Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PRESENTASI

HAKIKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN


DAN
PENDIDIK SEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN

Dosen Pembina :
Ganjar Suargani, M.Pd.

Disusun oleh :
1. Siti Nurkhaliza
2. Lu’luil Maknun

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NAHDLATUL ULAMA
(STKIP NU) KABUPATEN TEGAL
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2023 – 2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah yang berjudul
“Hakikat Psikologi Pendidikan Dan Pendidik Sebagai Agen Pembelajaran” tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan di
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nahdlatul Ulama (STKIP NU) Kabupaten Tegal.

Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan
yang disebabkan keterbatasan waktu, kemampuan dan tenaga yang kami miliki. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati kami mohon petunjuk dan saran dari Bapak/Ibu Dosen Pembimbing untuk
menyempurnakan tugas makalah yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun
rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.

Bumijawa, 16 Desember 2022

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ............................................................................................................................. 2
Daftar Isi .................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian .................................................................................................................. 6
B. Peranan Psikologi Pendidikan ................................................................................... 6
C. Pendidik sebagai Agen Pembelajaran ....................................................................... 7
D. Peranan Psikologi Pendidikan bagi Pendidik (Guru dan Dosen) .............................. 8
E. Peranan Psikologi Pendidikan bagi Tenaga Kependidikan ....................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11
BAB IV DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak dapat dipungkir, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia, telah ada
dilakukan usaha-usaha pendidikan; manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya, kendatipun
dalam cara yang sangat sederhana. Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada
usahausaha dari orang-orang yang telah mampu dalam hal tertentu untuk mempengaruhi orang lain
teman bergaul mereka, untuk kepentingan kemajuan orang-orang bersangkutan itu. Dari uraian ini
jelaslah kiranya, bahwa masalah pendidikan adalah masalah setiap orang dari dulu hingga sekarang,
dan diwaktu-waktu yang akan datang
Adalah keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab, bahwa dia dalam pelaksanakan
tugasnya harus berbuat dalam cara yang sesuai dengan “keadaan” si anak didik. Dalam konteks
inilah, psikologi berperan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesama manusia,
dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya dengan lebih tepat. Oleh karena itu, pengetahuan
psikologis mengenai anak didik dalam proses pendidikan adalah hal yang perlu dan penting bagi
setiap pendidik; sehingga seharusnya adalah kebutuhan setiap pendidik untuk memiliki
pengetahuan tentang psikologi pendidikan. Mengingat setiap orang pada suatu saat tertentu
melakukan perbuatan mendidik, maka pada hakekatnya psikologi pendidikan itu dibutuhkan oleh
setiap orang. Psikologi pendidikan (educational psychology) adalah studi mengenai tingkah laku
manusia dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, dan penerapan konsep dan teoriteori psikologi
dalam kegiatan belajar/pendidikan. Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang
memfokuskan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan. Jadi, bisa dikatakan bahwa masalah yang sentral dalam psikologi pendidikan adalah
masalah belajar dan pembelajaran. Hal ini tidaklah mengherankan, karena sebenarnya belajar dan
pembelajaran adalah tindak pelaksanaan dalam usaha pendidikan. Di dalam usaha mendidik, anak-
anak didik belajar dan si pendidik melakukan pembelajaran kepada para anak didik.
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan prilaku individu. Sebagian besar perkembangan individu berlangsung
melalui kegiatan belajar.Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indra dan pengalamannya. Pembelajaran merupakan
proses dasar dalam pendidikan yang dari sanalah lingkup terkecil secara formal yang menentukan
dunia pendidikan berjalan baik atau tidak. Pembelajaran dapat diartikan sebagaisuatu proses
menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara
pendidik, peserta didik dan komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Belajar sebagai suatu proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali ha-hal atau faktorfaktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk
disebutkan satu per satu. Untuk memudahkan pembahasan, secara umum factor – factor yang
memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan factor eksternal. Kedua
faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas
hasil belajar.
Tulisan ini mengetengahkan suatu tinjauan teoritis mengenai hakikat dan konsep-konsep dasar
psikologi pendidikan dikaitkan dengan belajar, pembelajaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya shingga dapat menambah khasanah pengetahuan pembaca dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar.
2. Peranan Psikologi Pendidikan
3. Guru sebagai pendidik dalam UU RI No 20 Tahun 2003
4. Guru Sebagai pendidik professional, sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
5. Pemahaman terhadap psikologi pendidikan

4
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.
2. Mengetahui Pengertian Psikologi Pendidikan.
3. Mengetahui Peranan Psikologi Pendidikan.
4. Mengetahui Tujuan Pendidikan, Karateristik Peserta Didik, Proses Belajar, Strategi
Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran
5. Mengetahui Pendidik Sebagai Agen Pendidikan.
6. Mengetahui Peranan Psikologi Pendidikan bagi Pendidik (Guru dan Dosen).
7. Mengetahui Peranan Psikologi Pendidikan bagi Tenaga Kependidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

HAKIKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PENDIDIK SEBAGAI AGEN


PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Psikologi pendidikan merupakan kajian tentang manusia belajar di latar pendidikan,
efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pembelajaran dan psikologi sosial tentang sekolah
sebagai organisasi.
Psikologi ditinjau dari segi ilmu bahasa,berasal dari dua kata yunani yaitu psyche yang
berarti jawa dan perkataan “logos” yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Dalam istilah
Psikologi disebut ilmu jiwa yang berasal dari bahasa Inggris psychology. Kata psychology
merupakan dua akar yang bersumber dari bahasa Yunani, yaitu: psyche yang berarti jiwa dan
logo yang berarti ilmu. Jadi psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang menyelidiki jiwa
(Hikmawan, 2017). Terdapat berapa definisi psikologi yang satu sama lain berbeda, yaitu:
1) Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (The Science of mental Life)
2) Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (The Science of Mind)
3) Psikolog adalah ilmu mengenai tingkah laku (The Science of behavior)

Dari beberapa pengertian psikologi dan pendidikan yang telah dicantumkan diatas,
maka psikologi pendidikan merupakan pembelajaran yang sistematis tentang proses-proses
dan faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia untuk memperoleh pengetahuan.
Muhibbin Syah mengatakan bahwa dapat dipastikan bahwa disiplin psikologi pendidikan pada
dasarnya mencurahkan perhatiannya pada perbuatan atau tindak tanduk orang-orang yang
belajar dan mengajar. Oleh karenanya, psikologi pendidikan mempunyai dua objek riset dan
kajian Yaitu :
(1) Siswa
orang-orang yang sedang belajar, termasuk pendekatan, strategi, faktor yang
mempengaruhi, dan prestasi yang dicapai.,
(2) Guru
orang-orang yang berkewajiban atau bertugas mengajar, termasuk metode, model, strategi
dan lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas penyajian materi pelajaran. Dari
pengertian secara etimologi dan dari beberapa ahli diatas maka penulis menyimpulkan
bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari secara
menyeluruh, kompeherensif dan kritis tentang sikap, tingkah laku dan aktivitas-aktivitas
manusia, di mana sifat, tingkah laku dan aktivitas- aktivitas tersebut merupakan
manifestasi dari hidup kejiwaan (Ichsan, 2016).

B. Peranan Psikologi Pendidikan


Peranan atau manfaat psikologi pendidikan dapat ditunjukan dalam lima komponen
pokok dalam proses pendidikan yaitu : tujuan pendidikan, karakteristik peserta didik, proses
belajar, strategi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
1. Tujuan pendidikan
Sebelum pendidik dalam menyelenggarakan pembelajaran, komponen pertama yang harus
dipikirkan adalah mengenai tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik.
2. Karakeristik peserta didik
Seorang pendidik harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan
hati-hati, karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Masalah yang dihadapi
oleh pendidik biasanya adalah variasi kemampuan, kekuatan, dan kelemahan serta tahap-
tahap perkembangan perserta didik.
3. Proses belajar

6
Pendidik dalam menyelenggarakan pembelajaran dituntut memahami proses belajar
peserta didik.
4. Strategi pembelajaran
Apabila tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik dan proses belajar telah dikuasai
oleh pendidik, setiap pendidik juga dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai
strategi dalam pembelajaran.
5. Evaluasi pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, pendidik dituntut mampu melakukan penilaian terhadap
kegiatan belajar atau perolehan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Masalah yang
dihadapi oleh pendidik adalah merancang prosedur untuk mengetahui peristiwa belajar
yang dialami oleh peserta didik.

C. Pendidik sebagai Agen Pembelajaran


1. Hakekat Pendidik Profesional
Pendidik adalah jabatan profesional dan memberikan layanan ahli yang menuntut
persyaratan kemampuan yang secara akademis dan paedagogis maupun secara profesional
dapat diterima oleh pihak dimana pendidik bertugas, baik penerima jasa layanan secara
langsung maupun pihak lain terhadap siapa pendidik bertanggung jawab.
2. Kompetensi Pendidik
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional dan Undang-undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa pendidik wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, pendidik, sehat jasmani
dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik tersebut diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau
diploma empat. Kemudian kompetensi pendidik yang dimaksud adalah kompetensi
paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.
a. Kompetensi Paedagogik
Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pegembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan yang berkaitan dengan performans
pribadi seorang pendidik, seperti berpribadi mantap, stabil, berwibawa, arif, dewasa,
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kepribadian dimaknai sebagai
pemikiran, emosi dan perilaku tertentu yang menjadi ciri dari seseorang dalam
menhadapi dunianya. Kepribadian ini terbentuk sebagai hasil interaksi anatara
hereditas, kematangan, dan lingkungan termasuk belajar dan latihan, artinya
kepribadian pendidik tidak dapat dibentuk secara instan, membutuhkan suatu proses
hingga terbentuk pribadi pendidik seperti yang diharapkan sesuai dengan kompetensi.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakam kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif,
dengan : peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik dan masyrakat sekitar.

7
D. Peranan Psikologi Pendidikan bagi Pendidik (Guru dan Dosen)
Iskandar (2009: 6-8) menjelaskan bahwa seorang pendidik dalam menjalankan perannya
sebagai pengajar, pembimbing, pendidik, dan pelatih bagi para murid, siswa dan mahasiswa
(peserta didiknya) tentunya dituntut untuk memahami dan menguasai tentang berbagai aspek
perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, sehingga dapat
menjalankan tugas dan perannya secara efektif dan efesien, yang pada gilirannya dapat
memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan. Disinilah letak arti
pentingnya psikologi pendidikan bagi pendidik. Penguasaan pendidik tentang psikologi
pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guna menciptakan suasana
hubungan yang harmonis sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
Pemahaman terhadap psikologi pendidikan oleh seorang pendidik dengan melalui
pertimbangan-pertimbangan psikologis maka pendidik diharapkan dapat:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan
yang memadai diharapkan pendidik akan dapat menentukan bentuk perubahan perilaku
yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran dengan lebih tepat.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi
pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan
keunikan individu, jenis belajar, gaya belajar dan tingkat perkembangan siswa.
3. Memberikan bimbingan atau konseling. Selain melaksanakan pembelajaran, tugas dan
peranan guru juga membimbing siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan
diharapkan pendidik dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar dengan
melalui proses hubungan interpersonal yang penuh keakraban dan kehangatan.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk
mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, minat, dan kecerdasan.
Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi
pendidikan yang memadai, pendidik akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya
sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektifitas pembelajaran membutuhkan adanya
iklim belajar yang kondusif. Pendidik dengan pemahaman psikologi pendidikan yang
memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio emosional yang kondusif di
dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswa. Pemahaman pendidik tentang psikologi pendidikan
memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati
dan menjadi sosok yang lebih menyenangkan dihadapan siswanya.
7. Menilai atau mengevaluasi hasil pembelajaran yang adil. Pemahaman pendidik tentang
psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dalam mengembangkan penialaian
pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian atau pemenuhan prinsip-
prisnsip penilaian, maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

E. Peranan Psikologi Pendidikan bagi Tenaga Kependidikan


Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Adapun yang termasuk kedalam tenaga
kependidikan adalah:
1. Kepala Satuan Pendidikan
Kepala Satuan Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu
melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor,
leader, inovator, motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala
Satuan Pendidikan adalah: Kepala Sekolah, Rektor, Direktur, serta istilah lainnya.
2. Tenaga Kependidikan lainnya

8
Tenaga Kependidikan lain yang dimaksud disini adalah orang yang berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat
dalam proses pendidikan, diantaranya:
a) Wakil-wakil/Kepala urusan umumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam
bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum;
b) Tata usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi
instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya administrasi surat
menyurat dan pengarsipan, administrasi Kepegawaian, administrasi peserta didik,
administrasi Keuangan, administrasi inventaris dan lain-lain;
c) Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di
laboratorium;
d) Pustakawan;
e) Pelatih ekstrakurikuler;
f) Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainnya.

Sementara itu tugas dan tanggung jawab tenaga kependidikan adalah:


1. Tenaga kependidikan dalam kapasitasnya adalah fasilitator administrasi untuk mendukung
semua kegiatan di fakultas.
2. Setiap tenaga kependidikan berkewajiban mendukung pekerjaan administratif pada setiap
lini gugus tugas, mulai dari tingkat fakultas, jurusan, dan program studi.
3. Segenap tenaga kependidikan berkewajiban untuk menjalankan kelancaran dan
menertibkan administrasi akademik, laboratorium, pustaka, kemahasiswaan, maupun unit-
unit lainnya.
4. Setiap penyimpangan dan pelanggaran dalam menjalankan kegiatan akademik, dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
5. Seorang tenaga kependidikan dilarang:
a) Memalsukan nilai, surat-surat, dan/atau dokumen persyaratan akademik;
b) Membocorkan soal-soal ujian dan/atau memberikan kesempatan untuk itu;
c) Menerima pemberian dalam bentuk apa pun dari pihak manapun yang terkait dengan
nilai atau kewajiban administrasi lainnya.
d) Memperlakukan siswa/mahasiswa diluar kepatutan, seperti mempersulit dalam kegiatan
administrasi akademik, memperlakukan mahasiswa tidak adil, dan hal-hal yang kurang
pantas.

Lebih lanjut bahwa peranan tenaga kependidikan adalah sebagai administrator. Jika tenaga
kependidikan tersebut memiliki staf, maka peranannya bertambah satu yaitu sebagai pengelola
(manager). Manajer ialah seorang yang mampu melihat semua urusan dalam keseluruhannya,
melimpahkan pekerjaannya, membangkitkan gairah kerja, memberikan insipasi, membimbing
stafnya, bekerja sama, dan menerapkan teknik-teknik administrasi perkantoran. Sebagai
seorang administrator, ia harus memahami dan mampu mengkoordinasikan penyelenggaraan
administrasi lembaga pendidikan sesuai pedoman pengelolaan administrasi lembaga
pendidikan. Jadi, seorang administrator harus mampu sebagai koordinator. Di samping itu, ia
juga harus mampu menciptakan pelayanan administrasi yang lancar dan tepat waktu. Peranan
kepala tenaga kependidikan sebagai manajer lainnya lagi adalah sebagai planner karena ia
harus membuat rencana dan program kerja ketatausahaan. Serta sebagai organisator karena ia
juga harus mengorganisasikan stafnya.
Menyimak uraian diatas maka dapat sekiranya dijabarkan bahwasanya peranan psikologi
pendidikan bagi tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:
1. Merancang dan menyusun atau mengembangkan program pendidikan berdasarkan
kebutuhan peserta didik. Pengetahuan dan pemahaman akan psikologi pendidikan dan
peserta didik bagi tenaga kependidikan akan memudahkan penyusunan, perancangan, dan

9
pengembangan program-program pendidikan yang bermanfaat bagi peserta didik dan
lembaga pendidikan secara efektif dan efesien.
2. Mewujudkan kerjasama antar persona tenaga kependidikan dan suasana kerja yang
dinamis, kompetitif, sehat dan hangat. Adanya pemahaman pada karakteristik dan
kepribadian masing-masing rekan kerja, yang bisa diperoleh dari pengetahuan psikologi
pendidikan, akan memudahkan kerjasama dalam bekerja baik dalam komunikasi,
koordinasi, maupun menjaga integritas dan kesatuan tenaga kependidikan.
3. Memberikan pelayanan kepada kostumer pendidikan (siswa, orang tua siswa, komite,
stakeholder, masyarakat) dengan lebih antusias, empati, dan prima. Kinerja dan
produktivitas tenaga kependidikan akan dapat lebih ditingkatkan bila memiliki pengetahuan
dan pemahaman psikologi pendidikan sehingga dalam memberikan pelayanan kepada pihak
yang memerlukan akan dapat berjalan dengan prima.
4. Mewujudkan peningkatan integritas personal yang berdampak pada kualitas dan popularitas
positif lembaga pendidikan di mata masyarakat. Psikologi pendidikan dapat membantu
mewujudkan nilai diri setiap personal tenaga kependidikan dikarenakan menjalankan tugas
sesuai dengan struktur dan fungsi sehingga terbentuk integritas yang bermuara kepada
meningkatnya kualitas lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemaparan diatas telah menjelaskan bahwa secara umum baik guru maupun tenaga
kependidikan lainnya adalah orang yang memiliki kedewasaan yang telah mempersiapkan
dirinya untuk menjalankan tugas sebagai pendidik, pembimbing, pengajar, pelatih, serta
fasilitator bagi peserta didik dalam menyukseskan tujuan pendidikan itu sendiri. Psikologi
pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan utama yakni agar para guru atau para pendidik
memiliki pemahaman yang lebih baik tentang situasi pendidikan. Disamping itu pula para
pendidik juga mampu merancang, merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, serta
mengevaluasi proses pendidikan dengan lebih baik.
Berdasarkan uraian diatas, dapatlah diambil sebuah kesimpulan bahwa untuk bisa
melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran yang baik dan sukses, pengetahuan
dan pemahaman akan Psikologi Pendidikan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
sungguh mutlak untuk dikuasai. Hal itu dimaksudkan agar terciptanya interaksi yang baik
dan kondusif, normatif dan penuh nilai-nilai luhur demi terwujudnya tujuan pendidikan
yang dicita-citakan.

B. Saran
Memberikan Motivasi kepada peserta didik adalah salah satu faktor yang memengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri
individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.
Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap
intensitas dan arah perilaku seseorang.

11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. E-Jurnal dari Putu Sanjaya Pustaka yang diacu adalah :


Aqib, Zainal. 2013. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru. Bandung Yrama
Widya
Danim, Sudarwan. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Janawi. 2012. Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta
Kunandar. 2008. Guru Profesional. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Kurinasih, Imas & Sani, Berlin. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Katapena.penerbit@gmail.com
Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Surya, Mohamad. 2013. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Suyanto & Djihad, Asep. 2012. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional.
Yogyakarta: Multi Pressindo
Undang-undang Guru dan Dosen UU RI No.14 Tahun 2005
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional UU RI No.20 Tahun 2003
2. E-Jurnal dari Ina Magdalena, Bagus Tri Sutrisno, Hanif Abdul Jabbar, Muchamad Muhaemin
Al-Azis, M. Astari Romahi, Nodianus Darmadi (Universitas Muhammadiyah Tangerang,
Indonesia) Pustaka yang diacu adalah :
Arfani, L. (2018). Mengurai hakikat pendidikan, belajar dan pembelajaran. Pelita Bangsa
Pelestari Pancasila, 11(2).
Busro, M. U. H., & Fuad, A. (2020). Psikologi pendidikan sebagai dasar pembelajaran. El
Wahdah, 1(1), 71–88.
Hikmawan, F. (2017). Perspektif filsafat pendidikan terhadap psikologi pendidikan
humanistik. Jurnal Sains Psikologi, 6(1), 31–36. https://doi.org/10.17977/um023v6i12017p31-
36
Ichsan, M. (2016). Psikologi pendidikan dan ilmu mengajar. JURNAL EDUKASI: Jurnal
Bimbingan Konseling, 2(1), 60–76. https://doi.org/10.22373/je.v2i1.691
Istiqomah, H., & Suyadi, S. (2019). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Sekolah Dasar
Dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Di Sd Muhammadiyah Karangbendo Yogyakarta).
El Midad, 11(2), 155–168. https://doi.org/10.20414/elmidad.v11i2.1900
Marlina, E., Ahmad, S., & Eddy, S. (2020). Evaluasi Hasil Pembelajaran Melalui Penggunaan
Media Pembelajaran Microsoft Power Point. Journal of Education Research, 1(2), 114–119.
https://doi.org/10.37985/joe.v1i2.9
Netta, A. (2017). Peran Motivasi Bagi Siswa Dalam Proses Belajar-Mengajar. Pedagogik:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah
Aceh, 4(2), 23–34.
Nurliani, N. (2016). Studi Psikologi Pendidikan. Jurnal As-Salam, 1(2), 39–51.
Nurmala, A. H. (2013). Pengaruh perkembangan psikologi anak sd terhadap keberhasilan
kegiatan belajar mengajar. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Qasim, M., & Maskiah, M. (2016). Perencanaan pengajaran dalam kegiatan pembelajaan.
Jurnal Diskursus Islam, 4(3), 484–492. https://doi.org/10.24252/jdi.v4i3.7365
Sakerebau, J. (2018). Memahami Peran Psikologi Pendidikan Bagi Pembelajaran. BIA’:
Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 1(1), 96–111.
Siahaan, A. (2016). Strategi pendidikan islam dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia indonesia. Almufida: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 1(1).
Wahyuningtyas, R., & Sulasmono, B. S. (2020). Pentingnya media dalam pembelajaran guna
meningkatkan hasil belajar di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 23–27.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.77
Wuryandani, W., Maftuh, B., & Budimansyah, D. (2014). Pendidikan karakter disiplin di
sekolah dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 33(2). https://doi.org/10.21831/cp.v2i2.2168
Zailani, Z. (2019). Etika Belajar dan Mengajar. Intiqad, 9(2), 268748.
https://doi.org/10.30596/intiqad.v9i2.1388\
3. Makalah Hakekat Psikologi Pendidikan Dan Pendidik Sebagai Agen Pembelajaran Universitas
Negeri Semarang (UNNES) Tahun 2015/2016

12
https://www.academia.edu/15438635/
HAKEKAT_PSIKOLOGI_PENDIDIKAN_DAN_PENDIDIK_SEBAGAI_AGEN_PEMBEL
AJARAN diakses 4 November 2023

13

Anda mungkin juga menyukai