Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL OBSERVASI PROFESI KEGURUAN

LAPORAN HASIL OBSERVASI


PROFESIONALISME GURU DI MI TAHFIDZ DAN BAHASA AN – NUR
TUGAS MATA KULIAH ETIKA PENDIDIKAN
DOSEN : Ninik Hidayati, M.Pd

OLEH:

NAMA : Zana Septia Elly Kumala Asih


NIM : 2112020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) TUBAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat
menyusun laporan observasi yang berjudul “ Profesionalisme Guru di MI An – Nur ”. Tidak
lupa sholawat serta salam saya curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan umatnya.
Saya mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu sehingga
Laporan ini dapat saya selesaikan tepat waktu. Saya menyadari bahwa laporan yang kami
buat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca sekalian dan juga
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tuban, 25 Januari 2023

Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan seorang pendidik adalah salah satu bagian yang sangat penting
dari suatu bangsa, apalagi bangsa yang sedang mengembangkan SDM agar bisa
mengikuti peradaban yang lebih maju dengan berbagai kecanggihan teknologi yang
semakin menggila dari hari ke hari. Pendidik adalah salah satu figur yang dapat
dijadikan sebagai tauladan, panutan, dan pembimbing dalam setiap kehidupan
bermasyarakat, dalam istilah jawa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Selain
itu pendidik berperan cukup penting dalam keberhasilan suatu kegiatan proses
pembelajaran. Keberhasilan pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat
dilihat dari tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik walaupun ada beberapa
rintangan yang mengahadang pendidik selama proses pembelajaran. Salah satu bukti
tercapainya tujuan pembelajaran adalah peserta didik yang dapat memahami dan
mengerti mengenai materi yang disampaikan oleh guru dengan mudah, serta mereka
juga dapat menerapkan materi yang sudah diberikan oleh gurunya dalam kehidupan
sehari-hari (Sopian, 2016)
Guru juga bukan hanya pengajar kelas, tetapi diharapkan juga bisa mendidik
melatih siswa. Guru juga memilki peran dan fungsi yang tidak dapat terpisahkan satu
dengan lainnya, yakni berupa skill mengajar, membimbing, mendidik, dan melatih.
Dari beberapa skill tersebut disebut kemampuan integrativ, artinya anatra satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan oleh apapun. Begitu besar dan mulianya tugas utama
dan fungsi seorang guru bagi siswa. Sebagai seorang guru juga harus tahu bagaimana
cara menjadi guru yang profesional. Maka dari itu kita harus mengerti dan memahami
tentang guru yang professional agar saat kita terjun ke suatu Lembaga kita bisa
menjadi guru yang benar benar menggunakan profesi tersebut dengan baik sesuai
aturan.

B. Rumusan Masalah
Adapun  rumusan masalah yang dapat ditulis ialah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah profesionalisme guru di MI Tahfidz dan Bahasa An – Nur?
2. Bagaimanakah kompetensi guru di MI Tahfidz dan Bahasa An – Nur?
3. Bagaimanakah peran guru dalam pembelajaran di MI Tahfidz dan Bahasa An
– Nur?
4. Bagaimanakah penerapan kode etik guru di MI Tahfidz dan Bahasa An –
Nur ?

C. Tujuan
Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, dapat ditulis tujuannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui profesionalisme guru di MI Tahfidz dan Bahasa An – Nur?
2. Untuk mengetahui kompetensi guru di MI Tahfidz dan Bahasa An – Nur?
3. Untuk mengetahui peran guru dalam pembelajaran di MI Tahfidz dan Bahasa
An – Nur?
4. Untuk mengetahui penerapan kode etik guru di MI Tahfidz dan Bahasa An –
Nur?

D. Manfaat Observasi
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana profesionalisme
guru mengajar di lapangan
2. Memberikan pengetahuan mengenai kompetensi guru
3. Memberikan pengetahuan bagaimana peran guru dalam pembelajaran di kelas
4. Memberikan pengalamankepada mahasiswa sebagai calon guru agar lebih
professional Ketika terjun ke sekolah

E. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan observasi dilakukan di MI Tahfidz dan Bahasa An – Nur yang berada di
Dusun Sendang Pancur RT. 002 / RW. 005 Desa Genaharjo Kecamatan Semanding
Kabupaten Tuban Jawa Timur

F. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan observasi dilaksanakan di MI Tahfidz dan Bahasa An – Nur pada hari
Selasa, 24 Januari 2023 mulai pukul 16.30 hingga pukul 18.00 WIB.

G. Metode Pengumpulan Data


1. Metode Observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung ke MI Tahfidz dan Bahasa An – Nur dengan melibatkan semua
indera(penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa).  Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan hanphone (pengambilan data dengan kamera
handphone).
2. Metode Wawancara
Merupakan metode pengambilan data dengan cara melakukan wawancara  melalui
tatap muka langsung dengan narasumber (jawaban narasumber direkam dan
dirangkum).

a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MI Tahfidz dan Bahasa An - Nur
N.I.S :-
N.P.S.N : 111235230228
N.S.S :-
Provinsi : Jawa Timur
Otonomi : Daerah
Kecamatan : Semanding
Desa/Kabupaten : Tuban
Jalan dan Nomor : -                  
Kode Pos : 62381
Telepon : 087755878702            
Akreditasi :-
Luas Bangunan : 200 M2
Jarak : O Ke Pusat Kecamatan        : ± 4 KM
                                 O Ke Pusat Otoda                : ± 8 KM

b. Sejarah Singkat Sekolah


                  
Salah satu penyebab merosotnya kwalitas Masyarakat Indonesia adalah rendahnya mutu
pendidikan, yang dalam hal ini dapat diartikan sebagai kurang efektivitasnya proses
pembelajaran yang dikembangkan di sebuah lembaga. Penyebabnya adalah berasal dari siswa
itu sendiri, metode yang diterapkan, lingkungan belajar dan faktor lainnya. Minat motivasi
siswa yang rendah kemudian keterbatasan sarana dan prasarana akan menyebabkan proses
pembelajaran kurang efektif dan efesien yang endingnya akan memberikan dampak negatif
bagi output lembaga yang bersangkutan. Berangkat dari permasalahan ini. Yayasan An-Nur
Genaharjo. Berinisiatif untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tahfidz “An - Nur” yang
beralamat di Desa Genaharjo Kecamatan Semanding Kab Tuban. Berawal dari pendirian
Yayasan A Nur Genaharjo pada tahun 2016, pada mulanya menjadi induk dari madrasah
Diniyah baik Awwaliyah maupun Wustho, dengan telah berdirinya Sebuah Yayasan dan telah
terdaftar pada menteri Hukum Dan HAM RI. Maka pengurus yayasan bermaksud medirikan
sebuah Sekolah Madrasah yang bernuansa Agama, yang berbasis bahasa dan tahfidz, dimana
anak-anak Usia 6-12 Tahun dapat di tempa dengan ilmu Pengetahuan agama,umum, dan
kemampuan menghafal Al-Qur’an dari jenjang yang Dasar.. Seiring dengan perkembangan
pendidikan dewasa ini sesuai dengan amanat Undang-undang bahwa setiap warga Negara
berhak mendapatkan pendidikan yang layak, tetapi pendidikan yang terjangkau masih jauh
akan dirasakannya bila keberadaan lembaga sekolah dengan jarak yang begitu jauh dari
keberadaan siswa-siswinya, tidak terbayangkan betapa pedihnya jika saat ini anak-anak didik
harus berjalan berkilo-kilo meter menempuh sampai ke Sekolah melewati Jalan Raya yang
bisa mengancam Keselamatan Anak .
Berangkat dari latar belakang tersebut kami merasa terketuk hati bila seandainya kami dapat
membangun dan mengembangkan lembaga pendidikan untuk mereka mereka yang berada
Jauh dari Sekolah dapat memasuki pendidikannya di Sekolah / Madrasah yang kami
selenggarakan saat ini, kami secara sukarela membangun daerah kami sendiri dengan
kekuatan yang di miliki begitu terbatas, tetapi bagi kami untuk menyelamatkan Pendidikan
Agama Anak Usia Produktif tersebut di atas dalam menempuh pendidikannya kami bersama-
sama bermaksud menyelenggarakan pendidikan yang terjangkau baik secara materil maupun
jarak tempuh siswa-siswi.
c. Visi dan Misi Sekolah
1. Visi Sekolah
Menyelenggarakan Pendidikan Yang bermutu dan berwawasan Islam yang berpadu
dengan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi serta menjadikan Lulusan Madrasah memilki
Skill Pengetahuan Umum dan Agama serta mencetak kader penghafal Qur’an yang cakp
berbahasa aing dan Menjadi Tauladan Di Masyarakat

2. Misi Sekolah
1. Terwujudnya lembaga pendidikan swasta yang bermutu.
2. Terwujudnya Lulusan MI yang memiliki Dasar IPTEK /Komputer sesuai
kebutuhan zaman
3. Terwujudnya lembaga pendidikan yang Islami sesuai dengan faham ahlussunah
waljamaah.
4. Terwujudnya lembaga pendidikan yang terjangkau dan membanggakan bagi
masyarakat luas
5. Terwujudnya siswa/siswi yang berprestasi dibidang Agama dan Umum
6. Terwujudnya kader penghafal Qur’an yang terampil berbahasa asing.

LANDASAN TEORI
A. Profesionalisme Guru
Secara etimologi, profesi berasal dari bahasa Inggris profession atau bahasa Latin
Profecus, yang artinya mengakui, pengakuan menyatakan mampu, atau ahli dalam
melaksanakan pekerjaan tertentu. 4 Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai
suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang
dimaksudkan di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen
untuk melakukan perbuatan praktis. 5 Agama Islam sangat menghargai orang-orang yang
berilmu pengetahuan (guru/ulama), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas
mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Firman Allah swt., dalam QS al-
Mujadilah (58): 11 (Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat) (Yunus, 2016).
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian.kemahiran. atau
kecakapan yang memiliki standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen) (Hamid, 2017).
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa yang
sedang membangun, terlebih bagi kehidupan bangsa ditengah-tengah pelintasan zaman
dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang
cendrung memberi nuansa kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik
untuk dapat mengadaptasikan diri. Guru memiliki tugas, baik yang terikat dengan dinas
maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian (Sopian, 2016).
Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas- tugas yang
ditandai dengan keahlian baik materi maupun melode. Dengan keahliannya itu.seorang
guru mampu menunjukkan otonominya, baik pribadi maupun sebagai pemangku
profesinya. Di samping dengan keahliannya, sosok profesional guru ditunjukkan melalui
tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya profesional hendaknya
mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik,
orang tua, masyarakat, bangsa negara dan agarnanya. Guru profesional mempunyai
tanggung jawab sosial, intelektual, moral dan spiritual.
Syafruddin Nurdin mengemukakan bahwa ada enam tahap dalam proses
profesionalisasi, yaitu:
1. Bidang layanan ahli “unik” yang diselenggarakan itu harus ditetapkan
2. Kelompok profesi dan penyelenggara pendidikan prajabatan yang mempersiapkan
tenaga guru yang profesional
3. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada program
pendidikan prajabatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya
4. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada lulusan program
pendidikan prajabatan yang memiliki kemampuan minimal yang disyaratkan
(sertifikasi)
5. Secara perorangan dan secara kelompok, kaum pekerja profesional bertanggung
jawab penuh atas segala aspek pelaksanaan tugasnya
6. Kelompok profesional memiliki kode etik yang merupakan dasar untuk melindungi
para anggota yang menjunjung tinggi nilai-nilai profesional, disamping merupakan
sarana untuk mengambil tindakan penertiban terhadap anggota yang melakukan
perbuatan yang tidak sesuai dengan suara dan semangat kode etik itu (Nurdin,
2005).
B. Kompetensi Guru
1. Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8
dinyatakan bahwa setiap guru harus memiliki kompetensi keguruan. Kompentensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Guru profesional adalah guru yang mengedepankan mutu/kualitas layanan dan
produknya, layanan guru harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat, bangsa,
dan pengguna serta memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasar potensi dan
kecakapan yang dimiliki masing-masing individu. Untuk menjadi guru yang
profesional harus memiliki beberapa kompetensi. Berbicara tentang kompetensi guru,
maka Kuntjojo mengemukakan bahwa kompetensi guru terdiri dari 4 (empat) hal,
yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogic adalah kemampuan mengelola pembelajaran yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan
pembelajaran dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah ditunjukkan dengan cirri-ciri berkepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi
peserta didik
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali, dan warga masyarakat sekitar
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah kemampuan untuk menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan untuk membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi lulusan yang ditetapkan (Yunus,
2016)
2. Kualifikasi Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kualifikasi adalah keahlian yang
diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu, dengan kata
lain kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik secara akademis
dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. kualifikasi mendorong seseorang
untuk memiliki suatu “keahlian atau kecakapan khusus”.Dalam dunia pendidikan,
kualifikasi dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang
pendidikan, baik sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi pendidikan dan
seterusnya.Bahkan, kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi derajat lulusannya.
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1)
b. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang
diajarkan
c. Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di atas D-IV/S1).
Undang-undang Guru dan Dosen merupakan suatu ketetapan politik bahwa pendidik
adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan hak-hak sekaligus mempunyai
kewajiban yang harus dipenuhi secara profesional. Dengan itu diharapkan, pendidik
dapat mengabdikan secara total seluruh kemampuan, perhatian dan kepeduliann pada
profesinya dan dapat hidup layak dari profesi yang dilakoninya tersebut.
Dalam UUGD diatur ketentuan bahwa seorang:
a. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik
sebagai agen pembelajaran.
b. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1)
atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru untuk
guru dan S-2 untuk dosen (Jahidi, 2014)

C. Peran Guru dalam Pembelajaran


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru
memiliki peran yang cukup penting untuk membuat ilmu-ilmu yang diajarkan dapat
diterima oleh siswa-siswa yang ada. Tak hanya berperan untuk mengajarkan ilmu-
ilmu saja, banyak sekali peran guru dalam proses pembelajaran. Peran guru di dalam
proses kegaiatan belajar mengajar sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik Guru merupakan pendidik, tokoh, panutan serta identifikasi
bagi para murid yang di didiknya serta lingkungannya. Oleh sebab itu, tentunya
menjadi seorang guru harus memiliki standar serta kualitas tertentu yang harus
dipenuhi. Sebagai seorang guru, wajib untuk memiliki rasa tanggung jawab,
mandiri, wibawa, serta kedisiplinan yang dapat dijadikan contoh bagi peserta didik.
2. Guru Sebagai Pengajar Kegiatan belajar mengajar akan dipengaruhi oleh beragam
faktor di dalamnya, mulai dari kematangan , motivasi, hubungan antara murid dan
guru, tingkat kebebasan, kemampuan verbal, ketrampilan guru di dalam
berkomunikasi, serta rasa aman. Jika faktor faktor tersebut dapat terpenuhi, maka
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Guru harus dapat
membuat sesuatu hal menjadi jelas bagi murid, bahkan terampil untuk
memecahkan beragam masalah.
3. Guru Sebagai Sumber Belajar Peran guru sebagai sebuah sumber belajar akan
sangat berkaitan dengan kemampuan guru untuk menguasai materi pelajaran yang
ada. Sehingga saat siswa bertanya sesuatu hal, guru dapat dengan sigap dan
tanggap menjawab pertanyaan murid dengan menggunakan bahasa yang lebih
mudah dimengerti.
4. Guru Sebagai Fasilitator Peran seorang guru sebagai fasilitator adalah dalam
memberikan pelayanan agar murid dapat dengan mudah menerima dan memahami
materi-materi pelajaran. Sehingga nantinya proses pembelajaran akan menjadi
lebih efektif dan efisien.
5. Guru Sebagai Pembimbing Guru dapat dikatakan sebagai pembimbing perjalanan,
yang mana berdasar pengetahuan serta pengalamannya dan memiliki rasa tanggung
jawab dalam kelancaran perjalanan tersebut. Perjalanan ini tidak hanya sola fisik
namun juga perjalanan mental, kreatifitas, moral, emosional dan spritual yang lebih
kompleks dan dalam.
6. Guru Sebagai Demonstrator Guru memiliki peran sebagai demonstator adalah
memiliki peran yang mana dapat menunjukkan sikap-sikap yang bisa
menginspirasi murid untuk melakukan hal-hal yang sama bahkan dapat lebih baik.
7. Guru Sebagai Pengelola Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru memiliki
peran dalam memegang kendali atas iklim yang ada di dalam suasana proses
pembelajaran. Dapat diibaratkan jika guru menjadi nahkoda yang memegang
kemudi dan membawa kapal dalam perjalanan yang nyaman dan aman. Seorang
guru haruslah dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif dan nyaman.
8. Guru Sebagai Penasehat Guru berperan menjadi penasehat bagi murid-muridnya
juga bagi para orang tua, meskipun guru tidak memiliki pelatihan khusus untuk
menjadi penasehat. Murid-murid akan senantiasa akan berhadapan dengan
kebutuhan dalam membuat sebuah keputusan dan dalam prosesnya tersebut
membutuhkan bantuan guru. Agar guru dapat memahami dengan baik perannya
sebagai penasehat serta orang kepercayaan yang lebih dalam maka sudah
seharunya guru mendalami mengenai psikologi kepribadian.
9. Guru Sebagai Inovator Guru menerjemahkan pengalaman yang didapatkannya di
masa lalu ke dalam kehidupan yang lebih bermakna untuk murid-murid
didikannya. Karena usia guru dan murid yang mungkin terlampau jauh, maka tentu
saja guru lebih memiliki banyak pengalaman dibandingkan murid. Tugas guru
adalah untuk menerjemahkan pengalaman serta kebijakan yang berharga ke dalam
bahasa yang lebih modern yang mana dapat diterima oleh murid-murid.
10. Guru Sebagai Motivator Proses kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika
murid-murid di dalam nya memiliki motivasi yang tinggi. Guru memiliki peran
yang penting untuk menumbuhkan motivias serta semangat di dalam diri siswa
dalam belajar.
11. Guru Sebagai Pelatih Proses pendidikan serta pembelajaran tentunya
membutuhkan latihan ketrampilan, entah itu dalam intelektual ataupun motorik.
Dalam hal ini guru akan bertindak sebagai pelatih untuk mengembangkan
ketrampilan tersebut. Hal ini lebih ditekankan dalam kurikulum 2004 yang mana
memiliki basis kompetensi. Tanpa adanya latihan maka tentunya seorang guru
tidak akan mampu dalam menunjukkan penguasaan kompetensi dasar serta tidak
mahir dalam ketrampilan ketrampilan yang sesuai dengan materi standar.
12. Guru Sebagai Elevator Setelah proses pembelajaran berlangsung, tentunya seorang
guru harus melakukan evaluasi pada hasil yang telah dilakukan selama kegiatan
pembelajaran tersebut. Evaluasi ini tidak hanya untuk mengevaluasi keberhasilan
siswa untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun juga
menjadi evaluasi bagi keberhasilan guru di dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar (Zahwa, 2020)

D. Penerapan Kode Etik Guru


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang
dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen
(UUGD), Pasal 43, dikemukakan sebagai berikut: (1) Untuk menjaga dan
meningkatkan kehormatan, dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik; (2) Kode etik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang mengikat perilaku
guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Secara harfiah, “kode etik” berarti sumber etik. Etik berasal dari perkataan ethos,
yang berarti watak.Istilah etik (ethica) mengandung makna nilai-nilai yang mendasari
perilaku manusia.Term etik berasal dari bahasa filsafat, bahkan menjadi salah satu
cabangnya.Etik juga disepadankan dengan istilah adab, moral, atau pun akhlaq. Etik
artinya tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam
mengerjakan suatu pekerjaan. Kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan
atau tata cara etis sebagai pedoman dalam berprilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-
nilai dan norma yang dianut oleh sekolompok orang atau masyarakat tertentu.Dalam
kaitannya dengan Istilah profesi, kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi.
Sedangkan dalam Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang
disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan
perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan
warga Negara (Dr. Marjuni H. A, 2020). Dengan demikian kode etik guru adalah
sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang
apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa
yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang guru profesional.
Fungsi Kode Etik Guru pada Pengembangan Pendidikan Ada beberapa fungsi
kode etik guru pada pengembangan penidikan:
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutahkan dalam berbagai
bidang
Adapun beberapa kode etik yang harus ditaati oleh guru dengan tujuan, antara
lain:
4. Agar para guru mempunyai rambu-rambu yang dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam bertingkah laku sehari-hari sebagai pendidik.
5. Agar guru dapat bercermin diri mengenai tingkah lakunya. Apakah sudah sesuai
dengan profesi pendidik yang disandangnya ataukah belum.
6. Agar guru dapat menjaga jangan sampai tingkah lakunya dapat menurunkan
martabatnya sebagai seorang profesional yang tugas utama sebagai pendidik.
7. Agar guru selekasnya dapat kembali, jika ternyata apa mereka lakukan selama ini
betentangan atau tidak sesuai dengan norma-norma yang telah dirumuskan dan
disepakati sebagai kode etik guru.
8. Agar segala tingkah laku guru, senantiasa selaras atau tidak bertentangan dengan
profesi yang disandangnya, yaitu sebagai seoarang pendidik. Lebih lanjut dapat
diteladani oleh peserta didiknya dan masyarakat umum
Guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing dan mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah (UU Nomor 14 Tahun 2005). Dilihat dari segi tugas dan
tanggung jawab guru, maka pada hakekatnya tugas dan tanggung jawab yang
diembannya adalah perwujudan dari amanah Allah, amanah orang tua, bahkan amanah
dari masyarakat dan pemerintah Karena pentingnya tanggung jawab yang
diamanatkan kepada guru dalam mengntarkan peserta didiknya agar berhasil
sebagaimana yang diharapkan, maka guru perlu memiliki etika kepribadian atau kode
etik antara lain :
9. Ilmu
Ijazah bukan semata-mata secari kertas, tetapi suatu bukti bahwa pemiliknya telah
mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukan untuk
suatu jabatan.
10. Sehat Jasmani
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang
melamar untuk menjadi guru. Guru yang berpenyakit menular, misalnya, sangat
membahayakan kesehatan anak-anak. Disamping itu, guru yang berpenyakit tidak
akan bergairah mengajar.
11. Berkelakuan baik
Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru harus
menjadi model teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan
pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik (Dr.
Marjuni H. A, 2020)
 
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI

A. PROFESIONALISME GURU
Membahas tentang profesionalisme guru MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur dengan
wawancara salah satu guru yang bernama Azka Aula Hafita Achdali, S.Pd. Lahir di
Majalengka, 07 Februari 2000. Riwayat pendidikan di SD Maja Selatan 1, SMP Islam
Cipasung, MA Baitul Hikmah Haurkuning dan lulusan dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Beliau mempunyai hobi mambaca.
Guru – guru di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur sudah cukup professional. Karena
guru – guru di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur memiliki pengetahuan yang luas tentang
bidang yang diajarkan. Guru – guru di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur memiliki
kepribadian yang patut diteladani oleh semua siswa, guru – guru di MI Tahfidz dan
Bahasa An-Nur juga mempunyai komunikasi dan interaksi yang baik dengan siswa,
teman sejawat, kepala sekolah, masyarakat serta tamu.
B. KOMPETENSI GURU
1. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Forma
Guru di Mi An – Nur belum PNS secara kualifikasi pendidikan formal. Hampir
semua guru di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur merupakan lulusan dari IAIN Syekh Nur
Jati Cirebon Jawa Barat dan rata-rata guru di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur memiliki
kualifikasi akademik sarjana (S1). Guru MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur semuanya masih
guru honorer.
2. Standar Kompetensi Guru
a. Kompetensi Pedagogik
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur
guru-guru mempersiapkan administrasi terlebih dahulu seperti silabus, RPP, Prota,
Promes, media yang akan digunakan untuk pembelajaran dan metode dalam
pembelajaran. Langkah yang dilakukan dalam Menyusun dan mengembangkan satuan
pengajaran di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur yaitu sebelum pembelajaran mulai
pembukaan terlebih dahulu seperti ice breaking, mengulang materi sebelumnya, masuk
ke inti pembelajaran, penutupnya dengan mengulang materi yang sudah diajarkan atau
memberi penguatan.
Cara menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien di MI Tahfidz dan Bahasa
An-Nur dengan cara membuat media pembelajaran yang unik kreatif, contohnya dengan
media gambar, kartu – kartu. Sebelum pembelajaran juga anak – anak diajak untuk
membuat kesepakatan dan sebagai guru juga harus tegas akan kesepakatan tersebut.
Misalnya ada anak yang lari-lari waktu pelajaran kita beri kesepakatan sholat Dhuha nya
jadi empat rakat dll, kesepakatan ini bukan semata- mata hukuman untuk mereka. Jika
dalam membuat kesepakatan tersebut anak-anak bingung memberikan pendapat kita juga
memberi pengarahan.
Metode yang digunakan dalam mengajar Student Center, Teacher Center,
Kelompok. Jika didalam kelompok ada yang ditunjuk sebagai ketua, hal tersebut dapat
membuat siswa lebih percaya diri karena diberi kepercayaan. Ketika siswa belum
menguasai pelajaran secara menyeluruh guru mengulang – ulang materinya. Untuk yang
ketinggalan kita kasih tugas tambahan. Di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur terdapat anak
yang IQ nya kurang juga diberi bimbingan yang sifatnya masih program sekolah. Waktu
pembelajaran juga kadang di pisah untuk belajar dengan guru yang lain seperti guru piket
atau yang tidak punya jam saat itu.
Di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur dalam pembelajaran juga menggunakan alat
peraga. Contohnya yang sudah ada yaitu boneka tangan, kartu-kartu huruf, kertas
gambar-gambar yang disudah disiapkan sebelum hari pembelajarannya. Tingkat
efektifitasannya dalam memahamkan siswa pada materi juga sangat bagus karena
pembelajaran menjadi menyenangkan. Bentuk penilaian / evaluasi yang diterapkan yaitu
ada catatan khusus yang dimiliki guru. Dilihat dari observasi guru dan dilakukan setiap
pertemuan.

b. Kompetensi Kepribadian
       Guru MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur memiliki kepribadian yang baik, disiplin. Guru di
MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur juga bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan sebagai
seorang guru. Ketika guru berhalangan hadir akan digantikan oleh guru piket sehingga kelas
tidak kosong. Guru yang berhalangan hadir juga menyiapkan materinya supaya tidak
miskomunikasi dengan guru piket atau yang menggantikan. Waktu penyambutan siswa juga
diberi nasehat- nasehat. Jika mendapatkan kritik dari anak-anak beliau mengintropeksi diri,
semisal kritik tersebut tidak sesuai beliau menjelaskan yang sebenarnya terjadi supaya tidak
ada kesalahpahaman. Menyikapi perbedaan pendapat misal tidak setuju bisa mengungkapkan
pendapat menurut kita dan jika tidak digunakan kita menerimanya dengan lapang dada
walaupun kadang juga mendapat kritik dan menetralkan saja karena demi kemaslakhatan
bersama
c. Kompetensi Sosial
Bentuk komunikasi dengan peserta didik agak kesulitan jika peseta didik
menggunakan Bahasa jawa, karena beliau dari Jawa barat sehingga kalua ada anak
yang memakai bahasa Jawa dan tidak mengerti beliau meminta untuk mengartikan
kedalam Bahasa Indonesia. Kalua menghadapi anak yang pemalu beliau memberikan
surat untuk anak tersebut biar mengurangi rasa malu dan mereka juga bisa
mengutarakan pendapatnya.
Di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur membuat peraturan agar anak tidak terlalu
manja ke guru – guru dan akhirnya tidak bisa diberi pengarahan. Juga ada Batasan
untuk guru dan siswa.Kerjasama antara guru, kepala sekolah, wali murid dengan
mengadakan rapat, membuat grup dengan wali murid dan mengadakan komite.
Supaya kitab isa berkomunikasi dengan lancar dan bisa membantu program sekolah
contohnya anak sebelum tidur dibacakan dongeng terlebih dahulu, karena manfaatnya
bisa menambah kosa kata dan tidak kesulitan saat belajar membaca.
Peran sebagai guru dilingkungan masyarakat denga mengadakan acara-acara seperti
waktu hari santri mengadakan pawai, lomba-lomba yang melibatkan warga sekitar.
Ketika bulan puasa mengadakan bagi takjil ke warga sekitar sampai dijalan
kecamatan.

d. Kompetensi Profesional
Berdasarkan hasil wawancara Ustadzah Azka mengajar sesuai dengan
background pendidikan dan dikuasai beliau dari jurusan pendidikan agama Islam dan
di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur ini beliau mengajar mata pelajaran Bahasa Arab
sikap menghadapi perbedaan individual siswa memiliki tingkatan IQ yang berbeda,
memberikan bimbingan yang sifatnya masih program sekolah. Waktu pembelajaran juga
kadang di pisah untuk belajar dengan guru yang lain seperti guru piket atau yang tidak
punya jam saat itu. Pertimbangan dalam memilih dan menentukan materi melihat dibuku
pengangan guru dan menambahkan dari buku – buku atau sumber lainnya. Pedoman
yang digunakan dalam pembelajaran yaitu guru itu di gugu dan ditiru jadi menjadi
seorang guru harus mencerminkan perilaku yang baik karena akan ditiru oleh peserta
didiknya. Guru juga menjadi pembimbing, motivator, menjadi orang tua, fasilitator,
sumber belajar dll

C. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN


Guru di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur sangat berperan penting dalam
pembelajaran. Guru juga menjadi pembimbing, motivator, menjadi orang tua, fasilitator,
sumber belajar dll. Pada proses belajar menggunakan buku pegangan siswa dan guru
untuk mempermudah dalam proses pembelajaran. Guru menggunakan alat peraga atau
media yang manarik seperti boneka tangan, kartu – kartu huruf agar siswa lebih akfif dan
merasa senang.
Ketika pembelajaran sering dilakukan didalam kelas. Terkadang juga diluar agar
siswa tidak merasa jenuh. Kegiatan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti
ceramah, tanya jawab. Tugas yang diberikan berupa tugas kelompok atau individu.

D. PENERAPAN KODE ETIK GURU


Guru di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur sangat menjunjung tinggi kode etik guru.
Guru jangan menilai atas kemauan diri sendiri, tidak membeda – bedakan peserta didik
karena tujuannya yaitu memanusiakan manusia kode etik dijadikan pedoman dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru.
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa guru – guru di MI


Tahfidz dan Bahasa An-Nur sudah bisa dikatakan sebagai guru professional karena sudah
melaksankan profesionalisme guru. Guru – guru di MI Tahfidz dan Bahasa An – Nur sudah
memenuhi kompetensi karena sudah menyampaikan materi dengan baik, mempunyai
kepribadian yang dapat diteladani dan sudah memahami karakteristik siswa serta sudah bisa
berinteraksi dengan baik dengan siswa, teman sejawat, kepala sekolah, wali murid dan
masyarakat.
Guru di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur juga berperan dalam pembelajaran. Sehingga
dapat memahami siswa dalam proses pembelajaran. Guru di MI Tahfidz dan Bahasa An-Nur
juga sangat menjunjung tinggi kode etik guru sebagai pedoman menjalankan tanggung jawab
sebagai pendidik. Pedoman yang digunakan dalam pembelajaran yaitu guru itu di gugu dan
ditiru jadi menjadi seorang guru harus mencerminkan perilaku yang baik karena akan ditiru
oleh peserta didiknya. Guru juga menjadi pembimbing, motivator, menjadi orang tua,
fasilitator, sumber belajar dll
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Marjuni H. A, M. P. (2020). Peran dan Fungsi Kode Etik Kepribadian Guru dalam Pengembangan
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Agama Islam.

Hamid, A. (2017). Guru Profesional. Al-Falah : Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan, 274-
285.

Jahidi, J. (2014). Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana
Administrasi Pendidikan, 24-30.

Nurdin, S. (2005). Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching.

Sopian, A. (2016). Tugas, peran, dan fungsi guru dalam pendidikan. Raudhah Proubd To Be
Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 88-97.

Yunus, M. (2016). Profesionalisme Guru dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Lentera Pendidikan,
112-128.

Zahwa, D. K. (2020). Peran Guru Dalam Pembelajaran pada Siswa Sekolah Dasar. Fondatia : Jurnal
Pendidikan Dasar, 41-47.
DOKUMENTASI BERUPA FOTO

Anda mungkin juga menyukai