“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”
OLEH
NAMA : APRIYANDO MANALU
NIM : 7203143001
PENDIDIKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. dimana atas segala nikmat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ctitical book review untuk pemenuhan tugas
pada mata kuliah Psikologi pendidikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak serta dosen pengampu yang telah
membimbing dan membantu dalam penyelesaian tugas ini.Penulis sadar bahwa dalam
makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan penulis sendiri khususnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................................ 4
IDENTITAS BUKU................................................................................................. 5
Buku utama
A. Pengertian Psikologi Pendidikan.................................................................... 5
B. Psikologi Pendidikan Sebagai Disipllin Imu.................................................. 6
C. Kedudukan Dan Hubungan Psikologi Pendidikan Dengan Ilmu Lain........... 8
D. Psikologi Pendidikan Untuk Strategi Pembelajaran...................................... 10
E. Pengertian Dan Tujuan Belajar...................................................................... 11
Buku Pembanding
A. Pengantar Psikologi........................................................................................ 14
B. Pembawaan, Keturunan, Dan Lingkungan..................................................... 16
C. Mengapa Manusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar..................................... 18
A. Perbedaan....................................................................................................... 20
B. Keunggulan.................................................................................................... 20
C. Kelemahan...................................................................................................... 20
A. Kesimpulan.................................................................................................... 21
B. Saran............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu jiwa pendidkan yang lebih dikenal dengan psikologi pendidikan terdiri
dari dua kata, yaitu psikologi dan pendidikan. Psikologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu psyche yang ber arti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah
psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa.Adapun mengenai pendidikan
menurut kamus besar bahasa indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mende wasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Tujuan nya yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu psikologi pendidikan
2. Untuk mengetahui ruang lingkup psikologi pendidikan
3. untuk memenuhi tugas CBR psikologi pendidikan
4
BAB II
RINGKASAN MATERI
IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
Judul : Psikologi Pendidikan
Pengarang : Drs.Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D.
Penerbit : PT Rajagrafindo Persada
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2015
BUKU PEMBANDING
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Pengarang : Drs. M. Ngalim Purwanto, MP
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
Tahun terbit : 2011
A. BUKU UTAMA
5
Penelusuran makna dua kata psikologi dan pendidikan di atas dapat dijadikan dasar
untuk melihat lebih jauh pengertian dan definisi psikologi pendidikan. Dengan maksud untuk
memahami lebih luas psikologi dan pendidikan dari sudut masing masing, berikut beberapa
definisi Psikologi Pendidikan yang pernah dikemukakan para ahli.
Menurut Crow & Crow ; Educational psychology deseribesa and explains the
learning experiencess of an individual from birth though old age. Its subject matter is
concerned with the conditions that efect learning. Crow &Crow menegaskan bahwa Psikologi
merupakan suatu ilmu yang menerangkan masalah belajar pada seorang anak sejak lahir
sampai usia lanjut, termasuk didalamnya kondisi yang mempengaruhi belajar. Kemudian
Barlow memberikan batasan Psikologi Pendidikan sebagai berikut: ..... a body of knowladge
grounded in psychological research which provides a repertioire of resoucers to aid you in
functioning more effectively in teaching learning process. Makna dari kutipan tersebut adalah
bahwa Psikologi Pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologi dengan
rangkaian sumber sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas tugas sebagai guru
dalam proses belajar mengajar secara efektif. Bagian berikut ini Witherington menegaskan
pengertian Psikologi Pendidikan sebagai berikut: A Systematic study of the process and
factor involvidin the education of human being called educational psychology.Terjemahan
Indonesianya adalah bahwa Psikologi Pendidikan merupakan studi sistematis tentang proses
proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan manusia. Psikologi pendidikan lebih
merupakan ilmu yang dapat diterakan dalam kehidupan sehari hari khususnya tentang
bagaimana masyarakat kita mengelola belajar. Hubungan guru dengan murid dan lain
sebagainya.
Beberapa definisi di atas penulis anggap dapat mewakili banyak definisi yang
dikemukakan para ahli. Untuk itu sedikitnya ada tiga hal penting yang harus dijelaskan dari
pengertian Psikologi Pendidikan yakni:
1. Psikologi Pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas hasil hasil
temuan riset psikologi.
2. Hasil hasil riset psikologi tersebut kemudian dirumuskan sehingga menjadi konsep konsep,
teori teori, dan metode serta strategi yang utuh.
3. Konsep, teori, metode dan strategi tersebut kemudian disiste-matisasikan hingga menjadi
“repertoire of resources”, yakni rangkaian sumber yang berisi pendekatan yang dapat dipilih
dan digunakan untuk praktik praktik kependidikan khususnya dalam hal belajar mengajar.
Dari rumus berbagai pendapat di atas, Psikologi Pendidikan jelas hadir dari pengembangan
riset psikologi pada umumnya untuk kepentingan pendidikan. Dengan dasar ini dapat
ditegaskan definisi dan pengertian Psikologi Pendidikan yakni; suatu cabang ilmu jiwa yang
membahas tingkah laku anak pada proses pendidikan.
Kerangka kerja ilmu sebagai sebuah pengetahuan ilmiah didasarkan pada tiga syarat
utama yakni; obyek, metode dan sistematika. Kualifikasi dari tiga syarat inilah yang menjadi
satu disiplin ilmu diterima dijajaran ilmu-ilmu lainnya sebagai sebuah disiplin yang berdiri
sendiri atau tidak. Psikologi Pendidikan yang membidangi kajian praktis tentang
kependidikan memiliki kapling yang sepesifik yakni sebagai berikut:
6
1. Obyek
Setiap ilmu pengetahuan ditentukan oleh obyeknya. Ada
dua macam obyek ilmu pengetahuan, yaitu obyek materia dan obyek forma. Obyek materia
ialah seluruh lapangan atau bahan yang diajadikan obyek penyelidikan suatu ilmu, sedangkan
obyek forma ialah obyek materia yang disoroti oleh suatu ilmu sehingga membedakan ilmu
satu dengan ilmu lainnya, jika berobyek materia sama. Dalam Psikologi Pendidikan
pembagian obyek pembahasan ini sebagai berikut:
a. Obyek materia
Obyek materia Psikologi Pendidikan adalah penghayatan dan tingkah laku manusia.
b. Obyek forma
Obyek forma dari Psikologi Pendidikan ini adalah aspek study tentang human behavior dan
human relanship dalam bidang atau dari sudut tinjauan kependidikan. Kongkritnya adalah
proses membimbing, mengajar dan melatih anak dalam dunia pendidikan.
2. Metode
Metode yang digunakan dalam Psikologi Pendidikan tidak jauh berbeda dengan psikologi
lainnya, hanya lebih diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan guru dalam proses
pendidikan dan pengajaran. Pada dasarnya metode itu meliputi usaha mengumpulkan data,
pengolahannya dan penyimpulannya. Beberapa metode yang lazim digunakan dalam
psikologi pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku
peserta didik dalam situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontiniu dan
sistematik serta diikuti dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap.
b. Metode Eksperimen dan Tes
Metode esperimen adalah dengan sengaja menciptakan situasi buatan dalam pendidik dan
dalam situasi itu ditempatkan subyek penelitian tertentu. Sementara itu metode dilakukan
dengan memberikan tugas yang harus dilakukan oleh subyek, baik tugas tertulis maupun
tugas lisan.
c. Metode Kuestioner dan Interview
Metode ini disebut juga angket dimana berupa daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang
disampaikan kepada subyek untuk dikerjakan (dijawab) kemudian hasil jawabannya dianalisa
dan disimpulkan.
d. Metode Studi Kasus
Metode ini adalah satu hal, kejadian atau peristiwa yang dialami oleh seorang peserta didik
sebahai klien yang baik pendidikan merupakan problem awal sampai
akhir memerlukan tatanan yang rapi dan ilmiah, sistematika inilah yang disebut metode studi
kasus.
e. Metode Sosiometri
Metode ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat intensitas hubungan sosial
seorang anak. Dengan metode ini akan dapat diketahui pakah seorang peserta didik memiliki
rasa sosial atau justru terisolasi dari teman temannya.
f. Metode Statistik
7
Metode ini lebih diarahkan untuk menganalisa dan menarik kesimpulan dari metode metode
sebelumnya. Analisa statistik sebagai satu rangkaian proses kegiatan ilmiah mempunyai
kedudukan penting dalam pembahasan Psikologi Pendidikan.Sementara itu metode lain
adalah seperti pendapat pada tokoh-tokoh psikologi. Beberapa metode yang dapat digunakan
dalam penelitian di bidang psikologi diantaranya:
a. Metode eksperimental
Metode ini dapat dipakai di luar maupun di dalam laboratorium. Dalam metode eksperimen
dimungkinkan menyelidiki perbedaan pengaruh berbagai aspek dengan mengujicobakannya
terhadap berbagai kelompok individu.
b. Metode pengamatan/ observasi
Tahap awal suatu ilmi memerlukan penyelidikan untuk mengenal hubungannnya yang
kemudian akan menjadi objek studi yang lebih tepat. Menurut A.Thontowi metode observasi
adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap
tingkah laku individu dalam situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontiniu dan
sistematis serta diikuti dengan pencatatan atau merekam secara lengkap.
c. Metode survey
Beberapa masalah yang sulit dipelajari dengan cara pengamatan
langsung dapat juga dipelajari melalui pemberian
kuesioner/ wawancara. Menurut A.Thontowi metode ini disebut juga dengan angket, dimana
berupa daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada individu untuk
dikerjakan (dijawab) kemudian hasil jawabannya di analisa dan disimpulkan.
d. Metode tes
Tes digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja.
Analisis terhadap hasil tes kemudian menghubungkan keanekaragaman skor tes dengan
keanekaragaman yag terdapat di antara manusia. Penyusunan tes dan pemakaiannya bukan
hal yang sederhana, karena diperlukan berbagai langkah dalam menyiapkan butir-butir soal,
pembuatan skala, dan menentukan normanya.
e. Riwayat kasus
Penelaahan riwayat hidup secara ilmiah yang dikenal dengan riwayat kasus, yang merupakan
sumber data yang penting bagi para ahli psikologi dalam mempelajari setiap individu.
Sebagian besar riwayat kasus dipersiapkan dengan cara merekonstruksikan riwayat hidup
seseorang yang didasarkan pada kejadian dan catatan yang teringat. Rekonstruksi itu perlu
dilakukan karena sering kali riwayat hidup seseorang diabaikan sampai orang tersebut terlibat
dalam kesulitan, pengetahuan masa lalu individu itu penting untuk memahami perilaku yang
muncul pada masa kini. Dalam psikologi pendidikan sendiri, metode tersebut diatas juga
lazim digunakan. Hanya saja disesuaikan dengan kasus/masalah yang sedang dihadapi dalam
bidang pendidikan itu sendiri.
8
dan filsafat ilmu ilmu sosial.Prinsip di atas menggambarkan bahwa dalam satu disiplin ilmu
selalu terlahir adanya percabangan dari induk ilmu yang ada sebelumnya. Untuk mengetahui
kedudukan dan hubungan satu disiplin ilmu seperti Psikologi Pendidikan, maka ada dua
pendekatan yakni; pendekatan deduktif dan pendekatan induktif. Pendekatan deduktif disini
maksudnya melihat satu proses keilmuan dari induk (akar) sampai kepada lahirnya Psikologi
Pendidikan. Pendekatan induktif maksudnya melihat bidang kajian praktis yang nyata kaitan
antara Psikologi Pendidikan dengan ilmu lainnya.
1. Pendekatan Deduktif
Sistem pencabangan pengetahuan pertama sekali diawali dari induk pengetahuan filsafat yang
terdiri atas tiga bidang kajian utama yakni; filsafat alam (geosentris), filsafat manusia
(antroposentris) dan filsafat Tuhan (theosentris). Semakin praktisnya kajian filsafat tersebut
maka lahirlah disiplin keilmuan yakni geosentris menjadi geologi, antroposentris menjadi
antropologi dan theosentris menjadi teologi. Dalam perkembangan selanjutnya menurut
Christian Wolff percabangan filsafat tersebut mengarah pada; filsafat ketuhanan, filsafat
kejiwaan dan filsafat kealaman.Sementara itu di Indonesia sendiri pengelompokan ilmu
pengetahuan dari yang diformalkan lewat fakultas fakultas di perguruan tinggi adalah dengan
empat bidang kajian yakni:
a. Ilmu agama/kerohanian
b. Ilmu Kebudayaan
c. Ilmu Sosial
d. Ilmu Eksakta dan teknik (M.D.Ghony:tt,28)
Dalam pembagian yang lebih awalnya adalah dari sistem pengetahuan yang utuh diklasifikasi
menjadi empat yakni; filsafat agama dan seni. Kemudian ilmu dibagi menjadi ilmu alam,
ilmu ketuhanan dan ilmu kemanusiaan. Dari ilmu kemanusiaan inilah terlahir apa yang
disebut dengan ilmu pendidikan, ilmu jiwa dan ilmu ilmu sosial lainnya. Rangkaian tersebut
tentu juga masih ditemukan pembahasan yang tumpang tindih antara satu dengan lainnya.
Bila disistematisir lagi maka tuntutan sejak pengetahuan – ilmu – ilmu kemanusiaan – ilmu
pendidikan dan ilmu jiwa khusus akhirnya terdapatlah ilmu jiwa pendidikan (Psikologi
Pendidikan). Jadi jelasnya Psikologi Pendidikan adalah berinduk kepada psikologi secara
umum yang digunakan/difungsikan untuk kepentingan dunia pendidikan.
2. Pendekatan Induktif
Pendekatan yang lebih mengarah kepada fungsi praktis sekaligus menjabarkan bahwa
perbedaan antara ilmu ilmu yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan hanyalah
perbedaan pada tekanan. Adalah tidak mungkin untuk menarik garis yang tegas pembeda
antara antropologi, sosiologi, psikologi dan fisiologi dalam kaitan dengan Psikologi
Pendidikan. Dimana ketiganya mempunyai saling keterkaitan yang erat sekali.Empat disiplin
ilmu yang mempunyai hubungan fungsional dengan Psikologi Pendidikan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Psikologi Pendidikan dengan Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia dari seluk beluk kebudayaan, kepribadian, typikal
yang terdapat dalam individu dan kelompok masyrakat tertentu. Pembahasan ini jelas
memiliki kaitan erat untuk kepentingan Psikologi Pendidikan ingin menyikap tabir
kepribadian anak dalam hal; memahami, membina, mengembangkan, mengarahkan serta
mengelompokkan. Dengan dasar tersebut antropologi dan Psikologi Pendidikan memiliki
9
kaitan fungsional yang lebih praktis untuk menemukan gejala kejiwaan dari sudut latar
belakang dan kebudayaan.
b. Psikologi Pendidikan dengan Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi fungsi berbagai organ yang ada dalam tubuh
manusia dan berbagai sistem peredaran darah dan lain sebagainya. Sementara itu psikologi
juga akan membahas adanya satu interaksi antara aspek biologis dan psikologi sebagai satu
kesatuan gejala dalam dunia pendidikan.Dalam pendekatan fungsional, maka kedua disiplin
ilmu ini dapat lebih mengarah pada satu proses saling mengisi dan melengkapi untuk
pembahasan gejala pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental peserta didik
atau anak.
c. Psikologi Pendidikan dengan Didaksologi
Didaksologi adalah ilmu yang mempelajari proses interaksi pendidikan dan pengajaran, dari
upaya penciptaan suasana belajar, komunikasi dan interaksi antara pendidik dan peserta
didik, sampai evaluasi kependidikan. pendidikan yang perlu dipelajari oleh calon guru atau
oleh guru umumnya dalam rangka meningkatkan kemampuannyauntuk melaksanakan tugas
tugas kependidikan. Pada bidang Psikologi Pendidikan kepentingan dunia pendidikan baik
prinsip maupun teknis jelas tidak dapat dipungkiri, pembahasan didaksologi menjadi
lapangan utama dari Psikologi Pendidikan ini, baik dengan cara memadukan teori dan prinsip
maupun dengan melihat adanya sintesa dan analisa dari dua disiplin ilmu tersebut merupakan
proses utama dalam perkembangan Psikologi Pendidikan.
d. Psikologi Pendidikan dengan Pembelajaran
Bila didaksologi lebih bersifat makro dalam menelaah bidang bidang pendidikan, maka
pembelajaran lebih bersifat teknis dan operasional. Kemampuan guru untuk kegiatan
operasional ini adalah kemampuan dalam hal merancang, mengembangkan dan mengevaluasi
kegiatan pembelajaran. Seorang guru dalam merancang pembelajaran sangat membutuhkan
informasi dari siapa penerima pembelajaran khususnya kondisi psikologis mereka. Begitu
juga dalam mengembangkan strategi pembelajaran, apakah pembelajaran akan diberikan
kepada individu, pasangan atau kelompok semuanya memerlukan kajian psikologi
pendidikan. Dalam mengevaluasi hasil belajar seorang pendidik memerlukan analisis
perkembangan dan kemampuan dari sipebelajar, ini artinya psikologi pendidikan sangat
dibutuhkan oleh pendidik dalam menilai keberhasilan atau kegagalan dari proses
pembelajaran.
10
ada empat fungsi teori belajar yani: (1) berguna sebagai kerangka untuk melakukan
penelitian, dan (2) memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir
informasi tertentu. Teori juga sering (3) menggungkapkan peristiwa-peristiwa yang
kelihatannya sederhana dan
(4) mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalaman sebelumnya.Begitu juga dengan
fungsi teori pengajaran adalah; merupakan prinsip, teknik, cara dalam mendayagunakan
sumber sumber pengajaran (sofware dan hardware) untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dengan perkataan lain bahwa teori pengajaran merupakan penerapan prinsip prinsip teori
belajar dalam mendayagunakan alat dan sumber yang haus dikembangkan untuk menunjang
perubahan tingkah laku yang diinginkan berdasrkan tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Seiring dengan hal tersebut, dewasa ini telah banyak penelitian tentang otak manusia yang
kemudian dijadikan dasar bagaimana seseorang harus belajar. Wawasan ilmiah semakin
mendalam tentang fungsi otak manusia menumbuhkan kegairahan besar di kalangan
pendidik; namun, proses menerapkan temuan bidang neurobiologsi dalam dunia pendidikan
sejauh ini masih belum konsisten. Nyatanya adalah peran psikologi pendidikan akan
memberikan teori teori bagaimana seorang perancang pembelajaran menata pembelajaran
dari cara membuat perencanaan pembelajaran, mengelola pembelelajaran, membuat
pembimbingan bagi peserta didik, sampai pada menetapkan proses keberhasilan.
11
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Dari definisi tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan secara sungguh
sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik
maupun mental.
2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri antara lain perubahan
tingkah laku diharapkan kearah positif dan kedepan.
3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari sikap negatif menjadi
positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat, dan sebagainya.
4. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan buruk, menjadi
kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang harus dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup
seseorang agar ia dapat membedakan mana yang dianggap baik ditengah-tengah masyarakat
untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.
5. Belajar berutujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang berbagai bidang ilmu,
misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu membaca, tidak dapat menulis jadi dapat
menulis , dari tidak tahu berhitung menjadi tahu berhitung, dari tidak tahu berbahasa Arab
menjadi dai berbahasa Arab.
6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan,misalnya: keterampilan
bidang olah raga, bidang kesenian,bidang teknik dan sebagainya.Dari uaraian di atas, cukup
jelas bahwa belajar adalah salah satu kegiatan.usaha manusia yang sangat penting dan harus
dilakukan sepanjang hayat, karena melalui usaha belajarlah kita dapat mengadakan
perubahan (perbaikan) dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan diri kita. Dengan
kata lain, melalui usaha belajar kita akan dapat memperbaiki nasib melalui belajar kita akan
dapat sampai kepada cita cita yang senantiasa didambakan. Oleh sebab itu maka belajar
dalam hidup dan kehidupan mempunyai tempat yang sangat penting dan strategis untuk
mengarahkan meluruskan dan bahkan menentukan arah kehidupan seseorang.
12
b. Faktor-faktor psikologis,
Sementara itu pendekatan dari proses belajar sebagai sebuah sistem, dan dengan dasar
tersebut maka belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni:
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.
b. Faktor yang diluar individu yang kita sebut faktor sosial.
13
Pada tingkat ini siswa mengadakan kombinasi dari berbagai konsep dengan mengapreiasikan
logika (induktif, deduktif,analysis, sintesa komperasi, kausalitas), sehingga siswa dapat
menemukan kesimpulan tertentu berupa dalil, aturan,hukum, prinsip dan sebagainya.
8. Problem Solving (pemecahan masalah)
Dengan menggunakan hukum, dalil dan prinsip yang ada,sis merumuskan dan memecahkan
masalah masalah. Proses belajar problem solving berlangsung dalam beberapa tahapan yang
sistematis.
B. BUKU PEMBANDING
A. PENGANTAR PSIKOLOGI
1. Pengertian Psikologi
Menurut arti kata-katanya maka psikologi sering diterjemahkan menjadi ilmu jiwa.
Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang berarti ilmu. Sebenarnya arti
tersebut kurang tepat karena bertitik tolak dari pandangan dualisme manusia yang
menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian yaitu jasmani dan rohani.
Dengan singkat dapat kita katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia. Tingkah laku disini diartikan secara luas ialah segala kegiatan,
tindakan perbuatan manusia yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang disadari
maupun tidak disadarinya. Termasuk di dalamnya: cara berbicara, berjalan, berpikir atau
mengambil keputusan, cara ia mengambil sesuatu, caranya beraksi terhadap segala sesuatu
yang datang dari luar dirinya maupun dari dalam dirinya.
14
• Psikologi umum, yang menyelidiki atau mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia pada
umumnya.
• Psikologi khusus, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut aspek-aspek
tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuannya.
15
B. PEMBAWAAN, KETURUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Soal Pembawaan Dan Lingkungan
Soal pembawaan ini adalah soal yang tidak mudah dan dengan demikian memerlukan
penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli
biologi, ahli psikologi, dan lain-lain memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas
pertanyaan perkembangan manusia itu tergantung pada pembawaan atau pada lingkungan.
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu disini dikemukakan adanya
beberapa pendapat:
a) Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-
faktor yang dibawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah
yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat
mengubah sifat-sifat pembawaannya.
b) Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama
sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya
sejak kecil. Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme paedagogis.
c) Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Strem. Ia berpendapat
bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia.
Dalam aliran yang menganut aliran konvergensi itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu
aliran yang dalam hukum konvergensi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan
dari pada pengaruh lingkungan.
16
Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapatlah kiranya kita mengatakan: ”pembawaan ialah
seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang didapat suatu individu dan yang
selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan)”.
Hanya dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability), bentuk wataknya dan tingkah
laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang sesuatu pembawaan
yang tentu ada pada individu itu.
c) Struktur Pembawaan
Sifat-sifat pembawaan atau kesanggupan-kesanggupan yang termasuk dalam struktur
pembawaan itu tidak semuanya dapat berkembang atau menunjukkan diri dalam
perwujudannya. Tersembunyi; jadi tetap tinggal sebagai kemungkinan saja, yang tidak
mewujudkan diri.
Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawaan itu sehingga menjadi
wujud (actual ability) atau tetap tinggal terpendamnya suatu sifat pembawaan (potensial
ability) ialah faktor-faktor dari luar (umpamanya karena mendapat kesempatan atau latihan
atau pengajaran yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam (umpamanya konstitusi badan
yang demikian rupa sehingga tidak memungkinkan berkembangnya sifat-sifat pembawaannya
itu).
Dimuka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung
dalam sel benih yang akan berkembang mencapai sebagai perwujudannya. Pembawaan
( yang dibawa si anak sejak lahirnya) adalah potensi-potensi yang aktif dan pasif yang akan
terus berkembang mencapai perwujudannya.
Jadi kesimpulannya ialah semua yang dibawa oleh si anak sejak lahir adalah diterima kerena
kelahirannya, jadi adalah memang pembawaan. Tetapi pembawaan itu tidaklah semuanya
diperoleh karena keturunan. Sebaliknya, semuanya yang diperoleh karena keturunan adalah
dapat dikatakan pembawaan, atau lebih tepat lagi pembawaan keturunan.
17
• Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
• Tipe-tipe perhatian
• Cara-cara berlangsungnya emosi-emosi yang khas
• Tempo dan ritme perkembangan
5. Lingkungan (Enveronment)
Macam-macam lingkungan
a) Lingkungan alam/luar (external or physical enveronment)
b) Lingkungan dalam (internal enveronment)
c) Lingkungan sosial atau masyarakat (social enveronment)
Bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan?
Menutrut Woorworth, cara-cara individu berhubungan dengan lingkungan dapat
dibedakan menjadi 4 macam, diantaranya:
1) Individu bertentangan dengan lingkungannya
2) Individu menggunakan lingkungannya
3) Individu berpatisipasi dengan lingkungannya
4) Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
Sebernanya keempat macam cara hubungan individu dengan lingkungannya itu kita dapat
rangkum menjadi satu saja, yakni bahwa individu itu senantiasa berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam arti yang luas menyusuaikan diri itu berarti:
1) Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan (penyesuain autoplastis).
2) Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri (menyesuaikan diri
alloplastis).
18
Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-nilai atau benda-
benda yang berfaedah bagi organisme.
b. Dorongan nafsu egois
Nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada diri sendiri,
menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab. Hidup dorongan nafsu
egois ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada perkembangan dan
kesempurnaan diri.
c. Dorongan nafsu sosial
Hidup dorongan nafsu sosial, mendorong manusia berkumpul dan mengadakan kontak
dengan manusia lain berupa persahabatan, perkawinan dan sebagainya yang memungkinkan
hidup masyarakat.
d. Dorongan Nafsu Super Sosial
Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan nafsu diarahkan
kepada penghayatan atas perhubungan dengan yang Mahakuasa sebagai asal mula yang ada.
19
• Perasaan Religius (keagamaan) ialah perasaan yang kita hayati di waktu kita merasa diri
bersatu dengan alam semesta sedang menghadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa seperti
pada waktu kita bersembahyang.
BAB III
PEMBAHASAN
A. PERBEDAAN
Pada buku ini terdapat perbedaan dengan buku lain yaitu buku ini mencakup
bebrapa materi yang di buku lain tidak dijelaskan misalnya seperti membahas tentang
kemampuan dan intelegensi sehingga pembaca mendapat tambahan wawasan dengan
membaca buku ini.
B. KEUNGGULAN
Pada buku ini menjelaskan beberapa materi yang tidak dijelaskan di beberapa
buku yaitu seperti kemampuan dan intelegensi sehingga itu membuat pembaca lebih
banyak mendapatkan wawasan dari buku ini.
C. KELEMAHAN
Pada buku ini kata-kata nya yang sulit dipahami sehingga kurang menarik
perhatian para pembaca untuk membaca nya dan juga cara penyajian nya kurang
menari
20
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah psychologi sendiri bersal dari kata kata Yunani ”Psyche”,yang dapat
diartikansebagai roh, jiwa atau daya hidup, dan “logis” yang dapat diartikan ilmu.
Kedua secara terminologi (istilah) maka psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang
memperlajari atau menyelidiki pernyataan pernyataan Gejala jiwa yang dijadikan
obyek pembahasan dalam psikologi ada empat macam yakni; gejala pengenalan
(kognisi), gejala perasaan (emosi), gejala kehenak (konasi), dan gejala campuran
(kombinasi). Pendidikan yang berasal dari kata didik dalam bahasa Indonesia juga
hasil dari transeletasi peng-Indonesia-an dari bahasa Yunani yaitu “Peadagogie”.
Etimologi kata Peadagogie adalah “ pais ” yang artinya “Anak”, dan “again” yang
terjemahannya adalah “bimbing”. Jadi terjemahan bebas kata peadagogie berarti
“bimbingan yang diberikan kepada anak”. Menurut termonologi yag lebih luas maka
pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain
agar menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup dan penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental.
B. SARAN
Menurut saya,materi dari buku ini sudah jelas dan bagus tetapi alangkah baik
nya penyajian nya dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menarik perhatian dari
pembaca dan juga sebaiknya buku ini menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
21