Anda di halaman 1dari 18

RESUME / RINGKASAN BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN KARYA

Drs. M. NGALIM PURWANTO, MP


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Dosen : Sofyan Sauri,M.Pd

Disusun Oleh :
MARDI
Kelas/Semester :
D/1 ( Satu )
Prodi/Jurusan :
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang
membahas tentang “Resume/Ringakasan Buku Psikologi” meskipun bentuknya sangat
jauh dari kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam saya kirimkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari
alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait
dengan materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat
dipahami oleh pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang
membimbing mata kuliah Bimbingan dan Konseling atas bimbingannya pada semester
ini meskipun baru memasuki awal perkuliahan.Kami juga mengharapkan agar makalah
ini dapat dijadikan pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan
makalah ini, karena apalah gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak
dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan
makalah ini dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.

Menes, 20 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................1
A. Pengertian Psikologi.......................................................................................2
B. Pembawaan Lingkungan Dan Keturunan.......................................................4
C. Mengapa MAnusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar....................................6
D. Berfikir...........................................................................................................9
E. Motivasi..........................................................................................................11
F. Belajar............................................................................................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................15


A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dapat diragukan lagi bahwa sejak anak manusia lahir ke dunia, telah
dilakukan usaha-usaha pendidikan. Manuasia telah berusaha mendidik anak-
anaknya meskipun dalam cara yang sangat sederhana. Pendidikan keharusan bagi
setiap pendidik yang bertanggung jawab, bahwa dia dalam tugasnya harus
dilaksanakan dalam cara yang sesuai keadaan si anak didik.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesama manusia,
dengan tujuan dapat memperlakukannya dengan lebih cepat. Karena itu
pengetahuan psikologis mengenai anak didik dalam proses pendidikan adalah hal
yang penting dan penting bagi setiap pendidik.
B. Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas pengertian, sejarah, ruang lingkup, metode serta
belajar psikologi pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi
Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka psikologi sering di terjeahkan
menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang
berarti ilmu. Sebernya tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak dari pandangan
dualiame manusia, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian
jasmani dan rohani.
Dengan singkat dapat dapat kita katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan secara luas ialah
segala kegiata, tindakan perbuatan manusia maupun yang tidak kelihatan,yang
disadari maupun tidak disadarinya. Termasuk di dalamnya: cara berbicara, berjalan,
berpikir/atau mengambil keputusan, cara ia mengambil sesuatu, caranya beraksi
terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupnun dari dalam dirinya.
1. Obyek Psikologi
a. Obyek Material
Yakni yang di pandang dengan keseluruhan. Adapun obyek material dari
psikologi ialah manusia, disamping menjadi obyek psikologi juga bagian
obyek bagi ilmu-ilmu yang lain.seperti, sosiologi, antropologi,sejarah, biologi,
ilmu kedokteran, ilmu hukum, ilmu mendidik, semuanya obyenya adalah
manusia.
b. Obyak Formal
Jika di pandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan
psikologi itu. Dalam hal ini maka obyek formal psikogi adalah berbeda-beda
menurut perubahan zaman dan dan pandangan para ahli masing-masing. Pada
zaman yunani sampai dengan abad pertengahanyang menjadi obyek formalny
ialah hakekat jiw. Kemudian pada masa Descartes obyek psikologi itu ialah
gejala-gejala kesadaran.

2. Hubungan Psikologi Dengan Ilmu-Ilmu Lainya


a) Psikologi dan Antropologi

2
Secara etimologis, antropologi berarti tentang manusia, antropologi
sebagai ilmu yang masih muda yang mempunyai perhatian terhadap semua
cabang pengatahuan yang berhubungan dengan manusia.
b) Psikologo dan Sosiologi
Pra ahli psikologi terutama memusatkan perhatian kepada tingkah laku
kelompok. Ia mempelajari pengaruh-pengaruh kelompok terhadap
individu-individu yang termasuk kedalam kelompok itu.masalah-masalah
yang diselidiki oleh sosiologi antara lain masalah-masalah kejahatan,
kenakalan/kejahatan anak-anak, percerai/talak, perkembangan atau
perubahan sifat-sifat keluarga dan sebagainya.
c) Psikologo dan Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang
ada dalam tubuh manusia (seperti : fungsi perut dan hati, limpa dan
empedu) dan berbagai sistem peredaran (seperti peredaran darah,makanan,
pengeluaran sisa-sisa pembakaran dan sebagainya).

3. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


Mengingat bahwa psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang
memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-
teknik psikologi kedalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi
pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan
pendidikan.
Yang merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain:
1) Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang
perpengaruh terhadap belajar
2) Sifat-sifat dari proses belajar
3) Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
4) Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam
kecepatan dan keterbatasan belajar
5) Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam
belajar.
6) Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.
7) Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.

3
8) Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan
pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap individu.
9) Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah.
10) Akibat psikologis yang di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis
terhadap sikap para sisiwa.
B. Pembawaan lingkungan dan keturunan
Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah dan dengan demikian
memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun
lamanya para ahli didik, ahli bologo, ahli psikologi, dan lain-lain pemikiran dan
berusaha mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia itutergantung
pada pembawaan ataukah pada lingkungan.
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu disini di
kemukakan adanya beberapa pendapat:
1. Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di
tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah
terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya.
Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaannya.
2. Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa
itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan
pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum empiris ini terkenal
dengan nama optimisme paedagogis.
 Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William Strem. Ia
berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-daunya menentukan
perkembangan manusi.
Pembawaan Dan Keturunan
a. Keturunan
Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang anak adalah
keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui
sel-sel kelamin dari generasi yang lain.

4
Banak para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang
berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum
dapat dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun beberapa faktor yang menyulitkan
pelaksanaan penyelidikan tersebut dengan baik,antara lain :
 Pada manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut rencana
tertentu umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat berlainan
asalnya seperti yang dapat dilakukan terhadap binatang atau tumbuhan-
tumbuhan.
 Masa perkembangan manusia yhang sangat lama, sehingga mengakibatkan
sifat-sifat yang ada yang terjadi karena keturunan dapat tersembunyi dengan
lamanya, sebelum sifat-sifat itu menampakkan diri pada suatu individu yang
tertentu.
 Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik tdak
akan mungkin akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap lebih
dari satu kerturunan.
 Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan hanyan
sedikit sekali).
b. Pembawaan
Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana hubungannya
atau adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan, marilah kita ikuti uraian
yang berikut.
Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapatlah kiranya kita mengatakan :”
pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang dapat
suatu individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat
diwajutkan (direalisasikan)
Hanya dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk
wataknya dan tingkah laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil
kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang tentu ada pada individu itu.
Sifat-sifat pembawaan atau kesanggupan-kesanggupan yang termasuk dalam
struktur pembawaan itu tidak semuanya dapat berkembang atau menunjukkan diri
dalam perwujudannya. Lalent atau tersembunyi ; jadi tetap tinggal sebagai
kemungkinan saja, yang tidak mewujudkan diri.

5
Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawaan itu
sehingga menjadi wujud (actual ability) atau tetap tinggal terpendannya suatu sifat
pembawaan (potensial ability), ialah faktor-faktor dari luar (umpamanya karena
mendapat kesempatan atau ltihan atau pengajaran yang cukup) maupun faktor-
faktor dari dalam (umpamanya konstitusi badan yang demikian rupa sehingga tidak
memungkinkan perkembangannya sifat-sifat pembawaannya itu).
Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan
Perlu pula kiranya disini kita singgung sedikit beberapa macam pembawaan, antara
lain:
· Pembawaan Jenis
· Pembawaan Ras
· Pembawaan Jenis Kelamin
· Pembawaan Perseorangan
Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya
lebih ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain ialah :
a) Konstitusi tubuh
b) Cara bekerja alat-alat indra
c) Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
d) Tipe-tipe perhatian
e) Cara-cara berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
f) Tempo dan ritme perkembangan
C. Mengapa Manusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar
Tenag-Tenaga Pendorong Pada Manusia
Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia
luar itu agar dapat berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya yang
mendorong manusia dari dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut dorongan
Nafsu (driften). Yang di maksud dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong
maju yang memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai
sesuatu yang berupa denda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.
Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri
agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.

6
b) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Dorongan ingin tau,melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.
Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju
dan akin tinggi.
c) Dorongan nafsu mempertahankan jeni
Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak sadar,selalu menjaga agar
jenisnya atau keturanannya tatap berkembang dan hidup.
Ada pula yang membagi dorongan nafsu itu mrnjadi empat macam ialah sebagai
berikut :
a. dorongan nafsu vital
Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-nilai
atau benda-benda yang perfaedah bagi organisme(jasad).
b. dorongan nafsu egois
nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada diri
sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab. Hidup
dorongan nafsu egois ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada
perkembangan dan kesempurnaan diri.
c. dorongan nafsu social
hidup dorongan nafsu social, mendorong manusia berkumpul dan mengadakan
kontak dengan manusia lain berupa persahabatan, perkawinan dan sebagainya yang
memungkinkan hidup masyarakat.
d. Dorongan Nafsu Super Social
Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan nafsu
diarahkan kepada penghayatan atas perhubungan dengan yang Mayakuasa, sebagai
asal mula yang ada.
 Daya-Daya/Alat-Alat Interaksi Manusia Dengan Dunia Luar
a. Pengamatan
Suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar melalui/dengan
menggunakan alat dria.seperti : melihat,mendengar, mencium, meraba sesuatu dan
sebagainya.pengamatan merupakan dasar bagi setiap pengalaman dan pengatahuan
seseorang.
b. Ingatan

7
Kesan-kesan yang tertinggal dari pengamatan di dalam diri manusia yang berupa
tanggapan-tanggapan maupun pengartian itu disimpan sewaktu-sewaktu
dikeluarkan lagi. Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesa-kesan itu disebut
daya ingatan.
c. Fantasi
Daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru
dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.
Ada dua pendapat yang bertentangan terhadap perkembangan dan gunanya
Fantasi itu bagi mannusia;
Montesori, berpendapat bahwa fantasi itu tidak baik dikembangkan pada diri
anak-anak karena pendapatnya melatih fantasi pada anak-anak itu berarti mengajar
berdusta. Akan tetapi Frobel yang juga sebagai ahli didik (jerman) yang mendirikan
taman kanak-kanak (Kindergaten) berpendapat yang sebaliknya. Menurut Frobel
fantasi itu perlu dan penting sekali dikembangkan pada diri anak.
d. Perasaan
Persaan adalah gema pisikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman
dan daya psikis yang lain.
Jenis-jenis perasaan, antara lain ;
1. Perasan Intelek ialah perasasn yang kita haayati bila kita memeperoleh
pengetahuan tenteng sesuatu.
2. Perasaan Estetis(Keindahan) ialah persaan yang kita hayati diwaktu kita
berpendapat bahwa sesuatu itu bagus atau jelek, indah atau tidak.
3. Persaan Etis(Kesusilaan) ialah persaan yang kita hayati diwaktu menilai
sesuatu itu baik atau buruk, dalam arti susila.
4. Persaan Social(Kemasyarakatan) ialah perasaan yang menyertai pendapat
seseorang tentang orang lain dan pengalaman-pengalaman dengan orang
lain.
5. Perasaan Relegius (Keagamaan), ialah persaan yang kita hayati diwaktu kita
merasa diri bersatu dengan alam semasta sedang menghadap kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa seperti pada waktu kita bersembahyang.
6. Perasaan Harga Diri, ialah perasaan yang kita hayati di waktu menilai tinggi
rendahnya diri kita terhadap orang lain di dalam pergaulan sehari-hari.

8
D. Berfikir    
1. Pengertian Intelijensi
Intelijensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang memungkinkan
seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelinjensi ialah
kesanggupan untukmenyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan menggunakan
alat-alat yang berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Daribatasan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa :
a. Intelijensi itu ialah factor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di
dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat dan sebagainya turut
mempengaruhi intelijensi seseorang).
b. Kita hanya dapat mengatahui intelijensi, dari tingkah laku atau perbuatanya
yang tampak. Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan cara tidak tidak
langsung, melalui “kelakuan intelijensinya”.
c. Bagi suatu perbuatan intelijensi bukan hanya kemampuan yang dibawa
sejaklahir sajayang penting. Foktor-faktor dan pendidikan pan memang peranan.
d. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-
tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk
mewujudkan dan mencapai tujuan itu.

2. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelijrnsi Seseorang


1. Pembawaan: pembawaan ditantukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibwa
sejaksejaklahir.
2. Kematangan: tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat dikatakan telah
matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.
3. Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri seseorang
yang mempengaruhi intelijensi.
4. Minat pembawaanyang khas: minat mengarahkan perbuatan kepada suatu
tujuan dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
5. Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memyang milih
metode-metode yang tertentu dalammemecahkan masala-masalah.

9
Semua faktor tersebut diatasbersangkut paut sama lain. Untuk menentukan
intelijensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat hanya berpedoman
kepada salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi adalah fator
total.keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan
intelejensi seseorang.
3. Tes Intelijensi
Tes biner simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dikelompokkan menurut umur(untuk anak-anak umur 3-5tahun) pertanyaan –
prtanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan
dengan pelajaran sekolah. Seperti:
a. Mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
b. Mengulang dereatan angka-angka
c. Memperbandingkan berat timbangan
d. Menceritakan isi gambar-gambar
e. Menyebutkan nama bermacam-macam warna
f. Fmenyebut nama harga mata uang
4. Hasil-Hasil Penyelidikan Intelijensi
a. Dari hasil penyelidikan intelenjensi yang dilakukan oleh para ahli psikologi,
didapat beberapa kesimpulan yang sangat penting bagi pendidikan dan
pengajaran.
b. Mungkin ada benarnya pendapat yang mengatakan intelenjensi itu
bergantung kepda dasar dan keturunann(hereditas).
c. Tercapai atau tidaknya batas kecerdasan atau kemampuan pikiran seseorang
dipengaruhi pula oleh factor-faktor dari luar.
d. Adanya kekeutan tumbuhan dari dalam itu harus kita akui, tiap-tiap anak
mengalami perkembangan dalam pertumbuhan intelejensinya.
e. Mendapatkan sendiri suatu paham yang baru adalah jauh lebih sukar dari
pada pemahaman pandapat-pendapat orang lain yang sudah ada. Dengan
kata lain: pada umumnya manusia lebih banyak dan mudah menggunakan
intelejensi eksekutif(kemempuan mengikuti pikiran orang lain) dari pada
intelijensi kreatif atau itelijensi inventifnya.

5. Bagaimana Hubungan Intelijensidengan Kehidupan Seseorang

10
Intelijensi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya
kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lainnya.
Faktor Kesehatan dan ada tidaknya Kesempatan, tidakdapat kita abaikan. Orang
yang sakit-sakitan saja meskipun intelijensinya tinggi dapat gagal dalam usaha
mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika
ada kesempatan mengembangkan dirinya dapat gagal pula.
E. Motivasi
 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan,
pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti mendorong
menyebapkan dan merangsang.
Perkataan motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas
tertentu dan mencapai tujuan.
 Prinsip-prinsip motivasi
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang.
Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak
ada kegiatan belajar. Agar peranan lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi
dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam
aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti
dalam uraian berikut:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
2. Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi eksrtinsik dalam belajar
3. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar

 Fungsi motivasi dalam belajar


Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya
dorongan untuk belajar.

11
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
F. Belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar
1. Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan,
anak umur 6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan dan
kekuarangan tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk
mencoba-coba belum ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3
sekolah dasar atau mengajarkan ilmu filsafat kepada anak yang baru duduk di
bangku SLTP.
2. Kecerdasan
Tadinya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi oleh
kecerdasannya demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran dan
kecakapan-kecakapan lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa asing, tidak
semua anak pandai memasak, jadi dalam belajar adalah kematangan, kecerdasan
pun turut memegang peranan.
3. Latihan dan ulangan
Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan
pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.
Sehingga sering kali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada
sesuatu itu dan makin besar pula perhatiannya, sehingga timbul hasrat
mempelajarinya.
4. Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.
Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang untuk bisa menjadi spesialis dalam
bidang ilmu tertentu.

5. Sifat-sifat pribadi seseorang.


Tiap-tiap orang mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda
antara seseorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang

12
itu sedikit banyak mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat
dicapai.
6. Keadaan keluarga
Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya dan adapula
yang biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga yang bermacam-macam itu turut
menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar di alami dan dicapai oleh anak-
anak.
7. Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan yang
dimiliki guru dan cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya
turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.
8. Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk
belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan
guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat
balajar anak.
9. Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor
motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya
misalnya, tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu dan demi
teman-teman sepermainan dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi semacam
ini diterima anak tidak dengan sengaja dan mungkin tidak dengan sadar atau tiba-
tiba.
10. Lingkungan dan kesempatan.
Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik, bersekolah
yang terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula anak-anak
yang tidak dapat belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya
akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap
hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di
luar kemampuannya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
2. Johann Herbart adalah bapak psikologi pendidikan yang konon menurut
sebagian ahli masih disiplin ilmu psikologi lainnya.
3. Perkembangan Psikologi Pendidikan pada permulaan abad ke-20 menyelidiki-
penelitian psikologi yang lebih khusus yang berdampak besar terhadap teori-
teori dan praktek pendidikan. Tokohnya antara lain adalah Termann,
Thorndike, dan Jude.
4. Metode-metode psikologi pendidikan, metode eksperimen, kuesioner, studi
kasus, penyelidikan klinis, dan metode observasi naturalistik.
5. Manfaat pembelajaran psikologi antara lain: untuk mempelajari situasi dalam
situs pembelajaran serta penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar.
B. Saran
1. Dalam penerapan metode pembelajaran terhadap peserta didik harus
disesuaikan dengan kondisi siswanya.
2. Sebagai seorang yang dijadikan contoh haruslah perhatian penuh pertimbangan
karena sebagai figur anak-anak dan peserta didik.
3. Sebaiknya bagi calon tenaga pendidik tidak menjadikan makalah ini sebagai
satu-satunya referensi dan bahan ajar.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Suryabrata , Sumadi. 1998. Psikologi Pendidikan , Jakarta : Rosdakarya .


2. Syah , Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan , Bandung: Rosdakarya .
3. Purwanto, Ngalim. 1992. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rosdakarya.
4. Fachruroji, Ahmad. 2013. Sejarah Psikologi Pendidikan dalam http://achmad-
fachruroji.blogspot.com /2012/03/sejarah-psikologi-pendidikan.html diakses
pada 10 Maret 2015 pada jam 19.56 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai