Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Nama : Rany Rahma Wahyuningsih

Kelas : BK’21 Palembang


Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : 1. Dra.Harlina, M.Sc
2. Silvia AR,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis bermunajat kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sembari
mengangkat tangan, bermohon kiranya memberikan taufiq, hidayah, rahmat dan karunianya
serta kelapangan berpikir dan waktu, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata
kuliah Psikologi Perkembangan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra.Harlina, M.Sc dan Silvia AR,M.Pd yang telah
memberikan tugas dengan menyusun makalah ini. Atas dukungan moral dan materi yang di
berikan dalam penyusunan makalah ini yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kita untuk mempelajari mata kuliah Psikologi Perkembangan.

Penulis juga menyadari bahwa materi dan teknik yang digunakan dalam makalah ini masih
memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Atas kritik dan sarannya diucapkan
terimakasih.

Banyuasin, 10 September 2021

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar isi....................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teori Perkembangan ............................................................ 2
2.2. Bentuk-Bentuk Teori Perkembangan ...................................................... 3

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ............................................................................................ 7
3.2. Saran ..................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan ini dari waktu ke waktu, manusia (makhluk hidup) pasti mengalami
suatu perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikologinya. Dimana perkembangan
fisik lebih dikenal dengan sebutan pertumbuhan sedangkan pada yang lain lainnya (non fisik)
dinamakan perkembangan psikologinya. Perkembangan psikologi dapat diartikan sebagai
perubahan – perubahan tertentu yang muncul pada diri manusia, binatang, diantara konsepsi
(pembuahan) dan mati. Psikologi pekembangan memegang peranan penting dalam membahas
psikolologi kriminil. Ilmu pengetahuan ini merupakan salah satu ilmu pembantu utama dari
lingkungan psikologi sehubungan dengan pembahasan psikologi kriminil.
Selain itu dalam disiplin ilmu, psikologi perkembangan tentunya memiliki suatu teori-
teori yang membangunnya, sehingga menjadi disiplin ilmu yang baik. Teori adalah pernyataan
– pernyataan tentang sebuah konsep yang tersusun secara integratif yang berfungsi sebagai
acuan saat harus menyebutkan atau mendeskripsikan, membuat prediksi dan menjelaskan
sebuah fenomena atau prilaku yang muncul. Teori sangatlah penting, karena dengan teori kita
dapat memberikan dasar dan alasan ketika kita akan melakukan intervensi dan tindakan nyata,
selain itu dengan teori juga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan memberikan perlakuan yang lebih baik. Dan teori pada psikologi
perkembangan ini ada berbagai macam.
Sehingga pada makalah ini akan kita bahas mengenai macam-macam teori yang ada pada
psikologi perkembangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari teori perkembangan menurut pandangan psikoanalisis,
pandangan belajar dan pandangan kognitif?
2. Bagaimana bentuk–bentuk dari teori perkembangan menurut pandangan
psikoanalisis, pandangan belajar dan pandangan kognitif?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Perkembangan


Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap individu,
perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan
seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam
diri manusia.

1. Pandangan Psikoanalisis
Menurut teori psikoanalisis (psychoanalytic theory), proses perkembangan terutama
berlangsung secara tidak disadari atau unconscious (di luar kesadaran) dan sangat diwarnai oleh
emosi. Para ahli teori psikoanalisis menekankan bahwa perilaku hanyalah merupakan
karakteristik dipermukaan. Pemahaman sepenuhnya mengenai perkembangan hanya dapat
dicapai melalui analisis terhadap makna-makna simbolis dari perilaku serta menelaah pikiran
yang lebih dalam. Ahli teori psikoanalisis juga menekankan bahwa pengalaman di masa awal
dengan orang tua memiliki pengaruh yang luas terhadap perkembangan. Karakteristik-
karakteristik ini disoroti dalam teori psikoanalisis utama, yaitu oleh Sigmund Freud.

2. Pandangan Belajar
Penerapan Teori Erikson dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Seorang anak memasuki
sekolah dasar pada usia ±6 tahun. Menurut teori Erikson, usia ini sudah memasuki fase ke-IV,
yaitu industry vs inferiority. Siswa yang masuk ke dalam suatu sekolah memiliki latar belakang
akademik dan sosial yang berbeda-beda. Agar pembelajaran menjadi lebih efisien dan efektif,
hendaknya seorang guru harus mengenali karakteristik peserta didiknya agar lebih mudah
dalam mengembangkan model pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajar
(Hanurawan, 2007). Pada tahap ini, hendaknya guru dapat memotivasi siswanya agar dapat
melalui fase ini dengan baik, sehingga siswa tidak merasa rendah diri akan kelurangan yang
dimilikinya. Menurut teori Piaget, anak pada usia 7-11 tahun akan memasuki tahap concrete
operational stage, dimana anak menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkrit
(Slavin, 2006). Pembelajaran karakter sangat tepat diterapkan pada anak usia ini, sebab anak
pada usia ini cenderung untuk meniru segala perbuatan maupun perkataan yang dilihat maupun
didengar yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Oleh sebab itu,
hendaknya seorang guru mampu memberikan contoh yang baik kepada anak usia ini dengan
2
berperilaku dan bertutur kata yang sopan. Pembelajaran karakter ini diharapkan dapat menjadi
bekal bagi siswa untuk dapat melewati fase-fase perkembangan psikososial selanjutnya dengan
baik.

3. Pandangan Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif
diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), dan evaluasi
(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional(akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu
kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan
perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang
kepada dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga
pendidik misalnya, seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya
seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran,
pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.

2.2 Bentuk –Bentuk Teori Perkembangan


1. Pandangan Psikoanalisis
a. Teori Psikoseksual Freud
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pelopor teori psikodinamik. Teori ini berfokus
pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek kepribadian seseorang. Freud
yakin bahwa kepribadian manusia memiliki tiga struktur penting, yaitu id, ego dan super
ego. Id merupakan struktur kepribadian yang asli, yang berisi segala sesuatu yang secara
psikologis telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Id merupakan severvoir energy
psikis dan meyediakan seluruh daya untuk menggerakkan kedua struktur kepribadian
lainnya.
Ego adalah struktur kepribadian yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego di
sebut sebagai "executive branch" (badan pelaksana) kepribadian karena ego membuat
keputusan-keputusan rasional dan memiliki fungsi tertentu. Superego adalah struktur
kepribadian yang merupakan badan moral kepribadian. Perhatian utamanya adalah

3
memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga ia dapat bertindak sesuai dengan
norma-norma moral yang diakui oleh masyarakat.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa id, ego dan superego adalah suatu
konsep untuk menjelaskan komponen-komponen perkembangan biologis (id), psikologis
(ego) dan social(superego).

b. Teori Psikososial
Erik Erikson (1902-1994) adalah salah seorang teoritis ternama bidang perkembangan
rentang-hidup. Erikson mengatakan bahwa individu berkembang dalam tahap-tahap psikososial,
yang berbeda dengan tahap-tahap psikoseksual.
Menurut teori psikosoaial Erikson, kepribadian terbentuk ketika seseorang melewati tahap
psikososial sepanjang hidupnya. Perkembangan manusia dibedakan berdasarkan kualitas ego
dalam delapan tahap perkembangan. Empat tahap pertama terjadi pada masa bayi dan masa
kanak-kanak, tahap kelima pada masa adolesan, dan tiga thap terakhir pada masa dewasa dan
usia tua. Dari delapan tahap perkembangan tersebut, Erikson lebih memberikan penekanan pada
masa adolesen.
Walau begitu, cara pendekatan yang bersifat normopsikologis ditinjau dari pendekatan
psikologi sepanjang hidup cukup relevan untuk ditinjau sejenak. Erikson membagi hidup
manusia menjadi beberapa fase atas dasar proses – proses tertentu beserta akibat – akibatnya.
Proses- proses tadi dapat berakhir baik atau tidak baik. Bila berakhir baik dapat memperlancar
perkembangan, bila tidak baik maka akan menghambatnya. Dari segi pandangan psikologi
perkembangan, maka pada setiap fase seseorang mempunyai “tugas” yang harus diselesaikan
dengan baik.

2. Pandangan Belajar
a. Teori Behavioristik
Dalam teori Behavioral ada tiga versi tradisi behavioral, yaitu Pavlov dan kondisioning
klasik, B.F. Skinner dan kondisioning operant.
1. Pavlov dan Kondisioning Klasik
Paradigma kondisioning klasik merupakan karya besar Ivan P. Pavlov (1849 –1936)
ilmuan Rusia yang mulai mengembangkan teori melalui percobaannya tentang anjing dan air
liurnya. Proses yang ditemukan oleh Pavlov adalah perangsang yang asli dan netral atau
rangsangan biasanya secara berulang – ulang dipasangkan dengan unsur penguat, akan
menyebabkan suatu reaksi. Perangsang netral tadi disebut perangsang bersyarat atau

4
US (unconditioned stimulus). Reaksi alami (biasa) atau reaksi ynag tidak dipelajari disebut
reaksi bersyarat atau CR (conditioned response). Pavlov mengaplikasikan istilah – istilah
tersebut sebagai berikut: suatu penguat ialah setiap agen, seperti makanan yang biasa
mengurangi sebagian dari suatu kebutuhan.
2. B.F. Skinner dan Kondisioning Operant
B.F. Skinner adalah seorang psikolog dari Harvard yang telah berjasa mengembangkan
teori perilaku dari Watson. Pandangannnya tentang kepribadian disebut dengan
“behaviorisme radikal”. Behaviorisme menekankan studi ilmiah tentang respons perilaku
yang dapat diamati dan determinan lingkungan. Dalam behaviorisme Skinner, pikiran, sadar
atau tidak sadar, maka tidak akan diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan.
Bagi Skinner perkembangan adalah perilaku. Oleh karena itu para behavioris yakin bahwa
perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalaman – pengalaman
lingkungan.

b. Teori Belajar Sosial dan Bandura


Untuk menjelaskan bagaimana perilaku sosial belajar anak, Bandura menggunakan
prinsip – prinsip pengkondisian klasik dan pengkondisian operan. Bandura yakin bahwa
anak belajar tidak hanya melalui pengalamannya tetapi juga melalui pengamatan, yakni
mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain. Melalui belajar mengamati, yang disebut
juga “modeling” atau “imitasi”, individu secara kognitif menampilkan tingkah laku orang
lain dan kemudian barangkali mengadopsi tingkah laku tersebut dalam dirinya sendiri.
Model belajar terbaru yang dikembangkan Bandura meliputi tingkah laku, pribadi dan
lingkungan. Hubungan timbal balik antara perilaku, pengaruh lingkungan dan kognisi adalah
faktor kunci dalam memahami bagaimana individu belajar. Faktor – faktor perilaku, kognitif
dan perilaku lainnya, serta pengaruh lingkungan, bekerja secara interaktif. Perilaku dapat
mempengaruhi kognisi dan sebaliknya kegiatan kognitif seseorang dapat mempengaruhi
lingkungan, pengaruh lingkungan dapat mengubah proses pemikiran seseorang dan
seterusnya.

3. Pandangan Kognitif
a. Teori Tahapan Kognitif/Kognitif Piaget
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan
bagaimana anak beradaptasi dengan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di
sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusun

5
pengetahuannya mengenai realitas dengan kemampuan berupa tindakan yang termotivasi
secara sendirinya terhadap lingkungan. Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak
berkembang menurut tahap-tahap atau periode yang terus bertambah kompleks.
Untuk menunjukkan struktur kognitif yang mendasari pola-pola tingkah laku yang
terorganisir, piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi. Skema adalah proses atau cara
mengorganisir dan merespons berbagai pengalaman dengan kata lain skema adalah suatu
pola sistematis dari tindakan, perilaku, pikiran dan strategi pemecahan masalah yang
memberikan suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi berbagai tantangan dan jenis
situasi. Adaptasi adalah sebuah istilah yang digunakan Piaget untuk menunjukkan
pentingnya pola hubungan individu dengan lingkungannya dalam proses perkembangan
kognitif.
Menurut Piaget adaptasi terdiri dari dua proses yang saling melengkapi, yaitu asimilasi
dari sudut biologi adalah intregasi Antara elemen-elemen eksternal terhadap struktur yang
sudah lengkap pada organisme. Akomodasi adalah menciptakan langkah baru atau
memperbarui istilah lama untuk menghadapi tantangan baru. Jadi, kalau pada asimilasi
terjadi perubahan pada objeknya, sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan objek yang
ada di luar dirinya.

b. Teori Sosial Budaya


Teori sosial kognitif dibangun pertama kali oleh seorang psikolog Albert
Bandura sekitar tahun 1960-an. Teori ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa
orang-orang cenderung untuk meniru apa yang dilihat melalui media. Ini adalah teori yang
fokus pada kapasitas kita untuk belajar dengan mengalaminya secara langsung. Proses
belajar melalui pengamatan ini bergantung pada sejumlah faktor. Meliputi faktor
kemampuan subyek untuk memahami dan mengingat apa yang ia lihat, mengidentifikasi
karakter bermedia, dan berbagai hal yang membimbing kepada proses pemodelan perilaku.
Teori sosial kognitif adalah salah satu teori yang paling sering digunakan untuk meneliti
media dan komunikasi massa.
c. Teori pemprosessan informasi
Teori pemrosesan informasi merupakan teori alternative terhadap teori kognitif Piaget.
Teori pemrosesan informasi ini didasari atas tiga asumsi umum, pertama, pemikiran
dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian informasi. Kedua, individu-
individu memproses informasi dari lingkungan, dan ketiga, terdapat keterbatasan pada
kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu (Zigler & Stevenson, 1993).

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembahasan psikologi
perkembangan manusia terdapat banyak teori, mulai dari yang sederhana dan sistematis sampai
pada yang rumit dan bertele-tele. Beberapa teori perkembangan yang umum dibahas dalam
literature psikologi perkembangan, diantaranya: menurut pandangan psikoanalisis, pandangan
belajar, dan pandangan kognitif.
Selain itu ada beberapa bentuk dari masing-masing teori perkembangan tersebut, yakni
meliputi: Teori Psikoseksual Freud,Teori Psikososial Erikson, Teori Kognitif Piaget, Teori
Pemrosesan Informasi,Pavlov dan Kondisioning Klasik, B.F. Skinner dan Kondisioning
Operant, Bandura dan Teori Belajar Sosial.

3.2 Saran
Demikian makalah yang saya susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah saya.

7
DAFTAR PUSTAKA

fitrianahadi.blogspot.com (2015, 25 Desember). Makalah TEORI – TEORI PSIKOLOGI


PERKEMBANGAN. Diakses 10 September 2021, dari
https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrPh0r_9D1h1ncAyQrLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAz
cEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1631479167/RO=10/RU=https%3a%2f%2ffitrianahadi.bl
ogspot.com%2f2015%2f12%2fmakalah-teori-teori-
psikologi.html/RK=2/RS=ad4E.JP7hNg4xVln93WfmhTjfBs-

www.academia.edu (2018, 05 Februari). Makalah Teori-Teori Perkembangan. Diakses 10


September 2021
https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrPh0r_9D1h1ncAvQrLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAz
EEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1631479167/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.academi
a.edu%2f35964316%2fMAKALAH_TEORI_TEORI_PERKEMBANGAN_DOSEN_PEMBIMBI
NG/RK=2/RS=.qm5jktteJeP.X_vpKcFpKws77M-

Anda mungkin juga menyukai