Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun oleh
Nama : Jaka sejati
Nim: 3203122053
Kelas: A
Mata kuliah : psikologi pendidikan
Dosen pengampu: ARMITA SARI, S.Pd, M.Pd

Fakultas Ilmu Sosial Pendidikan antropologi


Universitas Negeri Medan
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Di mana atas segala
nikmat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas critical book report untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah psikologi pendidikan pada jurusan pendidikan antropologi fakultas
Ilmu Sosial.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
selaku dosen pada mata kuliah psikologi pendidikan, atas kesabaran dan bimbingannya
sehingga critical book report ini dapat diselesaikan.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
ke arah yang lebih baik nantinya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.

Medan,10 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................... .......... ......................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................3
A. Latar belakang......................................................................................3
B. Rumusan masalah................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................4
D. Identitas buku.......................................................................................4

BAB II RINGKASAN ISI BUKU....................................................................5


BAB III PEMBAHASAN..............................................................................21
BAB IV PENUTUP......................................................................................22
A. Kesimpulan.........................................................................................22
B. Saran...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................23
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

jiwa pendidikan yang lebih dikenal dengan psikologi pendidikan terdiri dari dua
kata, yaitu Psikologi dan pendidikan. Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah schoology
berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Adapun mengenai pendidikan menurut
kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
lakuseseorang atau kelompok orang dalam usaha Mande puasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.

Psikologi pendidikan menurut Alice Crow yaitu studi tentang belajar,


pertumbuhan dan kematangan individu serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah tentang
reaksi manusia yang mempengaruhi belajar dan mengajar.

Pengetahuan psikologi pendidikan merupakan salah satu pengetahuan yang


perlu dipelajari dan dipahamioleh seorang guru agar dapat menjalankan tugas sebagai
guru dengan cara yang sebaik-baiknya. Seorang guru harus menguasai mata pelajaran
surah al-maun yang diberikan tetapi perlu juga memahami mereka yang dipimpinnya
dalam proses pendidikan. Para ahli Psikologi dan pendidikan pada umumnya
keyakinan bahwa 2 orang anak (yang kembar sekalipun) tak pernah memiliki respon
yang sama persis terhadap situasi belajar mengajar di sekolah. Keduanya sangat
mungkin berbeda dalam hal pembawaan, kematangan jasmani, intelegensi, dan
keterampilan motor/ jasmaniah. Anak-anak itu seperti juga anak-anak lainnya relatif
berbeda dalam kepribadian sebagaimana yang tampak relatif berbeda dalam
kepribadian sebagaimana yang tampak dalam penampilan dan cara berpikir atau
memecahkan masalah mereka masing-masing.

B. Rumusan masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “psikologi pendidikan” berkaitan dengan judul
tersebut,maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apa pengertian psikologi pendidikan?
2. Apa ruang lingkup psikologi pendidikan?

C. Tujuan
Tujuannya yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu psikologi pendidikan
2. Untuk mengetahui ruang lingkup psikologi pendidikan
D. Identitas Buku
 BUKU UTAMA
Judul. : Psikologi pendidikan
Pengarang. : Drs. Sumadi suryabrata, B A, M.A, Ed.S,pH.D
Penerbit. : PT raja grafindo persada
Tempat terbit. : Jakarta
Tahun terbit. : 2015

 BUKU PEMBANDING
Judul buku. : Psikologi pendidikan
Pengarang. :Drs.M.Ngalim Purwanto ,MP
Penerbit. :PT. Remaja rosdakarya
Tahun terbit. :2011

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ringkasan Buku 1 (Utama)
Pengertian dan definisi psikologi pendidikan dapat dilihat dari dua sudut yaitu etimologi
dan terminologi. Menurut etimologi (asal usul kata) psikologi pendidikan dapat dijabarkan
dalam dua kata yakni Psikologi dan pendidikan psikologi pertama secara etimologi adalah
istilah hasil pengindonesiaan dari bahasa asing, yaitu bahasa Inggris psychologi.
Istilah psychologi sendiri berasal dari kata Yunani “psyche” yang dapat diartikan sebagai roh,
jiwa atau daya hidup, dan logis yang dapat diartikan ilmu kedua secara terminologi (istilah)
maka psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari atau menyelidiki pernyataan-
pernyataan gejala jiwa yang dijadikan objek pembahasan dalam psikologi ada empat macam
yakni; gejala pengenalan (kognisi), gejala penasaran (emosi), gejala kehendak (konasi), dan
gejala campuran (kombinasi)pendidikan yang berasal dari kata didik dalam bahasa Indonesia
juga hasil dari transparasi pengindonesiaan dari bahasa Yunani yaitu “peadagogie” etimologi
kata pad pedagoige adalah “pais” yang artinya “anak”, dan again yang terjemahannya adalah
Bimbing jadi terjemahan bebas kata peadagoigeberarti bimbingan yang diberikan kepada
anak” menurut terminologi yang lebih luas maka pendidikan adalah usaha yang dijalankan
oleh seseorang atau sekelompokorang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup
dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Penelusuran makna dua kata psikologi dan pendidikan ditas dapat dijadikan dasar
untuk melihat lebih jauh pengertian dan definisi psikologi. Dengan maksud untuk memahami
lebih luas dan pendidikan dari sudut masing-masing, berikut beberapa definisi psikologi
pendidikan yang pernah dikemukakan para ahli.
Menurut Crow & Crow; education psychologi desridesa explain the learning experience of an
individual from birth though old age. Subject matter is psikologi merupakan suatu ilmu yang
menerangkan masalah belajar pada seorang anak sejak lahir sampai usia lanjut, termasuk
didalamnya kondisi yang mempengaruhi belajar. Kemudian Barlow memberikan batasan
psikologi pendidikan sebagai berikut:psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan
berdasarkan riset fisikologi dengan rangkaian sumber-sumber untuk membantu Anda
melaksanakan tugas tugas sebagai guru dalam proses belajar mengajar secara efektif. Bagian
berikut Witherington menegaskan pengertian psikologi pendidikan sebagai berikut: bahwa
psikologi pendidikan merupakan studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan manusia. Psikologi pendidikan lebih merupakan ilmu yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya tentang bagaimana masyarakat kita
mengolah belajar. Hubungan guru dengan murid dan lain sebagainya.

Beberapa definisi di atas penulis anggap dapat mewakili banyak definisi yang
dikemukakan para ahli.Untuk itu sedikitnya ada tiga hal penting yang harus dijelaskan dari
pengertian psikologi pendidikan yakni:
1. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas hasil-
hasil temuan riset fisikologi.
2. Hasil-hasil riset psikologi tersebut kemudian dirumuskan sehingga menjadi konsep-
konsep, teori-teori, dan metode serta strategi yang utuh.
3. Konsep, Teori, metode dan strategi tersebut kemudian disiste-mati saksikan hingga
menjadi”repertoire of resources”, yakni rangkaian sumber yang berisi pendekatan
yang dapat dilihat dan digunakan untuk praktik-praktikpendidikan khususnya dalam
hal belajar mengajar. Dari rumus berbagai pendapat di atas, psikologi pendidikan jelas
hadir dari pengembangan riset psikologi pada umumnya untuk kepentingan
pendidikan.dengan dasar ini dapat ditegaskan definisi dan pengertian psikologi
pendidikan yakn; suatu cabang ilmu jiwa yang membahas tingkah laku anak pada
proses pendidikan.

B. Psikologi Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu


kerangka kerja ilmu sebagai sebuah pengetahuanilmiah didasarkan pada tiga
syarat utama yakni: objek, metode dan sistematika. Kualisifikasi dari tiga syarat inilah
yang menjadi satu disiplin ilmu diterima di jajaran ilmu-ilmu lainnya sebagai sebuah
disiplin yang berdiri sendiri atau tidak. Psikologi pendidikan yang membidangi kajian
praktis tentang kependidikan memiliki kavling yang spesifik yakni sebagai berikut:
1. Objek
Setiap ilmu pengetahuan ditentukan oleh objeknya. Ada dua macam ilmu objek
pengetahuan, yaitu objek material dan formal.
Objek material ialah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek
penyelidikan suatu ilmu, sedangkan objek formal ialah objek material yang
disoroti oleh suatu ilmu sehingga membedakan ilmu satu dengan ilmu lainnya,
jika objek material sama dalam psikologi pendidikan pembagian objek
pembahasan ini sebagai berikut.
a) Objek material
objek material sosiologi pendidikan adalah penghayatan dan tingkah laku
manusia.

b) Objek formal
Objek formal dari psikologi pendidikan ini adalah aspek studi tentang
human behavior dan human relanship dalam bidang dalam atau dari sudut
tunjauan kependidikan.

2. Metode
Metode yang digunakan dalam sosiologi pendidikan tidak jauh berbeda
dengan psikologi lainnya, hanya lebih diarahkan pada upaya peningkatan
kemampuan guru dalam proses pendidikan dan pengajaran pada dasarnya metode
ini meliputi usaha mengumpulkan data, pengolahannya dan penyimpulannya.
Beberapa metode yang lazim digunakan dalam psikologi pendidikan adalah
sebagai berikut.
a) Metode observasi
Adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap tingkah laku peserta didik dalam situasi yang wajar, dilaksanakan
dengan bencana, kontinu dan sistematis serta diikuti dengan upaya
mencatat atau merekam secara tepat.

b) Metode eksperimen dan tes


Adalah metode yang dilakukan dengan sengaja menciptakan situasi buatan
dalam pendidik dan dalam situasi yang ditempatkan subjek penelitian
tertentu. Sementara itu metode dilakukan dengan memberikan tugas yang
harus dilakukan oleh subjek, baik tugas tertulis maupun tugas lisan.

c) Metode kuesioner dan interview


Metode ini juga disebut dengan angket di mana berupa daftar yang
memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek untuk
dikerjakan kemudian hasil jawabannya dianalisa dan disimpulkan.

d) Metode studi kasus


Metode ini adalah satu hal, kejadian atau peristiwa yang dialami oleh
seorang peserta didik sebagai klaim yang baik merupakan problem awal
sampai akhir menentukan tatanan yang rapi dan ilmiah, metode kasus.

e) Metode sosiometri
Metode ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat intensitas
hubungan seorang anak. Dengan metode ini akan dapat diketahui apakah
seorang peserta didik memiliki proses sosial atau justru toleransi dan
teman-temannya.

f) Metode statistik
Metode ini lebih diarahkan untuk menganalisa yang menarik kesimpulan
dari metode metode sebelumnya analisis statistik sebagai suatu rangkaian
proses kegiatan ilmiah mempunyai kedudukan penting dalam pembahasan.
Psikologi pendidikan sementara itu metode lain adalah seperti pendapat
para tokoh-tokoh psikologi. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam
penelitian di bidang psikologi di antaranya:

 Metode eksperimental
 Metode pengamatan observasi
 Metode survei
 Metode tes
 Riwayat kasus

KEDUDUKAN HUBUNGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DENGAN ILMU LAIN


struktur filsafat ilmu pengetahuan suatu objek dapat didekati dari berbagai sudut
pandang sesuatu dengan sasaran dan tekanan pembahasan yang akan dilakukan. Di antara
bidang ilmiah dari ilmu pengetahuan adalah filsafat fisika, filsafat astronomi, filsafat teologi
dan filsafat ilmu-ilmu sosial. prinsip diatas menggambarkan bahwa dalam satu disiplin ilmu
selalu berakhir adanya percabangan dari induk ilmu yang ada sebelumnya. Untuk mengetahui
kedudukan dan hubungan satu disiplin ilmu seperti psikologi pendidikan maka ada dua
pendekatan yakni; pendekatan deduktif dan pendekatan induktif. Pendekatan deduktif di sini
maksudnya melihat satu proses keilmuan dari induk (akar) sampai kepada lahirnya sosiologi
pendidikan. Pendekatan induktif maksudnya melihat kajian bidang praktis yang nyata
kaitannya antara psikologi pendidikan dengan ilmu lainnya.
1. Pendekatan deduktif
Sistem percabangan pengetahuan pertama kali diawali dari induk pengetahuan filsafat,
yang terdiri atas tiga bagian kajian utama yakni; filsafat alam (geosentris), filsafat manusia
(antroposentris), dan filsafat Tuhan (theosentris).semakin praktisnya kajian filsafat tersebut
maka lahirlah disiplin keilmuan yakni geosentris menjadi geologi, antroposentris menjadi
antropologi dan theosentris dan menjadi teologi. Dalam perkembangan selanjutnya menurut
christian Wolff percabangan filsafat tersebut mengarah pada; filsafat ketuhan, filsafat
kejiwaan filsafat kealaman. Sementara itu di Indonesia sendiri pengelompokan ilmu
pengetahuan dari yang diformalkan lewat fakultas di perguruan tinggi adalah dengan empat
bidang yakni kajian.
 Ilmu agama/kerohanian
 Ilmu kebudayaan
 Ilmu sosial
 Ilmu eksakta dan teknik
dalam pembagian yang lebih awal nya adalah dari sistem pengetahuan yang utuh diklasifikasi
menjadi empat yakni; filsafat agama dan seni, kemudian ilmu dibagi menjadi ilmu alam, ilmu
pengetahuan dan ilmu kemanusiaan, dari ilmu kemanusiaan inilah terakhir Apa yang disebut
dengan ilmu pendidikan, ilmu jiwa dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Rangkaian tersebut tentu
juga masih ditemukan pembahasan yang tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Bila di
disitematisir lagi maka tuntunan sejak pengetahuan-ilmu-ilmu kemanusiaan-ilmu pendidikan
dan ilmu jiwa khusus akhirnya terdapat dalam ilmu jiwa pendidikan (schoology pendidikan).
Jadi jelasnya psikologi pendidikan adalah berunduk kepada di schoology secara umum yang
digunakan/difungsikan untuk kepentingan dunia pendidikan.

2. Pendekatan induktif
Pendekatan yang lebih mengarah kepada fungsi praktis sekaligus menyebarkan bahwa
perbedaan antara ilmu-ilmu yang berhubungan dengan psikologi pendidikan hanyalah
perbedaan pada tekanan. Adalah tidak mungkin untuk menarik garis yang tegas pembeda
antara antropologi, sosiologi, Psikologi dan fisiologi dalam kaitan dengan psikologi
pendidikan. Gimana ketiganya mempunyai saling berkaitan yang eratsekali 4 disiplin ilmu
yang mempunyai hubungan fungsional dengan psikologi pendidikan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Psikologi pendidikan dengan antropologi
antropologi adalah ilmu tentang manusia dari seluk beluk kebudayaan, kepribadian,
Typical yang terdapat dalam individu dalam kelompok masyarakat tertentu.
Pembahasan ini jelas memiliki kaitan untuk kepentingan psikologi pendidikan ingin
menyikap tabir keperibadian anak dalam hal: memahami, membina, mengembangkan,
mengarahkan serta mengelompokkan.dasar tersebut antropologi dan psikologi
pendidikan memiliki kaitan fungsional yang lebih praktis untuk menemukan gejala
kejiwaan dari sudut latar belakang dan kebudayaan.

b. Psikologi pendidikan dengan fisiologi


Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang ada dalam
tubuh manusia dan berbagai sistem peredaran darah dan lain sebagainya. Sementara
itu fisikologi juga membahas adanya satu interaksi antara aspek biologis dan
psikologi sebagai satu kesatuan gejala dalam dunia pendidikan. Dalam pendekatan
fungsional, maka kedua disiplin ilmu ini dapat lebih mengarah pada suatu proses
saling mengisi dan melengkapi untuk pembahasan gejala pertumbuhan dan
perkembangan baik fisik maupun mental peserta didik atau anak.

c. Psikologi pendidikan dengan Didaksologi


Didaksologi adalah ilmu yang mempelajari proses interaksi pendidikan dan
pengajaran, dari upaya penciptaan suasana belajar, komunikasi dan interaksi antara
pendidik dan peserta didik, sampai evaluasi kependidikan. Pada bidang psikologi
pendidikan kepentingan dunia pendidikan baik prinsip maupun teknis jelas tidak dapat
dipungkiri, pembahasan Didaksologi menjadi lapangan utamadari psikologi
pendidikan ini, dengan cara memadukan teori dan prinsip maupun dengan melihat
adanya sintesa dan analisa dari 2 disiplin ilmu tersebut merupakan proses utama
dalam perkembangan psikologi pendidikan.
d. Psikologi pendidikan dengan pembelajaran
bila didaksologi lebih bersifat makro dalam menelaah bidang bidang pendidikan,
maka pembelajaran lebih bersifat teknis dan operasiona. Kemampuan guru untuk
kegiatan operasional ini adalah kemampuan dalam hal merancang, mengembangkan
dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. seorang guru dalam merancang
pembelajaran sangat membutuhkan informasi dari siapa penerima pembelajaran
khususnya kondisi psikologis mereka. Begitu juga dalam mengembangkan strategi
pembelajaran, apakah pembelajaran akan diberikan kepada individu, pasangan atau
kelompok semuanya memerlukan kajian psikologi pendidikan. Dalam mengevaluasi
hasil belajar seorang pendidik memerlukan analisis perkembangan dan kemampuan
dari si pelajar, ini artinya psikologi pendidikanatau kegagalan dari proses
pembelajaran.

PSIKOLOGI PENDIDIKAN UNTUK STRATEGI PEMBELAJARAN


Pendidikan adalah sebuah proses yang dilakukan anak manusia untuk mempersiapkan
generasi muda. Sebagai sebuah proses maka pendidikan memerlukan media, ruang
dan penataan, begitu juga dengan generasi maka memerlukan pemahaman tentang
manusia. Bagaimana memahami kondisi manusia secara tepat dan benar, baik sesuai
dengan tujuan dan kehendaknya.
Berbagaipenelitian banyak dilakukan terhadap proses belajar, tentunya hasil
penelitian tersebut menjadi dasar-dasar bagaimana manusia memandang proses
belajar. Pada gilirannya lahirlah Apa yang disebut dengan teori belajar. Fungsi dari
teori-teori tersebut memberi rambu-rambu bagaimana kita harus memahami anak,
memahami proses pendidikan, memahami kegiatan belajar dan lain sebagainya.
Menurut Patrick Suppes (1974) sedikitnya ada empat fungsi teori belajar yani: (1)
berguna sebagai kerangka untuk melakukan penelitian dan (2) memberikan suatu
kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu. Teori juga sering
(3) mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang kelihatannya sederhana dan (4)
mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalaman sebelumnya. Begitu juga
dengan fungsi teori pengajaran adalah : merupakan prinsip, teknik, cara dalam
mendayagunakan sumber sumber pengajaran ( software dan hardware ) untuk
mencapai tujuan pengajaran.

PENGERTIAN DAN TUJUAN BELAJAR


Pengertian belajar menurut James Owhittaker sebagaimana dikutip abu Ahmadi
adalah : Learning is the procces by which behavior ( in the breader sense originated
of changer through pracice or training ). Artinya belajar adalah proses di mana
tingkah laku ( dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan ).
Jelasnya belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha dan kegiatan yang bertujuan
untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap, kebiasaan, keterampilan dan sebagainya.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar


Belajar adalah sebuah proses kegiatan atau aktivitas yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Keadaan-keadaan yang mengiringi kegiatan tersebut jelas mempunyai andil bagi
proses dan tujuan yang dicapai, Maka hal itu disebut faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar. Di bawah ini akan dikemukakansecara ringkas faktor-faktor
yang turut menentukan atau mempengaruhi belajar tersebut dapat dilihat dari dua
faktor yakni:
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat
digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overleapping tetap
ada yaitu:
a. Faktor-faktor non sosial dan
b. Faktor-faktor sosial

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan ini pun dapat lagi
digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
a. Faktor-faktor fisiologis
b. Faktor-faktor psikologis

D. Tipe-tipe belajar
Gagne mengelompokkan belajar atas 8 tipe yakni sebagai berikut:
1. Signal Learning (belajar isyarat tanda)
Tipe belajar ini merupakan tahapan pertemuan adalah proses penguasaan pola-
pola tingkah laku yang bersifat involuntery.
2. Stimulus Response Learning
Tipe belajar ini termasuk classical condition atau belajar dengan trial dan
error’. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah
faktor reinpocerment.

3. Chaening ( mempertaruhkan )
Tipe chaening disebut juga belajar membentuk ( chaening molore ) rangkaian
tingkah laku. Proses belajar ini berlangsung dengan menghubungkan gerakan
yang satu dengan gerakan yang lain. ( Masuk ke kelas, duduk, ambil buku dan
seterusnya ).

4. Verbal Associateori ( chaeng verbal)


Tipe ini memberikan reaksi verbal pada stimulus yang datang (misalnya buku,
bahasa yang disenangi, blook, makan, catatan nomor)

5. Discomination Learning (belajar membedakan)


Kemahiran mengadakan diskriminasi akan membantu siswa dalam
menemukan persamaan-persamaan serta menentukan karakteristik beri
stimulus yang ada.Selanjutnya berdasarkan hal ini akan diperolehnya
pengertian pengertian tertentu (konsep) misalnya pensil, buku, bulpoin.

6. Concept learning (belajar konsep)


Kemahiran mengadakan diskriminasi akan membantu siswad dalam
menemukan persamaan-persamaan serta menemukan karakteristik dari situ
mulus yang ada.

7. Rule learning (belajar membuat generalisasi atau hukum dan disebut juga
menghubungkan beberapa konsep).
Pada tingkat ini siswa mengadakan kombinasi dari berbagai konsep dengan
mengapresiasikan logika (induktif deduktif, analisis, klausa lisasi), sehingga
siswa dapat menemukan kesimpulan tertentu berupa dalil aturan hukum,
prinsip dan sebagainya.

8. Problem solving (pemecahan masalah)


Dengan menggunakan hukum, dalil dan prinsip yang ada sistematis
merumuskan dan memecahkan masalah-masalah.proses belajar problem
solving berlangsung dalam beberapa tahap yang sistematis.

B. BUKU PEMBANDING
Pengantar antropologi
1. pengertian psikologi
Menurut arti kata katanya maknapsikologi sering diterjemahkan menjadi ilmu yakni
dari kata psyche yang berarti jiwa,roh dan logos yang berarti ilmu.Sebenarnya arti tersebut
kurang tepat karena bertitik tolak dari pandangan dualisme manusia yang menganggap bahwa
manusia itu terdiri dari dua bagian yaitu jasmani dan rohani.
Dengan singkat dapat kita katakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia.tingkah laku di sini diartikan secara luas ya Allah segala kegiatan,
tindak perbuatan manusia yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang disadari maupun
tidak disadari nya. Termasuk di dalamnya cara berbicara, berjalan, berfikir atau mengambil
keputusan, cara ini mengambil sesuatu,bereaksi terhadap segala sesuatu yang datang dan luar
dirinya maupun didalam dirinya.

2.Psikologi dan macam-macamnya


a. Objek material
Yakni yang dipandang dengan keseluruhan. Adapun objek material dari psikologi ialah
manusia. Di samping menjadi objek fisikologi, sejarah biologi, ilmu kedokteran, ilmu hukum,
ilmu mendidik dan semua objek nya adalah manusia
b. Objek formal
Jika dipandang menurut aspek mana Yang dipentingkan dalam menyelidiki fisikologi itu,
dalam hal ini maka objek formal fisikologi adalah berbeda-beda menurut perubahan zaman
handphone dengan masing-masing para ahli pada zaman Yunani sampai dengan abad
pertengahan yang menjadi objek formal nya ialah hakikat jiwa. Kemudian pada masa
Descartes posisi Psikologi itu ialah gejala-gejala kesadaran. Secara sistematis macam-macam
Psikologi itu dapat kita susun sebagai berikut:
1). Psikologi metafisika, yang menyelidiki hakikat jiwa seperti yang dilakukan oleh plato dan
Aristoteles.
2). Psikologi empiri, yang memiliki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia dan
menggunakan pengamatan observasi. Psikologi empiri dapat dibagi lagi menjadi dua bagian
antara lain:
 Psikologi umum, yang memiliki atau mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia
pada umumnya.
 Psikologi khusus,yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan menurut aspek-aspek
tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuannya
3). Hubungan psikologi dengan ilmu ilmu lainnya
a). Psikologi dan antropologi
Secara etimologis, antropologi berarti tentang manusia.Antropologi sebagai ilmu yang masih
muda yang mempunyaiperhatian terhadap semua cabang pengetahuan yang berhubungan
dengan manusia.
b). Psikologi dan sosiologi
Para ahli psikologi memusatkan perhatian terutama kepada tingkah laku kelompok. Iya
mempelajari pengaruh pengaruh kelompok terhadap individu-individu yang termasuk ke
dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang diselidiki oleh sosiologi antara lain masalah
masalah kejahatan, kenakalan anak-anak, perceraian,.
C). Psikologi dan fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang ada dalam tubuh
manusia (seperti: fungsi perut dan hati, limpa dan empedu). Dan berbagai sistem peredaran
(seperti: peredaran darah, makanan, pengeluaran sia-sia pembakaran dan sebagainya.) Juga
mempelajari bagaimana organ-organ dalam sistem sistem peredaran itu berinteraksi satu
dengan lainnya.

4. Ruang lingkup psikologi pendidikan


Mengingat bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada
penemuan,,aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi ke dalam pendidikan, yang erat
hubungannya dengan pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencangkuptopik-topik
psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan.

Yang merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain:

1).Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang berpengaruh terhadap
belajar.

2). Sifat-sifat dari proses belajar

3). Hubungan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar.

4). Pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan


belajar.

5).Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama dalam belajar

6). Hubungan antara prosedur prosedur dengan hasil belajar.

7). Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.

8). Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman belajar
yang insidental dan informal terhadap individu.

9). Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah.

10) fisiologis yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa

PEMBAWAAN KETURUNAN DAN LINGKUNGAN

1) Soal pembawaan dan lingkungan

soal pembawaan ini adalah soal yang tidak mudah dan dengan demikian memerlukan penjelasan
dan uraian yang tidak sedikit.telah bertahun-tahun lamanya para ahli Didik, ahli biologi, ahli
psikologi, dan lain-lain memikirkan dan berusaha menjawaban atas pertanyaan perkembangan
manusia itu tergantung pada pembawaan atau pada lingkungan.Dalam usaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu disini dikemukakan adanya beberapa pendapat.

a).Aliran nativisme

Aliran ini berpendapat bahwa segara perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang
menentukan hasil perkembanganya. Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifa-
sifat pembawaannya.

b).Aliran Empirisme

mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali
ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya Sunda
kecil.Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme pentagonis.

c). Hukum konvergensi

berasal dari bahasa dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William stream.iya bareng pendapat
bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia. Dalam
aliran yang menganut aliran konvergensi. Itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang
dapat dalam hukum konvergensi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan daripada
pengaruh lingkungan.

2. pembawaan dan keturunan

a). Keturunan

kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak adalah keturunansifat-sifat atau
ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Banyak
para ahli yang berusaha menyelidiki sifat sifat kejiwaan manusia yang berkenaan dengan keturunan,
tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum dapat dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun
beberapa faktor yang menyulitkan pelaksanaan penyelidikan tersebut dengan baik antara lain:

 Pada manusia tidak dapat melakukan persilangan menurut secara tertentu umpamanya
persilangan antara dua rasyang sangat berlainan asalnya seperti yang dapat dilakukan
terhadap binatang atau tumbuh-tumbuhan.
 Masa perkembangan manusia yang sangat lamasehingga mengakibatkan sifat-sifat yang ada
yang terjadi karena keturunan dapat tersembunyi dengan lamanya, sebelum sifat-sifat itu
menampakan diri pada suatu individu yang tertentu.
 Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga sifatnya tidak akan mungkin
mengadakan pengamatan pengamatan terhadap lebih dari satu keturunan.
 Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan hanya sedikit sekali)

b) Pembawaan

agar lebih jelas lagi pengertian kita tentang keturunan dan bagaimana hubungannya atau
adakah perbedaan antara keturunan dan pembawaan, marilah kita ikuti uraian yang berikut.
Sebelum kita putar akan lebih lanjut, dapatlah kiranya kita mengatakan: pembawaan ialah seluruh
kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang didapat suatu individu dan yang selama masa
perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direlasikan).

Hanya dengan memperhatikan presentasi presentasi (actual ability) bentuk wataknya dan tingkah
laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang
tentu ada pada individu itu.

c) Struktur pembawaan

Sifat-sifat pembawaan atau kesanggupan kesanggupan yang termasuk dalam struktur


pembawaan itutidak semuanya dapat berkembang atau menunjukkan diri dalam perwujudannya.
Tersembunyi; jadi tetap tinggal sebagai kemungkinan saja, yang tidak mewujudkan diri.

Ada yang menyebabkan perkembangan sifat-sifat pembawaan itu sehingga menjadi wujud
(actual ability) atau tetap tinggal terpendamnya suatu sifat pembawaan (potensi ebillity) iyalah
faktor-faktor dari luar (umpamanya karena mendapat kesempatan atau latihan atau pengajaran
yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam (umpamanya konstitusi badan yang demikian rupa
sehingga tidak memungkinkan perkembangannya sifat-sifat pembawaan yaitu.)

Di muka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung
dalam sel benih yang akan berkembang mencapai sebagai perwujudannya. Pembawaan (yang
dibawa si anak sejak lahirnya) adalah potensi-potensi yang aktif dan pasif yang akan terus
berkembang mencapai perwujudannya.kesimpulannya iyalah semua yang dibawa oleh si anak sejak
lahir adalah diterima karena kelahirannya, jadi adalah memang pembawaan. Tapi pembawaan itu
tidaklah sebuah diperoleh semua diperoleh karena keturunan. Sebaiknya,semuanya yang diperoleh
karena keturunan adalah dapat dikatakan kan pembawaan,atau lebih tepat lagi pembawaan
keturunan.

3. Pembawaan dan bakat

Sebenarnya kedua istilah pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang selama ini maksudnya,
umumnya dalam buku buku psikologi kita dapati kedua istilah itu sejajar, sama-sama dipakai untuk 1
pengertian yaitu pembawaan (anleg). Untuk menggantikan kata aanleg kedua istilah tersebut dapat
digunakan sama-sama dengan maksud yang sama pula. Titik berat perbedaannya terletak pada luas
pengertiannya: yang satu mengandung pengertian yang lebih luas daripada yang lain.

4.Beberapa macam pembawaan dan pengaruh keturunan

Perlu pula kiranya disini kita singgung sedikit beberapa macam pembawaan, antara lain:

 Pembawaan jenis
 Pembawaan ras
 Pembawaan jenis kelamin
 Pembawaan perseorangan

adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih


ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain ialah;
 Konstitusi tubuh
 Cara bekerja alat-alat Indra
 Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
 Tipe-tipe perhatian
 Cara-cara berlangsungnya emosi-emosi yang khas
 Tempo dan ritme perkembangan

5. lingkungan (Enveronment)
macam-macam lingkungan
 Lingkungan alam/luar (external of physical Enveronment
 Lingkungan dalam (internal environment)
 Lingkungan sosial atau masyarakat (social environment)

bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan?

Dibedakan menjadi 4 macam, diantaranya:

 Individu bertentangan dengan lingkungannya


 Individu menggunakan lingkungannya
 Individu berpartisipasi dengan lingkungannya
 Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya

Sebenarnya ke empat macam cara hubungan individup dengan lingkungannya itu kita dapat
rangkum menjadi satu saja, yakni bahwa individu itu senantiasaberusaha untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Dalam arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti:

 Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan (penyelesaian autoplastis)


 Mengubah lingkungan sosial dengan keadaan (keinginan) diri (penyesuaian diri alloplastis)

MENGAPA MANUSIA BERINTERAKSI DENGAN DUNIA LUAR

1. Tenaga tenaga pendorong pada manusia

Daya-daya/yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar agar dapat
berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Daya daya yang mendorong manusia dari dalam untuk
melakukan perbuatan itu disebut dorongan nafsu. Yang dimaksud dengan dorongan nafsu ialah
kekuatan pendorong mad maju yang memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari,
mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.dalam garis besarnya
dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

a). Dorongan aksi yang mempertahankan diri

Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat
mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.

b). Dorongan nafsu yang mempertahankan diri

Dorongan ingin tahu, melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia,
dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia semakin maju dan semakin tinggi.
c). Dorongan nafsu mempertahankan diri

Manusia ataupun hewan secara sadar maupun tidak sadar selalu menjaga agarjenisnya atau
keturunannya tetap berkembang dan hidup. Ada pula yang membagi dorongan nafsu itu menjadi
empat macam ya Allah sebagai berikut;

 Buruknya nafsu vital

Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-nilai atau benda-
benda yang berfaedah bagi organisme

 Dorongan nafsu egois

Nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada diri sendiri,
menghargai diri,kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab. Hidup dorongan nafsu egois
ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada perkembangan dan kesempurnaan diri.

 Dorongan nafsu super sosial

Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan dilahirkannya kepada
penghayatan atas perhubungan dengan yang maha kuasa sebagai asal mula yang ada.

2. Daya-daya/alat-alat interaksi manusia dengan dunia luar

a. Pengamatan

suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar melalui/dengan menggunakan alat indra.
Seperti:melihat, mendengar, mencium, meraba sesuatu dan sebagainya pengamatan merupakan
dasar bagi tetap pengalaman dan pengetahuan seseorang.

b. Ingatan

Pesan kesan yang tertinggal dalam dari pengamatandi dalam diri manusia yang berupa tanggapan
tanggapan maupun pengertian itu disisipkan sewaktu-waktu dikeluarkan lagi.menyimpan dan
mengeluarkan kesan-kesan itu disebut daya ingatan

c. Fantasi

Daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru dengan bantuan
tanggapan-tanggapan sudah ada. Ada dua pendapat yang bertentangan terhadap perkembangan
dan gunanya fantasy itu bagi manusia. Montessori berpendapat bahwa fantasi itu tidak baik
dikembangkan pada diri anak-anak karena melatih fantasi pada anak-anak itu berlatih berati
mengajar berdusta. Akan tetapi proble yang juga sebagai ahli didik(Jerman) yang mendirikan taman
kanak-kanak (kinder ganten) berpendapat sebaliknya. Menurut Robert fantasi itu perlu dan penting
sekali dikembangkan pada diri anak.

d.Perasaan

Perasaan adalah gema psikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman dan daya fisik is
yang lain. Jenis-jenis perasaan antara lain:

 Intelek ialah perasaan yang kita hayati bila kita memperoleh pengetahuan tentang sesuatu.
 Perasaan esensis (keindahan) iya lah perasaan yang kita hayati di waktu kita berpendapat
bahwa sesuatu itu bagus atau jelek, indah atau tidak.
 Perasaan etis (kesusilaan) iyalah perasaan yang kita hayati di waktu menilai sesuatu itu baik
atau buruk dalam arti susila.
 Perasaan sosial (kemasyarakatan) ya lah perasaan yang menyertai pendapat seseorang
tentang organ lain dan pengalaman-pengalaman dengan orang lain.
 Perasaan religius (keagamaan) iya lah perasaan yang kita hayati di waktu kita merasa diri
bersatu dengan alam semesta sedang menghadap kehadiran Tuhan Yang Maha Esa Pada
waktu kita bersembahyang
 Perasaan harga diri adalah perasaan yang kita hayati di waktu menilai tinggi rendahnya diri
kitaterhadap orang lain di dalam pergaulan sehari-hari.

BAB III
PEMBAHASAN
A. PERBEDAAN
Pada buku ini terdapat perbedaan dengan buku lain yaitu buku ini mencangkup beberapa
materiyang di buku lain tidak dijelaskan misalnya seperti membahas tentang kemampuan dan
integrasi sehingga pembaca mendapat tambahan wawasan dengan membaca buku ini.

B. KEUNGGULAN
Pada buku ini menjelaskan beberapa materi yang tidak dijelaskan di beberapa buku yaitu
seperti kemampuan dan intelegensisehingga itu membuat pembaca lebih banyak mendapat
wawasan dari buku ini.
C. KELEMAHAN
pada buku ini kata-katanya yang sulit dipahamisehingga kurang menarik perhatian para
pembaca untuk membaca dan juga cara penyajiannya kurang menarik.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah psychologi sendiri berasal dari kata Yunani “psyche” yang dapat diartikan sebagai roh,
jiwa atau daya hidup. Dan”Logis” yang dapat diartikan ilmu. Kedua secara terminologi
(istilah) makasih psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang objek pembahasan dalam
psikologi ada 4 macam yaitu: gejala pengenalan (kognisi), gejala perasaan (emosi), gejala
kehendak (konasi), dan gejala campuran (kombinasi).Pendidikan yang berasal dari kata didik
dalam bahasa Indonesia juga hasil dari transeletasi pengindonesiaan dari bahasa Yunani
yaitu”Peadagoige” etimologi kata Peadagoige adalah’ paus” yang artinya anak dan again
yang terjemahannya adalah bimbing jadi terjemahan bebas kata pada Peadagoige berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak” menurut terminologi yang lebih luas makna
pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.

B.SARAN
Menurut saya, materi dari buku ini sudah jelas dan bagustetapi alangkah baiknya
pengajiannya dibuat semenarik mungkinsehingga dapat menarik perhatian dari pembaca dan
juga sebaliknyabuku ini menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.

DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim 2011. Psikologi pendidikan. Bandung: PT remaja rosdakarya
Suryabrata Sumadi 2015. Psikologi pendidikan. Jakarta: PT raja grafindo persada

Anda mungkin juga menyukai