Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

CABANG PSIKOLOGI DAN


PENDEKATAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING
MARWAN KURNIAWAN RAHIM, S.Sos.I

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK IV

1. WA ODE HELSIMAWATI
2. NESRY RUSDAYANA
3. IINANG RAENI
4. ABDUL HADI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. Karena Berkat nikmat dan Rahmat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan tidak lupa sholawat dan
salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membebaskan kita
dari zaman kebodohan.
Dalam makalah ini penyusun membahas tentang “cabang psikologi
dan pendekatan psikologi pendidikan”. Makalah ini diharapkan dapat menjadi
sumber informasi bagi yang membutuhkan baik dunia pendidikan ataupun
para akademis yang ingin meningkatkan pengetahuannya. Apabila ada
kesalahan dalam makalah ini penyusun minta maaf. Karena kealpaan dan
kekhilafan itu adalah sifat manusia yang nyata di dunia. Apabila ada kritik dan
saran membangun dalam penulisan maupun dalam pembahasan makalah ini
demi kemajuan pendidikan, sangat diharapkan.
Akhir kata dari penyusun mengucapkan terima kasih banyak.

Baubau, November 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Cabang-cabang Psikologi ..................................................................... 3
B. Pendekatan Psikologi Pendidikan ........................................................ 11
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 18
A. Kesimpulan ........................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Psikologi adalah suatu ilmu yang mengkaji perilaku individu dalam


interaksi dengan lingkunganannya. Perilaku yang dimaksud adalah dalam
pengertian yang luas sebagai manifestasi hayati (hidup) yang meliputi
motorik, kognitif, konatif dan afektif. Peran psikologi dalam pembelajaran
dan pengajaran yaitu dapat menciptakan suatu proses pembelajaran dan
pengajaran yang efektif.
Tenaga pendidik khususnya guru sangat dituntut memiliki berbagai
macam pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan
zaman, kemajuan sains dan teknologi. Pendidikan selalu melibatkan
kejiwaan manusia, sehingga psikologi merupakan salah satu yang sangat
penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu keberhasilan pendidik
dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh
pemahamannya tentang seluk beluk pendidikan termasuk psikologis
dalam pendidikan. Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan
berbagai aspek kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan
dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan pengalaman dan
tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita•cita bahkan
perbedaan kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik
perlu memahami perkembangan individu peserta didiknya baik itu prinsip
perkembangannya maupun arah perkembangannya.
Para pendidik sangat diharapkan memiliki pengetahuan yang banyak
tentang psikologi pendidikan sehingga dapat bermanfaat bagi para
peserta didik melalui proses pembelajaran. Psikologi pendidikan adalah
ilmu yang mempelajari tentang prilaku manusia di dalam dunia pendidikan

1
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil yang baik. Menurut Syah
(2010:24) Psikologi pendidikan merupakan sebuah disiplin psikologi yang
khusus mempelajari, meneliti dan membahas seluruh tingkah laku
manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku
belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru), dan tingkah laku
mengajar-belajar (oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi). Dalam
proses belajar mengajar peran guru tidak hanya membimbing dan
memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
akan tetapi psikologi peserta didik juga harus diperhatikan.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut :
1. Apa saja cabang-cabang psikologi?
2. Apa saja macam-macam pendekatan psikologi pendidikan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cabang-cabang psikologi
2. Untuk mengetahui pendekatan psikologi pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. CABANG PSIKOLOGI
1. Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang meneliti
dampak atau pengaruh sosial terhadap perilaku manusia. Bidang ini
sangat luas, mencakup berbagai bidang studi dan beberapa disiplin
ilmu. Psikolgi sosial juga digunakan dalam berbagai disiplin dan
industri; banyak orang memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi sosial
bahkan tanpa menyadari hal itu ketika mereka mencoba untuk
mengendalikan kelompok, pengaruh pendapat seseorang, atau
menjelaskan mengapa seseorang berperilaku dengan cara tertentu.
Menurut Gordon Allport (1985), psikologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang berusaha memahami dan menjelaskan
bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang
dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara:
1) secara nyata atau actual
2) dalam bayangan atau imajinasi
3) dalam kehadiran yang tidak langsung (implied)
Menurut Show & Costanzo (1970), psikologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari perilaku individual sebagai fungsi
stimulus-stimulus sosial. Defenisi ini tidak menekankan stimulus
eksternal maupun proses internal, melainkan mementingkan
hubungan timbale balik antara keduanya. Stimulus diberi makna
tertentu oleh manusia dan selanjutnya manusia bereaksi sesuai
dengan makna yang diberikannya itu.
Menurut Baron & Byrne (2006), psikologi sosial adalah bidang
ilmu yang mencari pemahaman tetnang asal mula dan penyebab

3
terjadinya pikiran serta perilaku individu dalam situasi-situasi sosial.
Defenisi ini menekankan pada pentingnya pemahaman terhadap asal
mula dan penyebab terjadinya perilaku dan pikiran.
Menurut Sarlito Wirawan, setelah menyimpulkan beberapa
defenisi psikologi sosial membedakan tiga wilayah studi psikologi
sosial sebagai berikut:
1) Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya
studi tentang persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat).
Walaupun topik-topik ini bukan monopoli dari psikologi sosial,
namun psikologi sosial tidak dapat menghindar dari studi tentang
topik-topik ini.
2) Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa,
sikap sosial dan sebagainya.
3) Studi tentang interaksi kelompok, misalnya: kepemimpinan,
komunikasi, hubungan kekuasaan, otoriter, konformitas
(keselarasan), kerjasama, persaingan, peran dan sebagainya.

2. Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang
mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun
setelah kelahiran berikut kematangan perilaku. ( J.P. Chaplin, 1979 ).

Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang


mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang
proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati.
( Ross Vasta. dkk, 1992 ).
Teori- Teori Perkembangan sebagai berikut :
1) Aliran Asosiasi

4
Teori yang tertua adalah yang diajukan oleh seorang psikolog
Jerman yang bernama Johan Freederische Herbart. Teorinya
disebut teori assosiasi. Disebut demikian karena Herbart
berpendapat bahwa seluruh proses perkembangan itu diatur dan
dikuasai oleh kekuasaan hukum assosiasi. Herbart berpendapat
bahwa terjadinya perkembangan adalah kerena adanya unsur-
unsur yang berassosiasi. Sehingga sesuatu yang semula bersifat
simpel makinlama makin banyak dn kompleks.
Herbart berpendapat demikian kerena teorinya, bahwa anak
baru lahir keadaan jiwanya masih bersih. Sejak alat indranya dapat
menangkap sesuatu yang datang dari luar maka alat indra itu
mengirimkan gambar atau tanggapan kedalam jiwanya. Makin
banyak tangkapan makin banyak pula tanggapan. Di dalam
jiwa,.tanggapan-tanggapan ini berassosiasi dengan sesamanya,
dengan kekuatan yang dapat diukur. Tanggapan yang sejenis,
dengan kekuatan yang diukur. Tanggapan yang sejenis
berassosiasi dan yang tidak sejenis tolak menolak secara mekanis
dan makin lama makin banyak dan inilah perkembangan itu.
2) Tipologi Gestalt (Wilhelm Wundt)
Kira-kira setengah abad setelah Herbart dengan teori
assosiasi nya menguasai dunia psikologi, muncul di Jerman para
ahli yang menamakan dirinya para psikolog Modern (dengan
laboratorium psikologinya) mengajukan reaksi terhadap terori
Herbart.
Mereka berpendapat bahwa proses perkembangan bukan
berlangsung dari sesuatu yang simpel, ke sesuatu yang kompleks
melainkan berlangsung dari sesuatu yang bersifat global
(menyeluruh tetapi samar-samar) menuju semakin lama semakin
jelas keadaannya. Tampak bagian-bagian dalam keseluruhan itu.

5
Jadi dari keadaan Gestalt ke struktur. Bagian-bagian itu bukan
merupakan pecahan-pecahan dari Gestalt, melainkan merupakan
kesatuan-kesatuan tertentu yang baru berpaedah bila ia berada di
dalam Gestalt tersebut. Ia berada ditempatnya yang spesifik dan
akan merusak Gestalt bila ia dipisahkan.
Neo-Gestalt, (Kurt Lewin) menambahkan adanya proses
stratifikasi dalam proses deferensiasi. Tegasnya disamping
adanyadiferensiasi yang berlangsung terus-menerus,kelanjutan
diferensiasi itupun berkembang setahap demi setahap, strata demi
strata. Pada bayi, ia mengalami proses diferensiasi kemudian naik
ke tahap (strata) masa kanak-kanak. Dalam masa kanak-kanak ini
proses diferensiasi berjalan terus, kemudian naik ke strata masa
anak . demikian seterusnya.
3) Teori  Sosialisasi (James Mark Ba Circuldwin)
Teori ini berpendapat bahwa proses perkembangan itu
adalah proses sosialisasi dari sifat individualis. Dalam hal ini
Baldwin terkenal dengan teori : Circulair reaction. Ia berpendapat
bahwa perkembangan sebagai proses sosialisasi,adalah dalam
bentuk imitasi yang berlangsung dengan adaptasi dan seleksi.
Adaptasi dan seleksi berlangsung atas dasar hukum efek (Law Of
Effect).Tingkah laku pribadi seseorang adalah hasil peniruan
(imitasi).
Kebiasaan adalah imitasi terhadap diri sendiri sedang
adaptasi adalah peniruan terhadap orang lain oleh efeknya sendiri
tingkah laku itu dipertahankan. Selanjutnya oleh efeknya sendiri
tingkah laku itu dapat ditingkatkan faedah dan prestasinya. Dalam
hal yang demikian inilah terkandung daya kreasi,sehingga
manusia mampu menggunakan hasil peniruan itu sesuai dengan

6
kebutuhannya sendiri. Teori ini mendapat dukungan dari Wstern
:Bechterev dan Koffka.

3. Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan merupakan pembelajaran yang sistematis
tentang proses- proses dan faktor yang berhubungan dengan
pendidikan manusia untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman
dan cara bertingkah laku yang baik. Menurut Syah (2002) bahwa
psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin ilmu psikologi yang
menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa psikologi pendidikan adalah salah satu ilmu yang
mempelajari tentang prilaku manusia didunia pendidikan yang
meliput studi sistematis tentang proses yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam
proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang
kehidupan manusia pada umumnya serta gejala•gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia
perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia
sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan
untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat
hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan
kecerdasan, berpikir, dan belajar (Tirtarahardja, 2005: 106).
Menurut Syah (2010:17) , ada beberapa hal yang penting
mengenai kajian psikologi pendidikan antara lain:
a. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang
didasarkan atas hasil- hasil temuan riset psikologis
b. Hasil-hasil temuan riset psikologi tersebut kemudian dirumuskan

7
sedemikian rupa hingga menjadi konsep-konsep, teori-teori, dan
metode-metode serta strategi-strategi yang utuh;
c. Konsep, teori, metode dan strategi tersebut kemudian
disistemasikan sedemikian rupa hingga menjadi “repertoire of
Resources”, yakni rangkaian sumber yang berisi pendekatan
yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktik-praktik
kependidikan khusunya dalam mengajar- mengajar.
Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para guru
berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-
sekolah (Dalyono: 2001). Ada 10 macam kegiatan pendidikan yang
banyak memerlukan prinsip-prinsip psikologi, yaitu:
a. Seleksi penerimaan siswa baru.
b. Perencanaan pendidikan.
c. Penyusunan kurikulum.
d. Penelitian kependidikan.
e. Administrasi kependidikan.
f. Pemilihan materi pelajaran.
g. Interaksi belajar mengajar.
h. Pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
i. Metodologi mengajar.
j. Pengukuran dan evaluasi

4. Psikologi Klinis
Psikologi klinis adalah cabang psikologi yang berfokus pada
penanganan, penganalisisan, dan diagnosa penyakit-penyakit jiwa.
Lahan kerja psikologi klinis meliputi banyak hal, mulai dari kelainan
emosi jangka pendek, seperti konflik keluarga, hingga kelainan
mental yang sangat parah, seperti schizophrenia.

8
Menurut American Psychological Association (1935), psikologi
klinis ialah ilmu terapan untuk mendefinisikan kapasitas dan
karakteristik perilaku individu melalui metode pengukuran, analisa,
dan observasi. Di mana berdasarkan penemuan data yang
terintegrasi dengan pengukuran fisik dan sejarah kehidupan,
kemudian memberikan saran dan rekomendasi agar individu dapat
menyesuaikan diri dengan tepat terhadap lingkungan.
Menurut Witemer tahun 1912 psikologi klinis adalah metode
yang digunakan untuk mengubah atau mengembangkan jiwa
seseorang berdasarkan hasil observasi, eksperimen, dan tritmen
pedagogis (pendidikan yang menimbulkan suatu perubahan). Ciri
psikologis klinis :
a. Memiliki orientasi ilmiah-profesional yaitu adanya ciri berupa
penggunaan metode ilmu dan kaidah psikologi, dalam pemberian
bantuan terhadap individu yang menderita kecemasan. Psikologi
melalui intervensi dan evaluasi psikologis.
b. Menampilkan kompetensi psikologi, karena psikologi klinis terlatih
dalam menggunakan petunjuk dan pengetahuan psikologi dalam
kerja professional.
c. Menampilkan kompetensi klinisi karena berusaha mengerti orang
lain
d. Ilmiah, karena menggunakan metode ilmiah untuk mencapai
presisi dan objektivitas dalam cara kerja profesionalnya dengan
tetap melakukan validasi untuk setiap individu yang ditangani

5. Psikologi Industri dan Organisasi


Ilmu psikologi industri dan organisasi (I/O) menurut
Munsterberg adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dalam dunia kerja. Sedangkan menurut Munadar ilmu Psikologi I/O

9
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam perannya
sebagai tenaga kerja dan konsumen, baik secara perorangan
maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya dapat
diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan
kemanfaatan bersama.
Tingkah laku I/O dipusatkan pada tingkah laku ‘terbuka’ yang
secara langsung dapat diamati. Sedangkan tingkah laku yang
tertutup dapat disimpulkan melalui ungkapannya kedalam tingkah
laku terbuka.
adi, Psikologi industri dan organisasi merupakan hasil
perkembangan dari psikologi umum, psikologi eksperimen dan
psikologi khusus. Sekarang, perilaku manusia dalam kaitan dengan
kegiatan industri dan organisasi dipelajari untuk perkembangan teori,
aturan dan prinsip psikologi baru yang berlaku umum dalam lingkup
industri dan organisasi. Alat untuk mengukur perbedaan manusia
juga tetap dikembangkan untuk meningkatkan kecermatan dalam
melaksanakan pemeriksaan psikologi untuk tujuan seleksi,
penempatan, pengenalan diri, penyuluhan kejuruan dan
perkembangan karier. Segi terapan dari psikologi industri dan
organisasi menimbulkan tafsiran bahwa psikologi bermanfaat bagi
manajemen, bagi pimpinan dan pemilik perusahaan dan merugikan
para tenaga kerja dan konsumen.
Psikologi industri dan organisasi merupakan suatu keseluruhan
pengetahuan (A Body Of Knowledge) yang berisi fakta, aturan-aturan
dan prinsipprinsip tentang perilaku manusia pada pekerjaan.
Pengetahuan ini dapat disalah gunakan sehingga dapat
membahayakan dan merugikan pihak-pihak yang terlibat.
Penggunaan pengetahuan psikologi industri dan organisasi harus

10
ditunjukan untuk kepentingan dan kemanfaatan pihak-pihak yang
terlibat, bik perusahaan sebagai organisasi maupun karyawannya.
Psikologi industri dan organisasi merupakan hasil
perkembangan dari psikologi umum, psikologi eksperimen dan
psikologi khusus. Sekarang, perilaku manusia dalam kaitan dengan
kegiatan industri dan organisasi dipelajari untuk perkembangan teori,
aturan dan prinsip psikologi baru yang berlaku umum dalam lingkup
industri dan organisasi. Alat untuk mengukur perbedaan manusia
juga tetap dikembangkan untuk meningkatkan kecermatan dalam
melaksanakan pemeriksaan psikologi untuk tujuan seleksi,
penempatan, pengenalan diri, penyuluhan kejuruan dan
perkembangan kariere. Segi terapan dari psikologi industri dan
organisasi menimbulkan tafsiran bahwa psikologi bermanfaat bagi
manajemen, bagi pimpinan dan pemilik perusahaan dan merugikan
para tenaga kerja dan konsumen.

B. PENDEKATAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN


1. Pendekatan Filosofis
Pendekatan filosofis dalam psikologi yaitu melakukan
pendekatan psikologi dari aspek spiritual atau jiwa semata-mata
dengan berpandukan intuitif, hasil renungan atau proses pemikiran
bahkan berdasarkan sumber-sumber religius yang berkaitan dengan
jiwa.
Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih
luas, kompleks, lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh
pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual dan tidak dapat
dijangkau oleh sains. Pengetahuan ini tidak bisa dicapai oleh indera
manusia, oleh karna itu pendekatan filosofis juga disebut sebagai
Psikologi Metaphisika

11
Beberapa metode yang bersifat filosofis, antara lain:
a. Metode Intuitif
Metode intuitif adalah melakukan penyelidikan dengan jalan
sengaja atau tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari. Dalam
keadaan terakhir itu kita mengadakan penilaian terhadap sesama
kita atau benar-benar ingin kita ketahui keadaannya, melalui
kesan kita terhadap orang-orang tersebut. Dalam langkah seperti
ini, kesan pertama adalah peranan yang paling besar dalam
pengambilan kesimpulan. Sudah tentu metode ini kurang
memenuhi syarat. Karenanya harus dikombinasikan dengan
metode-metode lain guna memperoleh kesimpulan yang dapat
dipercaya
b. Metode Kontemplatif
Metode kontemplatif adalah melakukan penyelidikan
dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan
mempergunakan kemampuan berfikir kita. Alat utama yang
dipergunakan adalah pikiran kita yang benar-benar sudah dalam
keadaan objektif. Dalam arti murni tidak tercampur dengan alat-
alat lain, serta tidak tercampur juga dengan pengaruh-pengaruh
luar yang bersifat lahiriah dan biologis. Metode ini sering
digunakan sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan pada
abad ke-17, karena pandangan empirisme menjadi domonan.
Pandangan ini menyatakan bahwa untuk memperoleh
pengetahuan adalah melalui empiri atau pengalaman, sehingga
observasi untuk memperoleh kenyataan yang objektif dan
pendapat sebelumnya yang tidak lagi memuaskan oleh para ahli,
ditinggalkan

c. Metode Besifat Filosofis Relijius

12
Metode ini dilakukan dengan mempergunakan materi-materi
agama, sebagai alat utama untuk meneliti pribadi manusia. Nilai-
nilai yang terdapat dalam agama itu merupakan kebenaran-
kebenaran yang absolute dan pasti benar. Dengan kata lain kita
menyelidiki jiwa manusia beserta beserta segala seginya dengan
menggunakan materi-materi agama yang tertera dalam Kitab
Suci sebagai norma standart penilaian.
Menurut Achmad Mubarak, desain kejiwaan manusia
diciptakan tuhan sangat sempurna, berisi kapasitas-kapasitas
kejiwaan, seperti berpikir, merasa dan berkehendak. Jiwa
merupakan sistem (disebut sistem nafsani) yang terdiri dari
subsistem Aql, Qalb, Bashirat, Syahwat da Hawa. Aql (akal)
merupakan problem solving capacity, yang bisa berfikir dan
membedakan yang baik dan buruk. Qalb (hati) merupakan
perdana menteri dari sistem nafsani. Dialah yang memimpin kerja
jiwa manusia. Qalb memiliki otoritas memutuskan sesuatu
tindakan. Bashirat juga bisa disebut nurani, dari kata nur, dalam
bahasa Indonesia menjadi hati nurani. Karakteristik hawa adalah
ingin segera menikmati apa yang diinginkan tanpa memedulikan
nilai-nilai moralitas. Orang yang memenuhi tuntutan hawa,
tindakannya cenderung distruktif. Dalam bahasa Indonesia
disebut hawa nafsu, atau menurut teori Freud disebut id

2. Pendekatan Fisiologis
Pengertian dari segi bahasa, fisiologi merupakan turunan biologi
yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan
kimiawi, yaitu kajian mengenai kehidupan benda hidup. Fisiologi
merujuk pada pengkajian mengenai sifat fisikal benda hidup, cara
organise berinteraksi satu sama lain dan juga dengan alam sekitar

13
dengan kelebihan atau kekurangan fisikal tersebut. Fisiologi
menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul,
sel, jaringa, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan
menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung
kehidupan.
Dalam arti kata lain, pendekatan fisiologis adalah pendekatan
berdasarkan aspek fisiologis semata-mata dan tidak berkaitan
dengan jiwa dan perasaan. Seperti contoh, sekiranya kita menemui
seorang lelaki dewasa yang bercakap dengan terbata-bata dan tidak
lancar. Jika diperhatikan dari aspek fisiologis, ketidaklancaran lelaki
tersebut berbicara mungkin saja diakibatkan oleh kerusakan pada
bagian tertentu pada otak yang mengontrol aktivitas percakapan,
sehingga mengakibatkan perbuatan tersebut.

3. Pendekatan Psikofisis
Psikofisis terdiri dari dua kata yaitu “Psiko” yang berarti jiwa,
dan “fisis” yang diambil dari kata fisik. Berlainan dengan sebelumnya,
pendekatan-pendekatan hanya dilakukan berdasarkan aspek
dalaman atau aspek luaran semata-mata. Pendekatan psikofisis yaitu
pendekatan yang dilakukan melalui kedua aspek yaitu aspek dalam
(jiwa) dan aspek luar (fisik), dan kedua aspek ini saling berhubungan
antara satu dengan yang lain
Beberapa ahli psikologi memandang kegiatan kejiwaan sebagai
suatu sistem psikofisis. Psikologi yang modern justru
mempergunakan metode-metode experimental dengan mengambil
manfaat dari kemajuan-kemajuan penemuan di bidang psikologi dan
matematika, guna mempelajari dan menganalisa persoalan-
persoalan psikologi. Beberapa peristiwa kejiwaan yang dapat
diterangkan dari adanya pengetahuan yang sangat lengkap tentang

14
neurology misalnya, sehingga para ahli berpendapat bahwa ada kerja
sama yang erat antara jiwa dan jasmani.
Penemuan-penemuan modern telah membuktikan bahwa fisik
bisa mempengaruhi kejiwaan manusia. Seperti halnya dengan
mendengarkan lagu-lagu yang berentak perlahan mampu melahirkan
perasaan yang tenang. Sebaliknya lagu-lagu yang rancak bisa
melahirkan rasa agresif. Sehingga beberapa eksperimen telah
dilakukan dengan menanamkan microelectrode pada bagian-bagian
tertentu dalam otak. Suatu sensasi rasa senang akan dirasakan
sekiranya distimulasi dengan arus listrik yang lemah. Begitu juga
sebaliknya, kejiwaan mampu mempengaruhi fisik manusia

4. Pendekatan Antroposentris
Antroposentris adalah teori etika lingkungan yang memandang
manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Suatu kebijakan
dan tindakan yang baik dalam kaitan dengan lingkungan hidup akan
dinilai baik kalau mempunyai dampak yang menguntungkan bagi
kepentingan manusia Pendekatan antroposentris ini memusat pada
manusia, kita melihat bahwa tiap pendekatan kepribadian memiliki
filosofi interistik hakikat manusia.
Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk
yang harus hidup dengan sesamanya dan selalu membutuhkan
kerjasama dengan sesamanya, tetapi lebih dari itu manusia juga
mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan sosial berarti kemampuan
untuk menyesuaikan tingkah laku dengan harapan dan pandangan
orang lain. Misalnya seseorang akan berbeda kalau menghadapi
orang yang sedang marah, gembira ataupun sedih

5. Pendekatan Fungsionalis

15
Fungsional adalah penyesuaian diri sebagai proses untuk
mempertemukan tuntunan diri sendiri dan lingkungannya.
Pendekatan fungsional adalah pendekatan psikologi yang melihat
bagaimana cara beradaptasi seseorang dengan lingkungannya.
Contoh: di dalam rumah tangga ada ayah, ibu dan enam anak laki-
laki dan satu anak perempuan, dilihat dari adaptasinya anak
perempuan itu cenderung bertingkah seperti laki-laki karena
terpengaruh oleh lingkungan keluarganya yang dominan laki-laki
James menjelaskan bahwa psikologi fungsionalis adalah
psikologi yang memandang psikis (mind) sebagai fungsi atau
digunakan oleh organisme untuk menyesuaikan atau adaptasi
dengan lingkungannya. Fungsionalis mempelajari psikis tidak bertitik
tolak pada komposisi atau struktur dari psikis atau struktur mental
yang terdiri dari elemen-elemen, tetapi dari fungsi ataau proses
mental yang mengarah pada akibat-akibat yang praktis
Jean Peaget dalam teori perkembangan kognitif menerangkan
bahwa adaptasi biologi terhadap lingkungan merupakan bagian dari
intelegensi seseorang. Ada tiga aspek intelegensi yang dikemukakan
oleh piaget, yaitu aspek struktur, struktur dan organisasi terhadap
lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita
eksternal secara pasif. Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam
dua cara yakni Asimilasi dan Akomodasi. Asimilasi mengambil
sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya ke dalam struktur yang
sudah ada, dapat dikatakan bahkan asimilasi merupakan proses
penyesuaian lingkungan yang sudah ada dan mencocokannya
kepada manusia itu sendiri. Sedangkan akomodasi, organisasi
memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai
lingkungannya. Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka
mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal.

16
Jadi dapat dikatakan bahwa proses akomodasi merupakan proses
penyesuaian diri manusia itu sendiri kepada lingkungannya

6. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah pendekatan dengan cara
memahami aspek perilaku tertentu, yang dapat dipakai untuk
menjelaskan semua prilakunya. Contoh: ada seseorang yang terdiam
dan merenung, dilihat dari pendekatan filosofisnya mungkin dia
mempunyai gangguan pada jiwanya. Kalau dilihat dari pendekatan
antroposentrisnya mungkin dia dilihat dari naluri biologisnyadia belum
makan sehingga merasakan lapar dan lemas. Kalau dilihat dari
pendekatan fungsional mungkin dia mengalami masalah di rumah
dengan keluarga sehingga tempat itu digunakan pelarian untuk
merenung. Kalau dilihat dari pendekatan saintifiknya mungkin kita
dapat memahami aspek prilaku sebelum kejadian ini terjadi, kita
dapat meneliti dan mengamati sesungguhnya apa yang terjadi
sehingga ini bisa merasaa seperti ini.
Pengetahuan yang dilakukan secara sistematis menghasilkan
hkum dan teori, hukum akan dikgunakan untuk menerangkan
hubungan-hubungan ang teratur dan sudah dapat diduga.
Sedangkan teori akan dipergunakan untuk menjelaskan hasil
eksperimen atau data dan teori akan menjelaskan bagaimana
penemuan mutakhir telah menghasilkan sesuatu.

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara garis besar, caabang-cabang psikologi meliputi :
1. Psikologi Sosial
2. Psikologi Perkembangan
3. Psikologi Pendidikan
4. Psikologi Klinis
5. Psikologi Industri dan Organisasi

Sedangkan pendekatan psikologi pendidikan diantaranya sebagai


berikut:
1. Pendekatan Filosofis
2. Pendekatan Fisiologis
3. Pendekatan Psikofisis
4. Pendekatan Antroposentris
5. Pendekatan Fungsionalis
6. Pendekatan Saintifik
7.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
sehingga penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca

18
DAFTAR PUSTAKA

M. Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta


Suryabrata. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wiramihardja, Prof .Dr. Sutardjo S. 2004. Psikologi “Pengantar Psikologi
Klinis”.Refika Aditama : Bandung

19

Anda mungkin juga menyukai