PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Oktawini Offiani, M. Pd
Disusun Oleh :
1. HASNAWATI
2. INDAH PUSPITA SARI
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memberikan penerangan
dan petunjuk kepada manusia. Dialah zat yang telah memberikan banyak kenikmatan
yang masih kita rasakan sampai saat ini. Shalawat serta salam selalu tercurah
kepada junjungan dan tauladan kita semua. Rasulullah SAW, juga kepada
keluarga nya, para sahabat nya dan pengikutnya. Karena jasa beliau lah kita dapat
mengenal dan merasakan indahnya Islam.
Kenikmatan yang kami rasakan tidak pantas membuat kami berleha-leha
dan bermalas-malasan. Kami mencoba untuk membuat dan menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini berjudul “ Konsep Dasar Psikologi
Pendidikan “.
Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan
tentang konsep dasar psikologi pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan kita sehari hari. Makalah ini tidak lepas dari kekurangan karena
manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Tetapi kami berusaha untuk membagi
ilmu da wawasan yang telah kami rangkum dalam makalah ini. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan menjadi rujukan dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Psikologi Pendidikan ...................................... 3
B. Hubungan Dengan Ilmu Pendidikan ...................................... 5
C. Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Pengembangan
Kurikulum .............................................................................. 6
D. Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Pengembangan
Program Pendidikan ............................................................... 7
E. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem
Pembelajaran .......................................................................... 8
F. Metode-metode Dalam Psikologi Pendidikan ....................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengingat berapa urgensinya persolaan psikologi dalam
kehidupan manusia khususnya dalam dunia pendidikan, maka faktor
ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari banyak orang.
Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Dimana ilmu ini sangat penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa
dan mahasiswi yang akan diaplikasikan nanti saat masuk dunia
belajar maupun terjun ke masyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah
bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-
maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman mereka
sendiri. Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang yang cerdas.
Terjadi terhadap suatu proses dengan maksud merasakan dan
memahami pengetahuan dari suatu fenomena berdasarkan
pengetahuan.
Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon-calon guru harus
mengerti dan memahami peran dan fungsi psikologi dalam proses
pembelajaran dan pendidikan. Agar setiap problematika yang terjadi
dalam proses pendidikan dapat terpecahkan, utamanya dalam sudut
pandang psikologis.
Psikologi perlu juga kita kaji agar lebih mudah untuk
mengetahui perkembangan jiwa yang dimiliki oleh seorang anak didik
kita kelak. Agar kita bisa memiliki sikap kritis terhadap permasalahan-
permasalahan pendidikan dan pelajaran, dan bisa menganalisis nya dari
segi psikologis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi Pendidikan?
2. Apa hubungan antara psikologi dengan pendidikan?
1
3. Apa kontribusi psikologi pendidikan bagi teori dan praktek
pendidikan?
4. Bagaimana metode dalam psikologi pendidikan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
laku manusia saja, tetapi juga tingkah laku hewan. Hal ini semakin
dipertegas oleh Chaplin (dalam Sobur, 2003: 33) dalam Dictionary of
psychology, yang mendefenisikan psikologi sebagai “…the science of
human and animal behavior, the study of organism in all its variety and
complexity as it respond to the flux andflow of the physical and social
events which make up the environment” (…psikologi adalah ilmu
pengetahuan tentang perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan
terhadap organisme dalam segala ragam dan kemitraannya ketika mereaksi
arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan
yang mengubah lingkungan).
Jadi pada dasarnya, psikologi itu menyentuh banyak bidang
kehidupan dan organisme, baik manusia maupun hewan. Namun,
meskipun demikian, secara lebih spesifik psikologi sering dikaitkan
dengan kehidupan organisme manusia. Psikologi beserta sub-sub ilmunya,
pada dasarnya mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya. Misalnya
hubungan psikologi dengan sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu
komunikasi, biologi, ilmu alam, filsafat, dan ilmu pendidikan. Hubungan
ini biasanya bersifat timbal balik.Salah satu contohnya adalah hubungan
psikologi dengan ilmu pendidikan, sehingga lahirlah namanya psikologi
pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk memanusiakan
manusia. Artinya, ditujukan untuk membentuk sikap dan mental peserta
didik ke arah yang lebih baik. Sebagaimana yang dijelaskan di dalam UU
RI No. 20 Tahun 2003, bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa
pskologi sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi diri peserta
didik.
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
psikologi pendidikan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang
4
pemahaman gejala kejiwaan dalam tigkah laku manusia untuk kepentingan
mendidik atau membina perkembangan kepribadian manusia. Jadi segala
gejala-gejala yang berhubungan dengan proses pendidikan dipelajari
secara mendalam pada psikologi pendidikan.
5
pendayagunaan ranah pendidikan keguruan.Dari penjelasan tersebut, maka
jelas bahwa adanya keterkaitan antara psikologi dengan ilmu pendidikan, yang
mana fokus utama dari psikologi pendidikan ini adalah interaksi pendidik dan
peserta didik.
6
seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik
ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan
serta karakterisktik-karakteristik individu lainnya.
Kurikulum pendidikan seyogyanya mampu menyediakan kesempatan
kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya, baik dalam hal subject matter maupun metode penyampaiannya.
Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum
yang dikembangkan saat ini adalah kurikulum 2013, yang pada intinya
diperlukan tidak hanya pengetahuan saja, tetapi sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Sebenarnya ketiga domain ini sudah ada pada kurikulum
sebelumnya, tetapi ternyata belum membawa dampak yang cukup signifikan,
karena apa yang ada belum diimplementasikan secara utuh. Kurikulum 2013
dirancang untuk mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik. Berdasarkan penjelasan di atas,
terlihat bahwa psikologi pendidikan sangat berkontribusi dalam pengembangan
kurikulum.
7
pelajaran seni ditempatkan pada jam terakhir untuk meningkatkan gairah
belajar siswa yang sudah lelah oleh berbagai materi pelajaran yang berat
sebelumnya
2. Penentuan jurusan atau program;
Pengembangan program harus mengacu pada upaya
pengembangan kemampuan potensial peserta didik.
8
arti penting bagi upaya pengembangan proses pendidikan individu yang
bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu
yang optimal.
Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi pendidikan
bagi kalangan pendidik dalam melaksanakan tugas profesionalnya, karena
pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu,
baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik
perlu memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis. Dengan
demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara
psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit
dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan
psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian,
keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
9
3. Metode eksperimen
a. Metode Observasi
Metode observasi dalam psikologi banyak dilakukan untuk
mempelajari tingkah laku anak-anak, interaksi sosial, aktivitas
keagamaan, peperangan, aktivitas kejahatan, dan kejadian lain yang
tidak dapat dieksperimenkan. Pada hakikatnya, metode eksperimen
merupakan metode observasi yang dibatasi dengan menciptakan
kondisi-kondisi tertentu.
b. Metode Studi Kasus
Metodeerutama digunakan oleh dokter atau ahli psikologi
klinis ketika mereka mengobati pasien. Si ahli psikologi mencoba
untuk mengkontruksi kehidupan masa lalu subjek berdasarkan
ingatannya, laporan anggota keluarga, dan rekaman lain.
Studi kasus dalam psikologi merupakan suatu penjelasan
tentang seseorang dalam suatu situasi, dan suatu rekonstruksi dan
interpretasi terhadap suatu episode penting dalam kehidupan
seseorang. Studi kasus tidak harus tentang seseorang yang
menyimpang atau situasi yang tidak biasa, tapi bisa tentang seseorang
yang biasa dalam situasi yang biasa, misalnya bagaimana cara
seseorang mengatasi masalahnya dalam pekerjaan. Studi kasus
biasanya penelaahan secara mendalam terhadap suatu episode singkat,
penting, atau kritis dalam kehidupan seseorang.
c. Metode Survey
Survey adalah suatu metode yang bertujuan mengumpulkan
sejumlah besar variabel mengenai sejumlah besar individu melalui alat
pengukur wawancara (Vrendenbregt, 1981: 44).
Defenisi tersebut dapat diurakan sebagai berikut:
1) Individu adalah satuan penelitian. Data dikumpulkan melalui
individu dengan tujuan agar melalui generalisasi, kita dapat
menarik kesimpulan mengenai suatu kelompok masyarakat.
2) Variabel kumpulkan metode survey pada prinsipnya tidak
terhingga banyaknya, mulai dari variabel seperti latar belakang
10
responden berupa jenis kelamin, agama, dll, sampai sikap dan
pandangan responden, lingkungan sosial manusia, kelakuan
manusia, dan juga mengenai ciri-ciri khas demografis dari suatu
kelompok manusia.
3) Alat pegukur yang dipakai adalah wawancara berupa daftar
pertanyaan yang berbentuk suatu schedule atau suatu kuisiner,
yang biasanya sangat berstruktur.
Pada dasarnya, survey mempunyai dua lingkup, yaitu survey
sensus dan survey sampel.Sensus adalah survey yang meliputi seluruh
populasi yang diinginkan; sedangkan survey sampel adalah survey
yang hanya dilakukan pada sebagian kecil dari suatu populasi yang
bersifat representative.
Survey berguna bagi politikus dan pengiklan, serta bermanfaat
juga bagi ahli psikologi, terutama jika hendak meneliti topic-topik
seperti efek perumahan pada kemampuan membaca atau berbagai cara
mendisiplinkan anak pada berbagai etnis.
d. Metode Korelational
Metode ini digunakan meneliti hubungan di antara berbagai
variabel. Dengan kata lain,metode korelasional bermaksud mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan
variasi-variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya
(Usman & Akbar, 1996: 5).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi pendidikan merupakan salah satu disiplin ilmu yang berisi
pemaparan tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tigkah laku manusia
untuk kepentingan mendidik atau membina perkembangan kepribadian
manusia. Semua gejala yang berhubungan dengan proses pendidikan dipelajari
secara mendalam pada psikologi pendidikan. Belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya melalui
praktik atau latihan. Oleh karena itu, belajar terdiri atass beberapa jenis:
belajar arti kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoretis, belajar
konsep, belajar kaidah, belajar berpikir, belajar keterampilan motorik, dan
belajar estetis. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang
dilaksanakan oleh pendidik dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kepada siswa. Oleh karena itu, proses pembelajaran dipengaruhi
oleh metode yang dapat dipilih oleh pendidik, di antaranya metode ceramah,
metode tanya jawab, metode disksusi, metode simulasi, metode demonstrasi,
dan metode pemberian tugas.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Proyek Pembinaan dan
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Djamarah, Suaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 1981. Psikologi Wanita, Gadis Remaja, dan Wanita Dewasa.
Bandung: Alumni.
Lefrancois, Guy R. 1972. Psychology for Teaching, A Bear Always Faces the
Front. Belmont, California : Wadsworth Publishing Company, Inc.
Paulina Pannen, Dina Mustafa dan Mustika Sekarwinahyu, 2001.
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Proyek Pengembangan Universitas
Terbuka, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Nasional.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 1996. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bina Aksara.
13