SEKOLAH
Ganjar Suargani
Jordiganjar55@students.unnes.ac.id
Pascasarjana Bimbingan Konseling, Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana manajemen dan supervisi di sekolah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan wawancara. Manajemen
bimbingan dan konseling merupakan pengelolaan, yaitu suatu kegiatan yang diawali dari
perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur
pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia Supervisi
bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun
pertumbuhan guru bimbingan dan konseling secara berkesinambungan baik secara individual
maupun secara kelompok agar lebih memahami dan lebih dapat bertindak secara efektif
dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling. Hasil analisis menurut teori Terry
tentang planning, organizing, actuating, dan controlling menunjukkan bahwa sekolah sudah
melaksanakan semua komponen manajemen bimbingan konseling, tentunya mendapat
hambatan dalam proses pelaksanaannya, serta pelaksanaan supervisi di sekolah tersebut tidak
dilakukansecara rutin
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses yang bersifat individual sehingga strategi
pendidikan harus dilengkapi dengan strategi khusus yang lebih intensif dan
menyentuh dunia kehidupan secara individual. Bimbingan dan konseling
diselenggarakan di sekolah sebagai bagian dari keseluruhan usaha atau strategi
sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sebagai salah satu unsur
pendidikan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang besar dalam
membantu peserta didik untuk mengembangkan kepribadiannya dimasa yang akan
datang. Dalam hubungan ini guru pembimbing merupakan faktor utama bagi
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Disinilah terlihat peranan guru
pembimbing dalam membantu peserta didik mengembangkan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir.
Layanan bimbingan dan konseling yang baik merujuk pada proses dan hasil
layanan yang mampu memenuhi harapan peserta didik, masyarakat dan pemerintah. Baik
tidaknya layanan tersebut menunjukkan bagaimana seorang guru pembimbing sebagai
petugas utama melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam memberikan layanan guru BK harus
berdasarkan kebutuhan peserta didiknya, tugas guru BK dikatakan baik apabila telah
melaksanakan tugasnya dengan baik yang mencakup fungsi pemahaman, pencegahan,
pemeliharaan, pengembangan, pengentasan serta kegiatan lain (Prayitno, 2004).
Secara substansial kegiatan layanan yang diberikan oleh guru pembimbing
meliputi:1) layanan orientasi, 2) layanan informasi, 3) layanan penempatan dan
penyaluran, 4) layanan pembelajaran, 5) layanan individual, 6) layanan konseling
kelompok dan 7) layanan bimbingan kelompok, 8) layanan konsultasi, 9) layanan
mediasi. Layanan-layanan tersebut dilaksanakan dengan mengacu kepada empat
bidang bimbingan, yaitu bidang pribadi, sosial, belajar dan karir. Layanan diberikan
kepada seluruh peserta didik, tidak hanya yang bermasalah saja. Peserta didik yang
tidak dalam kategori “bermasalah”, juga memerlukan layanan bimbingan dalam
rangka pengembangan dirinya.
Kinerja guru pembimbing diduga ditentukan oleh adanya supervisi bimbingan
dan konseling. Hal ini memperhatikan maksud supervisi bimbingan dan konseling seperti
yang dikemukakan oleh Prayitno (2001), bahwa supervisi dapat diartikan sebagai
penyelenggaraan pengawasan dengan mengadakan penilaian dan pembinaan melalui
arahan, bimbingan, contoh, dan saran kepada guru pembimbing didalam melaksanakan
tugasnya. Dengan adanya pengawasan, penilaian maka seorang guru pembimbing akan
berusaha memenuhi apa yang menjadi tuntutan tugas-tugasnya sebagai guru
pembimbing. Dan pembinaan adalah bantuan secara teknis yang sangat dibutuhkan oleh
guru pembimbing.
Di SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal sudah menjalankan program
bimbingan konseling sesuai dengan yang direncakan dan berbasis data. Namun dalam
pelaksanaannya terdapat berbagai kendala. Selain itu, guru dan tenaga kependidikan
lainnya ikut terlibat dalam pengembangan dan pengentasan masalah yang dialami oleh
peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK SMP Negeri 1 Talang terdapat
beberapa permasalahan seperti ketiadaan jam bimbingan konseling, sarana dan prasarana
yang kurang mendukung, kurangnya kolaborasi antar tenaga kependidikan, kurangnya
pemahaman dalam memberikan materi oleh guru kepada siswa, dan sebagainya.
Supervisi bimbingan konseling di SMP Negeri 1 Talang sudah berjalan baik namun tidak
rutin dilakukan, hanya saja ketika ada hambatan dalam pelaksanaan program akan
dilakukannya evaluasi atau supervisi. Selanjutnya akan dibahas pada pembahasan.
PEMBAHASAN
Manajemen adalah proses aktivitas yang terdiri dari empat sub aktivitas yang
masing-masing merupakan fungsi fundamental. Keempat sub aktivitas itu adalah
planning, organizing, actuating, controlling (Terry, 2008). Lanjut Oemar Hamalik
(2006), manajemen berarti suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan
usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya,
menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang
ditentukan sebelumnya. Bertitik tolak dari rumusan tersebut, maka ada beberapa hal
yang perlu dijelaskan lebih lanjut:
1. Manajemen merupakan suatu proses sosial yang merupakan proses kerjasama
antara dua orang atau lebih secara formal.
2. Manajemen dilaksanakan dengan bantuan sumber-sumber, yakni: sumber
manusia, sumber material, sumber biaya, dan sumber informasi.
3. Manajemen dilaksankan dengan metode kerja tertentu yang efisien dan efektif
dari segi tenaga, dana, waktu dan sebagainya.
4. Manjemen mengacu kepencapaian tujuan tertentu, yang telah ditentukan
sebelumnya.
Jika ditilik lebih lanjut keempat karakteristik tersebut maka dapat dicari satu
prinsip bahwa faktor manusia merupakan kunci dari pada proses manajemen, yang
melibatkan sumber-sumber yang digunakan, cara yang ditempuh, tujuan yang hendak
dicapai dan kuncinya adalah faktor “manusia” itu sendiri.
Sugiyo (2012) menyatakan manajemen bimbingan dan konseling adalah
kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling,
menggerakan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling
mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui
bagaimana hasilnya.
Berdasarkan konsep di atas maka manajemen bimbingan dan konseling
merupakan pengelolaan, yaitu suatu kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan
bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung
bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan
bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan
dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan
dan mengetahui bagaimana hasilnya.
Konsep supervisi
Menurut Siraj Supervisi ialah segala bantuan dari pemimpin sekolah yang
bertujuan kepada pengembangan kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah
lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Pengetahuan tentang supervisi
pendidikan memberikan bantuan kepada guru dalam merencanakan dan
melaksanakan keprofesionalan mereka dengan memanfaatkan sumber yang tersedia.
Supervisi pendidikan tidak saja dipergunakan untuk pengembangan kemampuan
personalia sekolah seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru BK, pustakawan,
laboran dan lainya selama mereka berada dalam atau memangku jabatannya, tetapi
juga diperlukan dan pergunakan dalam pendidikan prajabatan guru.
1. Prinsip umum
Supervisi harus bersifat praktis,dalam arti dapat di kerjakan sesuai dengan
situasi dan kondisi sekolah.
a. Hasil supervisi harus berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah
untuk pengembangan proses belajar mengajar/ bimbingan konseling.
b. Supervisi dilaksanakan dengan mekanisme yang menunjang kurikulum yang
berlaku.
2. Prinsip khusus Supervisi hendaknya dilaksanakan secara :
a. Sistematis artinya supervisi di kembangkan dengan perencanaan yang matang
sesuai dengan sasaran yang di inginkan.
b. Objektif artinya supervisi memberikan masukkan sesuai dengan aspek yang
terdapat dalam instrument.
c. Realistis artinya supervisi di dasarkan atas kenyataan yang sebenarnya yaitu
pada keadaan hal-hal yang sudah di pahami dan di lakukan oleh para staf
sekolah.
d. Antisipatif artinya supervisi diarahkan untuk menghadapi kesulitan- kesulitan
yang mungkin akan terjadi.
e. Konstruktif artinya supervisi memberikan saran-saran perbaikan kepada yang di
supervisi untuk berkembang sesuai dengan ketentuan atau aturan yang berlaku.
f. Kreatif artinya supervisi mengembangkan.
Bentuk pelaksanaan supervisi terdapat tiga yang sering dilakukan oleh kepala
sekolah yaitu kunjungan atau observasi kelas, pembicaraan individual, rapat guru.
Melalui pembicaraan individual ini, kepala sekolah akan merasa mudah untuk
menganalisis masalah-masalah yang dihadapi seorang guru jika seorang guru
mengalami masalah dalam proses belajar mengajar. Seorang gurupun akan merasa
senang karena merasa terbantu dalam menyelesaikan masalah-masaah yang dihadapi
ketika mengajar di kelas.
3. Rapat guru
Ada beberapa hambatan yang dirasakan sampai saat ini dalam evaluasi
pelaksanaan program Bimbingan dan Koseling disekolah, yaitu:
1. Pelaksanaan bimbingan di sekolahtidak mempunyai waktu yang cukup
memadai untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan program BK(bimbingan
konseling)
2. Pelaksanaaan bimbingan dan konseling memiliki latar belakang pendidikan
yang bervariasi, baik ditinjau dari segi jenjang maupun program , sehingga
kemampuannya dalam mengevaluasi pelaksanaan program BK pun sangat
bervariasi, termasuk dalam menyusun , membakukan , dan mengembangkan
instrument evaluasi.
3. Belum tersedianya alat-alat atau instrument evaluasi pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah yang valid, reliabel dan objektif.
4. Belum diselenggarakannya penataran, pendidikan atau pelatihan khusus yang
berkaitan tentang evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling
pada umumnya, penyusunan dan pengembangan instrument evaluasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah.
5. Penyelenggaraan evaluasi membutuhkan banyak waktu dan uang. Sehingga,
untuk memulai mengadakan evaluasi diperlukan biaya yang cukup mahal dan
banyak.
6. Belum ada guru, konselor, konselor-konselor inti, atau instruktur BK yang
ahli dalam bidang evaluasi pelaksanaan program BK di sekolah. Sampai saat
ini, kebanyakan ahli yang terlibat dalam bidang ini adalah dari Guru,
konselor, konselor-konselor tinggi yang sudah tentu konsep serta kerangka
kerjanya tidak berorientasi pada kepentingan sekolah.
7. Sampai saat ini, belum ada perumusan kriteria keberhasilan evaluasi
pelaksanaan bimbingan yang tegas dan baku.
HASIL ANALISIS