Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah

Psikologi

Dosen pembimbing

Dr. Dra. Sudjiwanati, M.Pd

Oleh :

 Aldise (201149)

 Dewi Ismawati (201161)

 Imam Santoso (201170)

 Intan Nurcahyaningsih (201171)


DIII KEPERAWATAN

ITSK RS DR SOEPRAOEN MALANG


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………… i

DAFTAR ISI ………………………… ii

KATA PENGANTAR ………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………… 1

 A. Latar Belakang ………………………………………….. 2


 B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
 C. Tujuan Penulisan ……………………………………….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………. 4

BAB III PEMBAHASAN…………………………. 6

 A. Pengertian perkembangan kepribadian …………………………………… 6


 B. Unsur-unsur dalam kepribadian …………………………………….. 8
 C. Faktor-faktor yang membentuk kepribadian …………………………. 9
 D. Tahap-tahap perkembangan kepribadian ………………………………. 10
 E. Implikasi perkembangan kepribadian manusia dalam pendidikan
keperawatan ……………………………. 20

BAB III PENUTUP …………………………………… 21

 A. Simpulan …………………………………………………… 21
 B. Saran ………………………………………………………… 21

DAFTAR PUSTAKA ………………………………… 21


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Psikologi tentang “Perkembangan kepribadian manusia”

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak,
bagi kami khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa ITSK Rs. Dr.
Soepraoen pada umumnya. Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna
dan masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak yang membaca.

Malang

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi individu, baik sebelum
maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku psikologi perkembangan
merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap fase-fase perkembangan. Dalam
penulisan makalah ini untuk mengetahui karakteristik perkembangan fase remaja, hal-hal
apa saja yang mempengaruhi psikologi perkembangan pada fase remaja.
Seorang tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan rohania, di samping ada faktor
temperamen, karakter, dan bakat fitalitas jasmani seseorang bergantunng pada konstruksi
tubuhnya yang terpengaruh oleh factor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat di
katakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.
Dewasa ini psikologi sangat dibutuhkan dalam setiap manusia khususnya bagi
seorang pelajar (ABG) maupun pada orang dewasa. oleh karena itu khususnya bagi
psikolog haruslah tau apa arti dari perkembangan dan kepribadian itu, agar dalam
memberikan solusi kepada klien bisa menempatkan pada sasaran yang sesuai, karena,
dalam perkembangan dan kepribadian pada setiap manusia merupakan bantuan untuk
memberikan kepada siswa dalam menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan yang lebih baik. Pemberian bantuan ini dapat dilakukan
dengan melalui berbagai cara, salah satu bahan yang bisa dipakai, misalnya diberikan
kesempatan untuk membaca dan menelaah sebuah buku tentang sopan santun, cara
belajar efektif, tata tertib dan sebagainya. Psikologi juga memiliki sebutan yang beragam
dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Psikologi ini tujuannya agar para siswa dapat
mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggungjawab, pelajar kreatif, dan
pekerja produktif dan dapat menerapkan perkembangan yang terjadi pada kepribadian
seseorang.
Oleh karena itu agar lebih jelas tentang memahami perkembangan dan kepribadian pada
seseorang, maka kami akan mengulas lebih lanjut tentang perkembangan dan kepribadian
pada seseorang tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1.      Pengertian Perkembangan Kepribadian.
2.      Unsur-unsur dalam kepribadian.
3.      Faktor-faktor yang membentuk kepribadian.
4.      Tahap-tahap perkembangan kepribadian.
5.      Implikasi Perkembangan Kepribadian Remaja dalam Pendidikan.

1.3. Tujuan
1.      Memahami tentang perkembangan kepribadian
2.      Memahami unsur-unsur dalam kepribadian
3.      Memahami faktor-faktor yang membentuk kepribadian
4.      Memahami tahap-tahap perkembangan kepribadian
5.      Mengetahui implikasi perkembangan kepribadian remaja dalam Pendidikan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Sigmund freud (1856-1939) dengan teorinya alam sadar “ consious mind” dan
“unconscious mind”, menyatakan bahwasanya perkembangan kepribadian
seseorang atau peserta didik dipengaruhi oleh taiga faktor 13 yaitu; Id, Ego, dan
super Ego. Ketiga faktor tersebut akan memberikan dorongan dalam
perkembangan pribadi seseorang.
2. Anna Freud (1895-1982) adalah putri dari Sigmund Freud yang terkenal teorinya
tentang psikologi Ego, dalam bukunya The Ego and The mechanisms of defense
dia mengemukakan tentang ego dan juga mekanisme pertahanan yang dilakukan
oleh remaja. Yang menjadi landasan teorinya adalah karya-karya awal Sigmund
Freud, kemudian meluaskanya ego sebagaimana yang difahami dalam kehidupan
seharihari. Dengan demikian teori Freudian tidak hanya bisa diterapkan pada
psikopatologi, tetapi juga pada masalah-masalah sosial dan perkembangan
kejiwaan umum.
3. Erik Erikson (1902-1994) juga salah seorang psikolog Ego yang terkenal, beliau
mashur karena upayanya memperbaiki dan memperluas teori tahapan yang
dicetuskan Freud. Dia mengatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan
berjalan berdasarkan prinsip epigenitik, yang mana perkembagan kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh delapan tahap, yang mana setiap tahapan mempunyai
tugas-tugas perkembangan sendirisendiri yang pada hakekatnya bersifat
psikososial.
4. Pada era Carl Gustav Jung (1875-1961), memperkenalkan teori kepribadian
dengan alam bawah sadar kolektif, yang berbeda dengan pandangan Sigmund
Freud tentang alam bawah sadar. Tetapi alam bawah 14 sadar personal ini tidak
mencakup insting-insting sebagaimana yang dipahami Freud. Kemudian Jung
menambah satu bagian lagi yang membuat teorinya berbeda dari teori-teori lainya
yang disebut juga “warisan Psikis”. Alam bawah sadar kolektif adalah tumpukan
pengalaman sebagai spesies, semacam pengetahuan bersama yang dimiliki sejak
lahir. Ia mempengaruhi segenap pengalaman dan prilaku, khususnya yang
berbentuk perasaan, tatapi hanya dapat diketahui secara tidak langsung melalui
pengaruh-pengaruh yang ia timbulkan. Contoh yang paling nyata dari hal ini
adalah pengalaman kreatif yang sama-sama dimiliki para seniman, atau
pengalaman mistikus dalam agama apapun, atau kemiripan yang terdapat dalam
mimpi, fantasi, mitologi, dongeng dan sastra. Isi alam bawah sadar kolektif
disebut arketipe (pola dasar). Jung menyebutnya dengan dominan, bayangbayang,
mitodologis atau primodial. Arketipe tidak memiliki wujud pada dirinya sendiri,
tapi dia beraksi sebagai prinsip penentu pada apa-apa yang dilihat dan dilakukan.
Sementara Arketipe Ibu adalah salah satu contoh yang baik. Seluruh nenek
moyang pasti mempunyai ibu, dan semua berada dalam lingkungan masyarakat
yang melibatkan ibu. Jadi aketipe ibu adalah kemampuan yang sudah dari sananya
untuk mengingat hubunganhubungan tertentu, yaitu segenap hal yang berkaitan
dengan “ke-ibu-an”. Dan kesimpulan disini sosok hereditas adalah pengaruh besar
yang bisa membentuk kepribadian.
5. Immawati, (2003), Jurusan Kependidikan Islam, Uin Sunan Kali Jaga, Yogyakarta
dalam skripsinya yang berjudul, “ Urgensi Teori Kebiasaan Bagi Pembentukan
Karakter Remaja Dalam Pendidikan Islam (studi pemikiran Stephen R. Covey
dalam buku 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif)”, menjelaskan bahwasanya
pribadi atau karakter seseorang dapat dimodifikasi atau dirubah dengan kebiasaan-
kebiasaan yang sangat efektif.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Kepribadian


1.      Definisi Perkembangan
Definisi dari perkembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiran atau akal,
pengetahuan, dan lain sebagainya.
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih baik
atau sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang lagi. Perkembangan menunjuk ada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar kembali.
Perkembangan juga berkaitan daengan belajar khususnya mengenai isi proses
perkembangan, apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Dengan
demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang
menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat intergrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pemasakan dan belajar. Suatu devinisi yang relevan yang dikemukakan
oleh Monks sebagai berikut : Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang
dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan
tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)
sebagai berikut: Perkembangan sejalan dengan prinsip ortho genetic, bahwa
perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke
keadaan dimanadiferensiasi, artikulasi, dan integrasi, meningkat secara bertahap.
Proses diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak, bahawa dari
penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan
bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Pada anak prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya diskontinuitas, sedang
pada kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan mahasiswa menunjukkan
kontinuitas.
Menurut Nagel, perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat
struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungs-fungsi tertentu, o;eh karena itu
bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun da;am bentuk,
akan mengakibatkan perubahan fungsi.
Menurut Schneirla, perkembangan adalah perubahan-perubahan progesif
dalam organisasi organisme, dan organisme inidilihat sebagai system fungsional dan
adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua faktor
yakni kematangan dan pengalaman.
Spiker, mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan
dengan perkembangan yaitu :
1. Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya
individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
2. Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang
ini.

Rumusan lain tentang arti perkembangan yang dikemukakan oleh Libert,


Paulus, dan Strauss, yaitu bahwa Perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungan. Istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas
mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak. Perkembangan dapat juga
dilukiskan debagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu
organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan,
kematangan, dan belajar.

2.      Definisi Kepribadian
Sedangkan definisi dari kepribadian berdasarkan Kamus Besar Bahasa yakni
keadaan manusia sebagai perseorangan atau keseluruhan sifat-sifat yang merupakan
watak-watak seseorang.
Sedangkan definisi menurut para psikolog sangat berbeda-beda penafsiran,
diantaranya:
a.       W. Stern, mendefinisikan Kepribadian (person lichkett) yaitu aktualisasi dari
realisasi dari hal-hal yang sejak semula telah terkandung dalam jiwa seseorang.
b.      G.W. Leibniz, berpendapat bahwa Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri
sendiri, tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya.
c.       Gordon W. Alport. Ia memberikan definisi Kepribadian sebagai berikut :
"Personality is the dynamic organization within the individual of those
psychophysical system that determine his unique adjustment to his environment"
(Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-
sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari
individu tersebut terhadap lingkungannya).
Kalau definisi tersebut dianalisis, maka kepribadian adalah:
Merupakan suatu organisasi dinamis, yaitu suatu kebutuhan organisasi atau
sistem yang mengikat atau mengaitkan berbagai macam aspek atau komponen
kepribadian. Organisasi tersebut dalam keadaan berproses selalu mengalami
perubahan dan perkembangan.
Kepribadian bukan sebagai  bakat kodrati yang tidak bisa diubah melainkan
kepribadian dapat dibentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian cenderung membuat
psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial baik berupa perasaan,
berpikir, bersikap, berkehendak maupun bertindak dalam perbuatan. Aspek-aspek
mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain sifat-sifat, kebiasaan, sikap,
tingkah laku, bentuk tubuh, ukuran, warna kulit, dan sebagainya. Semuanya tumbuh
dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dimiliki seseorang.
Semua aspek kepribadian, baik sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah
laku, bentuk tubuh, dan sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam
menentuakan cara yang khas dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap
lingkungan. Ini mengandung arti bahwa setiap orang memiliki cara yang khas atau
penampilan yang berbeda-beda dalam bertindak atau bereaksi terhadap
lingkungannya.
Dari uraian tentang pengertian kepribadian di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa kepribadian yaitu keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifa-sifat, kebiasaan,
kecakapan bentuk tubuh, serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu
menampakkan diri dalam kehidupan seseorang. Dengan kata lain dapat dikatakan
kepribadian yang mencakup semua aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak
pada diri seseorang, merupakan bagian yang khas atau ciri dari seseorang.

B. Unsur-unsur dalam Kepribadian


Kepribadian seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang
memengaruhi kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan
naluri.
a.       Pengetahuan
Pengetahuan sesorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi,
pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya dari
lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit demi
sedikit diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
b.      Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan
penilaian positif atau negative terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan
selalu bersifat subjektif, sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau kejadian
akan berbeda dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap jam
pelajaran yang kosong.
c.       Dorongan Naluri
Dorongan naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal
itu dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang
bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri,
yaitu untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi
dengan sesame manusia, meniru tingkah laku sesamanya, barbakti, serta keindahan
bentuk, warna, suara, dan gerak.

C. Faktor-faktor yang Membentuk Kepribadian


Secara umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima factor yaitu:
a.       Warisan Biologis (Heredity)
Warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia
mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada
seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan
orang lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap
keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam
membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
b.      Warisan Lingkungan Alam (Natural Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia
harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan
sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.
c.       Warisan Sosial (Social Heritage) atau Kebudayaan
Kita tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan
yang sangat erat dan saling memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam
agar sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.
d.      Pengalaman Kelompok Manusia (Group Experiences)
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar
atau tidak telah memengaruhi anggota-anggotanya.
e.       Pengalaman Unik (Unique Experience)
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain,
walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan
yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian?
Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal,
namun berbeda dalam beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang
adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.

Selain kelima faktor pembentuk kepribadian di atas, F.G. Robbins dalam


Sumadi Suryabrata (2003), mengemukakan ada lima faktor yang menjadi dasar
kepribadian, yaitu:
1)      Sifat Dasar
Sifat dsar merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari
ayah dan ibunya.
2)      Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini
individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu
sangat menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara
fisik maupun secara psikis.
3)      Perbedaan Individual
Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi
sejak lahir.
4)      Lingkungan
Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang
memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan
berpengaruh pada kepribadiannya.
5)      Motivasi
Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar
individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Dorongan-dorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna
dalam kehidupan bermasyarakat.

D. Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian

Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat disamakan satu


dengan yang lainnya. Tetapi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.       Fase Pertama
Fase pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya
sendiri. Pada fase ini, kita dapat membedakan kepribadian seseorang menjadi dua bagian penting, yaitu sebagai
berikut:
1. Bagian yang pertama berisi unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut
dengan attitudes yang kurang lebih bersifat permanen dan tidak mudah berubah di kemudian
hari. Unsur-unsur itu adalah struktur dasar kepribadian (basic personality structure)
dan capital personality. Kedua unsur ini merupakan sifat dasar dari manusia yang telah
dimiliki sebagai warisan biologis dari orangtuanya.
2. Bagian kedua berisi unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan atau
anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau
kembali di kemudian hari.
b.      Fase Kedua
Fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan
mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak.
Fase ini berlangsung relatife panjang hingga anak menjelang masa
kedewasaannya sampai kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang
khas yang tampak dalam hal-hal berikut:
1)      Dorongan-dorongan (Drives)
Unsur ini merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas
yang selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan.
2)      Naluri (Istinct)
Naluri merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat
makhluk hidup.
3)      Getaran Hati (Emosi)
Emosi atau getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber
perasaan manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia,
seperti senang, sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.
4)      Perangai
Perangai merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang
tampak dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu
unsure dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan oleh orang lain.
5)      Inteligensi (Intellegence Quetient-IQ)
Intelegensi adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang.
6)      Bakat (Talent)
Bakat pada hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang
karena warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga,
berdagang, berpolitik, dan lainnya.
c.       Fase Ketiga
Pada proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terkhir
yang ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. Pada
fase ketiga terjadi perkembangan yang relatife tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-
perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak.

Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe
kepribadian, yaitu kepribadian normative, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
1)      Kepribadian Normative
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang ideal, dimana seseorang
mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam
dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki kepribadian
normative apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan
terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai
dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak
aspirasi adri orang lain.
2)      Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)
Tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan
kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.

3)      Kepribadian Perbatasan
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil di mana cirri khas dari
prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan, sehingga seolah-
olah  seseorang itu mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan
memiliki kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualism budaya, misalnya karena
proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua
struktur budaya yang berbeda.

E. Implikasi Perkembangan Kepribadian Manusia dalam Pendidikan Keperawatan


Perkembangan kepribadian dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena
kedua hal ini saling terkait satu sama lainnya dan memiliki hubungan yang
ireverdibel. Yang artinya kedua hal ini memiliki pengaruh tembal balik yang
seimbang. Dalam implikasinya perkembangan kepribadian dan pendidikan terbagi
menjadi dua macam. Yang pertama, perkembangan kepribadian mempengaruhi
pendidikan. Dan yang kedua, pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan maksudnya adalah
kepribadian akan mempengaruhi pencapaian seseorang dalam pendidikan. Hal ini
biasanya dapat dijelaskan dengan bagaimana sikap orang tersebut dalam memahami
materi pelajaran dan juga sikapnya di dalam kelas. Kepribadian seseorang juga dapat
menunjukkan tingkat kecerdasan orang tersebut. Dalam hal ini bukanlah seseorang
yang selalu bersifat ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses
belajar, akan tetapi bagaimana sikapnya dalam memhami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Sehingga terkadang orang yang dianggap kurang ramah akan
mendapatkan hasil yang baik dalam memahami suatu materi pelajaran. Namun jika
dikaitkan dengan lingkungan sosial hal ini kurang baik karena dikhawatirkan jika
orang tersebut akan menggunakan pengetahuannnya untuk sesuatu yang menyimpang.
Pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian maksudnya dalam hal
ini pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan kepribadian individu.
Dalam dunia pendidikan tidak hanya dijabarkan bagaimana cara individu memahami
suatu materi pelajaran tetapi juga pembentukan karakter. Melalui pembentukan
karakter kepribadian individu dapat dibangun. Untuk membentuk kepribadian yang
baik dalam diri individu maka pendidikan sangatlah dibutuhkan, dan dalam hal ini
pendidikan yang dimaksud bukanlah pendidikan formal saja melainkan semua bentuk
pendidikan baik pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Dan dalam
pembentukan kepribadian yang baik peran dari pendidikan nonformal dari keluarga
sangatlah penting. Dengan adanya individu yang memiliki keperibadian yang baik
dalam hal sosial dan pengetahuan maka individu tersebut akan memiliki peranana
yang sangat penting dalam masyarakat. Hal inilah yang diharapkan dari
perkembangan kepribadian terutama pada perawat.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perkembangan kepribadian perawat sangat berpengaruh terhadap bagaimana
pendidikannya itu sendiri. Dalam implikasinya perkembangan kepribadian dan
pendidikan terbagi menjadi perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan
dan pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian. Hal ini biasanya dapat
dijelaskan dengan bagaimana sikap orang tersebut dalam memahami materi pelajaran
dan juga sikapnya di dalam kelas. Kepribadian seseorang juga dapat menunjukkan
tingkat kecerdasan orang tersebut. Dalam hal ini bukanlah seseorang yang selalu
bersifat ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses belajar, akan
tetapi bagaimana sikapnya dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh
pendidik. Sehingga terkadang orang yang dianggap kurang ramah akan mendapatkan
hasil yang baik dalam memahami suatu materi pelajaran.
Maka dari itu, pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian
melalui pembentukan karakter kepribadian individu secara formal, informal, maupun
nonformal. Bila tertanam kepribadian yang baik dalam pendidikan maka sosial dan
pengetahuannya pun akan berkembang dengan baik. Perilaku sangat tercermin dari
kepribadian yang baik pula. Perawat pada umumnya harus ditanamkan kepribadian
yang memahami cara bersosialisasi yang baik dalam pendidikannya.

2. Saran
Sebagai seorang calon perawat, hendaknya kita mampu memahami dan
menerapkan pengetahuan tentang karakteristik perkembangan kepribadian perawat.
Karena perkembangan kepribadian perawat sangat mempengaruhi pendidikannya.
Kita harus mampu mengakomodir pembentukan kepribadian tersebut dan
mengimplementasikannya terhadap pendidikan keperawatan.

Daftar Pustaka
www.google.com
(www.akhmadsudrajat.wordpress.com)
http://www.wapannuri.com
Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Karangan Drs. H.Burhanuddin,Mm,
Penerbit Rineka Cipta Isbn : 979-518-761-9
Abin Syamsuddin, (2003), Psikologi Pendidikan , Bandung, Pt. Remaja Rosda Karya.
Prayitno Dan Erman Anti, (1995), Dasar-Dasar  Bimbingan Dan Konseling , Jakarta :
P2LPTK Depdikbud
Prayitno (2003), Panduan Bimbingan Dan Konseling, Jakarta : Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar

Anda mungkin juga menyukai