Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang mana dengan segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Kami
ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah menyediakan referensi-
referensi tentang materi landasan psikologi pendidikan sehingga makalah kami yang
mengangkat tema tersebut menjadi mudah kami kerjakan.Akhir kata semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Namun walaupun
makalah ini selesai tentulah masih banyak kekurangan hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang
mengarah kepada perbaikan isi makalah ini sangat diharapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………….
3.2. Saran………………………………………………………………………...
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita
bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan.
1.3.Tujuan
Konsep pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukkan
bagi siswa ( orang-orang yang sedang belajar). Keberadaan psikologi pendidikan pada
dasar nya adalah untuk mempermudah pendidik dalam menerapkan proses belajar
mengajar. Dengan mempelajari psikologi pendidikan, paling tidak para calon guru atau
guru telah mendapat gambaran mengenai kondisi dan situasi keberadaan diri pribadi,
peserta didik dan lembaga pendidikan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kepentingan mendidik atau membina perkembangan kepribadian manusia. Jadi
segala gejala-gejala yang berhubungan dengan proses pendidikan dipelajari secara
mendalam pada psikologi pendidikan.
7
1. Teori Behavioristik (Behaviorisme)
Teori psikologi pendidikan yang pertama menjelaskan pengamatan perubahan
tentang tingkah laku yang mendapat pengaruh dari peristiwa di sekitar. Teori
tersebut memandang dari segi belajar bisa terjadi karena operant conditioning,
yaitu apabila peserta didik belajar dengan baik dan hal itu bisa meningkatkan
kualitas belajarnya. Berasal dari kata “Behave” artinya berperilaku dan “Isme”
artinya aliran, kesimpulannya teori Behavioristik penekanannya pada tingkah
laku.
8
4. TEORI KONSTRUKTIVISME
Giambatista Visco, 1710 berpendapat bahwa orang hanya dapat benar-benar
paham terhadap apa yang dikonstruksikan sendiri. Sedangkan teori
konstruktivisme ada teori psikologi pendidikan mengenai filsafat belajar.
a. Metode Eksperimen
Dalam penelitian eksperimental obyek yang akan diteliti dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu kelompok percobaan dan kelompok pembanding. Kelompok
percobaan terdiri atas sejumlah orang tingkah lakunya diteliti dengan perlakuan
khusus dalam arti sesuai dengan data yang akan dihumpun. Kelompok pembanding
juga terdiri atas obyek yang jumlah karakteristik nya sama dengan kelompok
percobaan, tetapi tingkah lakunya diteliti. Setelah eksperimen usai, data dari
kelompok percobaan dibandingkan dengan kelompok pembanding, lalu dianalisis,
ditafsirkan, dan di simpulkan dengan teknik startistik tertentu.
9
b. Metode Kuesioner
Metode kuesioner disebut juga “mail servey” karena pelaksanaan penyebaran
dan pengimbalannya sering di kirim ke dan dari responden melalui jasa pos,
namun sebelum kuesioner di sebarkan atau dikirim kepada responden yang
sesungguhnya seorang peneliti psikologi pendidikan biasanya melakukan uji
coba. Caranya, sejumlah kuesioner di bagi-bagikan kepada sejumlah orang
tertentu yang memiliki karakteristik sama dengan calon responden yang
sesungguhnya. Tujuannya untuk memastikan pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner itu cukup jelas dan relevan untuk dijawab, dan untuk memperoleh
masukan yang mungkin bermanfaat bagi penyempurnaan kuesioner tersebut.
10
e. Metode Observasi Naturalistik
Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti
mengalami perubahan, karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha atau
kegiatan berinteraksi antara pendidik, anak didik dan lingkungan, perubahan tersebut
adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Didalam hubungan inilah
kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu,
baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu
memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis.
Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan.
Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit
dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi
menelaaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian keduanya menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Landasan psikologi pendidikan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang
pemahaman gejala kejiwaan dalam tingkah laku manusia untuk kepentingan
mendidik atau membina perkembangan kepribadian manusia.Jadi segala gejala-gejala
yang berhubungan dengan proses pendidikan dipelajari secara mendalam pada
psikologi pendidikan.
2. Dalam landasan psikologi pendidikan terdapat 4 teori yaitu :
a. Teori Behavioristik
b. Teori Kognitif (Bruner)
c. Teori Humanisme (Carl R.Roger)
d. Teori konstruktivisme
3. Dan terdapat beberapa metode-metode yaitu :
a. Metode Eksperimen
b. Metode Kuesioner
c. Metode Studi Khusus
d. Metode Penyelidikan Klinis
e. Metode Observasi Naturalistik
3.2 SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, cet. 2, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002
Abdul Rahman Sholeh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar:
Dalam Perspektif Islam, cet. 2, Jakarta: Kencana,2004.
Ad. Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses Petunjuk untuk Merencanakandan
Menyampaikan Pengajaran, cet. 10, Jakarta: PT GramediaWidiasarana
Indonesia, 2003.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) Jakarta:
Bumi Aksara, 2010.
Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers. 2010.
Baharudin, Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
13