MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak
yang diampu oleh Bapak Ahmad Fawaid, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Nurur Rahman 20381051026
Riska Agustin 20381052028
S. Susilawati Ningsih 20381052029
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Sejarah dan Metode Psikologi Perkembangan Peserta Didik” dapat
terselesaikan pada waktunya. Walaupun hasilnya masih jauh dari apa yang menjadi
harapan.
Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Bapak Ahmad
Fawaid, M.Pd.I pada mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Sejarah dan Metode Psikologi
Perkembangan Peserta Didik” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kesalahan yang terdapat di dalam jelas ada. Namun bukanlah kesalahan yang
tersengaja melainkan karena kekhilafan dan kelupaan. Dari semua kelemahan kiranya
dapat dimaklumi. Demikian, harapan saya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua, dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula,
Aamiin…!!!
MAKALAH............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan masalah..................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Psikologi Perkembangan Peserta Didik...............................................................3
2.2 Sejarah Psikologi Perkembangan...........................................................................................4
2.3 Manfaat dan Tujuan dari Psikologi Perkembangan Peserta Didik........................................5
2.4 Metode Psikologi Perkembangan..........................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
3.2 Saran......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam siklus kehidupan, manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari
segi fisik maupun psikologisnya. Perkembangan mengacu pada bagaimana seorang tumbuh,
beradaptasi, dan berubah di sepanjang perjalanan hidupnya. Jika kita mengingat semasa bayi,
bahwa selama ini kita telah berubah. Misalnya, dari seorang yang tidak tahu apa-apa, sampai
menjadi seorang mahasiswa seperti saat ini. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Apakah anda
yang sekarang tetap anda yang dahulu? Dari hal itu terlihat bahwa manusia mengalami
perkembangan sejak bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai masa tua.
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Di dalam
pandangan modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan,
melainkan mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya dengan cara
melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar.
Proses perkembangan anak didik pasti adanya perubahan-perubahan meliputi aspek
fisik, sosial, moral, bahasa, minat, motivasi, sikap, kepribadian, bakat dan kreatifitas. Di
mana setiap aspek tersebut membuat kombinasi atau hubungan baru kemudian membentuk
spesialisasi fisik dan psikologis antara manusia yang satu dan lainnya.
Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi
kehidupan manusia. Psikologi menempatkan manusia sebagai objek kajiaannya. Manusia
sendiri adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, maka secara lebih jelas yang
menjadi objek kajian psikologi modern adalah manusia serta aktivitas-aktivitas mentalnya
dalam interaksi dengan lingkungan. Interaksi dengan lingkungannya mencakup wilayah yang
sangat luas dan beragam. Sesuai dengan keragaman wilayah interaksi manusia dengan
lingkungan itu, maka muncullah cabang-cabang psikologi.
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoretis
dan psikologi terapan. Psikologi teoretis dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu
psikologi umum dan psikologi khusus.1
Psikologi umum adalah psikologi teoretis yang mempelajari aktivitas-aktivitas mental
manusia yang bersifat umum dalam rangka mencari dalil-dalil umum dan teori-teori
psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah psikologi teoretis yang menyelidiki segi-segi
khusus aktivitas mental manusia. Psikologi khusus ini terdiri dari:
a. Psikologi perkembangan, mengkaji perkembangan tingkah laku dan aktivitas mental
manusia sepanjang rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi hingga
meninggal dunia.
b. Psikologi sosial, mengkaji aktivitas mental manusia dalam kaitannya dengan situasi
sosial.
c. Psikologi kepribadian, mengkaji struktur kepribadian manusia sebagai satu kesatuan
utuh.
d. Psikologi abnormal, mengkaji aktivitas mental individu yang tergolong abnormal.
e. Psikologi diferensial, menguraikan tentang perbedaaan-perbedaan antar individu.
Psikologi khusus kemungkinan akan terus berkembang sesuai dengan situasi dan
kebutuhan. Karena itu tidak tertutup kemungkinan akan bermunculan cabang-cabang
psikologi khusus lainnya.
Mengacu pada pengertian dan pembagian psikologi sebagaimana diuraikan di atas,
maka dapat dipahami bahwa psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian
1
Mamin Suparmin, “Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik”, 2 (Tahun 2010) hlm., 29-30.
psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan
individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
Pada abad pertengahan, masyarakat tidak memberikan status apa pun kepada anak-
anak, bahkan lukisan kuno proporsi tubuh anak-anak sering digambarkan sama dengan
proporsi tubuh orang dewasa. Anggapan terhadap anak sebagai miniatur orang dewasa
ternyata membawa implikasi penting dalam dunia pendidikan. Proses-proses yang mendasari
cara berpikir dan berbuat anak dianggap sama seperti orang dewasa. Apabila anak berpikir
dan melakukan perbuatan yang menyimpang dari standar orang dewasa, anak dianggap
bodoh atau tolol dan apabila anak-anak melanggar norma-norma sosial dan moral, dianggap
berbuat jahat dan harus diberikan hukuman seperti orang dewasa.
Pada abad ke-17, seorang filosof Inggris John Locke (1632-1704) menyatakan bahwa
pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling penting menentukan dalam
perkembangan anak, dia tidak mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge).
Menurut Locke, isi kejiwaan anak ketika dilahirkan diibiratkan secarik kertas kosong, di
mana corak dan bentuk kertas ini sangat ditentukan bagaimana cara kertas ini ditulisi. Locke
memberi istilah tabula rasa (Blank Slate), mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman
dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak.
Jean Jaccques Rousseau (1712-1778), filosof Perancis abad ke-18 berpandangan
bahwa anak berbeda secara kualitatif dengan orang dewasa. Rousseau menolak pandangan
bahwa bayi adalah makhluk pasif yang perkembangannya ditentukan oleh pengalaman, dan
menolak anggapan bahwa anak merupakan orang dewasa yang tidak lengkap dan
memperoleh pengetahuan melalui cara berpikir orang dewasa. Sebaliknya, Rousseau
beranggapan bahwa sejak lahir anak adalah makhluk aktif dan suka bereksplorasi. Oleh
karena itu, anak harus dibiarkan untuk memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri
melalui interaksinya dengan lingkungan.
Pada abad ke-18 telah ada penelitian-penelitian tentang anak seperti Johan Heinrich
Pestalozzi (1946-1827) ahli pendidikan dari Swiss, Dietrich Tiedemen (1787) tabib dari
Jerman, namun penelitian yang sungguh-sungguh terhadap perkembangan anak-anak baru
dimulai pada abad ke-19 yang dipelopori oleh Charles Darwub dan Wilhen Wundt.
Pada abad ke-20, studi sistematis tentang perkembangan anak semakin berkembang
secara signifikan. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yang lebih ditekankan pada
ciri-ciri khas secara umum, golongan umur, dan masa depan perkembangan tertentu.
Pada pertengahan abad-20, J.B. Watson (Behaviorism Theory), memperkenalkan
prinsip-prinsip “Classical Conditioning” menjelaskan perkembangan tingkah laku,
menurutnya prinsip-prinsip belajar dan prinsip conditioning dapat diterapkan pada smeua
perkembangan.
Karya Watson membawa perkembangan pada teori psikologi perkembangan,
meskipun menimbulkan pertentangan seperti Sigmun Freud dengan teori psikoanalisisnya,
dan inilah yang menyebabkan berkurangnya minat terhadap psikologi perkembangan, namun
setidaknya ada tiga faktor yang mendorong pengaktifan kembali psikologi perkembangan
memasuki periode baru dalam bidang studi perkembangan, yaitu :2
a. Terjadinya perubahan orientasi dalam riset-riset psikologi perkembangan hingga
bersifat eksperimental dengan pengukuran dan pengontrolan eksperimen yang terbukti
sangan berhasil digunakan dalam proses eksperimen umum.
b. Ditemukan kembali hasil karya J. Piaget (Swiss) mengenai teori kognisi yang
beranggapan bahwa perkembangan ditentukan oleh pengaruh lingkungan dan
perkembangan individu terjadi sebagai hasil interaksi yang konstan antara individu
dan tuntutan lingkungan.
c. Adanya minat baru terhadap asal mula tingkah laku (origin of behavior), ditandai
dengan meningkatnya riset terhadap bayi-bayi. Peningkatan ini didorong dengan
adanya alat-alat modern dan teknik pencatatan (recording) yang makin baik.
2
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (t.t : Kencana, t.t), hlm 3-6
3
Derina Asta, “Fungsi dan Manfaat Belajar Psikologi Perkembangan Manusia”, Dosenpsikologi.com, diakses
dari https://dosenpsikologi.com/manfaat-belajar-psikologi-perkembangan-manusia, pada tanggal 09 Maret
2021 pukul 04.35.
nantinya. Untuk diri pribadi kita bisa lebih paham mengenai cara melewati setiap
masa pergantian yang menuju kedewasaan dirinya.
c. Ada banyak hal yang bisa kita dapatkan lagi, diantaranya bisa lebih berguna untuk
bisa membedakan metode dalam pengajaran dan perilaku kita sehari- hari. Apalagi
dalam tujuan psikologi perkembangan dalam pendidikan yang lebih memahami
adanya hal- hal yang harus diperhatikan.
Teknik dan cara penyelidikan yang dipakai dalm psikologi perkembangan pada
prinsipnya sama dengan cara penelitian yang digunakan dalam ilmu pengetahuan lainnya
4
Arby Suharyanto, “Tujuan Psikologi Perkembangan dalam Pendidikan”, Dosenpsikologi.com, diakses dari
https://dosenpsikologi.com/tujuan-psikologi-perkembangan-dalam-pendidikan , pada tanggal 09 Maret 2021
pukul 05.08.
sehingga banyak cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dalam ilmu ini
sebagai berikut : 5
1. Metode eksperimen dan tes. Penerapan metode ini yakni dengan mengadakan
percobaan-percobaan kepada seseorang anak untuk selanjutnya disimpulkan hasilnya.
Dan biasanya diadakan percobaan ulang untuk mendapatkan hasil untuk dicocokkan
dengan hasil pertama melalui standar atau ukuran tertentu.
2. Metode time-lag. Metode ini berusaha membandingkan orang-orang dari usia yang
sama tetapi daro kohort yang berbeda-beda. (kohort=kelompok orang yang lahir
dalam stahun yang sama). Wheeler (1942) menemukan bahwa anak-anak dari usia
dan daerah yang sama lebih tinggi skor tingkah laku kecerdasannya pada tahun 1940
daripada 1930.
3. Metode klinis. Cara ini diterapkan dalam rangka untuk memperoleh kesimpulan
adanya kelainan jiwa untuk selanjutnya dapat diberikan pengobatan.
4. Metode kros-kultural (lintas budaya. Benedict (1934), Kardiner (1945) dan Mead
(1958) dalam (Monks dkk, 2006:33) dapat menunjukkan bahwa penghayatan
kematang seksual dalam masa remaja sangat dipengaruhi oleh perlakuan dan norma
yang ada dalam suatu kebudayaan tertentu. Diskrepansi antara kematangan seksual
dan tingkah laku seksual sangat tergantung pada norma yang berlaku pada
kebudayaan tadi. Hal tersebut menyebabkan timbulnya berbagai penelitian untuk
membandingkan orang-orang dari usia yang sama tetapi hidup dalam alam budaya
yang berbeda-beda. Dengan demikian data diperoleh pengertian yang lebih baik
mengenai berbagai macam aspek dalam perkembangan kepribadian seseorang.
5. Metode observasi. Pada dasarnya metode ini adalah yang paling dasar dilakukan dari
semua metode yang ada dengan jalan mengadakan pengamatan secara cermat dan
sistematis serta membutuhkan adanya keluwesan tertentu agar semua aktifitas anak
yang diselidiki selalu wajar.
6. Metode opname film. Dengan bantuan alat-alat kinematografis berusaha mempelajari
macam-macam tingkah laku anak. Dengan membuat fragmen-fragmen pendek dari
kehidupan anak yang difilmkan.
7. Metode cros section method. Pelaksanaan metode ini adalah dengan meneliti
seseorang atau sekelompok anak yang setaraf dalam waktu tertentu untuk selajutnya
5
Siti Muri’ah, Khusnul Wardan, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (t.t : Literasi Nusantara, 2020),
hlm 7-9
hasil dibandingkan dengan anak setaraf lainnya dan kemudian disimpulkan sebagai
wujud akhir penelitian.
8. Metode longitudinal methed. Operasionalisasi dari metode ini adalah dengan cara
meneliti seseorang atau beberapa orang anak tertentu dimulai dari dalam kandungan
sampai lahir hingga dewasa tanpa diadakan cros (silang). Di dalam metode ini perlu
diingat akan kemungkinan gangguan kontinuitas peneliti antara lain pindah tempat,
meninggal dunia, sakit dan lain-lain.
9. Metode interview. Menggunakan metode ini sangat lazim dan praktis digunakan oleh
orang tua, pendidik untuk menyelidiki kondisi anak-anak didiknya dengan jalan tanya
jawab atau wawancara. Walaupun tampaknya sederhana metode inipun membutuhkan
adanya keterampilan tersendiri dan menghindari kesan-kesan yang dibuat-buat atau
semu sehingga menyulitkan diperolehnya data yang dikehendaki yakni data asli.
10. Metode quiestionaire atau angueto. Penggunaannya cukup dengan menyodorkan
daftar pertanyaan yang sudah disistematisasi sedemikian rupa dan diselaraskan
dengan tujuan penelitian untuk dapat dijawab secara tepat dan benar. Yang perlu
diperhatikan pada metode ini antara lain bahasa untuk dapat dimengerti oleh anak-
anak.
11. Metode collection. Metode ini dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan segala
sesuatu yang merupakan karya atau kegemaran anak-anak antara lain surat-surat
catatan harian, karangan, perangko, lukisan foto dan lain-lainnya. Dari bahan-bahan
tersebut sangat bermanfaat untuk dipelajari dan selanjutnya dianalisis serta diambil
kesimpulan.
12. Metode biografis. Metode biografis dapat mengumpulkan buku harian, surat, sajak,
karangan dan sebagainya yang akhirnya dapat bersifat autobiografis (observasi diri
dan laporan diri). Hal ini berkaitan dengan arti perkembangan yang berhubungan
dengan perjalanan hidup seseorang, maka semua data diperoleh dari pencatatan
perjalanan hidup orang itu dapat dipandang sebagai materi penelitian dalam psikologi
perkembangan. Pendekatan yang penting di sini adalah metode longitudinal yang
dapat dikombinasi dengan data pencatatan dokumen, karangan atau pencatatan
tingkah laku yang khusus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi
kehidupan manusia.. Psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi
teoretis dan psikologi terapan. Psikologi teoretis dapat pula dibedakan atas dua bagian,
yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca berkenan
menyampaikan kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini, serta memberikan
saran dan masukan atas kekurangan tersebut. Kritik dan saran yang pembaca ajukan akan
kami jadikan sebagai bahan perbaikan untuk penyusunan makalah selanjutnya, agar tidak
terjadi kesalahan yang sama lagi.
DAFTAR PUSTAKA