Anda di halaman 1dari 13

KATEGORISASI HASIL WAWANCARA

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Bimbingan dan Konselig
diampu oleh Prof. Dr. Uman Suherman, M. Pd. & Dra. S. A Lily Nurillah, M.Pd.,

Oleh

Ahdhan Putra Eldana


1705060

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
A. Konsep Manajemen Secara Umum
Secara umum pengertian manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para
anggota organisasi dan pengunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah di tetapkan sebelumnya. Manajemen memiliki kegiatan memimpin,
mengatur, mengelola, mengendalikan, dan mengembangkan.
Dibawah ini terdapat beberapa Konsep dasar yang terdapat didalam manajemen,
yaitu sebagai berikut:
a. Management as a science, yang dimaksud disini adalah suatu ilmu
pengetahuan (science) yang selalu berupaya secara sistematis guna memahami
mengapa dan bagaimana manusia dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Management as an art, yang dimaksud manajemen disini adalah sebuah seni
yang digunakan untuk mencapai hasil yang maksimal namun dengan
menggunakan usaha yang minimal.
c. Sebagai profesi, yang dimaksud disini adalah suatu bidang pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang yang memiliki keahlian sebagai pemimpin atau
manajer pada suatu organisasi atau perusahaan tertentu.
d. Manajemen sebagai proses, yang dimaksud disini adalah sebuah proses yang
khas dan terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,
dimana masing-masing bidang ini menggunakan ilmu pengetahuan dan
keahlian dan juga diikuti secara berurutan dan tujuan yang telah ditetapkan. 
B. Komponen-Komponen Manajemen Bimbingan dan Konseling
1. Men
Personil yang terkait dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling disekolah, antara lain: adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
koordinator bimbingan dan konseling, guru pembimbing, guru mata pelajaran,
wali kelas, komite sekolah, pengawas bimbingan dan konseling.
2. Money
Dana yang dibutuhkan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah (diajukan oleh koordinator bimbingan dan konseling kepada kepala
sekolah).
3. Methods
Metode yang digunakan dalam pemberian layanan bimbingan dan
konseling di sekolah adalah dengan menggunakan Program Bimbingan dan
Konseling  Pola 17 Plus yang terdiri atas wawasan bimbingan dan konseling,
enam bidang bimbingan (pribadi, sosial, belajar, karir, kehidupan berkeluarga
dan kehidupan berkeagamaan) dan, sembilan jenis layanan (orientasi,
informasi, pembelajaran, penempatan dan penyaluran, konseling individu,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, konslutasi dan mediasi) dan enam
kegiatan pendukung (aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan telaah kepustakaan)
4. Machines
Perangkat komputer digunakan untuk membantu dalam pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling agar lebih efektif dan efisien.
5. Market
Target dalam pemberian pelayanan bimbingan dan konseling disekolah adalah
seluruh siswa di sekolah tersebut.
6. Materials
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang baik telah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana.
7. Time
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bisa dilakukan
pada jam pelajaran dan di luar jam pelajaran.
(CARI REFERENSI LAIN UNTUK NAMBAHIN PENJELASAN
DARI SETIAP UNSUR KOMPONENNYA. TERUS MASUKIN
HASIL WAWANCARA SESUAI UNSUR YANG ADA DISITU.
KALO GA ADA KASIH KETERANGAN “DALAM HASIL
WAWANCARA TIDAK MENDAPATKAN INFORMASI MENGENAI
HAL TERSEBUT.”)
SEMANGAT!!! NGELUH BOLEH NYERAH JANGAN. KADANG
ADA BEBERAPA HAL YANG HARUS DIKORBANKAN
MISALNYA WAKTU, PIKIRAN DAN TENAGA.
MAMAH PAPAH KAMU NUNGGU KAMU CEPET BERES KULIAH
TERUS LULUS AHDHAN MAKANNYA HARUS SEMANGAT. AKU
BAKAL BANTU KAMU SEBISA AKU.

C. Fungsi-Fungsi Manajemen Bimbingan dan Konseling


Dalam manajemen Bimbingan Konseling pun diperlukan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. George R. Terry,1958 dalam
bukunya Principles of Management (Sukarna, hlm.10, 2011) membagi empat
fungsi dasar manajemen, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan).
Keempat fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Pada saat melaksanakan proses perencanaan BK dimulai dengan
menganalisis kebutuhan, dalam merencanakan program BK dengan
menggunakan ITP yang kemudian dianalisis tugas perkembangannya atau
ATP maka dijadikan rencana kegiatan tahunan dan dibuat program semester
setiap kelas sesuai dengan aspek perkembangan individu. Rencana kegiatan
berdasar pada kompetensi dasar pelayanan dasar bimbingan, pelayanan
responsive, perencanaan individual dan dukungan system. Dalam
pelaksanaan pelayanan dalam menyampaikan materi, ada yang tidak masuk
kelas atau non klasikal ada yang klasikal. Setelah ada kurikulum 2013 guru
BK harus membuat perencanaan dan pelaksanaannya masuk ke kelas dengan
terjadwal (klasikal). Sukardi, D.K. (2003: 3) dalam perencanaan diperlukan
menganalisis kondisi sekolah yaitu langkah yang dilakukan untuk
mengetahui keadaan, kekuatan, kelemahan atau kekurangan dengan teknik
SWOT (Strength, Weaknesses,Opportunity dan Treath) kekuatan, kelemahan,
peluang atau kesempatan dan ancaman.
Dari hasil wawancara perencanaan program Bimbingan dan Konseling
adalah perancangan program yang dilakukakan secara sistematis,
terorganisir, dan terorganisasi dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
dalam rancangan tersebut. Perencanaan dan penyusunan program Bimbingan
dan Konseling di SMAN 3 Sumedang disusun dengan memperhatikan
kebutuhan siswa dan tugas perkembangan peserta didik sesuai dengan tingkat
usia.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam kerjasama sebuah kegiatan.Sedangkan menurut
Fauzi, I. (2012:39): “Organizing atau pengorganisasian adalah
mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan itu.“ Ada juga yang
menyatakan bahwa organisasi merupakan wadah dari orang-orang untuk
membuat kelompok usaha atau suatu kegiatan untuk mencapai sesuatu,
termasuk di sekolah. Dengan demikian organisasi merupakan alat dalam
mencapai tujuan dengan visi dan misi tertentu. Sesuai dengan struktur
organisasi di tiap sekolah, personil BK adalah segenap unsur yang terkait di
dalam organisasi layanan bimbingan konseling dengan coordinator dan guru
BK/konselor sebagai pelaksana utama. Uraian tugas kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru pembimbing/konselor, wali kelas, dan guru mata
pelajaran.
Dari hasil wawancara proses pengorganisasian bimbingan dan
konseling di SMAN 3 Sumedang, dimulai dengan pembagian petugas
bimbingan dan konseling, sosialisasi cara kerja bimbingan dan konseling,
adanya kolaborasi dengan petugas Kesehatan dan Kepolisian.
3. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan berhubungan dengan peranan pemotivasian, peranan
pemotivasian menurut Sagala.S (2011:60) adalah: “menggerakkan dalam
organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personal sekolah lainnya
melaksanakan tugas-tugas dengan antusiasme dan kemauan yang baik untuk
mencapai tujuan dengan penuh semangat.” Artinya pemimpin atau manajer
atau dalam organisasi sekolah kepala sekolah mengemban hampir semua
tanggung jawab untuk melembagakan arahan. Mekanisme kerjanya bahwa
bila peserta didik ada masalah di kelas maka masalah diselesaikan oleh guru
mata pelajaran, bila masaalah belum selesai maka diselesaikan oleh wali
kelas dan apabila masalahnya belum tuntas maka diserahkan kepada guru
BK/konselor. Apabila menyangkut masalah di luar sekolah maka perlu kerja
sama dengan instansi lain seperti dokter, polisi, psikhiater, psikolog atau
orang tua peserta didik.
Dari hasil wawancara pelaksnaan program bimbinga dan konseling di
SMAN 3 Sumedang, guru bk sudah cukup baik dalam melaksanakan dan
menjalankan tugasnya, karena sudah dapat menjalankan beberapa jenis
layanan. Program yang terlaksana antara lain, layanan orienatsi, layanan
informasi, layanan peminatan dan perencanaan peserta didik, layanan
responsif, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok, layanan
bimbingan karir, dan masih banyak yang lainnya.
4. Pengawasan (Controling)
Monitoring dan evaluasi kepada guru BK dilakukan oleh coordinator
BK dan Kepala sekolah untuk mengetahui apakah keempat rencana
pelayanan sudah terlaksana semua atau tidak. Pelayanan dasar, pelayanan
resposif, perencanaan individual dan dukungan system, waktunya sesuai
tidak, guru pembimbing sebagai pelaksana melaksanakannya sesuai rencana.
Berapa orang peserta didik yang sudah dilayanani maka dilihat dalam
evaluasi proses, program dan hasilnya setiap bulan atau setiap semester.
Sekolah telah melaksanakan program, proses dan hasil monitoringnya yang
dilaksanakan oleh coordinator BK dan Kepala sekolah serta oleh Pengawas
bidang umum maupun bimbingan konseling, yaitu keseluruhan antara
program dan pelaksanaan untuk dipindahkan ke evaluasi, keterlaksanaan
program, hambatan -hambatan yang dijumpai, dampak layanan bimbingan
terhadap kegiatan belajar mengajar, respon peserta didik, personal sekolah,
orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan, perubahan kemajuan
peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian
tugas perkembangan, hasil belajar dan keberhasilan peserta didik setelah
menamatkan sekolah.
Dari hasil wawancara pengawasan terhadap pelaksanaan layanan
bimbingan konseling di SMAN 3 Sumedang, dilakukan oleh Kepala sekolah
secara langsung dan juga oleh pengawas dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Sumedang.
D. Permasalahan-Permasalahan Manajemen
Dalam manajemen umumnya akan berhadapan dengan permasalahan. Dari
beberapa personalia dengan ide-ide yang berbeda mungkin dapat menimbulkan
pertentangan dan ketidak sesuaian, fasilitas yang kurang memadai akan menimbulkan
permasalahan, masalah komunikasi sesama personalia, masalah yang disebabkan
kurangnya kompetensi, dan lain sebagainya.
Diantara masalah yang timbul berkaitan dengan konsep pengelolaan dan
manajemen bimbingan dan konseling adalah:
1. Dalam hal penempatan personalia, masih ada di beberapa sekolah guru
pembimbingnya berasal dari jurusan lain, akibatnya guru pembimbing tidak
mengetahui apa yang akan dilakukan.
2. Masih kurangnya pengetahuan dan wawasan guru pembimbing dalam
melaksanakan tugasnya seperti membuat program maupun melaksanakan
program.
3. Masih adanya ketimpangan antara jumlah guru pembimbing dengan jumlah
siswa asuh, akibatnya guru pembimbing tidak maksimal dalam menjalankan
tugasnya.
4. Masih kurangnya pengetahuan guru mata pelajaran, kepala sekolah dan siswa
mengenai peran bimbingan dan konseling.

Dalam hasil wawancara masalah yang paling sering terjadi itu siswa kurang
memahami penting nya BK dalam perkembangan siswa baik secara akademik
maupun nonakademik, sehingga terkadang beberapa anak masih cenderung
menyepelekan keberadaan BK.
Lampiran
Laporan Hasil Wawancara
Hal yang paling penting yang harus disiapkan adalah assessment peserta
didik, assessment yang di lakukan di SMA 3 Sumedang itu menggunakan tiga
assessment, yaitu:
a. ITP
b. Sosiometri
c. DCM
Selain assessment, kita juga melihat kondisi dan fasilitas sekolah itu sendiri
misalnya: apakah di SMA 3 itu menyediakan jam untuk layanan bk, atau guru bk
masuk kelas, kalaupun masuk kelas waktunya berapa jam, dan berapa jam dalam satu
minggu, kita harus lihat kondisi itu. Terus fasilitas-fasilitasnya misalnya: ruang bk
nya, atau kolaborasi dengan yang lain, dan fasilitas-fasilitas lain yang mendukung
layanan bk. Selain itu, ada hasil evaluasi program tahun lalu. Nah, dari program tahun
lalu kita bisa tau nih apa saja yang misalnya kegiatan-kegiatan yang kurang maksimal
di laksanakan, maka di program tahunan itu di program bimbingan konseling akan
dibuat kita perbaiki hal itu.
Yang paling utama dari kegiatan layanan bk selama satu tahun ajaran itu kalau
yang terjadwal pasti bimbingan klasikal, karena kebetulan memang di SMA 3 ada
jam masuk kelasnya dan itu terjadwal, selain itu kita juga ada mengadakan bimbingan
karir misalnya: kita disuruh ngadain campus fair untuk promosi tentang perguruan
tinggi yang ada di Indonesia. Sejauh ini yang terjadwal pasti konseling individual,
bimbingan kelompok, karena sudah ada di programnya, otomatis itu juga yang
dilaksanakan. Selain bimbingan kelompok dan klasikal juga kita ada kegiatan
persiapan masuk perguruan tinggi mislanya, ikut SNMPTN, SBMPTN, Bidik misi.
Itu terjadwal dan terpogram, semaksimal mungkin kita membantu peserta didik untuk
bisa masuk PTN atau Politeknik atau PTS yang mereka inginkan. Di SMA 3 juga kita
bekerja sama dengan beberapa PTS misalnya: Telkom, Unpas. Selain itu kegiatan
yang rutin dilakukan adalah perencanaan individual seperti bimbingan karir.
Kegiatan yang tidak terjadwal itu biasanya kegiatan-kegiatan incidental lebih
banyak komvisit, komperensi kasus, kolaborasi, kadang juga kita mengadakan
psikotes persiapan pengambilan jurusan untuk kelas 3, bekerjasama dengan instansi
tertentu untuk mengadakan psikotes tentang apa bakat dan minat peserta didik
sehingga saat nanti ia masuk kuliah itu ia tidak salah masuk jurusan dan bisa kuliah
sesuai dengan minat dan bakat yang ia miliki. Ada juga sosialisasi-sosialisasi
Kesehatan, guru bk bekerja sama dengan kesiswaan, misal: sosialisasi tentang
Kesehatan mental, sosialisasi tentang anti narkoba bekerja sama dengan kesiswaan
dan kepolisian. Selain itu juga kita tahun ini mengadakan sosialisasi Kesehatan untuk
anti-hiv dan juga kita mengadakan tes Kesehatan untuk persiapan masuk perguruan
tinggi. Karena biasanya untuk masuk perguruan tinggi disuruh mempersiapkan surat
Kesehatan. Selain itu untuk guru bk nya sendiri kita kadang sering diundang untuk
seminar atau worksop atau sosialisasi yang tentu saja itu mengembangkan
kompetensi guru bk itu sendiri.
Kalo dilayanan dasar itu bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal. Kita
fokus terhadap hasil assessment, misal untuk kelas 10 biasanya kasusnya tentang
adaptasi, mereka sering kesulitan untuk beradapasi sehingga susah untuk mencari
teman dan sebagaiannya. Untuk layanan dasar kita mengambil bimbingan kelompok
dan klasikal yang tujuannya untuk mengembangkan keterampilan sosial yang siswa
tersebut miliki. Kalau untuk kelas 11 biasanya itu mereka lagi krisis identitas jadi
konflik sama temen, konflik sama keluarga, bingung nentuin tujuan hidupnya gimana.
Nah, kita juga ngadain bimbingan klasikal seperti itu, kita memberikan layanan yang
sifatnya untuk seperti kita memberikan contohnya seperti pembahasan mengenai
minat dan bakat, apa macam-macam bakat dan minat, macam-macam kepribadian,
yang intinya kita membantu supaya siswa itu mampu dan mengerti apa yang mereka
inginkan dan tujuan hidup mereka. Nah, untuk kelas 12 otomatis sudah mengarah ke
karier, biasanya guru bk untuk kelas 12 pasti mengarahkan ke perguruan tinggi, kita
kasih informasi-informasi tentang perguruan tinggi maupun tentang pekerjaan.
Perencanaan individual biasanya dilaksanakan diawal pada masa orientasi
siswa kelas 10 PPDB kita sudah mengadakan psikotes, dari situ kita tau hasil dari IQ
nya berapa minatnya dia dijurusan IPA atau Bahasa atau IPS kita jurusin kesitu, kita
mulai dari situ perencanaanya, lalu mulai kelas 10 juga kita pantau nilanya, terus dia
mengikuti ekstrakulikuler apa, kira-kira bakat dan minatnya apa? Nah kita juga
arahkan bakan minat tersebut supaya memang ketika nanti dia kelas 12 dia bisa
mengaplikasikan itu untuk jurusan-jurusan di perguruan tinggi atau pun bekerja yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
Layanan Responsif kita mengadakan konseling individual atau konseling
kelompok, contoh kasusnya kalo konseling individual yang paling banyak untuk di
SMA 3 itu masalah keluarga ataupun tentang masasalah pertemanan, nah biasanya
kita selesaikan dengan konseling individual terlebih dahulu, kalau memang masalah
tersebut mengarah kebanyak orang atau banyak pihak seperti teman-temannya kita
juga kadang melaksanakan konseling kelompok supaya memperjelas permasalahan
tersebut.
Dalam memberikan layanan bimbingan kepada siswa kita menggunakan teori
belajar, kita kadang fleksibel aja sih karena kalo misalnya kita udah dalam praktek
kadang kita gabisa maksudnya selalu konsisten dengan teori itu terus, karena kembali
lagi yang namanya prilaku siswa apalagi remaja itu gak bisa stagnan, jadi kita gabisa
misalnya pake teori belajar behavioristik harus ada hukuman harus ada ini, tapia da
kalanya kita juga harus pake yang seperti itu supaya untuk istilahnya menangulangi
atau mengatasi siswa yang memang perlu untuk diberikan sanksi agar mereka
disiplin. Tapi kita juga perlu yang namanya humanistik, tapi kebanyakan untuk di
SMA 3 itu lebih banyak pake yang humanistik sih. Kita tau kalo misalnya siswa itu
pasti punya potensi walaupun kadang potensi itu belum muncul didalam diri siswa,
nah ada faktor-faktor nya banyak kan kenapa sampe potensi itu belum muncul, bisa
mungkin karena mereka kurang informasi atau mereka perkembangannya menjadi
ada masalah misalnya di keluarga. Nah untuk teori belajar itu intinya seperti itu, kita
kondisikan situasi atau kita kondisikan bagaimana situasi siswa itu sendiri gimana
kepribadiannya, gimana pola pikirnya, terus baru kita menentukan harus pake teori
apa gitu. Tapi yang lebih sering itu menggunakan teori humanistik tapi kadang juga
menggunakan teori behavioristik namun ga konsisten kita menggunakannya fleksibel
aja.
Untuk hambatan yang paling sering terjadi itu siswa kurang memahami
penting nya BK dalam perkembangan siswa baik secara akademik maupun
nonakademik, sehingga terkadang beberapa anak masih cenderung menyepelekan
keberadaan BK. Cara mengatasinya, guru BK lebih aktif lagi, guru BK berupaya
untuk selalu mengerti kondisi siswa masalah yg dialami siswa baik akademik maupun
nonakademik, guru BK juga aktif membina hubungan interpeesinal, bersikap ramah
dan mengusahakan untuk memperhatikan setiap siswa dengan berbagai karaktee yg
mereka miliki agar siswa sebisa mungkin nyaman dengan guru BK,
Jika sudah nyaman secara tidak langsung Alhamdulillah lama kelamaan
mereka akan mengerti jika BK mengambil peran penting bagi perkembangan mereka.
(Hasil Wawancara Guru BK SMA 3 Sumedang).
Daftar Pustaka
Juarsa, O., & Aliman. (2017). MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA . Manajer
Pendidikan, 287-291.

N, I. (2002). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Manajemen SLTP Terbuka (Studi Kasus SLTP
Terbuka Kelumpang Hulu Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan).

Saidah. (2014). IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI


SEKOLAH DAN MADRASAH . Jurnal Al-Fikrah.

Suherman, U. (2015). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi Press.

T, R. (2016). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP Kota dan Kabupaten Bandung.
Jurnal Edukasi, 1-17.

Anda mungkin juga menyukai