestasikan pada berbagai bidang dan aspek kehidupan.

b. Inovasi Pendidikan

Menurut Hamidjojo, yang dikutip Abdulhak (2002), inovasi Pendidikan


sebagai “suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal (yang ada)
sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai
tujuan tertentu, termasuk dalam bidang pendidikan”. Inovasi tidak hanya sekedar
terjadinya perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya. Dalam perubahan
yang tergolong inovasi disamping terjadi yang baru mesti terdapat unsur kesengajaan,
unsur kualitas yang lebih baik dari sebelumnya dan terarah pada peningkatan
berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diterapkan.

Inovasi Pendidikan merupakan inovasi dalam bidang Pendidikan atau inovasi


untuk memevahkan masalah Pendidikan. Inovasi Pendidikan pada dasarnya
merupakan suatu perubahan ataupun pemikiran cemerlang dibidang Pendidikan yang
bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik Pendidikan tertentu ataupun
berupa produk dari suatu hasil olah piker dan olah teknologi yang diterapkan melalui
tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan
Pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan Pendidikan ataupun proses
Pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.

c. Model inovasi pendidikan


Secara umum telah dijelaskan bahwa model inovasi Pendidikan ada dua, yaitu:
● Top down model, yaitu inovasi Pendidikan yang diciptakan oleh pihak
tertentu sebagai pimpinan atau atasan yang diterapkan kepada bawahan,
seperti halnya inovasi Pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian
Pendidikan Naional selama ini.

5
● Bottom up model, yaitu model inovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari
bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan peyelenggaraan
dan mutu Pendidikan.
d. Tujuan inovasi Pendidikan
Menurut Hamidjojo (1974) tujuan utama inovasi ialah meningkatkan suber-
sumber-sumber tenaga, uang sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Tujuan inovasi Pendidikan ialah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan
efektivitas semua serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil
Pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat
dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, teaga, uang, alat dan waktu dalam
jumlah yang sekecil-kecilnya.
Secara sistematis arah tujuan inovasi Pendidikan Indonesia, ialah:
a. Mengejar berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, sehingga pada akhirnya Pendidikan di Indonesia semakin berjalan
sejajar dengan berbagai kemajuan tersebut.
b. Mengusahakan tersenggarakannya

2. Revolusi industri 4.0


Revolusi Industri 4.0 merupakan kemajuan teknologi baru yang
mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis, dimana terdapat perubahan cara hidup
kerja manusia secara fundamental. Dengan perkembangan teknologi yang semakin
berkembang pesat yang mengalami terobosan semua disiplin ilmu.
Revolusi industri merupakan perubahan cara hidup dan proses kerja manusia
secara fundamental, dimana dengan kemajuan teknologi informasi dapat
mengintregrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan
dampak bagi seluruh disiplin ilmu. Dengan perkembangan teknologi informasi yang
berkembang secara pesat mengalami terobosan diantaranya dibidang artificiall
intellegent, dimana teknologi komputer suatu disiplin ilmu yang mengadopsi keahlian
seseorang kedalam suatu aplikasi yang berbasis teknologi dan melahirkan teknolologi
informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0


Guru memberikan peranan penting dalam pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0.
Ada tiga hal penting yang harus dilakukan guru (Sukartono, 2018), yaitu menyiapkan siswa
untuk mampu menciptakan pekerjaan yang saat ini belum ada, menyiapkan siswa untuk
menyelesaikan masalah yang belum ada, dan menyiapkan anak untuk mampu menggunakan
teknologi. Untuk mempersiapkan siswa menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 bukanlah hal
yang mudah. Guru memerlukan strategi pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa
untuk berkembang. Strategi pembelajaran berpengarauh terhadap pola pikir dan apa yang
akan dihasilkan siswa kelak nanti. Pemilihan strategi pembelajaran mempunyai peranan
penting dalam menyiapkan siswa menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Adapun lima
strategi yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran (Guru Produktif, 2019), yaitu:
a. Membantu siswa dalam belajar
Proses pembelajaran yang terjadi adalah teacher center. Guru sebagai sumber
informasi satu-satunya di dalam kelas. Guru menjelaskan pembelajaran, siswa diberikan
waktu untuk menyalin catatan di papan tulis, siswa mengerjakan latihan soal,
pembahasan, dan dilanjutkan dengan penilaian. Untuk anak yang memperoleh nilai yang
baik, mendapatkan apresiasi dari guru. Namun untuk siswa yang belum mendapat nilai
baik, belum ada tindakan khusus/ remedial dari guru. Adapun empat pilar pendidikan
menurut Unesco (Rahmat, 2004) adalah:
1. Learning to do, Diharapkan siswa memahami pembelajaran, bukan hanya mengetahui
2. Learning to know, Siswa diharapkan tidak hanya sebagai pendengar, namun juga
mengimplementasikan informasi yang diperoleh dengan praktik.
3. Learning to be, Setiap manusia diberikan bakat dan minat berbeda dengan orang lain.
Siswa diharapkan mampu menjadi diri sendiri. Mengucap syukur atas segala
kelebihan dan kekurangan diri.

7
4. Learning to live together, Diharapkan hasil dari pembelajaran, siswa mampu hidup
bersama dengan orang lain, mampu menempatkan diri, saling menghormati, dan
menghargai. Untuk membangun empat pilar pendidikan tersebut, guru harus
meningkatkan kualitasnya dengan memperkaya pengetahuan tentang metode
pembelajaran yang tepat. Pembelajaran teacher center belum memberikan konstribusi
yang besar.
b. Adanya kesempatan untuk berkembang dan berprestasi
Ukuran keberhasilan siswa biasa hanya dipandang dari angka yang diperoleh.
Peringkat di kelas menandakan prestasi yang didapatkan siswa. Tanpa disadari, manusia
diciptakan Tuhan memiliki kecerdasan yang berbeda. Howard Garner (Tobeli, 2009)
mengungkapkan ada sembilan kecerdasan majemuk, meliputi kecerdasan linguistik,
kecerdasan matematis, kecerdasan ruang, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan
eksistensial. Guru bisa mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa saat
pembelajaran di kelas. Pemberian stimulus dan pengarahan guru mampu merangsang
kecerdasan siswa akan meningkat sehingga siswa diberikan kesempatan uktuk
berkembang dan berprestasi sesuai kecerdasan yang dimilikinya.
c. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Pendidikan karakter harus dikembangkan sedini mungkin. Penanaman karakter
tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) merupakan kelanjutan dan revitalisasi dari pendidikan karakter dari tahun 2010.
PPK dinilai penting dikembangkan di dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan,
bahwa PPK memiliki peranan penting seperti ancaman keutuhan dan masa depan bangsa,
menghadapi tantangan global, dan membentuk etika pada siswa (Kemendikbud, 2017).
Kunci penerapan PPK terletak pada pembiasaan (habit) di sekolah. Guru memiliki
peranan besar dalam penanaman pendidikan karakter.
d. Melek teknologi
Era Revolusi Industri 4.0 menuntut sebagian besar orang memahami akan arti
pentingnya teknologi. Teknologi yang ada memberikan banyak pengaruh yang baik
dalam kehidupan. Pemanfaatan teknologi yang tepat dalam pembelajaran memberikan
tambahan pengetahuan yang baik kepada guru untuk ditransfer ke siswa. Sebaiknya guru

8
mampu memanfaatkan fasilitas teknologi seperti dengan pencarian bahan ajar yang lebih
menarik sehingga siswa bersemangat mengikuti pembelajaran. Selain untuk pencarian
bahan ajar, guru bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendukung
pembelajaran dengan cara menjadi blogger. Hal ini akan membantu siswa dalam
memahami pelajaran yang diberikan. Selain itu, siswa mampu mengulang materi yang
diberikan guru dimana saja siswa berada dan kapanpun siswa mau. Tentunya didukung
dengan fasilitas yang memadai. Guru harus memberikan pengertian kepada siswa untuk
menggunakan teknologi untuk hal yang baik.
e. Menjadi guru efektif
Guru efektif adalah guru yang selalu berpikir bagaimana cara menjadi lebih baik
(Henson & Eller dalam Fatimaningrum, 2011). Guru efektif bukan hanya mengetahui
pelajaran, namun bagaimana guru mampu menyampaikan kepada siswa dengan baik.
Dengan cara pikir guru mau menjadi lebih baik, guru akan mencari solusi apabila dalam
pembelajaran, ilmu yang ditransfer ke siswa belum sepenuhnya dipahami. Adapun
karakteristik guru efektif (Dzulkifli & Sari, 2015) yaitu (1) memiliki rasa simpati yang
tinggi, melayani, dan menganggap bahwa siswa merupakan anak sendiri, (2) ikhlas
dalam memberikan ilmu dan tidak meminta balasan dalam bentuk apapun, (3)
memberikan tanggung jawab kepada siswa (tugas) berdasarkan porsi setiap siswa, (4)
memberikan nasehat apabila siswa melakukan pelanggaran, (5) semua ilmu memiliki
kedudukan yang sama, (6) tidak memaksakan siswa untuk mencapai target yang telah
ditentukan, (7) pemberian bahan ajar yang lebih sederhana untuk anak yang belum bisa
memahami pelajaran dengan baik.
B. Media Pembelajaran Era Industri 4.0
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai
peranan penting dalam proses pendidikan. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian
yang harus mendapat perhatian guru dan dosen dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Ada
beragam media dan teknologi dapat digunakan untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan seperti :
1. Media yang tidak diproyeksikan, seperti foto, diagram, bahan pameran, dan model,

9
2. Media yang diproyeksikan,
3. Media audio seperti kaset, compact disk, audio yang berisi rekaman perkuliahan.
4. Media gambar gerak.
5. Pembelajaran berbasis komputer,
6. Multimedia dan jaringan komputer.
Semua ragam media ini mempunyai kekhasan atau karakteristik tersendiri untuk
digunakan dalam menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada peserta didik. Selain
penggunaan media dan teknologi komponen-komponen sistem pembelajaran seperti materi
dan metode pembelajaran juga ikut berperan dalam menciptakan pembelajaran sukses,
efektif, efisien, dan menarik. Beragam media, metode atau model pembelajaran ikut
menentukan keberhasilan penyelenggarakan sebuah program pembelajaran.
Media pembelajaran bahasa Indonesia inovatif adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, kemampuan peserta didik sehingga
mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa serta bersifat baru. Media berdasarkan
bentuk penyajiannya dikelompokkan menjadi media visual (maya), media audio dan media
audio visual. Pemilihan media harus dilakukan setelah guru memiliki analisis kompetensi
dan mengetahui tujuan pembelajaran. Guru diharapkan memilih yang cocok dengan bahan
dan metode pembelajaran serta fasilitas pembelajaran yang ada. Yang perlu diingat dalam
hal ini bahwa media yang dipilih dan digunakan ditujukan untuk kepentingan peserta dalah
proses pembelajaran.
Pilihlah media yang dibutuhkan untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga
memudahkan peserta didik dalam belajar, menarik, dan disukai peserta didik. Kata kuncinya
adalah media yang dapat membelajarkan peserta didik. Beberapa prinsip pemilihan media
pembelajaran, yaitu menentukan jenis media, menetapkan dan memperhitungkan subyek
dengan tepat menyajikan media dengan tepat, menempatkan dan memperlihatkan media
pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Dasar pertimbangan pemilihan dan penggunaan
media pembelajaran agar media pembelajaran yang dipilih tepat, ada beberapa faktor dan
kriteria hal-hal yang perlu diperhatikan adalah faktor-faktor pemilihan dan penggunaan:
objektivitas, program pembelajaran, sasaran program pembelajaran, situasi dan kondisi,
kualitas teknik keefektifan dan keefisiesian penggunaan. Fungsi media pembelajaran sebagai
alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.

10
Media pembalajaran akan membantu peserta didik lebih memahami materi
pembelajaran dan mempermudahkan proses pembelajaran. Pembelajaran menjadi lebih
menarik, juga mempercepat proses pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran,
Nilai-nilai praktis media pembelajaran dapat meletakkan dasar-dasar nyata berpikir,
meningkatkan minat dan perhatian pesrta didik untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil
belajar serta dapat menumbuhkan kegiatan mandiri peserta didik. Di samping itu, media
pembelajaran juga menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, membantu
tumbuhnya pemikiran dan perkembangan kemampuan berbahasa peserta didik, membantu
memberikan pengalaman yang tidak mudah dicari dengan cara lain serta pembelajaran akan
lebih jelas maknanya sehingga mudah dipahami peserta didik, metode pembelajaran lebih
bervariasi. Aktivitas mahasiswa lebih hidup karena bukan hanya guru yang aktif melakukan
kegiatan, melainkan juga peserta didik.

Pada masa sekarang dan yang akan datang teknologi komunikasi dan informasi akan
berkembang makin pesat. Teknologi informasi telah menjadi bagian integral dari kegiatan
manusia dalam memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk kegiatan
belajar dan meningkatkan kemampuan. Perkembangan teknologi komunikasi digital yang
berlangsung pesat seperti saat ini berpengaruh signifikan terhadap semua aspek kehidupan,
termasuk di dalamnya bagaimana manusia melakukan aktivitas belajar.
C. Kurikulum Yang Inovatif Di Era Revolusi Industri 4.0
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian
pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan. Sebagai perangkat pendidikan, kurikulum menjadi jawaban
terhadap berbagai kebutuhan, tantangan masyarakat, dan tantangan perkembangan zaman.
Menghadapi tantangan baru dalam memasuki era revolusi industri 4.0 kurikulum perlu
dirancang ulang dengan baik. Kurikulum sebagai tonggak utama dalam menyampaikan ilmu
di dalamnya terdapat bahan kajian yang disesuaikan dengan pengayaan dan perkembangan.
Kurikulum yang disediakan hendaknya mengandung lima kompetensi yang sangat
diperlukan untuk mampu bersaing dalam Era Revolusi Industri 4.0. Peserta didik dibekali
agar memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, kerja sama, dan kepercayaan diri
yang tinggi. Kelima hal tersebut merupakan modal yang sangat dibutuhkan bagi peserta
didik untuk dapat memasuki abad 21 dan menguasai serta bergaul dalam revolusi industri

11
4.0. Hal ini bermanfaat luas pada banyak situasi pekerjaan, yaitu tuntutan kemampuan
berpikir kritis dan inovatif, keterampilan interpersonal, berwawasan global, dan literasi
terhadap media dan informasi yang ada.

Peserta didik dibekali untuk dapat berpikir kritis, artinya peserta didik dibekali dan
didorong untuk mampu membedah sampai ke akar permasalahan dengan alat analisis yang
tepat. Berpikir kreatif berarti kemampuan peserta didik untuk menghadirkan
alternatifalternatif. Berpikir inovatif berarti juga suatu kemampuan untuk menentukan
pilihan yang paling tepat sesuai dengan konteksnya. Dalam era revolusi industri 4.0, hal
demikian dapat ditempuh dengan lebih cepat jika pendidikan mampu memaksimalkan dalam
penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itu, internet
menjadi suatu keharusan yang tidak dapat diabaikan.

Kurikulum pendidikan hendaknya memiliki karakteristik yang di dalamnya


berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja, justifikasi khusus pada kebutuhan di
dunia industri, fokus perkembangan kurikulum yang di dalamnya terdapat aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif. Tolok ukur keberhasilan tidak terbatas pada akademisi, tetapi
pengembangan kemampuan dan keterampilan, kepekaan terhadap perkembangan dunia
kerja, terutama yang berbasis teknologi, memerlukan fasilitas pendukung dan memadai serta
adanya dukungan sumber daya manusia.

Indonesia berencana untuk merombak kurikulum pendidikan dengan lebih


menekankan pada sains, teknologi, mesin, seni, dan matematik, menyelaraskan kurikulum
pendidikan nasional dengan kebutuhan industri di masa mendatang. Indonesia akan bekerja
sama dengan pelaku industri dan pemerintah asing untuk meningkatkan kualitas, sekaligus
memperbaiki program mobilitas tenaga kerja global dengan memanfaatkan ketersediaan
sumber daya manusia dalam mempercepat transfer kemampuan.

D. Dampak Dari Revolusi Industri 4.0 Terhadap Pendidikan Di Indonesia

Informasi dan pengetahuan baru menyebar dengan mudah dan aksesibel bagi siapa
saja yang membutuhkannya. Pendidikan mengalami disrupsi yang sangat hebat sekali. Peran
guru yang selama ini sebagai satu-satunya penyedia ilmu pengetahuan sedikit banyak

12
bergeser menjauh darinya. Di masa mendatang, peran dan kehadiran guru di ruang kelas
akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi.

Era revolusi industri 4.0 merupakan tantangan berat bagi guru Indonesia. Mengutip
dari Jack Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, pendidikan adalah
tantangan besar abad ini. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, 30 tahun
mendatang kita akan mengalami kesulitan besar. Pendidikan dan pembelajaran yang sarat
dengan muatan pengetahuan mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan sebagaimana
saat ini terimplementasi, akan menghasilkan peserta didik yang tidak mampu berkompetisi
dengan mesin. Dominasi pengetahuan dalam pendidikan dan pembelajaran harus diubah agar
kelak anak-anak muda Indonesia mampu mengungguli kecerdasan mesin sekaligus mampu
bersikap bijak dalam menggunakan mesin untuk kemaslahatan.

Siapkah guru di Indonesia menghadapi era revolusi industri 4.0 ketika masih
disibukkan oleh beban penyampaian muatan pengetahuan dan ditambah berbagai tugas
administratif? Saat ini guru merasa terbebani dengan kurikulum dan beban administratif
yang terlalu padat sehingga tidak lagi memiliki waktu tersisa memberi peluang anak didik
menjelajahi daya-daya kreatif mereka menghasilkan karya-karya orisinal. Akibatnya,
interaksi sosial anak didik terbatasi, daya kreasinya terbelenggu, dan daya tumbuh budi
pekerti luhurnya bantet.

Era revolusi industri 4.0 akan berdampak pada peran pendidikan khususnya peran
pendidiknya. Jika peran pendidik masih mempertahankan sebagai penyampai pengetahuan,
maka mereka akan kehilangan peran seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan
metode pembelajarannya. Kondisi tersebut harus diatasi dengan menambah kompetensi
pendidik yang mendukung pengetahuan untuk eksplorasi dan penciptaan melalui
pembelajaran mandiri.

Abad ke-21 ditandai dengan era revolusi industry 4.0 sebagai abad keterbukaan atau
abad globalisasi, artinya kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami perubahan-
perubahan yang fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya.
Dikatakan abad ke-21 adalah abad yang meminta kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja
manusia. Dengan sendirinya abad ke-21 meminta sumberdaya manusia yang berkualitas,

13
yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang dikelola secara profesional sehingga
membuahkan hasil unggulan. Tuntutan-tuntutan yang serba baru tersebut meminta berbagai
terobosan dalam berfikir, penyusunan konsep, dan tindakan-tindakan. Dengan kata lain
diperlukan suatu paradigma baru dalam menghadapi tantangan-tantangan yang baru,
demikian kata filsuf Khun. Menurut filsuf Khun apabila tantangan-tantangan baru tersebut
dihadapi dengan menggunakan paradigm lama, maka segala usaha akan menemui kegagalan.
Tantangan yang baru menuntut proses terobosan pemikiran (breakthrough thinking process)
apabila yang diinginkan adalah output yang bermutu yang dapat bersaing dengan hasil karya
dalam dunia yang serba terbuka (Tilaar, 1998:245).

Dalam kontek pembelajaran abad 21, pembelajaran yang menerapkan kreativitas,


berpikir kritis, kerjasama, keterampilan komunikasi, kemasyarakatan dan keterampilan
karakter, tetap harus dipertahankan bahwa sebagai lembaga pendidikan peserta didik tetap
memerlukan kemampuan teknik. Pemanfaatan berbagai aktifitas pembelajaran yang
mendukung i4.0 merupakan keharusan dengan model resource sharing dengan siapapun dan
dimanapun, pembelajaran kelas dan lab dengan augmented dengan bahan virtual, bersifat
interaktif, menantang, serta pembelajaran yang kaya isi bukan sekedar lengkap. Dunia
pendidikan pada era revolusi industry berada di masa pengetahuan (knowledge age) dengan
percepatan peningkatan pengetahuan yang luar biasa. Percepatan peningkatan pengetahuan
ini didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut dengan information
super highway. Tuntutan perubahan mindset manusia abad 21 yang telah disebutkan di atas
menuntut pula suatu perubahan yang sangat besar dalam pendidikan nasional, yang kita
ketahui pendidikan kita adalah warisan dari sistem pendidikan lama yang isinya menghafal
fakta tanpa makna. Merubah sistem pendidikan indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah.

Sistem pendidikan Indonesia merupakan salah satu sistem pendidikan terbesar di


dunia yang meliputi sekitar 30 juta peserta didik, 200 ribu lembaga pendidikan, dan 4 juta
tenaga pendidik, tersebar dalam area yang hampir seluas benua Eropa. Namun perubahan ini
merupakan sebuah keharusan jika kita tidak ingin terlindas oleh perubahan zaman global.

14
BAB 1V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru memberika peranan yang sangat penting dalam pendidikan di Era Revolusi
Industri 4.0 menurut “sukartono 2018” ada hal yang harus dilakukan guru yaitu
menyiapkan siswa mampu menciptakan pekerjaan yang belum ada mampu
menyelesaikan masalah dan mampu menyiapkan anak agar bisa menggunakan teknologi.
Ada lima strategi yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran yaitu membantu
siswa dalam belajar, ada kesempatan untuk berkembang, penguatan pendidikan karakter,
melek terknologi atau mengerti akan teknologi dan menjadi guru efektif.
media pembelajaran adalah salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peran
sangat penting dalam proses pendidikan.
Di dalam pembelajaran kurikulum pula merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan dan lain lain.
era revolusi industri 4.0 akan berdampak pada peran pendidikan khusunya peran
pendidikan. jika peran pendidik masih mempertahankan sebagai penyampai pengetahuan
maka akan hilang seiring dengan perkembangan teknologi.
B. Saran
Penulis makalah ini tentunya masih menyadari jika makalah yang di buat ini
masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari
para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aldianto, L., Mirzanti, I. R., Sushandoyo, D., & Dewi, E. F. (2018). PENGEMBANGAN
SCIENCE DAN TECHNOPARK DALAM MENGHADAPI ERA INDUSTRI 4.0 -
SEBUAH STUDI PUSTAKA. Manajemen Indonesia, 18(1), 68–76
Susetyo 2019. INOVASI PEMBELAJRAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.
PENDIDIKAN DAN SASTRA, No. 3, Vol. 4
Sukartono, (2018). REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PENDIDIKAN DIINDONESIA 1-22
Arizki, (2019). INOVASI DAN KONSERVATIF DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.
Tangtangan guru menghadapi generasi digital, Vol. 1, No. 1
Astuti, (2019). STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. ISSN : 2686-6404
Hamdan. (2018). INDUSTRI 4.0 PENGARUH REVOLUSI PADA KEWIRAUSAHAAN
DEMI KEMANDIRIAN EKONOMI. Jurnal Nusamba. Vol.3 No.2.
Prof.Dr.SyafaruddinM.Pd ,dkk. (2012). INOVASI PENDIDIKAN (suatu analisis terhadap
kebijakan baru pendidikan). medan: PERDANA PUBLISHING. ISBN 978-602-
8935-82-1.
Sa'ud, dkk. (2011). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

16
17

Anda mungkin juga menyukai