Psikologi Pendidikan
Disusun Oleh:
Rahmanda ginting
Rivaldi
Siti Aziza
Putri
T.A. 2023
KATA PENGANTAR
Pujin syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sholawat beriringkan salam tidak jenuh kita hadiahkan kepada baginda rasulullah
sallallahu’alahi wassalam yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga pada zama
terang-menderang pada saat ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan kami
ucapkan terimakasih kepada bapak Susanti Nirmalasari, M.P.I untuk mata kuliah “Psikologi
Pendidikan”,dengan judulDefinisi, Ruang Lingkup, Dan Kontribusi (Menfaat)Psikologi
Pendidikan.
Makalah ini kami susun semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga membantu kami dalam memperlancar makalah ini. Terlepas dari semua itu penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susuan kalimat, isi, maupun
pembahasan. Oleh karena kami memohon maaf bila terdapat kekurangan di dalam penulisan
makalah ini.
Maret 2023
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
BAB I PENDALUHAN.............................................................................................
A. Latar belakang.....................................................................................................
B. Rumus latar.........................................................................................................
C. Tujuan penulis.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUHAN
A .Latar Belakang
Psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental. Psikologi pendidikan sebagai
cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan, dipahami bahwa psikologi pendidikan ialah suatu
kajian yang sangat luas.1Psikologi berasal dari perkataan psyche bahasa Yunani artinya jiwa, dan
logos artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari
tentang jiwa, baik mengenai jenis gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Berbicara
tentang psikologi, kita harus dapat membedakan antara nyawa dan jiwa, nyawa adalah daya
jasmaniah yang keberadaannya bergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan
badaniah (organic behavior) yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar. Misalnya:
insting, refleks, nafsu. Jika jasmani mati maka mati pula nyawanya, sedangkan jiwa adalah daya
hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi seluruh
perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior). Perbuatan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil
proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohani, sosial dan lingkungan.2
Tujuan dari pendidikan adalah adanya proses perubahan pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik seseorang atau kelompok dan usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan sebuah proses interaksi dan pelatihan antara
dua orang atau lebih, antara guru dan peserta didik yang mana menghasilkan suatu perubahan
sikap dan tingkah laku kearah yang lebih baik.Masalah pendidikan adalah suatu masalah yang
menyangkut kehidupan bersama, baik kehidupan di dalam keluarga maupun di dalam
masyarakat, pendidikan itu merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena merupakan
suatu kegiatan yang menentukan bagi kehidupan manusia dan kebudayaannya. Oleh karena
pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat sekarang ini, itulah yang akan menentukan
1
1 John W.Santrock, Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua, (Jakarta : Prenada Media Group, 2015), hlm. 4.
2
2Manusia bukan saja makhluk sosial yang harus hidup dengan sesamanya tetapi selalu membutuhkan kerja sama.
Lebih dari itu manusia mempunyai kepekaan sosial, yang berarti kemampuan untuk menyesuaikan diri, dan
perbuatan. Seseorang akan berbeda menghadapi orang yang sedang marah, sedang gembira, sedih, dan lainlain.
Tingkah laku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul dan hilang di saat-saat tertentu) tetapi
selalu ada kelangsungan antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum
(Bandung: Pustaka Setia, 2004), hlm. 9.
iv
kehidupan bangsa dimasa depan, sehingga sangatlah penting untuk memperhatikan masalah
pendidikan secara cermat sehingga kelemahan- kelemahan yang ada dalam dunia pendidikan
dapat diperbaiki agar kehidupan masyarakat dapat menjadi lebih baik di masa yang akan datang,
itulah sebabnya dalam hal ini peranan pendidikan sangat penting.
B.Rumus Masalah
C.Tujuan Penulis
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan
makalah ini adalah untuk
v
BAB II
PEMBAHASAN
Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin psikologi, bukan psikologi itu
sendiri. Mereka menganggap psikologi pendidikan tidak memiliki teori, konsep, dan metode
sendiri. Hal ini konon terbukti dengan banyaknya hasil-hasil riset psikologi lain yang diangkat
menjadi teori, konsep, dan metode psikologi pendidikan. Benarkah demikian? Jawaban atas
pertanyaan tersebut dapat Anda temukan pada akhir pembahasan ini.Salah seorang ahli yang
menganggap pendidikan sebagai subdisiplin psikologi terapan (applicable) adalah Arthur S.
Reber (1988) seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, University of New York
City, University of British Columbia Canada, dan juga pada University of Innsbruck Austria.
Dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang
berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut.
Penyelenggaraan pendidikan keguruan, Secara lebih sederhana dan praktis, Barlow (1985)
mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai: psychological research which provides a repertoire
of resources to aid you in functioning more effectively in teaching learning process, Psikologi a
3
9Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya),
h. 7
vi
body of knowledge grounded in pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset
psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu Anda melaksanakan
tugas sebagai seorang guru dalam proses mengajar-belajar secara lebih efektif. Tekanan definisi
ini secara lahiriah hanya berkisar sekitar proses interaksi antarguru-siswa dalam kelas.
Dalam buku Educational Psychology: The Teaching Learning Process, Daniel Lenox Barlow
(1985), seorang profesor dan direktur program pascasarjana School of Education pada sebuah
perguruan tinggi di Virginia Amerika Serikat, juga menguraikan secara luas hal-hal di luar hal
yang telah penyusun kutip di atas seperti proses perkembangan dan proses belajar siswa. Selain
itu, dia membahas juga masalah-masalah aktual yang dihadapi guru dan pengembangan profesi
kariernya.Sementara itu, Tardif (1987) mendefinisikan psikologi pendidikan mirip dengan takrif
di atas dalam arti cenderung menganggapnya semata- mata sebagai ilmu terapan. Baginya,
psikologi pendidikan adalah " sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan
pengetahuan perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan". Adapun ruang lingkupnya,
meliputi:1. context of teaching and learning (situasi atau tempat yang berhubungan dengan
mengajar dan belajar);2. process of teaching and learning (tahapan-tahapan dalam mengajar dan
belajar).dan ;3.outcomes of teaching and learning (hasil-hasil yang dicapai oleh proses mengajar
dan belajar).4
Istilah "proses" dalam definisi-definisi tersebut terutama proses yang disebutkan dalam definisi
Witherington itu sesungguhnya amat sulit dipahami substansinya (watak isinya), karena sifatnya
abstrak. Oleh sebab itu, menurut sebagian ahli, definisi yang langsung menyebutkan
penyelidikan terhadap proses belajar atau mengajar akan lebih pas jika diganti dengan manusia
yang belajar atau mengajar.
Psikologi adalah sesuatu yang sangat esensial dalam “dunia” pendidikan, ini menjadi hal yang
sangat esensial karena dalam menyambut era globalisasi, pendidikan sangat berperan penting dan
menjadi salah satu faktor yang paling menentukkan kemajuan suatu bangsa. Jika suatu bangsa
tidak maju pendidikannya maka pasti bangsa itu tidak dapat bersaing dengan bangsa yang lain,
dan akan menjadi bangsa yang terbelakang. Untuk hal ini maka psikologi harus diterapkan dalam
4
Khirodin Rosyadi, Pendidikan Profetik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h 2.
vii
dunia pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan efektif. Psikologi adalah ilmu yang mengkaji
manusia dari sudut karakteristik dan perilaku manusia. Psikologi berasal dari bahasa Yunani
“Psyche” yang berarti jiwa, roh atau sukma, sedangkan “logy” atau “logos” berarti ilmu atau
ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
karakteristik dan gejala yang dialami jiwa manusia. Jadi dalam hal ini psikologi sangat berperan
penting dalam pendidikan karena psikologi sebagai ilmu pengetahuan adalah berupaya
memahami keadaan peserta didik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di mana pengetahuan
tentang psikologi amat penting bagi guru agar dapat memahami proses dan tahapantahapan
belajar bagi para peserta didiknya.6 Manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan
Pada masa ini psikologi masih didefinisikan berdasarkan kepada kegunaannya, karena
beragamnya pandangan ini maka dalam era yang lebih modern para ahli cenderung mencari titik
temu. Pada tahun 1897 di Leipzig, Wilhelm Wundt untuk pertama kali mengajukan gagasan
untuk memisahkan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu tersendiri. Objek studi dari psikologi
Wundt lebih diarahkan bukan kepada konsep-konsep abstrak lagi melainkan lebih kepada
tingkah laku yang bisa dipelajari secara objektif. Dari pengertian secara etimologi dan dari
beberapa ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang
menyelidiki serta mempelajari secara menyeluruh, kompeherensif dan kritis tentang sikap,
tingkah laku dan aktivitas-aktivitas manusia, di mana sifat, tingkah laku dan aktivitas- aktivitas
tersebut merupakan manifestasi dari hidup kejiwaan.5
Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari,
meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan
tingkah laku belajar oleh siswa, tingkah laku mengajar oleh guru, dan tingkah laku belajar
mengajar oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi.6
Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan
menjadi tiga macam yaitu :
a. Pokok bahasan mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan cirri-ciri
khas perilaku belajar siswa, dan sebagainya.
b. Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi
dalam kegiatan belajar siswa.
c. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik
bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.
5
Paul D. Meier (Editor), Pengantar Psikologi Dan Konseling Kristen (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2004), h. 2.
6
Witherington, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h 12.
viii
Objek utama dalam psikologi pendidikan adalah manusia, karena sifat-sifat manusia yamg sangat
komplek dan unik, maka obyek psikologi biasanya dibedakan menjadi 2 macam:
b. Objek formal, yakni objek yang berbeda-beda menurut perubahan zaman dan pandangan para
ahli masing-masing.7
Secara psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologis
dalam pengembangan kurikulum seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap
individu, baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta
karakterisktik-karakteristik individu lainnya.
Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulumyang dikembangkan
saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang padaintinya menekankan pada upaya
pengembangan pengetahuan, keterampilan,dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan
terusmenerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
7
Purwanto, Ngalim. 1992. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rosdakarya Burhannudin Salam, Pengantar Pedagogik
(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 172.
ix
2.Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran
Penilaiain pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami
seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan.Melaui kajian psikologis kita dapat memahami
perkembangan perilaku apasaja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pendidikan atau pembelajaran tertentu.Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan
sumbangan nyatadalam pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta
didik,terutama setelah dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik untukmengukur tingkat
kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya.Pemahaman kecerdasan, bakat, minat
dan aspek kepribadian lainnyamelalui pengukuran psikologis, memiliki arti penting bagi upaya
x
pengembangan proses pendidikan individu yang bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat
dicapai perkembangan individu yang optimal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia
dan lingkungannya dalam proses pembelajaran. Manfaat penerapan psikologi pendidikan
dalam mengajar yaitu Proses pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik siswa,
pemahaman alami aktivitas belajar di dalam kelas, pembelajaran akan bervariasi karena
adanya pemahaman perbedaan individual, memahami metode mengajar yang efektif
digunakan sebagai pendidik & pengajar, membelajaran akan menyenangkan karena guru
bisa menghadirkan suasa yang menyenangkan bagi siswa tentunya dengan
memperhatikan karakter dan kesukaan siswa, pembelajaran menjadi lebih efektif karena
siswa antusias mengikuti proses pembelajaran.
Hambatan jika tidak menerapkan psikologi pendidikan dalam mengajar yaitu:
tidak tercapainya tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar tidak berlangsung baik,
xi
efektif dan menyenangkan, terjadi pendiskriminasian terhadap siswa dan guru tidak dapat
merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
B. SARAN
Supaya proses pembelajaran dapat berlagsung dengan baik dan terjadi
keseimbangan antara pihak pendidik dan peserta didik maka perlulah dikaji dan
dipelajari lebih dalam mengenai psikologi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
D.Meier, P. (2004). Pengantar Psikologi & Konseling Kristen. Yogyakarta: Yayasan ANDI.
xii
xiii