Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

" Konsep Dasar Psikologi Pendidikan "

Dosen Pengampu :
Oktawini Offiani, M. Pd

Disusun Oleh :

1. HASNAWATI
2. INDAH PUSPITA SARI

INSTITUT DARUL ULUM SAROLANGUN


TAHUN AKADEMIK
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memberikan penerangan
dan petunjuk kepada manusia. Dialah zat yang telah memberikan banyak kenikmatan
yang masih kita rasakan sampai saat ini. Shalawat serta salam selalu tercurah
kepada junjungan dan tauladan kita semua. Rasulullah SAW, juga kepada
keluarga nya, para sahabat nya dan pengikutnya. Karena jasa beliau lah kita dapat
mengenal dan merasakan indahnya Islam.
Kenikmatan yang kami rasakan tidak pantas membuat kami berleha-leha
dan bermalas-malasan. Kami mencoba untuk membuat dan menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini berjudul “ Konsep Dasar Psikologi
Pendidikan “.
Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan
tentang konsep dasar psikologi pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan kita sehari hari. Makalah ini tidak lepas dari kekurangan karena
manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Tetapi kami berusaha untuk membagi
ilmu da wawasan yang telah kami rangkum dalam makalah ini. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan menjadi rujukan dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

Sarolangun, Februari 2024

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Psikologi Pendidikan ...................................... 3
B. Hubungan Dengan Ilmu Pendidikan ...................................... 5
C. Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Pengembangan
Kurikulum .............................................................................. 6
D. Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Pengembangan
Program Pendidikan ............................................................... 7
E. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem
Pembelajaran .......................................................................... 8
F. Metode-metode Dalam Psikologi Pendidikan ....................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengingat berapa urgensinya persolaan psikologi dalam
kehidupan manusia khususnya dalam dunia pendidikan, maka faktor
ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari banyak orang.
Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Dimana ilmu ini sangat penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa
dan mahasiswi yang akan diaplikasikan nanti saat masuk dunia
belajar maupun terjun ke masyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah
bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-
maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman mereka
sendiri. Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang yang cerdas.
Terjadi terhadap suatu proses dengan maksud merasakan dan
memahami pengetahuan dari suatu fenomena berdasarkan
pengetahuan.
Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon-calon guru harus
mengerti dan memahami peran dan fungsi psikologi dalam proses
pembelajaran dan pendidikan. Agar setiap problematika yang terjadi
dalam proses pendidikan dapat terpecahkan, utamanya dalam sudut
pandang psikologis.
Psikologi perlu juga kita kaji agar lebih mudah untuk
mengetahui perkembangan jiwa yang dimiliki oleh seorang anak didik
kita kelak. Agar kita bisa memiliki sikap kritis terhadap permasalahan-
permasalahan pendidikan dan pelajaran, dan bisa menganalisis nya dari
segi psikologis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi Pendidikan?
2. Apa hubungan antara psikologi dengan pendidikan?

1
3. Apa kontribusi psikologi pendidikan bagi teori dan praktek
pendidikan?
4. Bagaimana metode dalam psikologi pendidikan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Psikologi Pendidikan


1. Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti
jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah, psikologi berarti ilmu
tentang jiwa atau ilmu jiwa. Defenisi berikut ini menunjukkan beragamnya
pendapat para ahli tentang psikologi (Sobur, 2003: 32).
a. Ernesrt Hilgert (1957) dalam bukunya Introduction to Psychology:
“Psychology may be defined as the science that studies the behavior of
men and other animal” etc. (psikologi adalah ilmu yangmempelajari
tingkah laku manusia dan hewan lainnya).
b. George A. Miller dalam bukunya Psychology and Communication:
“Psychology is the science that attempts to describe, predict, and
control mental and behavioral events” (Psikologi merupakan ilmu
yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan
peristiwa mental dan tingkah laku).
c. Clifford T. Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology:
“Psychology is the science of human and animal behavior” (Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan)
d. Robert S. Woodworth dab Marquis DG dalam bukunya Psychology:
“Psychology is the scientifict studies of individual activities relation to
the inveronment” (Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan
dengan alam sekitar).
Dari beberapa pendapat di atas menunjukkan rentangan makna
psikologi dalam berbagai perspektif. Jika dilihat, terdapat beberapa
perbedaan makna dari psikologi itu sendiri. Perbedaan tersebut boleh jadi
disebabkan karena perkembangan psikologi itu sendiri. Apabila diamati
berbagai defenisi psikologi di atas, terutama defenisi dari Morgan dan
Hilgert, ternyata bahwa studi psikologi tidak hanya terbatas pada tingkah

3
laku manusia saja, tetapi juga tingkah laku hewan. Hal ini semakin
dipertegas oleh Chaplin (dalam Sobur, 2003: 33) dalam Dictionary of
psychology, yang mendefenisikan psikologi sebagai “…the science of
human and animal behavior, the study of organism in all its variety and
complexity as it respond to the flux andflow of the physical and social
events which make up the environment” (…psikologi adalah ilmu
pengetahuan tentang perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan
terhadap organisme dalam segala ragam dan kemitraannya ketika mereaksi
arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan
yang mengubah lingkungan).
Jadi pada dasarnya, psikologi itu menyentuh banyak bidang
kehidupan dan organisme, baik manusia maupun hewan. Namun,
meskipun demikian, secara lebih spesifik psikologi sering dikaitkan
dengan kehidupan organisme manusia. Psikologi beserta sub-sub ilmunya,
pada dasarnya mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya. Misalnya
hubungan psikologi dengan sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu
komunikasi, biologi, ilmu alam, filsafat, dan ilmu pendidikan. Hubungan
ini biasanya bersifat timbal balik.Salah satu contohnya adalah hubungan
psikologi dengan ilmu pendidikan, sehingga lahirlah namanya psikologi
pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk memanusiakan
manusia. Artinya, ditujukan untuk membentuk sikap dan mental peserta
didik ke arah yang lebih baik. Sebagaimana yang dijelaskan di dalam UU
RI No. 20 Tahun 2003, bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa
pskologi sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi diri peserta
didik.
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
psikologi pendidikan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang

4
pemahaman gejala kejiwaan dalam tigkah laku manusia untuk kepentingan
mendidik atau membina perkembangan kepribadian manusia. Jadi segala
gejala-gejala yang berhubungan dengan proses pendidikan dipelajari
secara mendalam pada psikologi pendidikan.

B. Hubungan Dengan Ilmu Pendidikan


Psikologi dgn ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya, karena antara psikologi dengan ilmu pendidikan mempunyai
hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan
memberikan bimbingan hidup manusia sejak ia lahir sampai mati. Pendidikan
tidak akan berhasil dengan baik jika tidak dibarengi dengan psikologi.
Demikian pula watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi.
Oleh karena begitu eratnya hubungan antara psikologi dengan ilmu
pendidikan, maka lahirlah yang namanya psikologi pendidikan.
Dasar-dasar psikologis ini sangat dibutuhkan para pendidik untuk
mengetahui prilaku anak didiknya, apakah anak didiknya dalam keadaan yang
baik saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, atau dalam keadaan yang
tidak baik. Kalau demikian, pendidik sangat membutuhkan pengetahuan ini
untuk mengatasi anak didik yang seperti itu dan memotivasinya agar tetap
dalam keadaan yang semangat dalam belajar. Selain untuk mengetahui prilaku
anak didiknya, dasar-dasar psikologis ini juga dapat mengendalikan prilaku
para pendidik dan memberikan prilaku yang lebih bijaksana dalam
menghadapi keanekaragaman karakteristik anak didiknya. Seorang pendidik
memang sangat membutuhkan pengetahuan seperti ini, agar dalam proses
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan tentunya
dapat berhasil mencapai tujuan dengan cemerlang sesuai dengan lembaga
pendidikan itu.
Reber (dalam Sobur, 2003: 71) menyebut psikologi pendidikan sebagai
subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
Penerapan dalam prinsip-prinsip belajar dalam dan pembaruan dan
evaluasi bakat dan kemampuan Sosialisasi proses dan interaksi dengan

5
pendayagunaan ranah pendidikan keguruan.Dari penjelasan tersebut, maka
jelas bahwa adanya keterkaitan antara psikologi dengan ilmu pendidikan, yang
mana fokus utama dari psikologi pendidikan ini adalah interaksi pendidik dan
peserta didik.

C. Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum merupakan salah satu usaha untuk mencapai
tujuan pendidikan Nasional. Pengembangan kurikulum dilaksanakan karena
pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam
proses pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran itu tedapat empat
bagian penting dalam kurikulum meliputi: tujuan, isi/materi, strategi
pembelajaran, dan evaluasi. Keempat bagian tersebut saling berkaitan untuk
mencapai tujuan pendidikan Pengembangan kurikulum tidak dilaksanakan
hanya sesuai dengan kehendak seseorang atau suatu pihak, tetapi harus
berpijak pada landasan-landasan (filosofis, psikologis, sosiologis, dan IPTEK)
dan prinsip-prinsip (umum dan khusus) yang telah ada.
Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan
kurikulum pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek
perilaku dalam konteks pembelajaran. Terlepas dari berbagai aliran psikologi
yang mewarnai pendidikan, pada intinya kajian psikologis ini memberikan
perhatian terhadap bagaimana input, proses dan output pendidikan dapat
berjalan dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta
didik.
Secara psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Manusia
sebagai makhluk yang unik, memiliki karakteristik masing-masing,
kemampuan yang berbeda, serta kebutuhan yang berbeda pula. Maka
bukanlah hal yang mengejutkan jika ada sekelompok siswa yang tidak cocok
dengan sistem pendidikan formal. Jika siswa tidak dapat mengikuti pendidikan
formal di sekolah karena alasan tertentu, ia berhak untuk memilih pendidikan
alternatif lain yang dapat memenuhi haknya sebagai warga negara untuk
belajar, karena setiap anak berhak mendapatkan pendidikan, dalam bentuk
apapun. Dengan demikian, kajian psikologis dalam pengembangan kurikulum

6
seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik
ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan
serta karakterisktik-karakteristik individu lainnya.
Kurikulum pendidikan seyogyanya mampu menyediakan kesempatan
kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya, baik dalam hal subject matter maupun metode penyampaiannya.
Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum
yang dikembangkan saat ini adalah kurikulum 2013, yang pada intinya
diperlukan tidak hanya pengetahuan saja, tetapi sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Sebenarnya ketiga domain ini sudah ada pada kurikulum
sebelumnya, tetapi ternyata belum membawa dampak yang cukup signifikan,
karena apa yang ada belum diimplementasikan secara utuh. Kurikulum 2013
dirancang untuk mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik. Berdasarkan penjelasan di atas,
terlihat bahwa psikologi pendidikan sangat berkontribusi dalam pengembangan
kurikulum.

D. Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Pengembangan Program


Pendidikan
Kontribusi psikologi pendidikan terhadap pengembangan program
pendidikan antara lain sebagai berikut.
1. Pengembangan program pendidikan, misalnya penyusunan jadwal
pelajaran, jadwal ujian, dst. Hal ini tidak bisa lepas dari aspek psikologis
peserta didik;
Untuk menyusun jadwal pelajaran diperlukan pengetahuan
psikologi pendidikan. Tingkat kesukaran mata pelajaran berbeda-beda
untuk setiap mata pelajaran. Agar seluruh materi pelajaran dapat diterima
dengan baik oleh siswa, perlu penyusunan jadwal pelajaran dengan
mempertimbangkan tingkat kesukarannya baik urutannya maupun
waktunya. Misalnya mata pelajaran matematika ditempatkan pada jam
pertama agar dapat diterima dengan baik oleh siswa, sedangkan mata

7
pelajaran seni ditempatkan pada jam terakhir untuk meningkatkan gairah
belajar siswa yang sudah lelah oleh berbagai materi pelajaran yang berat
sebelumnya
2. Penentuan jurusan atau program;
Pengembangan program harus mengacu pada upaya
pengembangan kemampuan potensial peserta didik.

E. Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Sistem Pembelajaran


Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang
mendasari sistem pembelajaran.Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam
pembelajaran.Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan dari
masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut telah
memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran. Di
samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah
prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran. Kontribusi psikologi
pendidikan terhadap sistem pembelajaran adalah dalam hal:
1. Pemilihanlajar yang akan diaplikasikan;
2. Pemilihan model-model pembelajaran;
3. Pemilihan media dan alat bantu pembelajaran; dan
4. Penentuanwaktu belajar dan pembelajaran.
5. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Evaluasi
Pendidikan pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam
pendidikan guna memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan.
Melalui kajian psikologis kita dapat memahami perkembangan perilaku apa
saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau
pembelajaran tertentu. Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan
sumbangan nyata dalam pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap
peserta didik, terutama setelah dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik
untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu
lainnya. Ada sejumlah tes psikologis yang saat ini masih banyak digunakan
untuk mengukur potensi seorang individu. Pemahaman kecerdasan, bakat,
minat dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukuran psikologis, memiliki

8
arti penting bagi upaya pengembangan proses pendidikan individu yang
bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu
yang optimal.
Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi pendidikan
bagi kalangan pendidik dalam melaksanakan tugas profesionalnya, karena
pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu,
baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik
perlu memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis. Dengan
demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara
psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit
dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan
psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian,
keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

F. Metode-metode dalam Psikologi Pendidikan


1. Metode (Yunani: methodos) adalah cara atau jalan (Sobur: 2003) konteks
ilmiah, metode menyangkut cara kerja, yaitu cara kerja untuk
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Psikologi secara metodis dan secara prinsipil sangat berbeda dengan ilmu
pengetahuan alam (Kartono, 1981: 15). Penyebabnya adalah pada ilmu
pengetahuan alam orang meneliti objeknya secara murni ilmiah dengan
menggunakan hukum-hukum dan gejala-gejala penampakan yang dapat
diamati dengan cermat. Sebaliknya psikologi berusaha mempelajari diri
manusia bukan sebagai objek murni, tetapi meninjau manusia dalam
kemanusiaannya, mempelajari manusia sebagai subjek yang aktif dan
mempunyai sifat-sifat tertentu. Psikologi mempunyai banyak metode.
Beberapa diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut.
2. Metode ekperimental merupakan observasi atau pengamatan terhadap
suatu kejadian atau gejala yang berlangsung di bawah kondisi atau syarat
tertentu. Dalam psikologi, metode ini bermaksud menyelidiki pengaruh
kondisi tertentu terhadap tingkah laku individu.

9
3. Metode eksperimen
a. Metode Observasi
Metode observasi dalam psikologi banyak dilakukan untuk
mempelajari tingkah laku anak-anak, interaksi sosial, aktivitas
keagamaan, peperangan, aktivitas kejahatan, dan kejadian lain yang
tidak dapat dieksperimenkan. Pada hakikatnya, metode eksperimen
merupakan metode observasi yang dibatasi dengan menciptakan
kondisi-kondisi tertentu.
b. Metode Studi Kasus
Metodeerutama digunakan oleh dokter atau ahli psikologi
klinis ketika mereka mengobati pasien. Si ahli psikologi mencoba
untuk mengkontruksi kehidupan masa lalu subjek berdasarkan
ingatannya, laporan anggota keluarga, dan rekaman lain.
Studi kasus dalam psikologi merupakan suatu penjelasan
tentang seseorang dalam suatu situasi, dan suatu rekonstruksi dan
interpretasi terhadap suatu episode penting dalam kehidupan
seseorang. Studi kasus tidak harus tentang seseorang yang
menyimpang atau situasi yang tidak biasa, tapi bisa tentang seseorang
yang biasa dalam situasi yang biasa, misalnya bagaimana cara
seseorang mengatasi masalahnya dalam pekerjaan. Studi kasus
biasanya penelaahan secara mendalam terhadap suatu episode singkat,
penting, atau kritis dalam kehidupan seseorang.
c. Metode Survey
Survey adalah suatu metode yang bertujuan mengumpulkan
sejumlah besar variabel mengenai sejumlah besar individu melalui alat
pengukur wawancara (Vrendenbregt, 1981: 44).
Defenisi tersebut dapat diurakan sebagai berikut:
1) Individu adalah satuan penelitian. Data dikumpulkan melalui
individu dengan tujuan agar melalui generalisasi, kita dapat
menarik kesimpulan mengenai suatu kelompok masyarakat.
2) Variabel kumpulkan metode survey pada prinsipnya tidak
terhingga banyaknya, mulai dari variabel seperti latar belakang

10
responden berupa jenis kelamin, agama, dll, sampai sikap dan
pandangan responden, lingkungan sosial manusia, kelakuan
manusia, dan juga mengenai ciri-ciri khas demografis dari suatu
kelompok manusia.
3) Alat pegukur yang dipakai adalah wawancara berupa daftar
pertanyaan yang berbentuk suatu schedule atau suatu kuisiner,
yang biasanya sangat berstruktur.
Pada dasarnya, survey mempunyai dua lingkup, yaitu survey
sensus dan survey sampel.Sensus adalah survey yang meliputi seluruh
populasi yang diinginkan; sedangkan survey sampel adalah survey
yang hanya dilakukan pada sebagian kecil dari suatu populasi yang
bersifat representative.
Survey berguna bagi politikus dan pengiklan, serta bermanfaat
juga bagi ahli psikologi, terutama jika hendak meneliti topic-topik
seperti efek perumahan pada kemampuan membaca atau berbagai cara
mendisiplinkan anak pada berbagai etnis.
d. Metode Korelational
Metode ini digunakan meneliti hubungan di antara berbagai
variabel. Dengan kata lain,metode korelasional bermaksud mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan
variasi-variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya
(Usman & Akbar, 1996: 5).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikologi pendidikan merupakan salah satu disiplin ilmu yang berisi
pemaparan tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tigkah laku manusia
untuk kepentingan mendidik atau membina perkembangan kepribadian
manusia. Semua gejala yang berhubungan dengan proses pendidikan dipelajari
secara mendalam pada psikologi pendidikan. Belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya melalui
praktik atau latihan. Oleh karena itu, belajar terdiri atass beberapa jenis:
belajar arti kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoretis, belajar
konsep, belajar kaidah, belajar berpikir, belajar keterampilan motorik, dan
belajar estetis. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang
dilaksanakan oleh pendidik dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kepada siswa. Oleh karena itu, proses pembelajaran dipengaruhi
oleh metode yang dapat dipilih oleh pendidik, di antaranya metode ceramah,
metode tanya jawab, metode disksusi, metode simulasi, metode demonstrasi,
dan metode pemberian tugas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Proyek Pembinaan dan
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Djamarah, Suaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 1981. Psikologi Wanita, Gadis Remaja, dan Wanita Dewasa.
Bandung: Alumni.
Lefrancois, Guy R. 1972. Psychology for Teaching, A Bear Always Faces the
Front. Belmont, California : Wadsworth Publishing Company, Inc.
Paulina Pannen, Dina Mustafa dan Mustika Sekarwinahyu, 2001.
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Proyek Pengembangan Universitas
Terbuka, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Nasional.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 1996. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bina Aksara.

13

Anda mungkin juga menyukai