Anda di halaman 1dari 8

TUJUAN, BIDANG, PENDEKATAN DAN FUNGSI MANAJEMEN BK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang diawali dari


perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian semua aktivitas dan
semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya manusia
untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya
manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua layanan sudah
dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya. Bimbingan dan konseling dikenal
sebagai suatu layanan untuk peserta didik di sekolah. Bimbingan dan konseling
merupakan ilmu yang bergerak dalam bidang human services. Bantuan psikologis
diberikan oleh konselor atau pembimbing dengan maksud membentuk individu agar
dapat mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangan. Tujuan
utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah memberikan dukungan pada
pencapaian kematangan kepribadian, ketermapilan sosial, kemampuan akademik, dan
bermuara pada terbentuknya kematngan karier individual yang diharapkan dapat
bermanfaat di masa yang akan datang (Fathur Rahman. 2009:4 dalam Luky Kurniawan.
2015:2).

Dalam melaksanakan program BK di sekolah terdapat berbagai macam


paradigma atau pendekatan. Paradigma atau pendekatan ini merupakan pola pikir yang
menjadi acuan ketika sekolah itu melaksanakan program BK. Ada 4 pendekatan yakni :
(1) pendekatan krisis, lazim dikatakan sebagai pendekatan klinis, dalam pendekatan ini
BK dilakukan untuk mengatasi krisis atau masalah serius. (2) pendekatan remedial, sesuai
dengan namanya remedial berrarti perbaikan, maka program BK dilakukan untuk
menyelesaikan maslah dengan cara memperbaiki hal-hal yang menimbulkan masalah
tersebut. Upayanya itu memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, yang karena ada
kelemahan itulah orang menjadi bermasalah. (3) pendekatan preventif, merupakan upaya
bimbingan yang diarahkan untuk mencegah munculnya masalah pada peserta didik.

1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca lebih mengerti tentang Tujuan,
Bidang, serta Pendekatan Manajemen Bimbingan Dan Konseling . Kemudian memotivasi
sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta
mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua layanan
sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.

C. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan manajemen bk ?
2. Apa saja bidang manajemen bk ?
3. Apa saja pendekatan dalam manajemen bk ?
4. Apa fungsi manajemen bk ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Manajemen Bimbingan Konseling

Manajemen bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan diri konseli (peserta
didik) secara efektif dan efesien. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk
mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga tujuan dapat dicapai
secara efektif dan efesien. Sugiyo (2012: 27) menyatakan bahwa jika tujuan manajemen
dilakukan secara sistematis maka akan mencapai hasil yang produktif, berkualitas, efektif dan
efesien. Kegiatan manajemen bimbingan dan konseling dikatakan produktif apabila dapat
menghasilkan keluaran baik secara kualitas dan kuantitas. Efektif berarti kesesuaian antara hasil
yang dicapai dengan tujuan, keefektifan dari layanan bimbingan dan konseling adalah melihat
dari ketercapaian layanan bimbingan dan konseling yaitu konseli mampu mengembangkan
dirinya secara optimal. Sedangkan efesien apabila kesesuaian antara sumber daya dengan
keluaran atau penggunaan sumber dana yang minimal dapat dicapai tujuan yang diharapkan.

Tujuan manajemen bimbingan dan konseling dalam aspek akademik (belajar) antara lain :
1) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar positif,
2) Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat,
3) Memiliki ketrampilan belajar yang efektif,
4) Memiliki ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
5) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

B. Fungsi Manajemen Bimbingan dan Konseling


Manajemen bisa berhasil bila dalam pengelolaan fungsi-fungsi dari manajemen dapat
dioperasionalisasikan atau dapat dilakukan dengan baik dan sistematik, menurut Sugiyo

3
menyatakan bahwa fungsi manajemen bimbingan dan konseling terdiri dari planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling
(pengendalian). Keempat fungsi ini merupakan sistematika dari manajemen bimbingan dan
konseling.

1. Planning atau Perencanaan.


Menurut Hikmat, planning atau perencanaan pendidikan adalah “keseluruhan proses
perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dalam pendidikan untuk
masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan”.
Dalam proses perencanaan, pertama kali harus menetapkan tujuan dan target pelaksanaan
layanan bimbingan konseling tersebut, setelah penentuan dan penetapan target, maka
selanjutnya merumusakan strategi untuk mencapai tujuan dan target pelayanan bimbingan
konseling. Selanjutnya menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk menunjang
proses pelayanan, lalu menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan
dan target pelaksanaan layanan bimbingan konseling tersebut.

Manfaat dari perencanaan program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1) Adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
2) Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan bimbingan yang dilakukan.
3) Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar, efektif dan efesien.

kegiatan perencanaan terdiri dari:


(1) analisis kebutuhan siswa;
(2) analisis situasi dan kondisi sekolah;
(3) penentuan tujuan;
(4) penentuan jenis, teknik, dan strategi kegiatan;
(5) penentuan waktu dan tempat kegiatan; dan
(6) penentuan fasilitas dan anggaran biaya.

2. Organizing (Pengorganisasian)
Fungsi pengorganisasian menurut Ahmad Juntika Juntika, pengorganisasian program
bimbingan dan konseling adalah upaya melibatkan orang-orang ke dalam organisasi bimbingan
di sekolah serta upaya melakukan pembagian kerja antara anggota organisasi bimbingan dan
4
konseling di sekolah, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengorganisasian adalah upaya
mengatur tugas orang-orang dalam suatu organisasi secara tepat dan menjaga hubungan antar
orang tersebut, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Actuating (pelaksanaan)
Pelaksanaan menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang lain
dalam suatu organisasi. Artinya pelaksanaan merupakan upaya dalam mewujudkan perencanaan
menjadi kenyataan dengan berbagai pengarahan.

4. Controlling (pengendalian)
Evaluasi terkait dengan bagaimana mengawasi dan mensupervisi kegiatan bimbingan
dan konseling, apakah pelaksanaan bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang telah
dibuat, maka dapat disimpulkan evaluasi adalah kegiatan pemantauan, pengontrolan, penilaian,
pelaporan dan tindak lanjut dari setiap rencana kegiatan bimbingan dan konseling terhadap
tujuan yang ditetapkan. pengendalian atau evaluasi program bimbingan dan konseling
digunakan untuk:
(a) menciptakan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh petugas bimbingan dan konseling;
(b) mendorong petugas bimbingan dan konseling untuk melaksanakan tugasnya; dan
(c) memperlancar dan mengefektivitaskan pelaksanaan program yang telah direncanakan

kegiatan dalam evaluasi meliputi:


(1) pencatatan hasil kerja dan kinerja organisasi;
(2) menetapkan standar kinerja;
(3) mengukur dan menilai hasil keja dan kinerja organisasi; dan
(4) mengambil tindakan perbaikan dan pengembangan

C. Bidang Manajemen Bimbingan Dan Konseling Disekolah

1. Manajemen siswa/murid; menangani masalah-masalah kesiswaan dari pencarian murid,


pendaftaran/penjaringan murid baru, seleksi, pengadministrasian murid baru, berbagai
pembinaan murid dalam kegiatan ekstra sekolah, sampai dengan penanganan alumni sekolah.

5
2. Manajemen kurikulum; menangani pengembangan kurikulum sekolah mulai dari penyiapan
kalender pendidikan sekolah, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sampai dengan
evluasi pembelajaran.

3. Manajemen personalia; menangani maslah-masalah personalia dan deskripsi tugasnya, mulai


dari pencarian tenaga sesuai dengan kebutuhan, penyeleksian, pembagian tugas, pengembangan
kompetensi sampai evaluasi dan pemutusan hubungan kerja seluruh personil.

4. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan; menangani masalahmasalah sarana yang


berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, mulai dari perencanaan, pengadaan,
pemanfaatan, pemeliharaan sampai dengan penghapusan sarana dan prasarana yang tidak
relevan lagi dan tidak efektif sebagai penunjang pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di
sekolah.

5. Manajemen keuangan pendidikan; menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan


pembiayaan sekolah, mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pembukuan, sampai
dengan pertanggung jawaban penggunaan keuangan tersebut.

6. Manajemen perpustakaan sekolah; menangani pengelolaan perpustakaan sekolah sehingga


dapat berperan secara efektif dalam menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran di
sekolah. Masalah perpustakaan ini berkaitan dengan perencanaan, pengadaan bahanbahan
pustaka yang sesuai dengan kebutuhan, penataan, pelayanan, pemeliharaan sampai dengan
evaluasi dan penghapusan bahan pustaka yang kurang relevan dengan kebutuhan.

7. Manajemen layanan khusus sekolah; Manajemen layanan khusus sekolah ini memfokuskan
penanganannya pada maslah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan khusus siswa, seperti
Bk, pusat Sumber belajar, Layanan bantuan Kebahasaan bagi sekolah bilingual, poliklinik,
UKS, kafetaria/warung, Asrama, transportasi dan lain-lain. Layanan ini juga dari perencanaan,
pengadaannya, pemanfaatannya, sampai dengan evaluasinya.

8. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat; menangani masalahmasalah hubungan


sekolah dengan masyarakat, baik dengan lembaga, maupun organisasi masyarakat dan
masyarakat umum termasuk dalam menciptakan hubungan timbal balik yang saling
6
menguntungkan antara masyarakat dan sekolah. Penanganan masalah ini juga dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.

9. Manajemen perkantoran (tata usaha) sekolah; menangani fasilitasi dan sirkulasi seluruh
kebutuhan administrasi dan manajemen sekolah secara operasional, seperti surat-menyurat,
perijinan, dan masalah lainnya yang berkaitan dengan dokumentasi sekolah

D. Pendekatan Manajemen Bimbingan Dan Konseling


Menurut Winardi (2001) pendekatan-pendekatan manajemen terdiri dari pendekatan-
pendekatan proses, perilaku, dan kuantitatif, , yaitu :
1. Pendekatan Proses
Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan klasik. Pendekatan klasik
yaitu suatu pendekatan yang memusatkan perhatian pada pengelolaan aktivitas kerja dan
kelembagaan. Pendekatan ini muncul dalam fokus pada aktivitas pengambilan keputusan,
membuat perencanaan, menetapkan strategi, membuat struktur, dan melakukan evaluasi.

2. Pendekatan Keprilakuan
Pendekatan ini, sering disebut pendekatan hubungan manusiawi, Pendekatan
keprilakuan menekankan pentingnya kooperasi dan moral karyawan.

3. Pendekatan Kuantitatif
Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dapat dirumuskan dan
dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis, dan kemudian dianalisa serta dipecahkan
dengan menggunak an berbagai teknik atau metode kuantitatif untuk memperole h hasil
optimum. Pendekatan ini menganalisis masalah-masalah manajemen secara logik dan
mengembangkan berbagai alternatif keputusan pamecahan nya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan diri
konseli (peserta didik) secara efektif dan efesien. Kegiatan manajemen bimbingan dan
konseling dikatakan produktif apabila dapat menghasilkan keluaran baik secara kualitas dan
kuantitas. Manajemen bisa berhasil bila dalam pengelolaan fungsi-fungsi dari manajemen dapat
dioperasionalisasikan atau dapat dilakukan dengan baik dan sistematik, serta menerapkan
bidang dan pendekatan dalam manajemen bimbingan dan konseling di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Leksono ,Budi Bowo.(2017). MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA.
IAIN Purwokerto

Rohmah, Robiatur . (2019). Urgensi Manajemen Bimbingan Konseling dalam Melahirkan


Peserta Didik Berkarakter. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 4(1), DOI: 10.35316/jpii.v4i1.174

Anda mungkin juga menyukai