Disusun Oleh :
Nama : 1. Khusni Mubarok 2. Anwariyatul Hikmah
3. Myla Nadiyatul Husna 4. Siti Maghfiroh
5. Misbakhus Solikhin 6. Masyrofi Ahmad Farhan
Semester : III (Ganjil)
Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………..……..………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………..……..…………………………….….
DAFTAR ISI…………………………………………………...………………………………….
BAB I PENDAHULUAN……………………………...…………………………………………..
A. Latar Belakang……………………..…………..…………………………………………...
B. Rumusan Masalah……………………..………..…………………………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………..……..……………………………………………
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..……….…...
A. Pengertian Perkembangan…………………..………………………………………………
B. Pendekatan Cross Sectional………………………………………………………………...
C. Kelebihan Pendekatan Cross Setional……………………………………………………...
D. Kekurangan Pendekatan Cross Sectional…………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………..……………………………………….………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi perkembangan merupakan salah satu bukti perkembangan keilmuan di bidang
psikologi, yakni merupakan cabang dari ilmu psikologi. Kajian bidang ini fokus pada semua
aspek psikologi disetiap tahapan perkembangan manusia yang diawali dari proses kehidupan
pasca konsepsi atau pembuahan, proses kelahiran dan hadirnya seorang bayi hingga
meninggalnya individu dari dunia fana. Psikologi perkembangan dapat diaplikasikan dalam
beberapa bidang seperti kesehatan dan terapi, pembelajaran dan pengasuhan, organisasi industri,
serta komunitas yang bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas individu selama kehidupannya.
Perkembangan merupakan salah satu tahapan tumbuh kembang manusian dimana manusia
tidak bisa lagi mengulang apa yang sudah dilewatinya. Sangat mustahil sekali jika
perkembangan seorang individu dapat diulang, maka dari itu sebelum mengnjak masa-masa
dewasa, tentunya kita harus memperiapkan diri kita sedini mungkin.
Dalam psikologi kite mengenal beberapa macam pendekatan untuk mengetahui tingkah laku
serta perlembangan yang terjadi pada setiap individu, yaitu pendekatan Cross Setional,
pendekatan Longitudinal, pendekatan sekuensional, serta Pendekatan Cross Cultural.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Perkembangan?
2. Bagaimanakah Pendekatan Cross Sectional?
3. Apakah Kelebihan Pendekatan Cross Sectional?
4. Apakah Kekurangan Pendekatan Cross Sectional?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Perkembangan?
2. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Pendekatan Cross Sectional
3. Untuk Mengetahui Kelebihan Pendekatan Cross Sectional
4. Untuk Mengetahui Kekurangan Pendekatan Cross Sectional?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Psikologi berasal dari kata psyche dan logos yang mempunyai arti “jiwa” dan “ilmu”.
Psikologi diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki dan membahas tentang proses jiwa atau
mental dan perbuatan atau tingkah laku manusia dalam rangka berinteraksi dengan lingkungan
kehidupannya. 1
Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses tertentu, yaitu suatu
proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia
terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi.
Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap
dan maju.2
Beberapa definisi psikologi perkembangan menurut para ahli:
1. Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers, dan Prof. Dr. Siti Rahayu
Haditoro dalam psikologi perkembangan: “Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu
yang mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan
yang terjadi dalam diri pribadi seseorang dengan menitikberatkan pada relasi antara
kepribadian dan perkembangan”.
2. Menurut Dra. Kartini Kartono dalam psikologi anak: “psikologi perkembangan (psikologi
anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan
priode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesen
menjelang dewasa”.
3. Dalam encyclopedia international : psikologi perkembangan adalah suatu cabang dari
psikologi yang mengetengahkan pembahasan tentang perilaku anak. Secara historis titik
berat pembahasannya pada penganalisisan elemen-elemen prilaku anak yang
dimungkinkan akan menjadi sarat terbentuknya perilaku dewasa yang kompleks.
4. Carter V. Good dalam dictionary of education: psikologi perkembangan adalah cabang
dari psikologi yang membahas tentang arah atau tahapan kemajuan dari prilaku dengan
mempertimbangkan phylogenetic dan ontogenetic, termasuk semua fase pertumbuhan
1
Fithri Ajhuri Kayyis, Psikologi Perkembangan (Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup), (Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2019) halm 3
2
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan (Sepanjang Rentang Hidup), (Ponorogo: STAIN Po PRESS.,2014), 18
dan penurunan. Hal ini berarti adanya pembatasan yang lebih luas dari pengertian ilmu
jiwa keturunan, walaupun bentuk dan polanya ada persamaanya serta dapat
dipertukarkan.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut kiranya dapat diambil pemahaman
yang lebih sederhana tentang pengertian psikologi perkembangan, yakni suatu cabang dari
psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang baik menyangkut perkembangan atau
kemunduran prilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa. Definisi psikologi
perkembangan juga bisa diartikan sebagi suatu ilmu psikologi yang membahas tentang masalah
masalah perkembangan manusia mulai dari usia awal pembentukan sampai usia akhir. 3
Perkembangan merupakan suatu hal yang akan terjadi pada diri manusia, dan biasanya akan
sulit jika diulang lagi, bahkan hampir tidak bisa untuk diulangi. Setiap individu tentunya pernah
mengalami yang namanya perkembangan baik itu yang berupa fisik maupun yang berupa
batinnya. Semua itu biasanya berkembang sesuai dengan apa yang sedang dialami oleh seorang
individu.
Seseorang anak-anak yang sedari dini sudah hidup serta bergaul dengan lingkugan orang-
orang yang dewasa serta mandiri, maka secuara otomatis anak itu akan terbawa oleh lingkugnan
tempat tinggalnya. Walaupun hal ini mempunyai beberapa kekurangan yaitu sang anak tidak bisa
melewati masa-masa dimana dia bermain, bergaul, serta bersenda gurau dengan teman-
temannya. Walaupun juga mempunyai dampak yang sangat postif bagi sang anak, yaitu anak
lebih mandiri pemkiranya lebih dewasa, serta mendapatkan pengalaman yang belum didapatkan
oleh anak seusia sebayanya.
Perkembangan manusia juga bersifat adaptif, yang artinya perkembangan terjadi dengan
tujuan untuk mempersiapkan manusia dalam menghadapi kondisi yang muncul di kemudian hari
(Papalia dkk, 2009). Hal ini memberikan gambaran bahwasannya prkembangan sang anak
berdasarkan pula pada pengelaman serta kondisi lingkugan yang ada disekitar tempat tinggalnya.
Bisa diambil contoh seorang anak yang tumbuh di lingkugan Pesantren, secara otomatis seorang
anak itu akan dilatih untuk mandiri. Hal ini secara otomatis akan membawa sang anak kepada
sifatnya yang mandiri. Berbeda dengan anak yang hidup di kalangan keluarga yang manja,
3
Fithri Ajhuri Kayyis, Psikologi Perkembangan (Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup), (Yogyakarta: Penebar Media Pustaka,
2019) halm 9
seorang anak akan terbiasa oleh pelayanan dari orang tua, tentunya hal ini akan sangat
menghambat perkembangan sang anak kedalam perkembangannya.
Pendekatan Cross Sectional merupakan suatu pendekatan yang ditujukan untuk menggali
informasi terkait beberapa kelompok atau individu yang memiliki range umur berbeda, dalam
jangka waktu penelitian yang relatif singkat.4
Pelaksanaan metode ini adalah dengan meneliti seseorang atau sekelompok anak yang setaraf
dalam waktu tertentu untuk selanjutnya hasilnya dibandingkan (disilang) dengan anak setaraf
lainnya, dan kemudian disimpulkan sebagai wujud hasil akhir penelitian. Metode ini pernah
digunakan oleh Arnold Gesell. 5
Dalam desain cross-sectional peneliti mempelajari dua atau lebih kelompok usia pada waktu
yang bersamaan dan membandingkan hasilnya. Perbandingan tersebut mungkin antara usia yang
berbeda dalam periode hidup yang sama, misalnya membandingkan kemampuan sosialisasi anak
usia 6 tahun dan l0 tahun. Atau perbandingan antara kohort dalam periode hidup yang berbeda
misalnya membandingkan kernampuan mengingat individu usia 18 tahun dan usia 80 tahun. 6
Jadi dalam desain crosss-sectional, peneliti melakukan perbandingan variabel tertentu dari
beberapa kelompok subjek dengan variasi usia pada waktu yang bersamaan. Misalnya ingin
4
MariatyLely Ika Dan Rezania Vanda, Psikologi Perkembangan (Sepanjang Kehidupan Manusia), (Sidoarjo :
Umsida Press, 2021) hlm 44
5
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005) 13
6
Thahir Andi, Psikologi Perkembangan, hlm 245
meneliti perkembangan bahasa pada anak antara usia 2 tahun sampai 6 tahun, maka peneliti
membandingkan kemampuan berbahasa kelompok anak usia 2 tahun, anak usia 3 tahun, usia 4
tahun, 5 tahun dan 6 tahun pada waktu bersamaan.
Masalahnya adalah tidak ada cara untuk rnenjelaskan perbedaan yang muncul berhubungan
dengan usia yang merupakan hasil dari perkembangan atau karena perbedaan kohot.
Keterbatasan desain ini adalah tidak memperlihatkan pola dari perubahan di dalam diri individu,
karena kita meneliti perubahan yang terjadi pada individu yang berbeda.
1. Tidak perlu waktu yang lama bagi peneliti untuk menunggu pertumbuhan seorang
manusia.7
5. Cross sectional dapat memberikan informasi tentang apa yang terjadi dalam populasi saat
ini
7
MariatyLely Ika Dan Rezania Vanda, Psikologi Perkembangan (Sepanjang Kehidupan Manusia), (Sidoarjo :
Umsida Press, 2021) hlm 44
Dari pemaparan diatas tentunya kita dapat memahami bahwasannya mengunakan pendekatan
cross sectional dalam meneliti perkembangan sebuah indovidu sangatlah mudah dan tak perlu
memerlukan biaya yang banyak.
Selain itu kita juga dapat menangkap momen tertentu yang mungkin dialami oleh target yang
kita teliti. Misalnya sang target melakukan hal-hal yang kurang berkesinambungan dengan hal-
hal yang sama sekali belum dia alami. Dari sisi itu, dimungkinkan peneliti menemukan hal baru
yang tentunya sangat menarik sekali bagi sang peneliti.
3. Karena studi cross-sectional hanya mempelajari satu momen dalam waktu, studi tersebut
tidak dapat digunakan untuk menganalisis perilaku selama periode waktu tertentu atau
menetapkan tren jangka panjang.
8
MariatyLely Ika Dan Rezania Vanda, Psikologi Perkembangan (Sepanjang Kehidupan Manusia), (Sidoarjo :
Umsida Press, 2021) hlm 44
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Psikologi berasal dari kata psyche dan logos yang mempunyai arti “jiwa” dan “ilmu”.
Psikologi diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki dan membahas tentang proses jiwa atau
mental dan perbuatan atau tingkah laku manusia dalam rangka berinteraksi dengan lingkungan
kehidupannya.
Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses tertentu, yaitu suatu
proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia
terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi.
Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap
dan maju.
Pendekatan Cross Sectional merupakan suatu pendekatan yang ditujukan untuk menggali
informasi terkait beberapa kelompok atau individu yang memiliki range umur berbeda, dalam
jangka waktu penelitian yang relatif singkat.
Pelaksanaan metode ini adalah dengan meneliti seseorang atau sekelompok anak yang setaraf
dalam waktu tertentu untuk selanjutnya hasilnya dibandingkan (disilang) dengan anak setaraf
lainnya, dan kemudian disimpulkan sebagai wujud hasil akhir penelitian. Metode ini pernah
digunakan oleh Arnold Gesell.
Kelebihan pendekatan ini yaitu tidak perlu waktu yang lama bagi peneliti untuk menunggu
pertumbuhan seorang manusia memungkinkan kita mengumpulkan data dari banyak subjek dan
membandingkan perbedaan antar kelompok, metode cross sectional memungkinkan peneliti
untuk melihat banyak karakteristik sekaligus (usia, pendapatan, jenis kelamin, dan lain-lain),
riset crosssectional tidak melibatkan manipulasi variable, Cross sectional dapat memberikan
informasi tentang apa yang terjadi dalam populasi saat ini, menangkap momen tertentu dalam
satu waktu, dan memerlukan biaya yang relative rendah.
Kekurangan pendekatan ini yaitu kurangnya informasi terkait perubahan individu dan
stabilitas karakteristiknya, sehingga naik turunnya perkembangan tidak tergambar dengan jelas
atau masih bias, lit untuk membangun hubungan sebab-akibat menggunakan studi cross-
sectional, karena mereka hanya mewakili pengukuran satu kali dari dugaan sebab dan akibat,
karena studi cross-sectional hanya mempelajari satu momen dalam waktu, studi tersebut tidak
dapat digunakan untuk menganalisis perilaku selama periode waktu tertentu atau menetapkan
tren jangka panjang, waktu snapshot cross-sectional mungkin tidak mewakili perilaku grup
secara keseluruhan.
B. Saran
Penulis sangat sadar bahwasannya makalah yang penulis buat masih belum sempurna, maka
dari itu, kami selaku penyusun makalah ini, memohon saran serta saran yang membangunnya
dari pembaca, guna kesempurnaan dan kelengkapan materi yang ada pada makalah ini. Penulis
akan lapang dada menerima saran atau tambahan yang pembaca erikan guna kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA