Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Rahmi Utami M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 1

Rizky Alfi Syahrin 900.22.327


Salwa Amalia 900.22.142
Zakiah Ulfa 900.22.179
Windy Audya 900.22.366
Siti Nurul Qomariah 900.22.359

Program Studi Pendidikan Agama Islam


2C Eksklusif
STAIS SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH BINJAI
T.A: 2023M/1444H
0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk,
rahmat dan hidayah-nya kepada kami. Sehingga kami diberikan kemudahan dan kelancaran
dalam menyelesaikan makalah “PSIKOLOGI PERKEMBANGAN” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk myempurnakan makalah ini dari segala
kekurangannya. Harapan kami semoga makalah ini bisa memiliki banyak manfaat untuk para
pembacanya.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu sehingga dapat
terselesaikan-nya makalah ini.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb

Binjai, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
3. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Perkembangan....................................................................... 2
B. Sejarah psikologi perkembangan ............................................................................ 3
1. Minat Awal Mempelajari Perkembangan Anak ................................................ 3
2. Pembentukan Psikologi Perkembangan Secara Ilmiah ..................................... 4
3. Munculnya Studi Psikologi Perkembangan Modern ........................................ 5
C. Teori Psiko Analisis Dan Teori Kognitif ................................................................ 7
1. Teori Psiko Analisis .......................................................................................... 7
2. Teori Kognitif ................................................................................................... 7
D. Efektif .................................................................................................................... 8
E. Perkembangan Psikomotorik .................................................................................. 9
1. Tahapan-Tahapan Perkembangan Psikomotorik............................................... 10
2. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik ...................................................... 11
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aspek Psikomotorik ................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 12
B. Saran ...................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan dalam istilah psikologi merupakan konsep yang sangat kompleks, sebab
didalamnya terkandung banyak dimensi. Perkembangan dapat didekati dari istilah
pertumbuhan, kematangan dan perubahan. Jika dikaji secara lebih dalam, maka perkembangan
individu dirumuskan sebagai perubahan kearah kedewasaan. Perkembangan bukan sekedar
penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan
seseorang, melainkan suatu proses
Maka dari itu kali ini kami akan membahas tentang psikologis perkembangan yang
didalam nya terdapat penegertian, sejarah, teori psiko analisi dan teori kognitif, efektif dan
psikomotorik. Yang dimana, sudah kami rangkup dalam makalah ini.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah masalah yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian Dan Tujuan Psikologi?
2. Apa Itu Teori Psiko Analisis Dan Teori Kognitif ?
3. Bagaimana Efektif Itu?
4. Apasaja Karakteristik Perkembangan Psikomotorik?
3. Tujuan
Tujuan dari psikologi perkembangan itu sendiri adalah Memberikan, mengukur dan
menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai
dengan tingkat usia yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-
anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Perkembangan


Psikologi perkembangan adalah bidang studi psikologi yang mempelajari
perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk perilaku seseorang sejak lahir
sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi social, karena
sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi social. Psikologi
perkembangan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan
individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari
perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati.
Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan di berbagai bidang seperti Pendidikan
dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua dan penanganan remaja.
Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang
memepengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri seseorang. Titik berat yang
diberikan oleh para psikolog perkembangan adalah relasi antara kepribadian dan
perkembangan. Hal ini disebabkan oleh pendapat sebagian besar para psikolog bahwa
keseluruhan kepribadian itulah yang berkembang meskipun beberapa komponen dapat lebih
menonjol pada masa-masa tertentu daripada komponen yang lain, misalnya fungsi indra dan
fungsi motorik yang menonjol pada tahun – tahun pertama. Psikologi perkembangan lebih
tertarik pada struktur yang berbeda-beda yang tampak pada orang yang tengah berkembang.
Oleh sebab itu, kadang-kadang dipakai istilah stadium yang berurutan, bila yang dibahas
berkisar pada suatu komponen tertentu, misalnya perkembangan intelegensi. Kadang-kadang
juga memakai istilah fase bila yang dimaksud pada hubungan antara komponen-komponen
dalam periode perkembangan tertentu.
Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi perkembangan
adalah:
1. Ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses
perkembangan (perubahan) dalam diri seseorang yang menitikberatkan pada relasi antara
kepribadian dan perkembangan.
2. Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang mulai periode masa bayi, remaja,
dewasa.
Dilihat dari segi pembagian psikologi, maka Psikologi Perkembangan termasuk
Psikologi khusus. Beberapa definisi Psikologi Perkembangan dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a. Davidoff, mendeifinisikan psiokologi perkembangan adalah cabang psikologi yang
mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental
manusia, yang biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan
hingga menjelang mati.

2
b. Seifert dan Hoffnung, psikologi perkembangan adalah "the scientific study of how thoughts,
feeling, personality, social relationships, and body and motor skill evolve as an individual
grows older".
c. "Developmental psycholohy is the branch of psychology that studies intra- individual
changes and interindividual changes witgin these intra- individual changes".
Beberapa definisi psikologi perkembangan menurut para psikolog:
1. ”Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang mempersoalkan faktor-faktor umum
yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang
dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan”.
2. Psikologi perkembangan (psikologi anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia yang dimulai dengan priode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja,
sampai periode adolesens menjelang dewasa.
3. Dalam encyclopedia international: psikologi perkembangan adalah suatu cabang dari
psikologi yang mengetengahkan pembahasan tentang prilkau anak. Secara historis titik
berat pembahasannya pada penganalisisan elemeen-elemen prilaku anak yang
dimungkinkan akan menjadi sarat terbentuknya perilaku dewasa yang kompleks.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut dapat diambil pemahaman
yang lebih sederhana tentang pengertian psikologi perkembangan yakni suatu cabang dari
psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang baik menyangkut perkembangan atau
kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa dan lanjut usia.
Tujuan dari psikologi perkembangan itu sendiri adalah Memberikan, mengukur dan
menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai
dengan tingkat usia yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-
anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.

B. Sejarah Psikologi Perkembangan


Pada awalnya psikologi berkembang dimulai dari tahapan masalah usia. Namun untuk
mempelajari usia tetu berhubungan dengan tahapan perkembangan. Psikologi perkembangan
memiliki sejarah yang cukup panjang. Sejarah awal mula terbentuk psikologi perkembnagan
dipengaruhi oleh pendapat para ahli di jaman dahulu dengan pemikiran pemikiran yang
berbeda. Setiap pendapat yang dimunculkan akan mendapatkan pertentangan, namun
pertentangan- pertentangan yang muncul dapat melahirkan pemahaman atau pendapat baru
yang membawa perkembangan psikologi perkembangan menjadi lebih aktual dan sistematis
hingga modern seperti saat ini. Sejarah dalam psikologi perkembangan ini dibagi menjadi tiga
periode, yaitu:
1. Minat Awal Mempelajari Perkembangan Anak

Jauh sebelum studi ilmiah mulai banyak dikembangkan, dahulu perhatian terhdap
perkembangan anak- anak sangat sedikit. Bahkan buku- buku terkait perkembangan anak
sangat sedikit. Pemahaman tentang anak- anak dipengaruhi oleh keyakinan tradisional atau
budaya yang bersumber dari filosofi dan teolog tentang anak, lingkungan dan keturunan.

Plato merupakan seorang filsuf yang banyak mempengaruhi tentang pandangan


masyarakat mengenai anak- anak serta kehidupannya. Plato mengungkapkan bahwa ada

3
perbedaan- perbedaan secara individual dari dasar genetis atau keturunan. Potensi individu
ditentukan oleh faktor keturunan tersebut. Sejak anak terlahir, anak sudah memiliki bakat-
bakat kemampuan yang berasal dari orang tuanya dan berkembang melalui didikan dan asuhan.

Pada awal abad ke 17, seorang filsuf bernama John Locke mengemukakan bahwa
pengalaman dan pendidikan merupakan faktor utama yang menjadi penentu dalam
perkembangan anak. Kemampuan bawaan diakui memiliki peranan penting, sebaliknya John
mengungkapkan bahwa kejiwaan seorang anak ketika dilahirkan diumpamakan seperti secarik
kertas yang masih kosong dan bersih, dimana bentuk kertas merupakan penentu dalam
penulisan di dalamnya. Hal ini di istilahkan sebagai ‘tabula rasa’ the blank state.

Pandangan yang diungkapkan John locke ini menjadi pertentangan kemudian hari. Jean
jacques Rousseau seorang filsuf dari perancis abad ke- 18 mengungkapkan pandangannya
bahwa anak memiliki perbedaan kualitatif dengan orang dewasa. Dia menyatakan penolakan
bahwa bayi merupakan makhluk pasif yang berkembang ditentukan pengalaman. Dalam
bukunya yang berjudul emile ou I’education yang diterbitkan tahun 1762, Rousseau
menyatakan penolakannya dan menyebutkan pandangan bahwa anak memiliki sifat bawaan
yang buruk. Rousseau juga menegaskan bahwa semua hal itu baik seperti keluar dari tangan
Sang pencipta, segalanya menjadi memburuk dalam tangan manusia.

Yang disebutkan demikian “ All things are good as they come out of the hands their
creator, but everything degenerates in the hands of man”. Aliran ini dikenal sebagai pandangan
beraliran ‘nativisme’. Sedangkan Locke merupakan aliran ‘empirisme’ kemudian kedua
pertentangan ini menjadi titik awal perkembangan ‘teori belajar’ di kemudian hari / learning
theory.
2. Pembentukan Psikologi Perkembangan Secara Ilmiah

Plato , Locke, dan Rousseau telah mengemukakan pandangannya tentang masa anak-
anak yang pada dasarnya berspekulatif karena tidak ada bukti- bukti yang nyata dari hasil riset
ilmiah atau observasi pada anak- anak. Tetapi dengan munculnya asumsi tersebut muncullah
perhatian lebih lanjut untuk mempelajari perkembangan anak- anak dan kehidupannya, juga
perkembangan psikis anak. Hal ini baru dimulai pada abad ke- 18 meskipun peninjauan dari
segi ilmiah dan sistematika masih belum terlalu memuaskan.

Pada periode ini, perkembangan anak dipelajari dengan membuat catatan- catatan
harian mengenai perkembangan dan tingkah laku anak. Pada awalnya catatan- catatan itu
dituliskan berdasarkan anak- anaknya sendiri, misalnya seorang ahli pendidikan dari Swiss
bernama John Heiinrich pestalozzi pada tahun 1774 menerbitkan catatan mengenai
perkembangan anaknya sendiri yang pada saat itu berusia 3,5 tahun. Pestalozzi memberikan
dukungan terhadap pernyataan Rousseau bahwa anak memiliki segi segi baik sebagai dasarnya
dan perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh aktivitas anak itu sendiri.

Kemudian, Dietrich Tiedeman, yang merupakan seorang tabib dari Jerman juga
melakukan hal yang sama. Tiedeman memperkenalkan hasil pengamatannya berdasarkan
catatan harian terhadap perkembangan anaknya sendiri yang berusia 2,5 tahun. Tiedeman
mempubilkasikan hal ini pada tahun 1787. Dia juga menuliskan perkembangan meliputi
perkembangan sensoris, motorik, bahasa, dan juka kecerdasan anak.

4
Sedangkan pengamatan yang sesungguhkan terhadap perkembangan anak melalui
observasi secara langsung baru dimulai pada abad ke- 19 dengan tokoh yang cukup
berpengaruh yaitu Charles darwin dan Wilhelm Wundt. Darwin mengungkapkan bahwa
catatan catatan harian tidak memiliki nilai ilmiah yang kuat sebagai data. Namun merupakan
titik awal untuk mendapatkan studi yang lebih sistematis. Darwin mengungkapkan bahwa
perkembangan sebagai pembukaan dari kemampuan atau ciri khusus yang sudah terprogram
sehak lahir secara genetik. Bahkan darwin juga mengembangkan risetnya pada psikologi
perkembangan biologi- saraf.

Sementara pengaruh Wilhem Wundt yang merupakan pelopor disiplin ilmu yang
berdiri sendiri. Hal ini ditandai dengan dibuatnya laboratorium psikologi pertama di Leipzig
pada tahun 1879. Dia memiliki harapan baru pada penelitian psikologi dengan membuat
persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah penelitian.

3. Munculnya Studi Psikologi Perkembangan Modern

Psikologi perkembangan mengalami perkembangan yang cukup signifikan pada abad


ke- 20. Penelitian penelitian di zaman ini lebih bersikap deskriptif dan menitikberatkan pada
ciri khas yang umum menurut golongan umur sertta perkembangan tertentu. Perubahan dalam
studi psikologi perkembangan ini terjadi setelah J. B. Watson memperkenalkan tentang teori
Behaviorisme. Pada terori Watson ini dia menggunakan prinsip- prinsip ‘classical
conditioning’ untuk mengamati perkembangan tingkah laku lebih jelas lagi.

Menurut Watson, psinsip- prinsip conditioning ini dan juga psinsip belajar dapat
diterapkan pada semua ranah perkembangan psikologis. Pernyataan dari hasil pengamatan
Watson ini memicu timbulnya perkembangan teori- teori psikologi baru yang bertentangan.
Pada zaman dan kurun waktu yang hampir sama, Sigmund Freud juga menyatakan
pendapatnya mengenai psikologi perkembangan. Dalam kunjungannya ke Amerika atas
undangan G. Stanley hall pada tahun 1909, Sigmund mengungkapkan pada ceramahnya yaitu
tentang penjelasan teori psikoanalisa dan menekankan pengalaman masa bayi dan anak- anak
memiliki pengaruh untuk menentukan perkembangan kepribadian dan tingkah laku pada orang
dewasa.

Pada awalnya teori ini banyak menerima pertentangan dari psikologi perkembangan.
Namun pada tahun 1930- an banyak dilakukkan usaha atau penyelidikan lebih dalam dalam
bentuk penelitian tentang aspek perkembangan yang didasari oleh teorinya. Namun pengaruh
dari Watson dan Freud juga tokoh lain masih dangat besar dalam disiplin ilmu psikologi
perkembangan. Hingga tahun 1930- an penelitian psikologi perkembangan masih bersifat
deskriptif. Hal ini menjadikan publikasi riset tentang psikologi perkembangan masih sangat
kurang hingga akhir tahun 1949. Tidak berlangsung lama, kemudian pada tahun 1950 psikologi
perkembangan memasuki periode baru yang lebih terbuka dalam taham perkembangan dan
pertumbuhan. Ada tiga faktor utama yang menyebabkan diaktifkannya kembali bidang studi
psikologi perkembangan ini:

• Pertama

Perubahan orientasi dalam riset psikologi perkembangan menjadi bersifat


eksperimental. Teknik ini terbukti efektif dalam hal pengukuran dan pengontrolan. Perubahan
fokus penelitian juga berkembangan menjadi lebih spesifik seperti persepsi, problem solving,

5
dan sebagainya. Cara pendekatan yang digunakan juga berbeda- beda dengan alur berfikir
psikologi yang lebih umum.

• Kedua

Jean Piaget, seorang psikolog secara terus menerus aktif melakukan penelitian tentang
perkembangan kognitisi pada anak dari mulai bayi hingga remaja. Jean mampu menyusun teori
secara komprehensif mengenai perkembangan kognisi. Ia juga menentang pendapat kaum
behavioris yang menganggap bahwa individu sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan, atau
pendapat lain yang menganggap pengaruh genetik.

Pieget berpendapat bahwa hasil interaksi antara individu dengan sekitarnya baik orang
lain maupun lingkungan merupakan penyebab individu selaltu melakukan proses adaptasi
bertujuan menjaga keseimbangan antara dirinya dan lingkungan. Karyanya yang dinilai cukup
rumit dan sulit baru bisa diterbitkan pada tahun 1950-an. Sejak karyanya diterbitkan, pengaruh
yang diberikan cukup mendominasi psikologi perkembangan.

• Ketiga

Munculnya minat baru terhadap asal mulai tingkah laku dan munculnya banyak riset
riset terhadap bayi dan perkembangannya. Selain itu peningkatan ini juga didukung dengan
perkembangan alat- alat yang semakin berkembang dan modern. Pada awal tahun 1950- an
studi mengenai tingkah laku, kondisi psikis, dan fungsi kepribdaian individu menjadi lebih
fokus pada anak dan kemudian disebut dengan psikologi anak. Psikologi anak menaruh banyak
perhatian pada aspek- aspek praktis dari tingkah laku serta perkembangan kepribadian yang
berasal dari masalah masalah yang timbul.

Alfred L. Baldawin pada tahun 1967 menyebutkan cara pendekatan yang mereka
lakukan disebut dengan teori sosial belajar. Tokoh- tokoh lain seperti Gewitz, Walters, dan
Bandura lebih meneliti mengenati perilaku agresivitas. Psikologi perkembangan pada akhirnya
lebih dikenal sebagai penelitian terhadap anak dengan perubahan tingkah laku yang
dialaminya. Namun karena cakupannya lebih luas maka menggantikan sebutan psikologi anak.
Sebutan psikologi anak kemudian dirubah menjadi psikologi perkembangan pada tahun 1957.

Penjelasan diatas sudah mencakup perkembangan munculnya psikologi perkembangan


yang lebih memusatkan perhatian pada masa anak- anak hingga remaja dan mempelajari
tentang tingkah laku dan psikisnya. Psikologi perkembangan dalam konsepnya lebih luas dari
pada psikologi anak. Riset psikologi perkembangan dilakukan dengan mengamati dan
memberikan catatan catatan pada perilaku anak dan respon psikologisnya dalam beraktivitas
sehari hari.
Tingkah laku yang diamati termasuk iteraksinya dengan masyarakan atau sosial
lingkungan disekitarnya. Dijelaskan bahwa manusia termasuk anak dari awal memiliki insting
untuk melakukan adaptasi diri atau penyesuaian diri dengan kondisi lingkungannya. maka dari
itu psikologi perkembangan bisa diamati mulai dari usia anak- anak smpai dengan remaja.

6
C. Teori Psiko Analisis Dan Teori Kognitif

1. Teori Psiko Analisis


Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan
perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini
adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya.
Psikoanalisis adalah salah satu cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan para pengikutnya sebagai kajian fungsi dan perilaku psikologis manusia. Awalnya
istilah psikoanalisis hanya digunakan saat hubungan dengan Freud saja, jadi
istilah “psikoanalisis” dan “psikoanalisis Freud” memiliki arti yang sama. Jika ada murid-
murid atau pengikut Freud yang menyimpang atau bersebaang dari ajarannya dan
mengembangkan teorinya sendiri, maka mereka juga akan memberikan istilah psikoanalisis
dan menggunakan suatu nama baru untuk memberikan pendapat mereka.
Seperti yang dilakukan Carl Gustav Jung dan Alfred Adler yang menciptakan
nama “psikologi analitis” yang dalam bahasa Inggris disebut analytical psychology dan
“psikologi individual” yang dalam bahasa Inggris disebut individual psychology untuk sebutan
ajaran masing- masing. Teori psikoanalisis memiliki tiga penerapan, seperti berikut ini:
1. Bentuk metode penelitian dari pikiran
2. Ilmu pengetahuan yang sistematis tentang perilaku manusia
3. Sebuah metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional
Teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud bisa dipandang sebagai
teknik terapi dan juga sebagai salah satu aliran dalam kajian ilmu psikologi. Sebagai salah satu
bentuk aliran psikologi, teori psikoanalisis banyak membahas tentang kepribadian, mulai dari
dinamika, segi struktur, dan perkembangannya.
Teori Psikoanalisis merupakan teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dalam
menganalisis psikologis manusia. Menurutnya, tingkah laku manusia justru didominasi oleh
alam bawah sadar yang berisi ide, ego dan super ego. Beberapa karya besar Freud yang banyak
mendapatkan kritik dari tanggapan dari para ahli yaitu teori mimpi dan teori tentang
seksualitas. Dalam pendidikan, konsep psikoanalisis juga diaplikasikan ke dalamnya. Artinya,
pendidikan juga perlu mempertimbangkan konsep - konsep psikoanalisis dalam
mengembangkan dan mendidik siswanya. Salah satunya dengan memperhatikan konsep dari
psikoanalisis yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan
dan kebutuhan dasar. Hal lain yang diterapkan dalam proses pendidikan adalah dengan
menggunakan berbagai pendekatan dalam proses bimbingan kepada para siswa. Dibutuhkan
pendekatan secara personal dalam menangani peserta didik yang memiliki sikap agresif yang
berlebihan. Hal lainnya juga terlihat dalam proses pendidikan inklusif dan pendidikan kreatif.
Kedua jenis pendidikan ini mengadopsi konsep – konsep psikoanalisis dalam mengembangkan
peserta didiknya.

2. Teori Kognitif
Teori kognitif adalah teori yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam teori kognitif. Teori kognitif memiliki enam
jenjang atau aspek, yaitu: Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), Pemahaman

7
(comprehension), Penerapan (application), Analisis (analysis), Sintesis (syntesis), dan
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation). Namun pengklasifikasian dan pengorganisasian
teori kognitif direvisi oleh Anderson dan Kathworl dengan mengklasifikasi pengetahuan (C1),
Pemahaman (C2), Aplikasi (C3), Menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5) dan Mengkreasikan
(C6).
Teori kognitif adalah tahapan - tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang
kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah dan
mengetahui sesuatu. Psikologi kognitif adalah cabang ilmu yang mempelajari proses psikologis
yang melibatkan proses memperoleh pengetahuan, menyusun dan menggunakan pengetahuan
serta kegiatan lain seperti berfikir, mengingat, memahami, menimbang, mengamati,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan memecahkan masalah, melalui interaksi dengan
lingkungan. 4 tahap perkembangan kognitif yaitu tahap Sensorimotor ( usia 18-24 bulan ).
Tahap Praoprasional ( usia 2-7 tahun ). Tahap Operasional Formal ( usia 12 tahun keatas ).
Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif antara lain . Faktor hereditas atau
keturunan, faktor lingkungan, kematangan, pembentukan, minat bakat dan kebebasan.

D. Efektif

1. Pengertian Efektif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Efektivitas berasal dari kata “efektif” berarti ada
efeknya, manjur, mujarab, mapan. Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang
berarti berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan,
suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya secara ideal Efektivitas dapat
dikatakan dengan ukuran-ukuran yang pasti misalnya usaha X adalah 60% efektif dalam
mencapai tujuan Y. Aan Komariah dan Cepi Tratna yang dimaksud Efektivitas adalah ukuran
yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah
dicapai. Efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu,
kelompok organisasi, makin dekat pencapaian prestasi yang diharapkan supaya lebih efektif
hasil penilaiannya.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Efektivitas ialah suatu
keadaan dan ukuran sejauh mana manfaat dan tercapainya tujuan yang telah tercapai.
Efektivitas pengajaran dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
a. Efektivitas Mengajar Guru
Efektivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik. Dengan sendirinya prinsip ini harus memperhitungkan kemampuan
guru, sehingga upaya peningkatan untuk dapat menyelesaikan setiap program perlu
mendapatkan perhatian.
b. Efektivitas Belajar Murid
Efektivitas pembelajaran siswa dengan tujuan-tujuan pelajaran yang diharapkan telah
dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh. Upaya peningkatan umumnya
dilakukan dengan memilih jenis metode (cara) dan alat yang dipandang paling ampuh untuk
digunakan dalam rangkah mencapai tujuan yang diharapakan.

8
Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan Efektivitas
adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan tepat, benar sehingga tujuan yang diinginkan
dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, Efektivitas ini sering kali diukur setelah
tercapainya suatu tujuan pembelajaran, jadi jika pembelajaran belum berhasil maka kegiatan
pembelajaran belum dikatakan efektif. Suatu proses pengajaran dikatakan efektif, bila proses
tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif.
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh pendidik, yang mana target tersebut sudah
ditentukan terlebih dahulu sebelum proses belajar berlanjut. Pembelajaran dikatakan efektif
apabila proses belajar mengajar berjalan dengan baik yang sesuai dengan tujuan belajar dan
hasil belajar. Oleh karena itu, untuk menyelaraskan proses pembelajaran yang baik maka
dibutuhkan peranan guru yang tepat dalam menjalankan proses pembelajaran seperti pemilihan
metode, media, dan bagaimana mengevaluasi siswa.
Penguasaan dan keterampilan guru dalam penguasaan materi pembelajaran tidak
menjadi jaminan untuk mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Secara umum
ada beberapa variabel yang baik teknis maupun non teknis yang berpengaruh dalam
keberhasilan proses pembelajaran. Beberapa variabel tersebut antara lain: kemampuan guru
menutup pembelajaran, dan faktor penunjang lainnya.
Untuk melaksanakan proses pembelajaran suatu materi pembelajaran perlu dipikirkan
metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan (Efektivitas) penggunaan metode pembelajaran
tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor yaitu tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas,
situasi kondisi dan waktu.

E. Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan kepribadian manusia yang
berhubungan dengan gerakan jasmaniah dan fungsi otot akibat adanya dorongan dari
pemikiran, perasaan dan kemauan dari dalam diri seseorang. Ciri khas dari keterampilan
motorik adalah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik yang berlangsung secara teratur dan
berjalan lancar tanpa dibutuhkan banyak refleksi atau berfikir terhadap apa yang harus
dilakukan dan mengapa harus mengikuti suatu gerakan.
Dengan demikian dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
psikomotorik adalah berhubungan atau mengarah kepada akibat-akibat motor dari proses
mental (kerja otak). Kemampuan motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu motor ability, dalam
Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani Kephart, mendefinisikan
bahwa motor adalah gerak dari dorongan dalam (internal) yang diarahkan kepada beberapa
maksud lahiriah (external) dengan wujud ketrampilan rendah perkembangan keterampilan
motorik (motor skill) ini merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mampu
melakukan suatu rangkaian gerakan jasmaniah dalam urutan tertentu, dengan mengadakan
koordinasi antara gerak berbagai anggota badan secara terpadu.
Perkembangan psikomotorik dalam kamus besar bahasa Indonesia psikomotorik secara
harfiah berarti sesuatu yang berkenaan dengan gerak fisik yang berkaitan dengan proses
mental. Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh
melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf pusat, saraf tepi dan otot.
9
Dimulai dari gerakan-gerakan kasar yang melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh
dalam fungsi duduk, berjalan, berlari, melompat dan lainlain. Kemudian dilanjutkan dengan
koordinasi halus yang melibatkan kelompok otot-otot halus dalam fungsi meraih, memegang,
melompat dan kedua-duanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
perkembangan psikomotorik adalah perkembangan kepribadian manusia yang berhubungan
dengan gerakan jasmaniah dan fungsi otot akibat adanya dorongan dari pemikiran, perasaan
dan kemauan dari dalam diri seseorang.
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagianbagian tubuh yang
disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi
dari beratus-ratus otot yang rumit. Keterampilan motorik ini dapat dikelompokan menurut
ukuran otot-otot dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu keterampilan motorik kasar (gross
motor skill) dan keterampilan motorik halus (fine motor skill).
Keterampilan motorik sebagian berfungsi`membantu anak untuk memperoleh
kemandirianya sedangkan sebagian lainnya berfungsi untuk membantu mendapatkan
penerimaan sosial. Karena tidak mungkin mempelajari keterampilan motorik secara serempak,
anak akan memusatkan perhatian untuk mempelajari keterampilan yang akan membantu
mereka memperoleh bentuk penyesuaian yang penting pada saat itu.
Sebagai contoh, apabila anak merasa sangat ingin mandiri, mereka akan memusatkan
perhatian untuk menguasai keterampilan yang memungkinkan mereka dapat mandiri.
Sebaliknya, apabila anak ingin mendapatkan penerimaan teman sebaya, maka mereka akan
memusatkan perhatian untuk mempelajari keterampilan yang diperlukan oleh kelompoknya.
Dari beberapa pengertian perkembangan diatas saya dapat menyimpulkan bahwa
perkembangan psikomotorik adalah perubahan yang mengacu kepada karakterisitik yang khas
dari gejala fisik atau psikis kearah yang lebih maju, lebih tinggi yang berjalan secara
berkesinambungan atau terus menerus yang berasal dari proses kematangan dan pengalaman.
1. Tahapan-Tahapan Perkembangan Psikomotorik

a. Tahap Kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Hal tersebut
terjadi karena anak ataupun siswa masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-
gerakanya.
b. Tahap Asosiatif
Pada tahap ini seorang anak ataupun siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk
memikirkan tentang gerakanya, dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang
dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal.
c. Tahap Otonomi
Pada tahap ini seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi, proses belajarnya
sudah hampir lengkap meskipun dia masih dapat memperbaiki gerakan-garakan yang
dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena siswa sudah tidak memerlukan
kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan.
10
Teknik yang bisa digunakan untuk mengembangkan potensi psikomotorik pada peserta
didik diantaranya adalah model permainan atau out bond, model meniru, model kelompok
belajar dan bermain Stimulasi untuk meningkatkan potensi psikomotorik dapat dilakukan
diantaranya dengan cara: diberikan dasar-dasar ketrampilan untuk menulis dan menggambar,
ketrampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga, gerakan-gerakan permainan, seperti
melompat memanjat dan berlari, dan baris berbaris secara sederhana.
2. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik

a. Perkembangan pada masa kanak-kanak ditandai oleh beberapa hal misalnya dapat
melompat 15-24 inchi, dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dan dapat berjingkrak.
Semakin lama mereka bisa mengontrol tindakan mereka. Untuk perkembangan
berikutnya mereka bisa makan, mandi, berpakaian sendiri, membantu orang lain,
menulis, menggambar dan lain-lain.
b. Perkembangan psikomotorik pada masa remaja ditandai dengan keterampilan
psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan
fisik, dan perubahan fisiologi. Kemampuan psikomotorik terus meningkat dalam hal
kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada
laki-laki lebih tinggi dari perempuan karena perkembangan psikomotorik pada
perempuan akan terhenti setelah mengalami menstruasi.
c. Perkembangan psikomotorik pada masa dewasa merupakan puncak dari seluruh
perkembangan psikomotorik. Latihan merupakan hal penentu dalam perkembangan
psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan psikomotorik
akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat
berjalan dengan baik.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aspek Psikomotorik

a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor–faktor yang berasal dari dalam diri individu. Termasuk ke
dalam faktor internal ini adalah sebagai berikut:
• Sifat Jasmaniah Yang Diwariskan Dari Orang Tuanya
Anak yang ayahnya dan ibunya bertumbuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi tinggi
dari pada anak yang berasal dari orang tua yang bertubuh pendek.
• Kematangan
Secara sepintas, pertumbuhan fisik seolah–olah seperti sudah direncanakan oleh faktor
kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi, tetapi kalau saat
kematangan belum sampai, pertumbuhan akan tertunda. Misalnya, anak berumur tiga bulan
diberi makanan yang cukup bergizi supaya pertumbuhan otot kakinya berkembang sehingga
mampu untuk berjalan. Ini tidak mungkin berhasil sebelum mencapai umur lebih dari sepuluh
bulan.

11
b. Factor Eksternal
Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar diri anak. Termasuk kedalam faktor
eksternal adalah sebagai berikut:
• Kesehatan
Anak yang sering sakit–sakitan pertumbuhan psikomotoriknya pasti akan terhambat.
• Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terlambat, sebaliknya yang cukup gizi
pertumbuhannya pesat.
• Stimulasi Lingkuran
Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan
berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan sama sekali.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Psikologi perkembangan adalah bidang studi psikologi yang mempelajari
perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk perilaku seseorang sejak lahir
sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi social, karena
sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi social. Psikologi
perkembangan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan
individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.
Tujuan dari psikologi perkembangan itu sendiri adalah Memberikan, mengukur dan
menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai
dengan tingkat usia yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-
anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
B. SARAN
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca dan kami
sendiri. Mudah-mudahan apa yang telah kami buat bias menambah ilmu dan wawasan kita dan
juga menambah rasa puji syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberi kita akal fikiran
yang telah diciptakan-Nya. Kami menyadari masih banyak kekuraangan dalam penusunan
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan guna
memperbaiki makalah kami selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Yanik Muyassaroh dan rekan rekan, Psikologi Perkembangan, PT. Global Eksekutif
Teknologi, 2022, hal.3-7.
Sumber Anwar, K. (2014). Problematika Belajar dalam Perspektif Psikologi Pendidikan. Jurnal
Pelopor Pendidikan, 105—107.
https://dosenpsikologi.com/sejarah-psikologi-perkembangan/amp
Djaka, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini,( Surakarta : Pustaka Mandiri, 2011),
hlm. 45.
Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leader Ship Menuju Sekolah Efektif, (Bandung:
Bumi Aksara, 2005), hlm. 34.
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta: Bumi Aksara. 2009), hlm.
17.
A. M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 49.
https:sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB1410140131.pdf

Anda mungkin juga menyukai