Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“TEORI PERKEMBANGAN”

Dosen Pengampu: Drs. Daitin Tarigan, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Agus Syafutra hamid Ritong (3211122008)


2. Deni Fransiska Purba (3213122012)
3. Melly Angella Sinaga (3213322004)
4. Rohima Sibayang (3213322035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAJULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan Makalah “Teori Perkembangan” tepat pada waktunya.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Daitin Tarigan selaku
dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Pesera Didik yang telah membantu
memberi saran serta tata cara penyelesaian hingga tugas ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Penyusun tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu segala kritik dan saran sangat penyusun harapkan untuk perbaikan
tugas-tugas berikutnya. Apabila terdapat kesalahan kata yang menyinggung pihak
manapun, penyusun memohon maaf sebesar-besarnya, sekian dan terimakasih.

Medan, Agustus 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................i

DAFTRA ISI .........................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN ....................................................................................3

2.1 Pengertian Teori Perkembangan ................................................3


2.2 Teori-teori Perkembangan Manusia............................................3
A. Teori Psikoanalisi..................................................................3
B. Teori Kognitif........................................................................4
C. Teori Perilaku dan Kognitif Sosial.........................................6
D. Teori Kontektual Ekologis.....................................................7
E. Orientasi Teoritis Eklektik......................................................8

BAB III

PENUTUP .............................................................................................9

3.1 Kesimpulan ................................................................................9


3.2 Saran ..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti terjadi pada suatu


individuindividu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif yang
ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis didalam diri
manusia.

Berbagai perubahan dalam perkembangan terjadi bertujuan untuk


memungkinkan orang untuk menyesuaikan diri dimana pun ia tinggal. Tujuan
dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat untuk
dilakukan, untuk menjadi manusia yang diinginkan baik secara fisik maupun
psikologis. Seiring dengan berkembang nya zaman dan bertambahnya manusia itu
sendiri, maka muncul lah teori teori mengenai studi pengembangan sehingga
muncullah pemahaman pemahaman baru mengenai perkembangan manusia.

Perkembangan pikirkan dan kajian empirik dikalangan para ahli telah


melahirkan berbagai teori yang beragam sesuai dengan prespektif dan pengalaman
para ahliahli yang membangun teori tersebut. Teori teori yang muncul biasanya
kritikan dari teori sebelum nya. Dari begitu banyak teori yang berusaha
menjelaskan bagaimana perkembangan manusia kami membahas dia antaranya
yaitu teori psikoanalisis, teori kognitif teori perilaku dan teori kognitif sosial, teori
Kontelektual ekologis dan Orientasi teoritis eklektik. Setiap teori ini memiliki
pandangan yang berbeda beda mengenai perkembangan manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas
adalah:

1. Apa pengertian teori perkembangan?


2. Bagaimana perkembangan manusia menurut teori psikoanalisis?

1
3. Bagaimana perkembangan manusia menurut teori kognitif, teori prilaku
dan kognitif social?
4. Bagaimana perkembangan manusia menurut teori Kontelektual?
5. Bagaimana perkembangan manusia menurut teori Orientasi teoritis
eklektik?

1.3 TUJUAN MAKALAH

Dengan tersusunnya makalah ini penyusun diharapkan mampu memahami


tentang Pengertian Perkembangan dan juga penyusun agar mengerti tentang teori-
teori perkembangan yaitu teori perkembangan manusia menurut psikoanalisis,
teori perkembangan mansuia menurut kognitif, perilaku, dan kognitif social, teori
perkembangan manusia menurut kontelektual, dan selanjutnya teori
perkembangan manusian menurut teori orientasi teoritis eklektik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN MANUSIA

Teori Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund


Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Aliran psikoanalitik terdiri dari dua variasi yakni personal dan interpersonal,
bagaimana kepribadian mempengaruhi belajar dan perilaku. Aliran personal dari
teori psikoanalitik adalah tradisi Sigmund Freud yang berpendapat bahwa orang
bertindak atas dasar motif yang tak disadarinya maupun atas dasar pikiran,
perasaan, dan kecenderungan yang disadari dan sebagian tidak disadari. Sigmund
Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu ide, ego dan
superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar
padausia tujuh tahun.

Dalam pribadi manusia, ada yang disebut dengan ide (naluri), ego(saya/aku),
dan superego (norma). Ketiga hal ini akan membantu manusia untuk beradaptasi
dengan lingkungan hidupnya. Secara naluriah, manusia akan berusaha bertahan
hidup dengan cara apapun seperti yang disebut di atas, termasuk mempertahankan
diri tentang eksistensinya dalam lingkungan.

2.2 TEORI-TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA

A. Teori Perkembangan Psikoanalisis


Teori Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis
manusia. Aliran psikoanalitik terdiri dari dua variasi yakni personal dan
interpersonal, bagaimana kepribadian mempengaruhi belajar dan perilaku.
Aliran personal dari teori psikoanalitik adalah tradisi Sigmund Freud yang
berpendapat bahwa orang bertindak atas dasar motif yang tak disadarinya
maupun atas dasar pikiran, perasaan, dan kecenderungan yang disadari dan
sebagian tidak disadari.Sigmund Freud mengemukakan tiga struktur spesifik

3
kepribadian yaitu ide, ego dan superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya
terbentuk secara mendasar padausia tujuh tahun.
Dalam pribadi manusia, ada yang disebut dengan ide (naluri),
ego(saya/aku), dan superego (norma). Ketiga hal ini akan membantu manusia
untuk beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Secara naluriah, manusia
akan berusaha bertahan hidup dengan cara apapun seperti yang disebut di atas,
termasuk mempertahankan diri tentang eksistensinya dalam lingkungan.
B. Teori Kognitif

Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang


menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan
objek dan kejadian-kejadian disekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-
ciri dan fungsi dari objek-objek, seperti mainan, perabot, dan makanan, serta
objek-objek social seperti diri, orang tua dan teman.

Pada pandangan piaget (1952), kemampuan atau perkembangan kognitif


adalah hasil dari hubungan perkembangan otak dan system nervous dan
pengalamanpengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya.

Piaget (1964) berpendapat, karena manusia secara genetik sama dan


mempunyai pengalaman yang hampir sama, mereka dapat diharapkan untuk
sungguh-sungguh memperlihatkan keseragaman dalam perkembangan
kognitif mereka. Oleh karena itu, dia mengembangkan empat tahap tingkatan
perkembangan kognitif yang akan terjadi selama masa kanak-kanak sampai
remaja, yaitu sensori motor (0-2 tahun) dan praoperasional (2-7 tahun). Yang
akan kita bicarakan untuk masa kanak-kanak adalah dua tahap ini lebih
dahulu, sedangkan dua tahap yang lain, yaitu operasional konkret (7-11 tahun)
dan operasional formal (11-dewasa), akan kita bicarakan pada masa awal
pubertas dan masa remaja.

Dalam teori perkembangan kognitif Piaget, masa remaja adalah tahap


transisi dari penggunaan berpikir konkret secara operasional ke berpikir

4
formal secara operasional. Remaja mulai menyadari batasan-batasan pikiran
mereka. Mereka berusaha dengan konsep-konsep yang jauh dari pengalaman
mereka sendiri. Inhelder dan Piaget (1978) mengakui bahwa perubahan otak
pada pubertas mungkin diperlukan untuk kemajuan kognitif remaja.

Menurut Jean Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap


perkembangan kognitif dari lahir sampai dewasa. Setiap tahap ditandai dengan
munculnya kemampuan intelektual baru di mana manusia mulai mengerti
dunia yang bertambah kompleks

Tahap-tahap Unsur Kemampuan


Sensorik- 0-2 tahun Menunjuk pada konsep permanensi objek,
motorik yaitu kecakapan psikis untuk mengerti
bahwa suatu objek masih tetap ada.
Meskipun pada waktu itu tidak tampak
oleh kita dan tidak bersangkutan dengan
aktivitas pada waktu itu. Tetapi, pada
stadium ini permanen objek belum
sempurna.
Praoperasional 2-7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan
simbol-simbol yang menggambarkan
objek yang ada di sekitarnya. Berpikir
masih egosentris dan berpusat.
Operasional 7-11 tahun Mampu berpikir logis. Mampu konkret
memperhatikan lebih dari satu dimensi
sekaligus dan juga dapat menghubungkan
dimensi ini satu sama lain. Kurang
egosentris. Belum bisa berpikir abstrak.
Operasional 11tahun- Mampu berpikir abstrak dan dapat
formal dewasa menganalisis masalah secara ilmiah dan
kemudian menyelesaikan masalah.

5
C. Teori Perkembangan Perilaku dan Belajar Sosial

Behaviorisme (behaviorism) atau teori perilaku menekan studi ilmiah


tentang tanggapan perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungannya.
Dalam behaviorisme, pikiran, sadar, atau tidak sadar, tidak diperlukan untuk
menjelaskan perilaku dan perkembangan. Perkembangan adalah perilaku, oleh
karena para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering
berubah sesuai dengan pengalaman-pengalaman lingkungan. Jelas bahwa
pengalaman yang disusun ulang dapat mengubah perkembangan.

Beberapa pakar psikologi yakin bahwa para behavioris pada dasarnya


benar ketika mereka mengatakan perkembangan dipelajari dan dipengaruhi
secara kuat oleh pengalaman-pengalaman lingkungan. Teori belajar sosial
(social learning theory) ialah pandangan para pakar psikologi yang
menekankan perilaku, lingkungan, dan kognisi sebagai faktor kunci dalam
perkembangan.

Pakar psikologi Amerika Albert Bandura (1977, 1986, 1989, 1991, 1994)
dan Walter Mischel (1973, 1984) adalah arsitek utama teori belajar sosial versi
kontemporer, yang dinamakan teori belajar sosial kognitif (cognitive social
learning theory) oleh Mischel (1973). Bandura yakin kita belajar dengan
mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain. Para toeritisi belajar sosial
juga berbeda dari pandangan behavioral dengan menekankan bahwa kita dapat
mengatur dan mengendalikan perilaku kita sendiri.

Model belajar dan perkembangan terbaru Bandura (1986, 1989, 1991)


meliputi perilaku, pribadi/orang, dan lingkungan yang bekerja secara
interaktif. Perilaku dapat mempengaruhi kognisi atau sebaliknya, kegiatan
kognisi seseorang dapat mempengaruhi lingkungan, pengaruh lingkungan
dapat mengubah proses pemikiran orang, dan seterusnya.

Seperti pendekatan behavioral, pendekatan belajar sosial menekankan


pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak-anak.

6
Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak-
anak. Faktor-Faktor sosial dan kognitif yang mempengaruhi seperti apa anak-
anak itu sendiri.

D. Teori Kontektual Ekologis

Teori ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917) yang fokus


utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang
yang memengaruhi perkembangan anak.

lima sistem lingkungan teori ekologi Bronfenbrenner terdiri dari lima


sistem lingkungan yang merentang dari interaksi interpersonal sampai ke
pengaruh kultur yang lebih luas antara lain sebagai berikut:

1. Mikrosistem adalah setting dimana individu menghabiskan banyak


waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga,
teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem ini, individu
berinteraksi langsung dengan orang tua, guru, teman seusia, dan orang
lain. Manurut Bronfenbrenner, murid bukan penerima pengalaman
secara pasif di dalam setting ini, tetapi murid adalah orang yang
berinteraksi secara timbal balik dengan orang lain dan membantu
mengkonstruksi setting tersebut.
2. Mesosistem adalah kaitan antar-mikrosistem. Contoh adalah hubungan
antara pengalaman dalam keluarga dengan pengalaman di sekolah, dan
antara keluarga dan teman sebaya. Misalnya, salah satu mesosistem
penting adalah hubungan antara sekolah dan keluarga.
3. Eksosistem (exosystem) terjadi ketika pengalaman di setting lain
(dimana murid tidak berperan aktif) memengaruhi pengalaman murid
dan guru dalam konteks mereka sendiri. Misalnya, ambil contoh
dewan sekolah dan dewan pengawas taman di dalam suatu komunitas.
4. Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas
yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam
perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas di mana murid dan

7
guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat. Misalnya,
beberapa kultur (seperti si negara Islam semacam Mesir atau Iran),
menekankan pada peran gender tradisonal.
5. Kronosistem adalah kondisi sosiihistoris dari perkembangan anak.
E. Orientasi Teoritis Eklektik
Eklektik memandang kepribadian manusaia sebagai bagian yang
terintegrasi bersifat psikologis mengalami perubahan yang dinamia, aspek
perkembangan yang dipengaruhi faktor social budaya. Individu dipandang
sebagai organisme yang mengalami integritas atau berada dalam
perkembangan secara terus menurus.
Thorne (Latipun,2011) mengatakan bahwa manusia tingkah laku
manusai selalu mengalami perubahan. Hal ini dinamakanna sebagai “hukum
perubahan universal”.
Adapun tahap-tahap eklektik yang merupakan tahapan konseling
sistematis yang dirancangkan oleh Carkhuff yang dibagi menjadi enam
tahapan, yaitu:
1. Tahap eksplorasi masalah.
2. Tahap perumusan masalah.
3. Tahap perencanaan.
4. Tahap tindakan/komitmen.
5. Tahap penilaian dan umpan balek

8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan kepada perubahan-
perubahan dan perkembangan struktur jasmani (biologis), perilaku dan fungsi
mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga
menjelang kematian. Teori perkembangan sangat mempengaruhi perkembangan
diri seorang individu, kalau baik perkembangan baiklah individu tersebut.Teori
perkembangan meliputi :
1. Teori Psikoanalisis.
2. Teori Kognitif.
3. Teori Perilaku dan Kognitif Sosial.
4. Teori Kontektual Ekologis.
5. Orientasi Teoritis Eklektik.

3.2 SARAN
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Kesalah ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat.
Karena itu saran dan kritik membangun sangat penyusun butuhkan dalam
menyempurnahkan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
Thahir,Andi.2018.Psikologi Perkembangan.www.aura-publishing.com
http://staff.uny.ac.id
https://jurnal.ar-raniry.ac.id

10

Anda mungkin juga menyukai