Anda di halaman 1dari 3

1.

Penerapan model pembelajaran CLIS pada materi ipa di SD

Penerapan model pembelajaran CLIS yang memuat serangkaian tahapan yang di mana siswa dilibatkan
langsung dalam pembentukan pengetahuan melalui kegiatan percobaan atau pengamatan dan
kemudian siswa menerapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkannya melalui percobaannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran CLIS ini membentuk pengetahuan ke dalam
ingatan siswa agar konsep tersebut dapat bertahan lama karena model pembelajaran CLIS memuat
tahap-tahap kegiatan siswa mempelajari konsep yang diajarkan melalui pengalaman langsung yaitu
melalui percobaan atau pengamatan. Selain itu model pembelajaran CLIS juga menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar. Hal itu cocok untuk pembelajaran anak pada tahap operasional konkret (usia
sekolah dasar) di mana anak melakukan langsung kegiatan. Menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar. Karena hal itu akan memperkuat daya ingat anak, sebab dengan menggunakan alat-alat dan
media pembelajaran yang ada dilingkungan anak sendiri. Oleh karena itu, penerapan model CLIS
merupakan salah satu upaya konkret dalam meningkatkan pemahaman konsep pada pada pembelajaran
IPA di SD. Dengan kualitas pembelajaran yang meningkat, kompetensi siswa pada pembelajaran IPA
yang diisyaratkan oleh kurikulum 2006 diharapkan dapat meningkat pula, salah satunya yaitu
pemahaman konsep siswa serta dengan model pembelajaran CLIS dapat mengoptimalkan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.

Langkah-langkah penerapan CLIS dalam pembelajaran harus sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada
pada model CLIS. Adapun tahapan pembelajaran model CLIS menurut Samatowa adalah sebagai
berikut :

1. Tahap orientasi (orientation)


Merupakan tahapan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa.
Orientasi dapat dilakukan dengan cara menunjukkan berbagai fenomena yang terjadi di alam,
kejadian yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari atau demonstrasi. Selanjutnya
menghubungkannya dengan topik yang akan dibahas.
2. Tahap pemunculan gagasan (elicitation of ideas).
Kegiatan ini merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk memunculkan gagasan siswa
tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran. Cara yang dilakukan bisa dengan meminta
siswa untuk menuliskan apa saja yang mereka ketahui tentang topik yang dibahas atau bisa
dengan cara menjawab pertanyaan uraian terbuka yang diajukan oleh guru. Bagi guru tahapan
ini merupakan upaya eksplorasi pengetahuan awal siswa. Oleh karena itu, tahapan ini dapat juga
dilakukan melalui wawancara internal.
3. Tahap penyusunan ulang gagasan (restructuring of ideas)
Tahap ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pengungkapan dan pertukaran gagasan
(clarification and exchange), pembukaan pada situasi konflik (eksposure to conflict situation),
serta konstruksi gagasan baru dan evaluasi (construction of new ideas and evaluation)
Pengungkapan dan Pertukaran Gagasan (clarification and exchange) merupakan upaya untuk
memperjelas atau mengungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu topik secara umum,
misalnya dengan cara mendiskusikan jawaban siswa pada langkah kedua dalam kelompok kecil,
kemudian salah satu anggota kelompok melaporkan hasil diskusi ke seluruh kelas. Dalam
kegiatan ini guru tidak membenarkan atau menyalahkan gagasan siswa.
4. Tahap penerapan gagasan (application of ideas).
Pada tahap ini siswa dibimbing untuk menerapkan gagasan baru yang dikembangkan melalui
percobaan atau observasi ke dalam situasi baru. Gagasan baru yang sudah direkonstruksi
digunakan untuk menganalisis isu-isu dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan.
5. Tahap pemantapan gagasan (review change in ideas)
Konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat
konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian, siswa yang konsepsi awalnya tidak konsisten
dengan konsep ilmiah akan dengan sadar mengubahnya menjadi konsep ilmiah dalam model
pembelajaran CLIS, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan gagasan serta
membandingkan gagasannya dengan gagasan siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk
menyamakan persepsi. Selanjutnya siswa diberi kesempatan merekonstruksi gagasan setelah
membandingkan gagasan tersebut dengan hasil percobaan, observasi atau hasil mencermati
buku teks.

Kesimpulan

Children Learning In Science (CLIS) merupakan model pembelajaran yang berusaha


mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam
pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau
percobaan. Model CLIS adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
kegiatan praktikum, eksperimen, menyajikan, menginterpretasi, memprediksi dan
menyimpulkan dengan menggunakan Metode CLIS ini. Dengan pembelajaran CLIS motivasi
siswa untuk belajar akan muncul sehingga mendorong mereka untuk aktif selama proses
mereka berlangsung. Karena pembelajaran ini juga bertitik tolak dari pengetahuan awal yang
mereka miliki, peniliti juga mengemasanya dengan pendekatan kontruktivisme dimana siswa
harus membangun pengetahuan mereka sendiri agar pembelajaran tersebut bermakna bagi
siswa itu sendiri. Oleh karena itu motivasi belajar dikelas eksperimen mengalami peningkatan
yang signifikan dimana sebelum pembelajaran motivasi awal siswa berapa pada tingkat tinggi
dan setelah mereka mengikuti pembelajaran kriteria motivasi belajar mereka naik menjadi
sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model CLIS dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Dengan model CLIS siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna
dibandingkan mereka mendapatkan pengetahuan itu secara langsung dari guru. Mereka akan
lebih paham dengan materi dan ini akan berdampak positif pada pencapaian hasil belajar
yang lebih optimal.
Ginanjar, handoko, sukmana. (2012) Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in
Science (ClIS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPA.
EDUCARE Vol. 17, No. 2,
http://jurnal.fkip.unla.ac.id/index.php/educare/article/view/253

Anda mungkin juga menyukai