Anda di halaman 1dari 21

Dosen Pengampuh : Ir.Hj. Ety Nur Inah, M.Si.

Mata Kuliah : Evaluasi PAI

PENILAIAN TEMATIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI

NAMA STAMBUK
MILDAYANI : 21722037
DEPI NURFADILA : 21722050
MUHAMMAD FUDHAIL : 21622031
DAVID ARDIANTO : 21822046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUAMMADIYAH KENDARI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa


atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita
semua.Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Ir.Hj. Ety
Nur Inah, M.Si. mata kuliah Evaluasi PAI yang telah memberikan tugas Makalah
ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar
lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Penilaian
Tematik” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami
ketahui. Oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna
perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Pengertian Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik.......................................2

B. Karakteristik Pembelajaran Tematik...............................................................4

C. Implikasi Pembelajaran Tematik.....................................................................5

D. Prinsip dan Prosedur Penilaian dalam Pembelajaran Tematik........................7

E. Langkah-Langkah Dalam Penilaian Pembelajaran Tematik..........................10

F. Alat Penilaian Dalam Pembelajran Tematik..................................................11

BAB III PENUTUPAN..........................................................................................17

A. Kesimpulan....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pendidikan merupakan masalah klasik yang senantiasa diupayakan
peningkatannya oleh pemerintah. Pengendalian mutu pendidikan pada
hakikatnya adalah pengendalian mutu sumber daya manusia yang berada dalam
sistem tersebut. Untuk mengetahui pengendalian ini dibutuhkan informasi
tentang keadaan peserta didik apakah ada perubahan, apakah guru berfungsi,
apakah sekolah mendukung pelaksanaan program-program pendidikan
sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal. Salah satu teknik pengendalian
mutu tersebut dapat diperoleh melalui evaluasi (evaluation), penilaian
(assesment), pengujian (testing), dan pengukura (measureement) pendidikan
yang valid, kredibel, komparabel, dan dilakukan secara profesional serta
independen. Penilaian seperti ini diharapkan sebagai instrumen penjaminan
mutu, pengendalian mtu, dan perbaikan. Penilaian merupakan serangkaian
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk memeroleh data dan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian juga
digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kekuatan dan
kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk
pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian dalam pembelajaran tematik?
2. Apa Karakteristik Pembelajaran Tematik?
3. Apa Implikasi Pembelajaran Tematik?
4. Apa prinsip dan prosedur penilaian dalam pembelajaran tematik?
5. Apa Langkah-Langkah Dalam Penilaian Pembelajaran Tematik?
6. Apa Alat Penilaian Dalam Pembelajran Tematik?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik

Penilaian adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian


kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.1
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang melibatkan
beberapa pelajaran (bahkan lintas rumpun mata pelajaran) yang diikat dalam
tema-tema tertentu. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar,
hasil belajar, dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa
mata pelajaran. Lebih lanjut, perlu dipahami bahwa pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan
pemberdayaan dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini menumbuhkan
kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu
dengan lainnya. Sekaligus, dengan diterapkannya pembelajaran tematik, siswa
diharapkan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Sebab,
dalam pembelajaran tematik, belajar tidak semata-mata mendorong siswa
untuk mengetahui (learning to know), tetapi belajar juga untuk melakukan
(learning to do), untuk menjadi (learning tobe), dan untuk hidup bersama
(learning to live together).2
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di
antaranya:
1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
1
Kemendikbud, Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD), (Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hlm. 5.
2
Mamat S. B. dkk., Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Agama Islam, Depag RI, 2007), hlm. 4-5

2
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan
matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata
pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan
remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
Beberapa aspek yang bisa menjadi perhatian penilaian diantaranya adalah :
1. Aspek akademik. Aspek akademik meliputi apa yang diketahui, dipahami,
dan tersimpan dalam otak siswa;
2. Aspek pemikiran. Aspek pemikiran meliputi kualitas penalaran, kerangka
kerja konseptual, penggunaan metode ilmiah dan pemecahan masalah serta
kemampuan menyusun argumentasi;
3. Aspek keterampilan. Aspek keterampilan meliputi keterampilan komunikasi
tulis dan lisan, keterampilan meneliti, keterampilan dalam mengorganisasi
dan menganalisis informasi dan keterampilan teknik;
4. Aspek sikap. Aspek sikap meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk
menjadi warga Negara yang baik, kegemaran membaca, kegemaran berfikir
ilmiah dan sebagainya; dan
5. Aspek kebiasaan kerja. Aspek kebiasan kerja meliputi menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu, menggunakan waktu dengan bijaksana, bekerja
sebaik mungkin dan sebagainya.

3
B. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
  Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal
ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
  Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,
siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian,
Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

4
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.3

C. Implikasi Pembelajaran Tematik


Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai
berbagai implikasi yang mencakup:
1. Implikasi bagi guru, Pembelajaran tematik memerlukan guru yang
kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak,
juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh.
2. Implikasi bagi siswa:
(a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya; dimungkinkan untuk bekerja baik secara
individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal,
(b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi
secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan
penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.
3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media:
(a) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik
secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan
berbagai sarana dan prasarana belajar.
(b)  Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik
yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan
pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di
lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).

3
Depdiknas. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur
Balitbang. 2006

5
(c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang abstrak.
(d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat
menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-
masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan
buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.
4. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan. Dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana
belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: ruang perlu
ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan
bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan
pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta didik tidak selalu duduk
di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet, kegiatan hendaknya
bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas, dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya
peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana dan
sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik
untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.
5. Implikasi terhadap Pemilihan metode. Sesuai dengan karakteristik
pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu
disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode.
Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi,
bercakap-cakap.

6
D. Prinsip dan Prosedur Penilaian dalam Pembelajaran Tematik
1. Prinsip-prinsip Penilaian
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran
terpadu yang memiliki beberapa prinsip. Prinsip-prinsip pada pembelajaran
terpadu, yaitu:
a. The hidden curriculum (kurikulum tersembunyi). Anak tidak hanya
terpaku pada pernyataan, atau pokok bahasan tertentu, sangat mungkin
pembelajaran yang dikembangkan memuat pesan yang tersembunyi
penuh makna bagi anak.
b. Subject in the curriculum (mata pelajaran dalam kurikulum). Perlu
dipertimbangkan mana yang perlu didahulukan dalam pemilihan pokok
atau topik belajar, waktu belajar, serta penilaian kemajuan.
c. The learning environment (lingkungan belajar). Lingkungan belajar di
kelas memberikan kebebasan bagi anak untuk berfikir dan berkreatifitas.
d. Views of social world (wawasan dunia sosial). Masyarakat sekitar
membuka dan memberikan wawasan untuk pengembangan pembelajaran
di sekolah.
e. Values and attitude (sikap dan norma). Anak-anak memperoleh sikap dan
norma dari lingkungan masyarakat termasuk rumah, sekolah dan
panutannya, baik verbal maupun nonverbal.4
Menurut Trianto (2007:87), dalam melaksanakan penilaian hendaknya
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1)   Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
2)   Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3)   Sistem yang direncanakan adalah system penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indicator ditagih, kemudian hasilnya

4
Udin Syaefuddin Saud, Pembelajaran Terpadu, (Bandung: UPI Press, 2006), hal. 12.

7
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan
yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
4)   Hasil penelitian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi
bagi peserta didik yang pencapainya di bawah kriteria ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai kriteria
ketuntasan
5)   Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran.
Lebih lanjut dapat dijelaskan prinsip – prinsip penilaian, yang secara
keseluruhan harus memperhatikan beberapa hal dalam melaksanakan
penilaian antara lain :
1. Berorientasi pada kompetensi, Penilaian harus mampu menentukan
apakah siswa telah mencapai kompetensi yang dimaksudkan dalam
kurikulum
2. Menyeluruh, Penilaian hendaknya menilai siswa secara menyeluruh,
mencakup semua aspek perilaku yakni kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
3. Valid, Penilaian harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang
hasil belajar siswa.
4. Adil dan terbuka, Penilaian harus adil terhadap semua siswa dan semua
kriteria dan pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua
pihak.
5. Mendidik, Penilaian merupakan penghargaan bagi siswa yang berhasil
dan sebagai pemicu bagi siswa yang kurang berhasil.
6. Menyeluruh. Penilaian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai teknik
dan prosedur untuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa
yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
7. Berkesinambungan. Penilaian hendaknya dilakukan secara terencana dan
terus – menerus.

8
8. Bermakna. Penilaian yang dihasilkan diharapkan benar – benar
menggambarkan perilaku yang sesungguhnya dari siswa. Karena tidak
ada satupun bentuk penilaian yang dapat menghadirkan gambaran yang
otentik, maka diharapkan guru menggunakan berbagai bentk penilaian.

2. Prosedur Penilaian
Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam
melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yaitu:
a. Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pembelajaran. Mengingat
fungsi penilaian hasil belajar adalah mengukur tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya mempertegas tujuan
pembelajaran sehingga dapat memberikan arah terhadap penyusunan
alat-alat penilaian.
b. Mengkaji kembali materi pembelajaran berdasarkan kurikulum dan
silabus mata pelajaran. Hal ini penting mengingat isi tes atau pertanyaan
penilaian berkenaan dengan bahan pembelajaran yang diberikan.
c. Menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun non tes yang cocok
digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam
tujuan pembelajaran.
d. Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
tersebut, yakni untuk kepentingan pendiskripsian kemampuan peserta
didik, kepentingan perbaikan pembelajaran, kepentingan bimbingan
belajar, maupun kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan.5
Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
perencanaan, pengumpulan informasi, pelaporan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar siswa. Secara teknis, penilaian bisa dilakukan dengan
cara – cara berikut :
1. Melihat kompetensi yang ingin dicapai pada kurikulum.

5
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hal. 9.

9
2. Memilih alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3. Mempertimbangkan kondisi anak, manakala penilaian sedang
berlangsung.
4. Penilaian dilakukan secara terpadu, dengan kegiatan belajar mengajar.
5. Penilaian dapat dilakukan dalam suasana formal maupun informal.
6. Memberikan petunjuk secara jelas dalam pelaksanaan penilaian dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
7. Membuat kriteria penskoran secara jelas sehingga tidak menimbulkan
multitafsir.
8. Menggunakan berbagai bentuk dan alat untuk menilai beragam
kompetensi.
9. Melakukan rangkaian aktivitas penilaian melalui: pemberian tugas,
pekerjaan rumah, ulangan, pengamatan, dan sebagainya.

E. Langkah-Langkah Dalam Penilaian Pembelajaran Tematik


Penilaian dalam pembelajaran tematik dapat memberi informasi yang
bias dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka
meningkatkan mutu, proses dan hasil pembelajaran. Penilaian pembelajaran
yang berkualitas dan menghasilkan informasi yang valid dan reliable. Untuk
menghasilkan penilaian pembelajaran tematik yang berkualitas perlu ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan penilaian pembelajaran tematik yang
perlu dilakukan ialah :
a. merumuskan tujuan penilaian yang ingin dicapai.
b. menentukan kriteria atau ukuran keberhasilan penilaian.
c. menentukan teknik dan instrumen yang akan digunakan dalam proses
penilaian.
2. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan penilaian pembelajaran tematik yang perlu
diperhatikan adalah:

10
a. penilaian harus berlangsung sejak awal sampai dengan akhir proses
pembelajaran.
b. penilaian harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan .
c. penilaian diarahkan baik pada program pembelajaran, proses
pembelajaran, maupun produk pembelajaran.
3. Penyusunan dan Penyajian Laporan
Laporan hasil penilaian disusun dengan jalan memperhitungkan
seluruh informasi yang terkumpul berikut teknik pengolahannya.
Penyusunan laporan tersebut dilakukan secara logis, sistematis,
komprehensif dan diakhiri dengan sejumlah rekomendasi dan saran-saran
yang disampaikan kepada semua pihak terkait.
4. Tindak Lanjut
Hasil pengolahan informasi dan saran-saran tersebut diatas harus
ditindak lanjuti secara operasional. Tindak lanjut ini bukan merupakan
kegiatan akhir dari proses penilaian, sebab dalam pembelajaran tematik
penilaian dilakukan secara terus menerus. Umpan balik penilaian harus
dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran berikutnya.

F. Alat Penilaian Dalam Pembelajran Tematik


1. Penilaian Dengan Tes (Penilaian Konvensional)
Jenis penilaian dengan teknik tes ini sebenarnya sudah sangat biasa
digunakan dalam pembelajaran konvensional. Teknik tes ini mencakup tes
lisan (oral test), tes tertulis (written test), dan tests tindakan (action test).
a. Tes Lisan (oral test)
Sesuai dengan namanya, tes lisan merupakan suatu tes yang
menuntut jawaban secara lisan dari siswa. Dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik yang berbasis kompetensi, tes lisan bisa dilakukan
dengan memberikan pertanyaan secara lisan baik ditunjukan kepada
siswa secara kelompok maupun secara individual. Pertanyaan lisan bisa
diajukan kepada siswa pada saat pembelajaran dikelas sedang
berlangsung atau pada kegiatan awal pembelajaran untuk materi

11
pelajaran yang telah lalu, dan pada kegiatan akhir pelajaran untuk materi
pelajaran yang telah diberikan hari itu. Siswa yang menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru dipilih terlebih dahulu agar mewakili
karakteristik kemampuan indivudu dikelas. Bila ada konsep-knsep yang
belum dipahami oleh sebagian besar siswa, maka tugas guru menjelaskan
kembali konsep-knsep tersebut, atau bisa disertai dengan pemberian
tugas. Pernyataan atau tes lisan didalam pelaksanaan pelajaran ini
memerlukan keahlian guru dalam menggunakan teknik bertanya yang
baik dan mampu merangsang semua siswa untuk berpikir.
Apabila tes lisan ini akan digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa pada akhir suatu program pembelajaran yang baik pada akhir
semester atau akhir pelajaran, maka pelaksanaannya dapat dilakukan
dalam tiga pola berikut :  
1) Satu orang guru (G) menilai satu orang siswa (S)
2) Satu orang guru (G) menilai beberapa orang siswa (S)
3) Beberapa orang guru (G) menilai satu orang siswa (S)
b. Tes tulis (written test)
Tes tulis yaitu suatu tes yang menuntut jawaban secara tertulis dari
siswa. Soal-soal tes tulis disusun dalam bentuk tes objektif dan tes uraian
(essay). Tes objektif banyak ragamnya diantaranya;
1) Tes benar-salah (true-false)
Bentuk tes ini berupa pernyataan benar dan salah yang harus di
pilih siswa dengan tujuan untuk mengukur hal-hal yang berkaitan
dengan pengetahuan siswa tentang fakta, definisi dan prinsip-prinsip
yang dipelajari. Dalam pembelajaran tematik bentuk tes ini kurang
mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi karena hanya
menuntut daya ingat siswa.
2) Tes pilihan ganda (multiple choice)
Tes pilihan berganda ini merupakan bentuk tes yang mempunyai
satu jawaban yang benar atau yang paling tepat. Bentuk tes ini bisa
mencangkup materi yang lebih luas. Selain itu, pengskorannya juga

12
lebih objektif karena jawaban untuk setiap soal sudah pasti benar atau
salah.
3) Tes menjodohkan (matching test)
Bentuk tes ini terdiri atas dua kelompok pernyataan yang
paralel, namun berada dalam satu kesatuan. Bentuk tes ini biasanya
dipakai untuk mengetahui kemampuan siswa tentang fakta atau
kejadian yang berkaitan. Cakupan materi pelajaran bisa lebih banyak
namun kurang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi.
4) Tes isian singkat (short answer)
Bentuk tes ini cocok digunakan untuk mengukur tingkat
penguasaan, pengetahuan dan pemahaman siswa. Bentuk tes ini
menghendaki jawaban singkat dari siswa dalam bentuk kata, bilangan
atau symbol. Jawaban hanya dapat dinilai benar atau salah.
5) Tes uraian terbatas/ tertutup/ terstruktur
Bentuk tes ini disebut uraian objektif karena apabila diperiksa
oleh beberapa orang guru maka hasil penskorannya akan sama, sangat
cocok untuk mata pelajaran yang batasnya jelas seperti matematika
dan pengetahuan alam.
6) Ter uraian bebas/ terbuka
Bentuk tes ini disebut uraian non-objektif karena penskorannya
cenderung sering dipengaruhi subjektivitas dari penilai. Bentuk tes ini
menuntut kemampuan siswa untuk menyampaikan, memilih,
menyusun, dan memadukan gagasan/ ide yang telah dimilikinya
dengan menggunakan kata-kata sendiri.
c. Tes tindakan (action test)
Tes tindakan merupakan tes yang menuntut jawaban dalam bentuk
tindakan atau perbuatan siswa. Dalam kurikulum 2004 jenis tes ini
disebut tes unjuk kerja, cocok untuk mengukur kemampuan siswa dalam
melakukan tugas tertentu seperti praktek di laboratorium. Dalam
pembelajaran tematik jenis penilaian ini sangat tepat sepanjang hal-hal

13
yang diuji menyangkut permasalahan yang ada atau dialami dalam
kehidupan nyata siswa.

2. Penilaian denga non-tes (penilaian alternatif)


Dalam pembelajaran tematik, proses dan hasil belajar siswa tidak
hanya dinilai dengan menggunakan teknik penilaian jenis tes saja tetapi juga
dilengkapi dengan penilaian jenis bukan tes (bukan tes) yang disebut dengan
penilaian alternative. Jika dibandingkan dengan teknik penilaian dengan tes,
penilaian non tes ini sifatnya lebih komprehensif dalam arti dapat digunakan
untuk menilai berbagai aspek kemampuan siswa. Dalam pembelajaran
tematik jenis penilaian ini sangat tepat diterapkan untuk memperoleh
informasi tentang perkembangan kemampuan siswa secara menyeluruh.
Penilaian bentuk non tes ini beragam diantaranya sebagai berikut;
a. Catatan Sekolah, merupakan laporan tentang kemajuan belajar siswa
berupa penggambaran/ deskripsi mengenai aspek-aspek yang dialami
siswa berkaitan dengan mata pelajaran di sekolah. Catatan ini digunakan
untuk memperoleh data dan informasi yang mendalam mengenai siswa
yang dilakukan secara terus menerus.
b. Cuplikan Kerja, merupakan penilaian yang dilakukan dengan melihat
tugas dalam bentuk proses atau produk yang dihasilkan siswa.
Hasilnyadigunakan untuk menilai dan menentukan tingkat pengetahuan
atau keterampilan siswa untuk mendukung penilaian kerja (performance
test).
c. Portofolio, merupakan folder atau dokumen yang berisi hasil karya siswa
yang dianggapsangat berarti, sangat sulit dikerjakan tetapi berhasil,
memiliki nilai kenangan. Dalam pembelajaran tematikdi SD, portopolio
ini sangat tepat diterapkan karena guru mengajar beberapa atau semua
mata pelajaran. Portofolio bersifat terbuka bahkan untuk kelas tinggi
dapat disusun oleh siswa sendiri dengan bantuan guru, sehingga siswa
dapat menilai diri sendiri. 

14
d. Wawancara, merupakan teknik penilaian lisan yang digunakan untuk
memperoleh jawaban dari siswa tentang sesuatu yang telah dipelajari.
Wawancara bisa dilakukan secara individual atau[pun kelompok.
e. Observasi, penilaian yang dilakukan dengan caramelakukan pengamatan
secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang terjadi
pada siswa dalam proses pembelajran di kelas atau di luar kelas.
Observasi bertujuan mengungkapkan prilaku non-verbal dan terfokus
pada aspek-aspek terkait.
f. Jurnal, merupakan catatan harian yang menggambarkan kegiatan siswa
setiap hari, jurnal ini dapat berisikan hal-hal yang dilakukan siswa di
dalam kelas maupun di luar jam sekolah.
g. Rublik, dapat dilakukan misalnya, dengan jalan guru bersama
siswamenyusun criteria penilaian tentang laporan pekerjaan yang
dilakukan siswa.
h. Catatan Anekdot, merupakan catatan informal yang menggambarkan
perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial, kebutuhan,
kelebihan dan sebagainya. Catatan ini berisi komentar singkat yang
spesipik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu dikerjakan
siswa yang di dokumentasikan secara terus-menerus sehingga
menggambarkan kemampuan berbahasa siswa secara lebih luas.
Penilaian perlu ditentukan secara oetentik terhadap keseluruhan
kompetensi yang telah dipelajari siswamelalui kegiatan pembelajaran.
Sebagaimana yang telah dikemukakan, ditinjau dari dimensi kompetensi
yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi;
1) Ranah Kognitif (pengetahuan)
Ranah kognutif ialah kemampuan-kemampuan yang berkenaan
dengan hasil belajar intelektual mulai dari tingkat seederhana sampai ke
tingkat yang kompleks. Ranah kognitif ini meliputi ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Jenjang ini di peroleh secara
berurutan .
2) Ranah Afektif (sikap)

15
Ranah afektif berkaitan dengan emosi (inward emotions)
kecenderungan (disposition) , sikap (attitudes), keinginan (desires) , nilai
(volue), minat (interest), dan perasaan (feeling). Berkenaan dengan ranah
afektif , ada dua hal yang perlu di nilai, yaitu kompetensi dan sikap/minat
siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Tingkatan
kompetensi ranah afektif yang ingin di capai dalam pembelajaran
twmatik meliputi kemampuan siwa dalam hal:
a) Memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang di hadapkan
kepadanya;
b) Menikmati atau menerima nilai , norma, serta objek yang mempunyai
nilai etika dan estetika;
c) Menilai (valuing) di tinjau dari segi baik-buruk , adil-tidak adil, indah-
tidak indah terhadap objek studi;dan
d) Menerapkan atau mempraktikan nilai, norma, etika, dan estetika
dalam prilaku kehidupan sehari-hari.
Penilaian ranah efektif perlu dilakukan juga terhadap daya tarik,
minat, motivasi, ketekunan bekajar dan sikap siswa terhadap mata
pelajaran tertentu beserta proses pembelajarannya.
3) Ranah psikomotor (keterampilan)
Berkenaan dengan ranah psikomotor, kompetensi yang dicapai
meliputi tingkat gerakan awal dan gerakan rutin. Penilaian terhadap
pencapaian kompetensi tersebut adalah sebagai berikut;
a) Tingkat penguasaan gerakan awal berisi kemampuan siswa dalam
menggerakkan sebagian anggota badan.
b) Tingkatan gerakan semi rutin meliputi kemampuan melakukan atau
menirukan gerakan yang melibatkan aeluruh anggota badan.
c) Tingkatan gerakan rutin meliputi kemampuan melakukan gerakan
secara menyeluruh dengan dengan sempurna dan sampai pada tingkat
otomatis.

16
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan
pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut
1. Berpusat pada siswa
2. Memberikan pengalaman langsung
3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
5. Bersifat fleksibel
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Manfaat pembelajaran tematik pembelajaran tematik lebih menekankan
pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-
konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi
Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak

17
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud, Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD). Jakarta:


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Saud, Udin Syaefuddin. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press. 2006.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2008.
Herry Hermawan, Asep. Dan Novi Resmini. Pembelajaran Terpadu Tematik.
Jakarta;  Direktorat  Jendral Pendidikan Islam  DepAg  RI. 2009.
Trianto. Mengembangkan Model PembelajaranTematik, Eds. 3. Prestasi Pustaka.
2012
Mamat S. B. dkk., Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Agama Islam, Depag RI. 2007
Depdiknas. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta:
Puskur Balitbang. 2006

18

Anda mungkin juga menyukai