MAKALAH
“INTELIGENSI”
OLEH:
051180006
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
“inteligensi” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca
tentang “inteligensi”. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 TUJUAN
1. Menambah wawasan atau pengetahuan baru
2. Memenuhi tugas kuliah
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil tes inteligensi pada umumnya berupa IQ (Intelligence Quotient), namun ada
juga tes inteligensi yang tidak menghasilkan IQ yaitu berupa tingkat/grade (Raven).
Istilah IQ pertama sekali dikemukakan pada tahun 1912 oleh William Stern,
seorang ahli psikologi berkebangsaan Jerman. Perhitungan IQ menurut William Stern
menggunakan rasio antara MA dan CA, dengan rumus sebagai berikut:
IQ = (MA/CA) x 100
Dimana:
MA = Mental Age
CA = Chronological Age
100 = Angka Konstan.
Pada awal abad 20. Lewis medison terman merevisi teori Binet-Simon yang hanya
mengunakan tes IQ untuk anak yang kurang cerdas atau terbelakang. Ia lebih tertarik
untuk men-tes anak-anak yang berbakat. Untuk mengukur kecerdasan anak anak, Terman
menggunakan pertanyaan dengan menggunakan analogi, sinonim dan antonim serta teka-
teki logika. Ia menyebut tes IQ nya ini dengan Stanford-Binet Intelligence Scale. Ia juga
menggunakan istilah genius pada orang yang memiliki inteligensi yang tinggi.
Selanjutnya untuk menginterprestasikan nilai IQ, Terman mengklasifikasikan IQ
dalam beberapa kategori, sebagai berikut:
Satu hal yang perlu kita cermati dari angka-angka yang tertera pada table 2 ialah
bahwa kita seyogianya berhati-hati dalam menetapkan klasifikasi ini. Mengapa? Sebab
dalam kenyataannya, pembagian yang setajam itu pada dasarnya tidak ada. Seorang
pandai dengan IQ 110 misalnya, adalah satu kali lebih dekat ke kategori normal dengan
IQ 109 ketimbang orang yang juga pandai, tetapi dengan IQ 119.
Selanjutnya, beberapa cirri dari tiap-tiap intelegensi tersebut, dapat dijelaskan
sebagai berikut ():
a. Cacat Mental (Mentaly Deficient/Feeble Minded)
Mereka yang IQnya dibawah 70 disebut cacat mental atau lemah pikiran
(feeble minded). Mereka ini menderita amentia atau kurang pikiran. Yang termasuk
dalam kategori cacat mental atau lemah pikiran adalah tingkat- tingkat; idiot, embisil
dan moron (debil).
Ciri-ciri umum dari orang yang cacat mental adalah:
1. Tidak dapat mengurus dan memenuhi kebutuhannya sendiri.
2. Kelambanan sejak lahir
3. Kelambanan dalam kematangan
4. Pada dasarnya tidak dapat diobati
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Salah satu keunikan manusia dapat dilihat dari tingkat inteligensi yang dimiliki
individu, yaitu tentang kecepatan dan kemampuan individu dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadapi. Terhadap individu yang mampu dengan cepat memecahkan masalah
(inteligensi tinggi), tetapi terdapat juga yang lambat, bahkan mungkin tidak dapat
memecahkan masalahnya. Hal ini berarti bahwa tingkat inteligensi berbeda-beda untuk
setiap individu.
Kecerdasan atau intelegensi seseorang memberi kemungkinan bergerak dan
berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Sampai di mana kemungkinan tadi
dapat direalisasikan, tergantung pula kepada kehendak dan pribadi serta kesempatan yang
ada. Jelaslah sekarang bahwa tidak terdapat korelasi yang tetap antara tingkatan intelegensi
dengan tingkat kehidupan seseorang. Dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan ahli
antropologi dan psikologi, juga masih disaingkan adanya korelasi yang tetap antara
bentuk/berat otak dengan intelegensi, antara bentuk tubuh dengan kejahatan dan antara
intelegensi dengan kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
Sobur A. 2013. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Penerbit Cv. Pustaka Setia. Bandung.
Jawa Barat.
Nur’aeni. 2012. Tes Psikologi : Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Universitas Muhammadiyah
(UM) Purwokerto Press dan Pustaka Pelajar. Yogyakarta.