Anda di halaman 1dari 16

Makalah

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN REMAJA

“FISIK-MOTORIK, INTELEKTUAL, BAHASA DAN EMOSI”

(Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik yang diampuh oleh ibu Siti Zakiyah S.Pd M.Pd)

Oleh:

Kelompok 3

NOVIANTI LAMUMA (411417048)


ANDRIAN PATINGKI (411417033)
NURDIMAN HARUN (411417111)
ILHAM HADINATA (411417127)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih dalam dari Syukur, yang bisa kami ucapkan atas selesainya
makalah ini. Sebab, makalah ini diharapkan mampu menjadi tempat penyalur informasi yang
bermanfaat bagi para pembaca secara umum. Kami menyajikan makalah ini dengan tujuan untuk
memberikan edukasi positif bagi siapa pun yang membacanya dan juga pedoman bagi
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan.

Gorontalo,… Mei 2020


 

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1 Karakteristik Perkembangan Remaja.....................................................................................2
2.2 Perkembangan Fisik-Motorik Pada Remaja..........................................................................4
2.3 Perkembangan Intelektual Pada Remaja................................................................................6
2.4 Perkembangan Bahasa dan Emosi Pada Remaja...................................................................7
2.4.1 Perkembangan Bahasa.....................................................................................................7
2.4.2 Perkembangan Emosi......................................................................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karakteristik remaja merupakan suatu ciri khas yang menetap pada diri seseorang remaja
dalam berbagai situasi dan dalam berbagai kondisi, yang mampu membedakan antara remaja
yang satu dengan remaja yang lain. Karakteristik remaja ini misalnya ada remaja yang tinggi,
gemuk, periang, pemalu, pemberontak, dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan, sebagai
seorang pendidik (guru) perlu untuk mengenali dan memahami karakteristik kepribadian remaja
(siswa), dan ada siswa-siswa yang terkesan membosankan, pendiam, tidak terbuka, tidak hangat
dan lain sebagainya. Tentu saja seorang pendidik dituntut untuk memahami karakteristik
kepribadian setiap siswa, sehingga sebagai pendidik memberikan perlakuan yang sesuai dengan
tipe kepribadian siswa yang dihadapi. Dengan perlakuan yang sesuai yang diberikan guru kepada
siswa akan mengantarkan siswa kepada suatu kondisi optima, baik didalam bidang prestasi
akademik maupun prestasi non akademik. Tetapi akan menjadi kebalikannya jika perlakuan yang
diberikan tanpa mempertimbangkan aspek karakteristik kepribadian siswa, justru akan
mengantarkan peserta didik kedalam kondisi siswa kesulitan belajar, tidak bisa berkonsentrasi
dalam belajar sehingga menyebabkan siswa tidak bisa berprestasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan karakteristik perkembangan remaja ?
b. Bagaimana perkembangan fisik-motorik pada usia remaja ?
c. Bagaimana perkembangan intelektual pada usia remaja ?
d. Bagaimana perkembangan bahasa dan emosi pada usia remaja ?

1.3 Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahu :
a. Pengertian karakteristik perkembangan pada usia remaja
b. perkembangan fisik-motorik pada usia remaja
c. perkembangan intelektual pada usia remaja
d. perkembangan bahasa dan emosi pada usia remaja

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Perkembangan Remaja
Menurut Papalia & Olds (2001) bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-
kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada
masa remaja terjadi proses perkembangan meliputii perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan
orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan
orientasi masa depan.

Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-
kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990).
Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan
masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan
semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan
mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).
Jadi, perkembangan remaja adalah perkembangan atau perubahan proses pertumbuhan biologis
dan psikis yang terjadi pada masa antara kanak-kanak dan dewasa. Periode remaja awal (early
adolescence), yaitu berkisar antara umur 11-13 dan14-15 tahun; dan periode remaja akhir, yaitu
14-16 dan 18-20 tahun (Makmun, 2003) (atau umur dewasa menurut hukum yang berlaku di
suatu negara).

Remaja menurut WHO adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana :

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual


sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa.
3) Terjadi peralihan dari kertengantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
relative lebih mandiri.

2
Beberapa karakteristik secara umum dari anak usia remaja adalah:
1) Masa remaja merupakan periode penting artinya segala sesuatu yang terjadi baik jangka
pendek maupun panjang berakibat langsung terhadap sikap dan perilaku mereka.
2) Masa remaja merupakan periode peralihan artinya anak beralih menjadi dewasa dan
meniggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanakan dan mempelajari prilaku baru untuk
menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
3) Masa remaja merupakan periode perubahan yang mencakup perubahan emosi, perubahan
proporsi tubuh, minat, perilaku dan nilai yang dianut.
4) Masa remaja merupakan masa mencari identitas.
5) Usia remaja merupakan usia yang menimbulkan ketakutan karena menimbulkan beberapa
pertentangan dengan orangtua.
6) Masa remaja merupakan masa tidak realistik. Hal ini disebabkan sudut pandang mereka
terhadap sesuatu dan menjadikannya cermin. Semakin tidak realistic cita-citanya maka
anak akan semakin menjadi marah dan akan sakit hati apabila semua harapan tidak
berhasil dicapainya.
7) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa artinya mereka akan merubah stereotif baru
menjadi remaja dewasa dengan melakukan peran baru menjadi sosok orang dewasa
dalam hal perilaku dan sikap serta tindakan mereka sehingga memberikan citra yang
mereka inginkan.

Adapun karakteristik secara umum pada perkembangan remaja awal :

1) Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.


2) Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
3) Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul,
serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan
dari orangtua.
4) Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5) Mulai mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
6) Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.

3
7) Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial.
8) Kecenderungan minat dan pilihan karier relative sudah lebih jelas.

Berikut pula karakteristik secara umum pada perkembangan remaja akhir :

1) Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya.


2) Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat.
3) Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
4) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5) Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
6) Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki
anak.
7) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan
sebagai warga negara.
8) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
9) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah
laku.
10) Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.

2.2 Perkembangan Fisik-Motorik Pada Remaja


Perkembangan psikomotorik merupakan perkembangan terkait dengan perilaku motorik
(koordinasi fungsional neuromuscular system) dan fungsi psikis (kognitif, afektif dan konatif).
Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis,
menari, memukul, dan sebagainya. Sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Dua prinsip perkembangan utama yang tampak
dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang
sederhana kepada yang kompleks, dan dari yang kasar dan global (grass bodily movements)
kepada yang harus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements). Faktor
yang memengaruhi perkembangan psikomotorik peserta didik dibedakan menjadi dua, yakni

4
faktor internal (keturunan/gen dari orang tua, gangguan emosional, perkembangan sistem syaraf,
pertumbuhan otot, perkembangan kelenjar endokrin dan perubahan struktur tubuh) dan faktor
eksternal (pola asuh orang tua dan lingkungan).
Perkembangan psikomotorik pada masa remaja ditandai dengan keterampilan
psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan
perubahan fisiologi. Kemampuan psikomotorik terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan,
dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada laki-laki lebih tinggi dari
perempuan karena perkembangan psikomotorik pada perempuan akan terhenti setelah
mengalami menstruasi. Kemampuan psikomotorik laki laki cenderung terus meningkat dalam hal
kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Oleh karna itu, kemampuan psikomotorik laki-laki lebih
tinggi dari pada perempuan.

 Perkembangan Psikomotorik pada remaja laki-laki, di antaranya: Cara berjalan lebih


kaku, kemampuan berlari lebih baik, kemampuan menulis, menggunting dan
menyusun sesuatu kurang rapi, serta lebih suka dengan kegiatan fisik yang menantang
(olahraga berat, climbing, dll).
 Perkembangan Psikomotorik pada remaja perempuan, di antaranya: Cara berjalan
lemah gemulai, kemampuan berlari rendah, kemampuan menulis, menggunting dan
menyusun sesuatu lebih rapi, serta lebih suka dengan kegiatan fisik yang sederhana
(olahraga ringan, menari, dll).

Berikut perkembangan psikomotorik menurut periode remaja awal :

 Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.


 Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.
Perkembangan psikomotorik menurut periode remaja akhir :
 Gerak gerik mulai mantap.
 Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan
yang menunjang kepada persiapan kerja.
Melalui latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan yang maksimal akan dapat
ditingkatkan dan dipertahankan. Karakteristik perkembagan psikomotorik ditandai

5
dengan peningkatan keterampilan dalam bidang tertentu. Semua sistem gerak dan
koordinasi dapat berjalan dengan baik.

2.3 Perkembangan Intelektual Pada Remaja


Istilah kecerdasan itu diturunkan dari kata intelegenci. Intelegenci/Intelektual merupakan
suatu kata yang memiliki makna sangat abstrak. Gardner(1983) menegaskan bahwa intelektual
seharusnya didefenisikan sebagai seperangkat kemampuan untuk memproses operasi yang
memungkinkan individu mampu memecahkan masalah, menciptakan produk, menemukan
pengetahuan yang baru selama dalam kegiatan yang bermuatan nilai secara cultural.

Pada umumnya 3-4 tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan hebat,


selanjutnya akan terjadi perkembangan teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi
masalah yang majemuk bertambah. Pada awal masa remaja, kira-kira umur 12 tahun, anak
berada pada masa yang disebut"masa operasi formal"(berfikir abstrak). Pada masa ini remaja
telah berfikir dengan mempertimbangkan hal yang "mungkin" di samping hal yang nyata (real)
(Gleitman,1986:475-476). Pada usia remaja ini anak sudah dapat berfikir abstrak dan hipotek.

Beberapa faktor mempengaruhi perkembangan intelektual seorang remaja antara lain :


1. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia
mampu berfikir reflektif.
2. Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah dengan
seseorang dapat berfikir proposional.
3. Adanya kebebasan berfikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun
hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah pendapat secara
keseluruhan, dan menjang keberanian anak memecah masalah dan menarik
kesimpulan yang baru dan benar.
Masalah-masalah yang mungkin muncul dalam perkembangan intelektual remaja
1. Perbedaan individu dalam kemampuan dan perkembangan intelektual
Nilai IQ setiap remaja tidaklah sama,hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain diluar intelegensi, seperti minat,pengalaman, sikap.Banyak orangtua
mendesak anaknya agar memilki IQ yang tinggi,dengan pemaksaan belajar tanpa

6
didampingi ataupun tanpa diberi tips/dorongan dalam belajar agar anak dapat
belajar dengan semangat.
2. Usaha-usaha dalam membantu mengembangkan intelek remaja dalam proses
pembelajaran.
Mengamati kecendrungan-kencendrungan remaja untuk melibatkan diri dalam
hal-hal yang tidak terkendali. Sepertinya cara yang dalam mengatasi bentuk-
bentuk pemikiran yang belum matang ialah membantu siswa menyadari bahwa
mereka telah melupakan pertimbangan-pertimbangan tertentu tetapi bila
permasalahan-permasalahan tersebut merupakan masalah kompleks dengan bobot
emosi yang cukup dalam , memang bukan merupakan tugas yang mudah.

2.4 Perkembangan Bahasa dan Emosi Pada Remaja

2.4.1 Perkembangan Bahasa


Pada usia 16-18 tahun, orang-orang pada umumnya menguasai sekitar 80,000 kata
(Owens, 1996). Dengan munculnya pemikiran formal, remaja dapat mendefinisikan beberapa
kata abstrak seperti cinta, keadilan, dan kebijaksanaan. Mereka lebih sering menggunakan
kata-kata seperti “bagaimanapun, oleh karena itu, sebaiknya dan kemungkinan” untuk
menyatakan relasi logis antara dua kalimat. Mereka menjadi lebih peka terhadap kata sebagai
simbol yang bisa memiliki makna yang lebih dari satu. Mereka juga menggunakan
ironi,permainan kata, metafora (Owens, 1996).

Remaja juga menjadi lebih ahli dalam pengambilan perspektif social, yaitu
kemampuan untuk memahami sudut pandang dan level pengetahuan orang lain serta
berbicara dengan sesuai. Kemampuan ini adalah esensial untuk ikut serta dalam suatu
percakapan. Sadar akan audience mereka, remaja berbicara dalam bahasa ynag berbeda
antara teman sebaya dan yang lebih tua (Owens, 1996). Bahasa pergaulan remaja merupakan
bagian dari proses perkembangan identitas pribadi yang terpisah dari orang tua dan dunia
orang dewasa.

Di bawah ini adalah beberapa karakteristik perkembangan remaja awal dalam bahasa:
 Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa
asing.

7
 Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan
estetik.

Beberapa karakteristik perkembangan remaja akhir dalam bahasa:

 Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya.


 Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis,
religious.

2.4.2 Perkembangan Emosi


Remaja memiliki karakteristik pemunculan emosi yang berbeda bila dibandingkan
dengan masa kanak-kanak maupun dengan orang dewasa. Emosi remaja seringkali meluap-luap
(tinggi) dan emosi negatif mereka lebih mudah muncul. Keadaan ini lebih banyak disebabkan
masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka dan lingkungan yang menahalangi terpuaskannya
kebutuhan tersebut ( Hurlock, 1980). Luella Cole (1963) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga)
jenis emosi yang menonjol pada periode remaja, yaitu :

1. Emosi marah

Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya
dalam kehidupan remaja. Penyebab timbulnya emosi marah pada remaja ialah apabila
mereka direndahkan, dipermalukan, dihina atau dipojokkan dihadapan kawan-kawannya.
Remaja yang sudah cukup matang menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan
berkelahi seperti pada masa kakank-kanak sebelumnya. Kadang-kadang juga remaja
melakukan tindakan kekerasan dalam melampiaskan emosi marah, meskipun mereka
berusaha menekan keinginan untuk bertingkah laku seperti itu. Pada dasarnya remaja
cenderung mengganti emosi kekanak-kanakan mereka dengan cara yang lebih sopan.

2. Emosi Takut
Ketakutan yang dialami selama masa remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Ketakutan terhadap masalah atas siakp orang tua yang tidak adil dan cenderung
menolak didalam keluarga.
b. Ketakutan terhadap masalah mendapatkan status baik dalam kelompok sebaya
maupun dalam keluarga.

8
c. Ketakutan terhadap masalah penyesuaian pendidikan, atau pilihan pendidikan
yang sesaui dengan kemampuan dan cita- cita.
d. Ketakutan terhadap masalah pilihan jabatan yang sesuai dengan kemampuan dan
keinginan.
e. Ketakutan terhadap masalah-masalah seks.
f. Ketakutan terhadap ancaman keberadaan diri.

Pada saat akhir masa remaja dan memasuki perkembangan dewasa awal,
ketakutan atau kecemasan yang baru muncul adalah menyangkut masalah keuangan,
pekerjaan, kemunduran usaha, pendirian/ pandangan politik , kepercayaan/ agama,
perkawinan dan keluarga. Remaja yang sudah matang akan berusaha untuk mengatasi
masalah-masalah yang menimbulkan rasa takutnya.

3. Emosi Cinta
Emosi telah ada pada diri anak semenjak bayi dan terus berkembang hingga
dewasa. Sedangkan pada masa remaja, rasa cinta diarahkan kepada lawan jenis. Pada
masa bayi rasa cinta diarahkan pada orang tua terutama kepada ibu. Pada masa kanak-
kanak (3-5 tahun) rasa cinta diarahkan pada orang tua yang berbeda jenis kelamin,
misalnya anak laki-laki akan jatuh cinta pada ibu dan anak perempuan pada ayah. Pada
masa remaja arah dan objek cinta itu berubah terhadap teman sebaya yang berlawanan
jenis.
Remaja wanita yang mengalami perkembangan perasaan cinta yang normal
adalah jika remaja mengarahkan rasa cintanya kepada pemuda sesama remaja. Demikian
juga dengan remaja pria yang mempunyai cinta yang normal mengarahkan cintanya pada
seorang gadis.
Pada akhir masa remaja,mereka memilih satu lawan jenis yang paling disayangi.
Perkembangan yang normal mengenai emosi cinta dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Objek cinta mula-mula adalah orang dewasa yang sejenis atau berbeda jenis.
b. Kemudian ojek cinta beralih pada teman sebaya yang sama jenis kelamin, yaitu
pada masa pra remaja.
c. Pada akhirnya remaja menjadikan teman sebaya sebagai obyek cintanya.

9
a. Ciri-ciri Kematangan Emosi Remaja
Remaja yang sudah mencapai kematangan emosi dapat dilihat dari ciri- ciri tingkah
lakunya sebagai berikut :
1. Mandiri dalam artian emosional yaitu bertanggung jawab atas diri sendiri dan
orang lain.
2. Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya. Mereka tidak cenderung
menyalahkan diri sendiri ataupun menyalahkan orang lain atas kegagalan yang
dialaminya.
3. Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif, sehingga pemunculannya tidak
impulsif.
b. Ciri-ciri Ketidakmatangan Emosi Remaja
Remaja yang sudah tidak matang emosinya dapat dilihat dari ciri-ciri tingkah lakunya
sebagai berikut :
1. Cenderung melihat sisi negatif dari orang lain.
2. Impulsif, kurang mampu mengendalikan emosi dan mudah emosional.
3. Kurang mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.
4. Kurang mampu memahami orang lain dan cenderung untuk selalu minta dipahami
oleh orang lain.
5. Tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuat dan cenderung
menyembunyikannya atau lebih memilih sikap mekanisme pertahanan diri,
c. Usaha Untuk Mengembangkan Emosi Remaja
Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang dan
disikap oleh orang tua maupun guru. Usaha untuk mengembangkannya adalah :
1. Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak
(significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi
negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
2. Adanya programlatihan beremosi nbaik disekolah maupun didalam keluarga.
Misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya.

10
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang
cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya menggapainya secara
lebih baik.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Papalia & Olds (2001) bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-
kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada
masa remaja terjadi proses perkembangan meliputii perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan
orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan
orientasi masa depan.

Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku
psikomotorik ialah bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang
kompleks, dan dari yang kasar dan global (grass bodily movements) kepada yang harus dan
spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).

Pada awal masa remaja, kira-kira umur 12 tahun, anak berada pada masa yang
disebut"masa operasi formal"(berfikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berfikir dengan
mempertimbangkan hal yang "mungkin" di samping hal yang nyata (real)

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangannya, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipt.

Gunarsa, D. 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. BK Gunung Mulia.

Kartono, K. 1979. Psikologi Anak . Bandung : Alumni.

Yusuf, S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Roasdakarya.

Zulkifli, L. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosda.

13

Anda mungkin juga menyukai