Oleh
Dalam hasil wawancara masalah yang paling sering terjadi itu siswa kurang
memahami penting nya BK dalam perkembangan siswa baik secara akademik
maupun nonakademik, sehingga terkadang beberapa anak masih cenderung
menyepelekan keberadaan BK.
Lampiran
Laporan Hasil Wawancara
Hal yang paling penting yang harus disiapkan adalah assessment peserta
didik, assessment yang di lakukan di SMA 3 Sumedang itu menggunakan tiga
assessment, yaitu:
a. ITP
b. Sosiometri
c. DCM
Selain assessment, kita juga melihat kondisi dan fasilitas sekolah itu sendiri
misalnya: apakah di SMA 3 itu menyediakan jam untuk layanan bk, atau guru bk
masuk kelas, kalaupun masuk kelas waktunya berapa jam, dan berapa jam dalam satu
minggu, kita harus lihat kondisi itu. Terus fasilitas-fasilitasnya misalnya: ruang bk
nya, atau kolaborasi dengan yang lain, dan fasilitas-fasilitas lain yang mendukung
layanan bk. Selain itu, ada hasil evaluasi program tahun lalu. Nah, dari program tahun
lalu kita bisa tau nih apa saja yang misalnya kegiatan-kegiatan yang kurang maksimal
di laksanakan, maka di program tahunan itu di program bimbingan konseling akan
dibuat kita perbaiki hal itu.
Yang paling utama dari kegiatan layanan bk selama satu tahun ajaran itu kalau
yang terjadwal pasti bimbingan klasikal, karena kebetulan memang di SMA 3 ada
jam masuk kelasnya dan itu terjadwal, selain itu kita juga ada mengadakan bimbingan
karir misalnya: kita disuruh ngadain campus fair untuk promosi tentang perguruan
tinggi yang ada di Indonesia. Sejauh ini yang terjadwal pasti konseling individual,
bimbingan kelompok, karena sudah ada di programnya, otomatis itu juga yang
dilaksanakan. Selain bimbingan kelompok dan klasikal juga kita ada kegiatan
persiapan masuk perguruan tinggi mislanya, ikut SNMPTN, SBMPTN, Bidik misi.
Itu terjadwal dan terpogram, semaksimal mungkin kita membantu peserta didik untuk
bisa masuk PTN atau Politeknik atau PTS yang mereka inginkan. Di SMA 3 juga kita
bekerja sama dengan beberapa PTS misalnya: Telkom, Unpas. Selain itu kegiatan
yang rutin dilakukan adalah perencanaan individual seperti bimbingan karir.
Kegiatan yang tidak terjadwal itu biasanya kegiatan-kegiatan incidental lebih
banyak komvisit, komperensi kasus, kolaborasi, kadang juga kita mengadakan
psikotes persiapan pengambilan jurusan untuk kelas 3, bekerjasama dengan instansi
tertentu untuk mengadakan psikotes tentang apa bakat dan minat peserta didik
sehingga saat nanti ia masuk kuliah itu ia tidak salah masuk jurusan dan bisa kuliah
sesuai dengan minat dan bakat yang ia miliki. Ada juga sosialisasi-sosialisasi
Kesehatan, guru bk bekerja sama dengan kesiswaan, misal: sosialisasi tentang
Kesehatan mental, sosialisasi tentang anti narkoba bekerja sama dengan kesiswaan
dan kepolisian. Selain itu juga kita tahun ini mengadakan sosialisasi Kesehatan untuk
anti-hiv dan juga kita mengadakan tes Kesehatan untuk persiapan masuk perguruan
tinggi. Karena biasanya untuk masuk perguruan tinggi disuruh mempersiapkan surat
Kesehatan. Selain itu untuk guru bk nya sendiri kita kadang sering diundang untuk
seminar atau worksop atau sosialisasi yang tentu saja itu mengembangkan
kompetensi guru bk itu sendiri.
Kalo dilayanan dasar itu bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal. Kita
fokus terhadap hasil assessment, misal untuk kelas 10 biasanya kasusnya tentang
adaptasi, mereka sering kesulitan untuk beradapasi sehingga susah untuk mencari
teman dan sebagaiannya. Untuk layanan dasar kita mengambil bimbingan kelompok
dan klasikal yang tujuannya untuk mengembangkan keterampilan sosial yang siswa
tersebut miliki. Kalau untuk kelas 11 biasanya itu mereka lagi krisis identitas jadi
konflik sama temen, konflik sama keluarga, bingung nentuin tujuan hidupnya gimana.
Nah, kita juga ngadain bimbingan klasikal seperti itu, kita memberikan layanan yang
sifatnya untuk seperti kita memberikan contohnya seperti pembahasan mengenai
minat dan bakat, apa macam-macam bakat dan minat, macam-macam kepribadian,
yang intinya kita membantu supaya siswa itu mampu dan mengerti apa yang mereka
inginkan dan tujuan hidup mereka. Nah, untuk kelas 12 otomatis sudah mengarah ke
karier, biasanya guru bk untuk kelas 12 pasti mengarahkan ke perguruan tinggi, kita
kasih informasi-informasi tentang perguruan tinggi maupun tentang pekerjaan.
Perencanaan individual biasanya dilaksanakan diawal pada masa orientasi
siswa kelas 10 PPDB kita sudah mengadakan psikotes, dari situ kita tau hasil dari IQ
nya berapa minatnya dia dijurusan IPA atau Bahasa atau IPS kita jurusin kesitu, kita
mulai dari situ perencanaanya, lalu mulai kelas 10 juga kita pantau nilanya, terus dia
mengikuti ekstrakulikuler apa, kira-kira bakat dan minatnya apa? Nah kita juga
arahkan bakan minat tersebut supaya memang ketika nanti dia kelas 12 dia bisa
mengaplikasikan itu untuk jurusan-jurusan di perguruan tinggi atau pun bekerja yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
Layanan Responsif kita mengadakan konseling individual atau konseling
kelompok, contoh kasusnya kalo konseling individual yang paling banyak untuk di
SMA 3 itu masalah keluarga ataupun tentang masasalah pertemanan, nah biasanya
kita selesaikan dengan konseling individual terlebih dahulu, kalau memang masalah
tersebut mengarah kebanyak orang atau banyak pihak seperti teman-temannya kita
juga kadang melaksanakan konseling kelompok supaya memperjelas permasalahan
tersebut.
Dalam memberikan layanan bimbingan kepada siswa kita menggunakan teori
belajar, kita kadang fleksibel aja sih karena kalo misalnya kita udah dalam praktek
kadang kita gabisa maksudnya selalu konsisten dengan teori itu terus, karena kembali
lagi yang namanya prilaku siswa apalagi remaja itu gak bisa stagnan, jadi kita gabisa
misalnya pake teori belajar behavioristik harus ada hukuman harus ada ini, tapia da
kalanya kita juga harus pake yang seperti itu supaya untuk istilahnya menangulangi
atau mengatasi siswa yang memang perlu untuk diberikan sanksi agar mereka
disiplin. Tapi kita juga perlu yang namanya humanistik, tapi kebanyakan untuk di
SMA 3 itu lebih banyak pake yang humanistik sih. Kita tau kalo misalnya siswa itu
pasti punya potensi walaupun kadang potensi itu belum muncul didalam diri siswa,
nah ada faktor-faktor nya banyak kan kenapa sampe potensi itu belum muncul, bisa
mungkin karena mereka kurang informasi atau mereka perkembangannya menjadi
ada masalah misalnya di keluarga. Nah untuk teori belajar itu intinya seperti itu, kita
kondisikan situasi atau kita kondisikan bagaimana situasi siswa itu sendiri gimana
kepribadiannya, gimana pola pikirnya, terus baru kita menentukan harus pake teori
apa gitu. Tapi yang lebih sering itu menggunakan teori humanistik tapi kadang juga
menggunakan teori behavioristik namun ga konsisten kita menggunakannya fleksibel
aja.
Untuk hambatan yang paling sering terjadi itu siswa kurang memahami
penting nya BK dalam perkembangan siswa baik secara akademik maupun
nonakademik, sehingga terkadang beberapa anak masih cenderung menyepelekan
keberadaan BK. Cara mengatasinya, guru BK lebih aktif lagi, guru BK berupaya
untuk selalu mengerti kondisi siswa masalah yg dialami siswa baik akademik maupun
nonakademik, guru BK juga aktif membina hubungan interpeesinal, bersikap ramah
dan mengusahakan untuk memperhatikan setiap siswa dengan berbagai karaktee yg
mereka miliki agar siswa sebisa mungkin nyaman dengan guru BK,
Jika sudah nyaman secara tidak langsung Alhamdulillah lama kelamaan
mereka akan mengerti jika BK mengambil peran penting bagi perkembangan mereka.
(Hasil Wawancara Guru BK SMA 3 Sumedang).
Daftar Pustaka
Juarsa, O., & Aliman. (2017). MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA . Manajer
Pendidikan, 287-291.
N, I. (2002). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Manajemen SLTP Terbuka (Studi Kasus SLTP
Terbuka Kelumpang Hulu Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan).
T, R. (2016). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP Kota dan Kabupaten Bandung.
Jurnal Edukasi, 1-17.