Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Teknologi informasi dan Media BK

MAKALAH

Dasar Pengembangan Sistem Teknologi Informasi Dan Media BK

Dosen Pengampu : Rafael Lisinus Ginting, M.Pd.,

DISUSUN OLEH:

Nama : Jessica Magdalena Gultom


NIM : 1183351031

PPB/BK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Dasar Pengembangan
sistem TI dan Media BK  ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas TI dan
Media BK. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Dasar
Pengembangan sistem TI dan Media BK bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian dan Terima Kasih

Medan, 03 Oktober 2020

Tim Penyusun
i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i

Daftar Isi......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan pembahasan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1Pengertian Teknologi Informasi.........................................................3

2.2 Urgensi Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan Konseling .....3

2.3 Penggunaan Teknologi Informasi dalam BK....................................5

2.4 Teknologi Informasi dalam BK.........................................................6

2.5 Manfaat dan Kerugian TI dalam BK.................................................7

2.6 Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan konseling Berbasis
Program Pribadi- Sosial............................................................................8
2.7Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan konseling Berbasis
Program belajar.........................................................................................
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................11

3.2 Saran………………………………………………………..………11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................12


ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Sertzer dan Stone, bimbingan merupakan proses membantu orang


perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling
sendiri berasal dari kata latin “Consilum” yang berarti “dengan” atau “bersama” dan
“mengambil atau “memegang”. Maka dapat dirumuskan sebagai memegang atau mengambil
bersama.’Pada bimbingan dan konseling di Indonesia, pelayanan konseling dalam sistem
pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula
disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama
menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai
dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di
Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975.

Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan


karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001 dan sampai saat ini
terus berkembang Pada bimbingan dan konseling di Dunia Internasional Sampai awal abad
ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih
ditangani oleh para guru. Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak
dari revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-
sekolah negeriTerlepas dari predikat guru bimbingan dan konseling, pada dasarnya guru
adalah jabatan profesional yang harus dipertanggungjawabkan secara profesional pula.

B. Rumusan Masalah

 Apa itu teknologi informasi?


 Apa saja yang menjadi permasalahan teknologi informasi dalam bk?

 Apa manfaat dan kerugian teknologi informasi dalam bk?

 Teknologi informasi apa saja yang dapat di gunakan dalam bk?

C. Tujuan

Tujuan di majalah ini adalah agar pembaca mengetahui apa itu teknologi informasi,
apa saja manfaat seta kerugian teknologi informasi dalam media BK dan teknologi
informasi apa saja yang dapat di gunakan dalam bimbingan dan konseling
2

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Teknologi Informasi


Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan
informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan pemrosesan tertentu (Haag dan
Keen, 1996).
1.   Teknologi informasi tidak hanya sebatas pada teknologi komputer (perangkat keras
dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi,
melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi
(Martin, 1999).
2. Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer)
dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video
(Williams dan Sawyer, 2003).
3. Dari ketiga pengertian di atas, maka pengertian teknologi informasi dapat
disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer
dan teknologi telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
individu (brainware)

B.     Urgensi Teknologi Informasi Dalam Bimbingan Dan Konseling


Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan,
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar.
Teknologi informasi telah menjadi fasilitas bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan, dan
telah menyentuh layanan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi dalam layanan
bimbingan dan konseling masuk kepada dukungan system Bimbingan dan Konseling sebagai
suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai
macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya
dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan
media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan
konseling dengan cara-cara yang lebih menarik,interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi
juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
3

Dinamika kehidupan yang bergerak cepat,kebutuhan informasi saat itu juga,membuat


urgensi teknologi dan informasi dalam layanan bimbingan dan konseling dibutuhkan karena
dapat memudahkan hubungan komunikasi antara konselor dan kliennya,sehingga pelayanan
bimbingan dan konseling tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu dan konseling dapat
dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Dunia konseling harus bisa berkolaborasi dengan dunia teknologi dalam menghadapi dan
mempertahankan keberadaan bimbingan dan konseling. Agar bisa bertahan dan diterima oleh
masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien
dan efektif.
Salah satu penerapan teknologi informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan
dukungan sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem
pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki
dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia konseling
untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Perkembangan Teknologi informasi sejatinya mempengaruhi perkembangan bimbingan
dan konseling juga. Hal ini bersifat mutlak,karena apabila bimbingan dan konseling tidak bias
mengikuti perkembangan teknologi informasi,maka pelayanan bimbingan dan konseling akan
tertinggal dan tidak bias mengikuti perkembangan jaman. Sedangkan dalam hal
ini,bimbingan dan konseling dituntut untuk bias mengimbangi dinamika kehidupan individu
yang terus berkembang.
Kedudukan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling berada di dalam layanan
dukungan system. Ini berarti bahwa teknologi informasi menjadi salah satu sarana untuk
mendukung layanan bimbingtan dan konseling. Dengan teknologi informasi,seorang konselor
dapat berkreasi dalam memberikan layanan,sehingga siswa tidak merasa bosan.
Seperti kita ketahui bahwa saat ini BK belum dikatakan materi, sehingga tidak semua
sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi BK ini, karena berbagai
alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran Guru BK
akan berhasil? Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen apapun jika waktu
yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka jangan harap apa
yang disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan teknolgi bisa
menjawab kekurangan waktu tersebut.

4
Urgensi teknologi informasi dalam bimbingan konseling menuntut konselor untuk dapat
menguasai teknologi agar dapat memudahkan dalam pemberian pelayanan konseling kepada
kliennya. Memanfaatkan TI bagi seorang guru sudah semakin urgen tampaknya, dan khusus
bagi kita guru BK, banyak sekali kreasi yang dapat dibuat dalam melayani konseli. Dalam
aplikasinya teknologi dan informasi ini lebih diarahkan untuk membantu konseli dalam
pemenuhan kebutuhan informasi terutama ketika seorang konseli ingin melanjutkan studi ke
jenjang selanjutnya. Kelebihan daripada ini, konseli lebih cepat mengakses semua informasi
yang ada dan tidak harus melakukan proses konseling secara langsung.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling memberikan dampak
positif dan negative. Dampak positifnya adalah semakin mudahnya interaksi antara konselor
dengan kliennya,yang tidak harus bertatap muka dalam pelaksanaan proses bimbingan dan
konseling. Teknologi informasi juga memudahkan klien untuk mendapatkan informasi yang
dia butuhkan pada saat itu juga.
Dalam proses bimbingan dan konseling masih banyak yang belum mengetahui
pemanfaatan media teknologi informasi untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling.
Konselor sekolah tidak semuanya mengerti atau paham tentang pengguanaan internet.
Padahal internet merupakan media yang sangat efektif dalam proses layanan bimbingan dan
konseling. Untuk itu, perlu adanya suatu sosialisasi untuk meningkatkan kinerja konselor di
sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar nantinya bidang
bimbingan dan konseling tidak lagi menjadi bidang layanan yang membosankan dan
menjenuhkan. Tidak hanya konselor yang perlu diberikan sosialisasi. Para konseli yang
dalam hal ini adalah siswa juga perku diberikan suatu sosialisasi agar kemajuan teknologi
informasi tersebut bisa dimanfaatkan sesuai apa yang diharapkan. Dengan kata lain, teknologi
informasi tersebut tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif.
C.     Penggunaan Teknologi Informasi dalam BK
Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran
wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah
kejuruan. Namun demikian yang paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di
mana hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam
perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun secara online. Sebagai contoh seorang
dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja,
melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya.

5
Biasanya seorang dosen atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah
ditampilkan dalam bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer.
Dengan teknologi ini mahasiswa atau siswa bisa mengikuti mata kuliah dengan baik,
karena materi yang disampaikan selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung
unsur multimedia yang bisa menghibur. Di mana dengan bantuan komputer yang
dihubungkan dengan multimedia projector seorang dosen tidak perlu menekan tombol
keyboard atau papan ketik melainkan cukup menekan remote control yang dipegangnya.

D.     Teknologi Informasi dalam BK


Sebagai salah satu profesi yang memberikan layanan sosial atau layanan kemanusiaan
maka secara sadar atau tidak keberadaan profesi bimbingan konseling berhadapan dengan
perubahan realitas baik yang menyangkut perubahan-perubahan pemikiran, persepsi,
demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong
konselor perlu mengembangkan awareness, pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku
serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi
kebutuhan yang serupa. Konselor akan menjadi agen perubahan serta pembelajar yang
bersifat kontinyu. Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting karena
langsung berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin
berkembang pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua /
keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan
pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah.
Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.
Berarti layanan bimbingan dan konseling harus didukung sistem yang baik sehingga Layanan
ini bisa dilaksanakan dengan lebih komprehensif. Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari
tersedianya data yang akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut
didapatkan dari system komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka
bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu
dengan menggunakan ICT atau dengan kata lain harus melibatkan teknologi informasi,
khususnya teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling.
6
     Selain dapat dilakukan melalui tatap muka, konseling dapat dilakukan secara jarak jauh.
Beberapa diantaranya sebagai berikut.
1.   Konseling melalui telepon
2. Konseling melalui video-phone
3. Konseling melalui radio atau televisi
4. Konseling berbantuan komputer
5. Konseling melalui internet
6. Konseling melalui surat magnetik (disket ke disket)

E.      Manfaat dan Kerugian TI dalam BK


Tidak dapat disangkal bahwa saat ini kita hidup dalam dunia teknologi. Hampir seluruh
sisi kehidupan kita bergantung pada kecanggihan teknologi, terutama teknologi komunikasi.
Bahkan, menurut Pelling (2002) ketergantungan kepada teknologi ini tidak saja di kantor,
tetapi sampai di rumah-rumah. Konseling sebagai usaha bantuan kepada siswa, saat ini telah
mengalami perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perubahan ini dapat ditemukan pada
bagaimana teori-teori konseling muncul sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau bagaimana
media teknologi bersinggungan dengan konseling. TI dalam konseling antara lain adalah
komputer dan perangkat audio visual.
Manfaat TI dalam BK, Komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan
oleh konselor dalam proses konseling. Pelling (2002) menyatakan bahwa penggunaan
komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir
sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan,
karena dengan membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data
yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.
1. Manfaat penggunaan komputer (internet) adalah:
(a)  Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan
kebutuhan siswa
(b) Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang
diberikan; 
(c)  Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email; 
(d)  Tidak akan menimbulkan kebosanan; 
(e)   Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website; dan 
7
2. Kerugian TI dalam BK
  Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan Ti yang negatif adalah:
(a) Memberikan account pribadi kepada orang lain dengan tujuan agar orang tersebut
dapat membantu mengerjakan tugas-tugas kuliah yang seharusnya dikerjakan sendiri.
(b) Men- download data berukuran sangat besar (misalnya video) yang tidak ada
kaitannya sama sekali dengan materi pembelajaran, sehingga “memadati” lalu-lintas
jaringan dan mengganggu pengguna jaringan yang lain.
(c) Bermain online game (via internet) yang tidak ada kaintannya dengan materi atau
kegiatan pembelajaran.
(d) Mengakses (men- download) maupun mempublikasikan tulisan, gambar, suara, video,
dll. yang asusila (porno) atau tidak etis.
(e)  Mempublikasikan hasil karya orang lain dengan melanggar hak cipta.

F.  Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan konseling Berbasis


Program Pribadi- Sosial
       Potensi teknologi komputer berbasis internet yang dapat digunakan untuk bimbingan dan
konseling yaitu
1.      Email atau Surat elektronik
Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi, marketing, screening, client
atau therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak
lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian
dan colegial profesional
2.      Website atau Homepages
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi
informasi, dan publikasi.
3.      Komputer konfrensi video
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan
konsultasi.
4.      Sistem bulletin board/ listservs / newsgroup
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan kasus,
sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi profesional.
5.      Simulasi terkomputerisasi
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
8
6.      Pangkalan data / FTP Sites
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi
therapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis.
7.      Chat Rooms / Electronic Discussion Groups
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri sendiri
dan asesment / pengukuran.
8.      Software berbasis internet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian,
bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.

G.     Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan Konseling Berbasis


Bidang Belajar
Dalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang sangat penting dalam menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar, yakni metode mengajar dan media pembelajaran.
Metode mengajar yang dipilih akan menentukan jenis media pembelajaran yang akan
digunakan. Hal ini sama dengan apa yang disampaikan Arsyad bahwa “Jenis media
pembelajaran selain ditentukan oleh metode pengajaran juga dipengaruhi oleh tujuan
pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari siswa”. Dalam dunia pendidikan
yang semakin berkembang saat ini kita telah dikenalkan dengan banyak tentang aplikasi-
aplikasi media pembelajaran berbasis TI, mulai dari penggunaan media internet (website),
aplikasi belajar, kamus elektronik, media flash, film/video dan lain sebagainya hinga yang
paling sering dijumpai yaitu power point.
Berbicara tentang penggunaan TI sebagai media layanan dalam bimbingan dan konseling
tidak jauh beda dengan TI sebagai media pembelajaran pada umumnya yaitu tentang
bagaimana seorang tanaga pendidik dalam memanfaatkan media TI sebagai fasilitas dalam
pengoptimalan tujuan dan program layanan yang ada. Hal ini sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh Wahidin (2009:5) tentang fungsi TI dalam pembelajaran yaitu : “agar siswa
dapat dan terbiasa menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara tepat
dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja,
dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif,
mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan
perkembangan baru di lingkungannya.

9
”Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menghadirkan tantangan baru
bagi praktisi bimbingan dan konseling. Seperti halnya yang telah kita ketahui bahwa model
pendekatan baru cybercounceling mulai sering diminati oleh para praktisi bimbingan dan
konseling baik disekolah atau di luar sekolah.
Berdasarkan hal diatas maka TI bagi dunia bimbingan dan konseling adalah tersedianya
saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program-progam pendidikan dan
layanan yang ada. Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Susanto bahwa
“Dalam bimbingan dan konseling, teknologi informasi dan komunikasi merupakan media
dalam pelaksanaan program layanan bukan tujuan layanan, maka pemanfaatannya hanya
sebagai media untuk melakukan pendekatan-pendekatan, pemberian informasi, promosi,
konsultasi dan masih banyak lagi”.
Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi perubahan mendasar terhadap peran
guru dari informasi ke tranformasi. Penerapan TI menjadi fasilitator yang utama sebagai
pemerata dunia pendidikan, dan tentunya memperkaya wawasan siswa secara lebih
kompleks. Dalam dunia bimbingan dan konseling penggunaan media dalam pemberian
layanan dirasa lebih efektif dan menarik bagi siswa sehingga ketercapaian layanan dirasakan
lebih optimal, karena dengan berbasis TI berbagai tampilan layanan dapat diperoleh dan
dibermanfaatkan dengan lebih baik seperti media flash, ebook, artikel internet dan tentunya
masih banyak aplikasi TI lainnya. Dengan begitu baik guru pembimbing maupun siswa
nantinya dapat memperoleh dan memanfaatkan segala media yang ada dalam mencapai
tujuan layanan yang diinginkan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat urgen atau sangat penting dalam
upaya mendukung layanan BK yang lebih inovatif. Perkembangan TI yang semakin canggih
ini secara langsung dapat mendukung proses pemberian layanan BK yang lebih kreatif
,menarik dan inovatif. Layanan BK yang sifatnya inovatif sudah tentunya dapat
membangkitkan motivasi konseli untuk mengikuti layanan dengan baik.
Dalam proses bimbingan dan konseling masih banyak yang belum mengetahui
pemanfaatan media teknologi informasi untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling.
Konselor sekolah tidak semuanya mengerti atau paham tentang pengguanaan internet.
Padahal internet merupakan media yang sangat efektif dalam proses layanan bimbingan dan
konseling. Untuk itu, perlu adanya suatu sosialisasi untuk meningkatkan kinerja konselor di
sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar nantinya bidang
bimbingan dan konseling tidak lagi menjadi bidang layanan yang membosankan dan
menjenuhkan. Tidak hanya konselor yang perlu diberikan sosialisasi. Para konseli yang
dalam hal ini adalah siswa juga perku diberikan suatu sosialisasi agar kemajuan teknologi
informasi tersebut bisa dimanfaatkan sesuai apa yang diharapkan. Dengan kata lain, teknologi
informasi tersebut tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif.

3.2 Saran
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan,
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar.
Teknologi informasi telah menjadi fasilitas bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan, dan
telah menyentuh layanan bimbingan dan konseling.
11
DAFTAR PUSTAKA

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2002). E-education: Konsep, Teknologi dan Aplikasi
Internet Pendidikan. Jogyakarta: Andi.

https://heningpangestu.wordpress.com/2015/06/25/makalah-tik-dalam-bimbingan-dan-
konseling/ 

Sadiman, Arief. Dkk. (2002). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
 
Setiawan, W. (2009). Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: UPI
PRESS.

Ari, D. (2008). Penerapan Media (Teknologi Informasi Komunikasi) pada Bimbingan dan
Konseling. [Online]. Tersedia :http://deviarimariani.wirdpress.com/2008/06/16/penerapan-
teknologi-informasi-komunikasi-pada-bimbingan-dan-konseling/
12

Anda mungkin juga menyukai