Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FUNGSI DAN PERANAN KEPRAMUKAAN


DALAM PROSES PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK III :

1. MIR’ATUS SOLIHA (171014286206153)


2. FITRI HANDAYANI (171014286206045)
3. JAYA PUTRA (171014286206315)
4. ANGGI UMU LATIFA (171014286206234)
5. YUNI RACHDANIA (171014286206098)

DOSEN PENGAMPU : ZULQOIDI R. HABIBIE, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan nikmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Kepramukaan tentang Fungsi dan Peranan Kepramukaan Dalam Proses Pendidikan
ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, dengan baik dan tepat waktu
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi
untuk pembaca serta bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Muara Bungo, 4 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................1
Bab II Pembahasan
A. Tugas Pokok Gerakan Pramuka .........................................................................
B. Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan ..............................................................
C. Sifat Kepramukaan .............................................................................................
Bab III Penutup
A. Simpulan ........................................................................................................21
B. Saran ...............................................................................................................21
Daftar Pustaka ...........................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan pramuka sebenarnya dapat berlangsung di dalam maupun di luar
sekolah. Akan tetapi berkaitan dengan diterapkannya kurikulum 2013 di beberapa
sekolah, ternyata pendidikan pramuka mulai di masukkan ke dalam ekstrakulikuler
wajib. Latar belakang dimasukkanya Pendidikan kepramukaan ke dalam
ekstrakulikuler wajib adalah karena di dalam kepramukaan mengandung proses
pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia melalui penghayatan
dan pengamalan nilai nilai kepramukaan bagi siswa.
Hal ini senada dengan tujuan kurikulum 2013 yang utamanya bertujuan untuk
membentuk karakter peserta didik ke arah yang lebih baik serta mengajarkan peserta
didik untuk mandiri dalam menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan materi
yang ia pelajari. Dengan dimasukkannya pramuka ke dalam ekstrakulikuler wajib
maka hal tersebut akan turut membantu tercapainya tujuan kurikulum 2013 untuk
membentuk karakter peserta didik sebab di dalam pramuka juga diajarkan prinsip
kemandirian dan lain sebagainya yang dirasa sejalan dengan apa yang dicanangkan
di kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa Saja Tugas Pokok Gerakan Pramuka?
2. Bagaimana Pelaksaan Pendidikan Pramuka?
3. Bagaimana Sifat Kepramukaan?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk Mengetahui Tugas Pokok Gerakan Pramuka.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pelaksaan Pendidikan Pramuka.
3. Untuk Mengetahui Sifat Kepramukaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi dan Peranan Kepramukaan dalam Proses Pendidikan
Sebagai sebuah organisasi, gerakan pramuka memiliki fungsi. Fungsi gerakan
pramuka tersebut selaras dengan tugas pokok gerakan pramuka. Fungsi gerakan
pramuka adalah sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan
di luar keluarga. Pendidikan tersebut menjadi wadah pembinaan dan
pengembangan kaum muda dengan ciri khusus. Ciri khususnya adalah penerapan
prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan, dan sistem among. Selain
sebagai penyelenggara pendidikan nonformal, gerakan pramuka juga berfungsi
sebagai wadah untuk mencapai tujuan gerakan pramuka. Untuk mencapai tujuan
tersebut dilakukan berbagai usaha yang meliputi :
1. Pendidikan dan Pelatihan Pramuka.
2. Pengembangan Pramuka.
3. Pengabdian masyarakat dan orang tua.
4. Permainan yang berorientasi pada pendidikan
Kepramukaan merupakan proses pendidikan dengan bentuk kegiatan yang menarik,
menyenangkan, sehat, teratur yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar
kepramukaan, yang sasaranya adalah pembentukan karakter peserta didiknya. Serta
proses kegiatan belajar mandiri untuk mengembangkan diri, baik mental, moral,
emosional, sosial sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Pendidikan kepramukaan diartikan secara luas sebagai suatu proses pembinaan yang
berkesinambungan bagi sumber daya manusia pramuka, baik sebagai individu maupun
anggota masyarakat, sasaranya adalah menjadikan mereka sebagai manusia mandiri,
peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma agama, bangsa
dan masyarakat. Untuk itu kepramukaan berfungsi sebagai:
a. Bagi peserta didik : Permainan (game) yang menarik, menyenangkan, dan
menantang serta mengandung pendidikan. Gerakan pramuka tidak berarti
kegiatan yang tanpa aturan dan hanya bermain-main semata melainkan
menyelenggarakan
2
permainan yang mampu digunakan sebagai media membina dan mengembangkan
karakter, kesehatan dan keterampilan. Oleh sebab itu fungsi permainan dalam
kepramukaan harus mengandung unsur norma dan tujuan yang ingin dicapai,
membentuk badan dan jiwa yang sehat, menyenangkan, menarik, mencerminkan
ikatan sosial kemasyarakatan, mengedepankan kedisiplinan, taat pada aturan dan
tata tertib kegotong royongan, kesukarelaan, adanya bimbingan kedewasaan pada
anak, remaja dan pemuda, membangun persaudaraan, diterapkan dengan metode
yang tepat dan jelas, diorganisasikan secara baik, melatih kepemimpinan, dan
adanya keseimbangan antara menttal dan fisik.
b. Bagi pembina atau orang dewasa berfungsi sebagai pengabdian untuk meraih
tujuan pendidikan kepramukaan. Untuk itu diperlukan sikap taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, ikhlas dan tanpa pamrih, dedikasi tinggi, budi pekerti
yang luhur, jujur dan sportif, tidak bersifat koersial, dan mengembangkan
pengalaman.
c. Bagi masyarakat berfungsi sebagai alat untuk mencapai sasaran dan tujuan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh karena itu penyelenggaraan
pendidikan kepramukaan harus disesuaikan dan diserasikan dengan
kebutuhan, kondisi, situasi dan perkembnagn masyarakat. Serta sebagai alat
pembinaan dan pengembangan generasi muda bagi masyarakat.

1. Tugas Pokok Gerakan Pramuka


Adapun tugas pokok gerakan pramuka utamanya adalah untuk
melaksanakan pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah. Pendidikan
ini dicanangkan untuk melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah. Pendidikan tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan
gerakan pramuka. Adapun secara lebih rinci terdapat enam tugas pokok gerakan
pramuka, antara lain sebagai berikut:
a. Tugas pokok gerakan pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia menuju ke tujuan gerakan
pramuka sehinga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa
3
pancasila dan sanggup serta mampu menyelengarakan pembangunan
masyarakat, bangsa, dan negara.
b. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut gerakan pramuka selalu
memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan, serta minat peserta didiknya.
Ada dua tugas lain yang perlu diperhatikan yakni:
1) Gerakan pramuka berkewajiban melaksanakan “Eka Prasetia Panca Karsa”.
2) Karena kepramukaan bersifat nasional, maka kegiatan gerakan pramuka
harus disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional
bangsa Indonesia ini tercantum dalam “Garis Besar Haluan Negara”.
Gerakan pramuka dalam rangka ikut serta dalam membentuk pelaksanaan
GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan pemerintah dan segala peaturan
perundang-undangannya. Gerakan pramuka hidup dan bergerak ditengah
masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang
berguna bagi masyarakat. Oleh karena itu gerakan pramuka juga harus
memperhatikan keadaan, kemampuan, adat, dan harapan masyarakat, dalam
hal ini termasuk jua orang tua peserta pramuka. Sehingga gerakan pramuka
terutama pada satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga pramuka sesuai
dengan apa yang diharapkan orang tua peserta pramuka dan masyarakat
setempat. Dalam pelaksanaan kegiatannya, gerakan pramuka menggunakan
PDMPK (Prinsip-prinsip Dasar Methodik Pendidikan Kepramukaan), sistem
among, dan berbagai metode penyajian lainnya. Para peserta pramuka
mendapatkan pembinaan dalam satuan gerak sesuai dengan usia dan bidang
kegiatannya, dengan mengikuti pada syarat kecakapan umum, khusus, dan
pramuka garuda. Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan
kepramukaan itu ialah:
a) Kuat keyakinan beragamanya.
b) Tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila.
c) Sehat, segar, dan kuat jasmaninya.
d) Cerdas tangkas dan terampil.
4
e) Berpengetahuan luas dan dalam.
f) Berjiwa kepemimpinan dan patriotic.
g) Berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan.
h) Berpengalaman banyak.

2. Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan


a. Dasar Hukum Pendidikan Kepramukaan
Dasar hukum pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah:
1) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169).
2) Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014.
3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan.
4) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun
2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus depan Gerakan
Pramuka.
5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Pendidikan kepramukaan dilaksanakan untuk
menginternalisasikan nilai ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan,
kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan kemandirian pada peserta
didik. Diharapkan nilai-nilai dalam sikap dan keterampilan sebagai
muatan kurikulum 2013 dan muatan pendidikan kepramukaan dapat
bersinergi secara koheren.

5
b. Kedudukan Pendidikan Kepramukaan
1) Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakulikuler Wajib
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan peserta
didik di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ekstrakurikuler
ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, minat,
dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik.
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus
diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan
kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler tersebut. Gerakan pramuka adalah organisasi yang dibentuk
oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.
Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Lokus normatif pendidikan
kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013, berada
pada irisan konseptual-normatif dari mandat Undang-undang No. 20 tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Undang-undang No. 12
tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Secara substantif-pedagogis, irisan
tersebut menunjukkan bahwa filosofi dan tujuan Pendidikan Nasional
memiliki koherensi dengan tujuan gerakan pramuka, dalam hal bahwa
keduanya mengusung komitmen kuat terhadap penumbuh-kembangan
sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan/kecakapan sebagai insan dan
warga negara Indonesia dalam konteks nilai dan moral Pancasila.
Secara programatik penyelenggaraan pendidikan kepramukaan
dalam konteks implementasi Kurikulum 2013 dikembangkan, lalu
dikembangkanlah “Desain Induk Pendidikan Kepramukaan” sebagai
ekstrakurikuler wajib. Desain Induk pendidikan kepramukaan sebagai
ekstrakurikuler wajib dalam konteks kurikulum 2013, pada dasarnya
berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian pembelajaran
6
kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah
keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren
dengan sikap dan kecakapan kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses
saling interaktif dan saling menguatkan (mutually interactive and
reinforcing). Secara programatik, ekstrakurikuler wajib pendidikan
kepramukaan diorganisasikan ke dalam beberapa model seperti yang
tertera pada tabel di bawah ini:
a) Model Blok
(1) Diikuti oleh seluruh siswa.
(2) Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
(3) Untuk kelas I, kelas VII dan kelas X diintegrasikan di dalam
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
(4) Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 Jam, SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam.
(5) Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku
Ketua Mabigus.
(6) Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran
selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta
dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur
Muda/Instruktur Pramuka).
b) Model Aktualisasi
(1) Diikuti oleh seluruh siswa.
(2) Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
(3) Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
c) Model Reguler
(1) Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan
Pramuka di dalam Gugus Depan.
(2) Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus
Depan.
(3) Pendidikan Kepramukaan Sebagai Pembentuk Karakter
Bangsa

7
(4) Memberi bekal bagi peserta didik atau kaum muda dalam
mengikuti pembelajaran yang edukatif, kreatif, dan aktif.
(5) Menanamkan nilai-nilai kewajiban dalam berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa dan sesama manusia.
(6) Mengembangkan nilai karakter guna mewujudkan nilai-nilai
luhur pancasila.
(7) Membentuk insan-insan yang bertakwa dan sesuai dengan
dasa darma pramuka.
c. Muatan Nilai yang Terkandung di dalam Pendidikan Kepramukaan
Muatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013 Sesuai dengan
landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum 2013, memiliki
karakteristik mengandung muatan sikap spiritual, sikap sosial, dan
keterampilan yang sangat signifikan. Muatan sikap dan keterampilan dikemas
secara generik dalam KI-1, KI-2, dan KI-4. Masing-masing Muatan Sikap dan
Keterampilan dalam Kurikulum 2013 adalah:
1) Beriman
2) Kebhinneka-tunggalikaan.
3) Rasa Ingin Tahu.
4) Toleransi.
5) Syukur.
6) Kebersamaan.
Selain itu juga mengandung beberapa internalisasi nilai seperti:
1) Intervensi
2) Pemberian keteladanan
3) Habituasi/pembiasaan
4) Mentoring/pendampingan
5) Penguatan
d. Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan

8
Muatan nilai sikap dan kecakapan pendidikan kepramukaan yang
terkandung dan dikembangkan dalam “Syarat Kecakapan Umum” (SKU)
adalah:
1) Keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
3) Kecintaan pada alam
4) Kecintaan kepada sesama manusia
5) Kecintaan kepada tanah air Indonesia
6) Kecintaan kepada bangsa Indonesia
7) Kedisiplinan
e. Pola, Metode, dan Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan
1) Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan
Pola kegiatan pendidikan kepramukaan adalah sebagai berikut:
a) Upacara pembukaan dan penutupan : (Perindukan Siaga, Pasukan
Penggalang, dan Ambalan Penegak).
b) Keterampilan Kepramukaan (Scouting Skill) : Simpul dan Ikatan
(Pioneering), Mendaki Gunung (Mountenering), Peta dan
Kompas (Orientering), Berkemah (Camping), Wirausaha,
Belanegara, Teknologi, dan Komunikasi.
2) Metode Pendidikan Kepramukaan
a) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
b) Kode kehormatan pramuka yang terdiri dari trisatya dan dasa
darma pramuka merupakan janji dan komitmen diri serta
ketentuan moral pramuka dalam pendidikan kepramukaan. Kode
kehormatan pramuka harus dilaksanakan oleh seluruh anggota
Gerakan pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun
masyarakat secara sukarela dan ditaati demi kehormatan diri.

9
3) Belajar Sambil Melakukan
Yang dimaksud belajar sambil melakukan disini adalah berusaha
mengetahui sesuatu dan memperoleh ilmu pengetahuan yang dikerjakan
dalam waktu bersamaan dengan mempraktikan hasil yang diperoleh.
4) Sistem Berkelompok
Sistem berkelompok atau beregu dilaksanakan agar peserta didik
memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin berorganisasi,
memikul tanggungjawab, mengatur diri, menempatkan diri, bekerja sama
dalam kerukunan (gotong royong). Sistem berkelompok dilaksanakan agar
anggota muda dan anggota dewasa muda memperoleh kesempatan belajar
memimpin dan dipimpin, berorganisasi, memikul tanggungjawab,
mengatur diri, menempatkan diri, bekerja dan bekerjasama dalam
kerukunan.
5) Kegiatan yang Menantang
Kegiatan menantang dan progesif serta mengandung pendidikan
yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan
anggota dewasa muda. Akan tetapi segala kegiatan disesuaikan dengan
kemampuan mental dan jasmani peserta didik meskipun perencanaan
kegiatan kepramukaan dirumuskan secara umum.
6) Kegiatan di Alam Terbuka
Kegiatan dialam terbuka memotivasi peserta didik untuk dapat
menjaga lingkungan dan setiap kegiatan hendaknya selaras dengan alam.
Kegiatan ini memberikan pengalaman tentang adanya saling
ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk
melestarikanya dan menghormati keseimbangan alam.
7) Sistem Tanda Kecakapan
Tanda kecakapan merupakan tanda yang menunjukan keterampilan
dan kecakapan tertentu.
8) Sistem Satuan Terpisah untuk Putera dan Puteri
10
Sistem satuan terpisah lengkapnya satuan-satuan terpisah untuk
anggota-anggota putera dan untuk anggota puteri.
9) Kiasan Dasar
Kiasan dasar yang dimaksud adalah alam pikiran yang mengandung
kiasan (gambar) sesuatu yang disanjung dan didambakan. Kiasan dasar
adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam menjalankan atu
menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. Kiasan dasar tidak hanya
menarik, menantang dan merangsang, tetapi harus menyesuaikan dengan
minat, kebutuhan, situasi dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa
muda.
f. Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan
1) Praktik Langsung
2) Permainan
3) Perjalanan
4) Diskusi
5) Karya Wisata
g. Prosedur Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan
1) Prosedur Pelaksanaan Model Blok Kurikulum 2013 Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib
a) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
didampingi oleh seorang Pembina Pramuka.
b) Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi Pendidikan
Kepramukaan.
c) Guru kelas/guru mata pelajaran yang bukan Pembina Pramuka
membantu pelaksanaan kegiatan.
2) Prosedur Pelaksanaan Model Aktualisasi Kurikulum 2013
Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib:
a) Guru kelas/guru mata pelajaran mengidentifikasi muatan-muatan

11
pembelajaran yang dapat diaktualisasikan di dalam kegiatan
Kepramukaan.
b) Guru menyerahkan hasil identifikasi muatan-muatan
pembelajaran kepada Pembina Pramuka untuk dapat
diaktualisasikan dalam kegiatan Kepramukaan.
c) Setelah pelaksanaan kegiatan kepramukaan, Pembina Pramuka
menyampaikan hasil kegiatan kepada guru kelas/guru mata
pelajaran.
h. Penilaian Pendidikan Kepramukaan
Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Garis besar penilaian pendidikan kepramukaan.
2) Penilaian dilakukan secara kualitatif.
3) Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan
peserta didik.
4) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik pada
kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
5) Nilai yang diperoleh pada kegiatan pendidikan kepramukaan sebagai
ekstrakurikuler wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta
didik.
6) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.
7) Teknik Penilaian
Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
dan penilaian antarpeserta didik. Teknik penilaian keterampilan dilakukan
melalui demonstrasi keterampilannya.
8) Media Penilaian Pendidikan Kepramukaan.
(a) Jurnal/buku harian.
(b) Portofolio
9) Proses Penilaian Pendidikan Kepramukaan
Proses penilaian ilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di
dalam proses pembelajaran. Aspek penilaian menitikberatkan pada ranah
12
nilai sikap. Keterampilan kepramukaan merupakan pendukung terhadap
penilaian pendidikan kepramukaan itu sendiri. Proses Penilaian sikap
dilaksanakan dengan metode observasi. Proses Penilaian keterampilan
kepramukaan disesuaikan dengan kompetensi dasar dari masing-masing
tema dan mata pelajaran sebagai penguatan yang bermuatan nilai sikap dan
keterampilan dalam kurikulum 2013. Proses penilaian dilakukan oleh
teman, guru kelas/guru matapelajaran, pemangku kepentingan dan/atau
pembina pramuka. Rekapitulasi penilaian dilakukan oleh guru kelas/guru
matapelajaran selaku pembina pramuka.

3. Sifat Kepramukaan
a. Menurut AD GP Bab III Pasal 7
1) Gerakan pramuka adalah gerakan kepanduan Indonesia. Gerakan
pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat
sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.
2) Gerakan pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak
menjalankan kegiatan politik praktis.
3) Gerakan pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan
melaksanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya pendidikan
non formal di luar sekolah dan luar keluarga.
4) Gerakan pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk
memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing dan beribadat
menurut agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat
menurut agama dan kepercayaannya itu.
b. Menurut Resolusi Konperensi Kepramukaan Sedunia di Kopenhagen
(Denmark) tahun 1924.
Resolusi Konperensi Kepramukaan Sedunia yang diadakan di Kopenhagen
(Denmark) tahun 1924, telah menetapkan tiga ciri khas sifat kepramukaan:
1) Nasional
13
Nasional dalam hal ini mengandung arti bahwa suatu organisasi
kepramukaan di suatu negara haruslah bersifat nasional yang disesuaikan
dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan
negaranya.
2) Internasional
Internasional dalam hal ini mengandung arti bahwa kepramukaan di
negara manapun di dunia ini, harus mampu membina dan mengembangkan
rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama manusia (sesama
pramuka), tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, bangsa,
kepercayaan, agama, golongan, maupun tingkatan sosial apapun.
3) Universal
Universal dalam hal ini mengandung arti bahwa dimanapun juga di
dunia ini, dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan itu, akan selalu
didasarkan pada prinsip dasar metodik kepramukaan, sebagai landasan
universal.
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka. Di dalam undang-undang tersebut tercantum
bahwasanya “Gerakan pramuka bersifat mandiri, sukarela dan
nonpolitis”. Hal tersebut mengandung artian bahwa keanggotaan
gerakan pramuka bersifat sukarela, yang berarti tidak ada unsur
kewajiban dan paksaan. Gerakan pramuka juga bukan merupakan
organisasi kekuatan sosial politik dan bukanlah bagian dari salah satu
organisasi kekuatan sosial politik manapun. Semua jajaran gerakan
pramuka tidak dibenarkan ikut serta dalam kegiatan yang bersifat
politik praktis. Gerakan pramuka juga memberi kebebasan kepada
anggotanya untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. Membina anggotanya agar meningkatkan ketakwaan dan
menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta
menumbuhkan dan memupuk kerukunan hidup beragama.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi Gerakan Pramuka
1. Bagi peserta didik : Permainan (game) yang menarik, menyenangkan, dan
menantang serta mengandung pendidikan.
2. Bagi pembina atau orang dewasa berfungsi sebagai pengabdian untuk meraih
tujuan pendidikan kepramukaan. Untuk itu diperlukan sikap taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, ikhlas dan tanpa pamrih, dedikasi tinggi, budi
pekerti yang luhur, jujur dan sportif, tidak bersifat koersial, dan
mengembangkan pengalaman.
3. Bagi masyarakat berfungsi sebagai alat untuk mencapai sasaran dan tujuan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh karena itu penyelenggaraan
pendidikan kepramukaan harus disesuaikan dan diserasikan dengan
kebutuhan, kondisi, situasi dan perkembnagn masyarakat. Serta sebagai alat
pembinaan dan pengembangan generasi muda bagi masyarakat.
Tugas Pokok Gerakan Pramuka utamanya adalah untuk melaksanakan
pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah. Pendidikan ini
dicanangkan untuk melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah. Pelaksanaan pendidikan kepramukaan dilandaskan pada.
Sifat kepramukaan ada tiga yaitu nasional, internasional dan universal

B. Saran
Pembahasan dari hasil makalah ini, kami menyadari dalam pembuatan makalah
ini banyak keukarangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun berharap agar dari semua pihak dapat memberikan kritik dan
saran untuk melengkapi kekuranngan yang ada.

15
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 2011. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Jakarta: Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.
Banna, A. Hasan Al. 2004. Penjabaran SKU dan Aba-aba Isyarat. Ponorogo: Gudep 15089
PonPes Darussalam Gontor.
Bob Sunardi, Andri. 2001. Boy Man Ragam Latihan Pramuka. Bandung: Nusantara Muda.
Cabang, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tingkat. 2012. Bahan Serahan Kursus Pembina
Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD). Semarang: Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
Dani, Agus S. dan Budi Anwari. 2015. Buku Panduan Pramuka Penggalang.
Yogyakarta: Andi Offset
16

Anda mungkin juga menyukai