Anda di halaman 1dari 14

MINI RISET

MK. TEKNOLOGI
INFORMASI & MEDIA BK

Problematika Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi


dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Disusun oleh :

KELOMPOK 1

Nama Mahasiswa :

1. Annisa Sarah Tambunan 1203151037


2. Audy Faiza Rahmaini 1203151064
3. Graceya Ersita Sitepu 1203151023
4. Karimatul Izzah Dina 1203151039
5. Tasya Sastira Harahap 1203151048

Dosen Pengampu : Ishaq Matondang, S.Psi, M.Si

Mata Kuliah : Teknologi Informasi & Media BK

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas mini riset ini dalam mata kuliah Teknologi
Informasi dan Media BK. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
memberikan sumber bahan materi dalam pembuatan makalah ini. Kami sadar dalam
pembuatan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dapat kami perbaiki kedepannya.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang telah
memberikan fasilitas kepada kami dalam pembuatan makalah ini. Pada makalah ini
kami memberikan penjelasan tentang konsep dasar teknologi informasi dan media BK.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan.

Medan, 7 Mei 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 6
2.1. Teknologi Informasi dan Komunikasi .................................................................... 6
2.2. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.................................................................... 7
2.2.1. Pengertian ...................................................................................................... 7
2.2.2. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah ........................................................ 8
2.2.3. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah dalam lapangan
operasional bimbingan dan konseling ...................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 11
3.1. Jenis Penelitian................................................................................................... 11
3.2. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................ 12
Problematika Pemanfaatan TIK Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ........ Error!
Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 13
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 13
5.2. Saran ............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring kemajuan dan perkembangan zaman mengahadapi era globalisasi
informasi dan perkembangan teknologi akhir-akhir ini, dunia dihadapkan kepada
cepatnya perkembangan arus informasi. Teknologi informasi merupakan faktor
penting dalam proses pelayanan BK. Adanya pemanfaatan teknologi informasi
diharapkan dapat mendorong guru BK untuk lebih kreatif, inovatif, variatif dalam
mencari informasi terbaru dalam proses pelayanan. Oleh sebab itu, teknologi harus
dimanfaatkan dengan sebaik dan seoptimal mungkin oleh guru BK agar pelayanan
yang diberikan bisa memberikan hasil yang optimal. Bimbingan dan konseling
sebagai salah satu bagian dari dunia pendidikan dituntut untuk mampu melakukan
penyesuaian terhadap kemajuan tersebut Penyesuaian dalam bentuk pemberian
layanan harus mampu dilakukan dalam bentuk yang berbeda dari biasanya. Maka
atas dasar tersebut bimbingan dan konseling bisa berjalan beriringan bersama
dengan kemajuan teknologi sebagai upaya pemanfaat dalam pemeberian layanan
dan kemajuan dunia Bimbingan konseling itu sendiri (Feida, 2020).
Seperti yang kita ketahui bahwa layanan informasi adalah layanan bimbingan
konseling yang memungkinkan siswa (konseli) menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa.
Namun di sekolah masih banyak kurangnya layanan informasi tentang bimbingan
konseling dimana dapat dilihat dari banyaknya siswa yang menganggap tidak
penting adanya BK di sekolah dan menganggap BK hanya menjadi momok di
sekolah yang mengakibatkan keberfungsian layanan bk di sekolah menjadi tidak
optimal. Oleh sebab itu hal itu perlu diatasi dengan pemberian layanan informasi
yang lebih modern dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Konselor harus pintar dalam memanfaatkan teknologi dan informasi bagi
pelayanan bimbingan dan konseling. Penguasan teknologi informasi bagi konselor
merupakan nilai tambah dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling.
Meskipun perkembangan teknologi informasi sudah maju dan berkembang pesat
akan tetapi masih banyak konselor yang belum menguasai teknologi informasi
secara penuh sehingga konselorpun masih banyak yang tidak mengetahui peranan
teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Adapun penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan manfaat teknologi informasi dalam layanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa itu teknologi informasi dan komunikasi?
2) Apa itu layanan bimbingan dan konseling?
3) Apa saja manfaat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
layanan BK?
4) Apa penyebab kurangnya layanan informasi tentang BK di sekolah?

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan mini riset ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa dan
menelaah lebih dalam terkait layanan informasi tentang Bimbingan Konseling di
Sekolah.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Layanan Informasi


Winkel (2012) layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa menerima dan memahami berbagai informasi seperti informasi
pendidikan dan informasi jabatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa. Tujuan layanan informasi adalah
untuk pemecahan masalah, mencegah timbulnya masalah, mengembangkan dan
memelihara potensi yang ada dan untuk memungkinkan peserta yang bersangkutan
membuka diri alam mengaktualisasikan hak-haknya.

2.2. Teknologi Informasi dan Komunikasi


Era perkembangan komputerisasi terus berlanjut dan berkembang sampai pada
tahun 1990-an sehingga melahirkan teknologi internet. Para ahli tercengang dengan
begitu pesat perkembangan teknologi ini yang oleh mereka disebut “sebagai yang
tidak terduga”. Internet begitu memukau dan begitu cepat berkembang dengan
varian-varian programnya yang menjadikan bumi ini dalam cengkraman tekonologi
(Kholil, 2011: 24). Namun demikian kemajuan teknologi komunikasi tersebut tidak
serta merta menguntungkan dalam segala aspek. Disamping banyak kegunaan dan
manfaatnya banyak juga dampak negatifnya. Sesuatu yang tidak pantas dilihat
kalangan anak-anak misalnya tanpa terbendung akibatnya banyak terjadi kasus-
kasus amoral dan tindakan negatif lainnya akibat dampak mengakses internet
(Nurudin, 2007: 61). Kemajuan teknologi komunikasi tersebut bukan hanya
menimpa pada anak-anak tapi menimpa lapisan masyarakat lainnya seperti para
remaja, dewasa dan juga orang tua, sehingga berdampak pada perubahan yang
luar biasa bagi budaya umat manusia.
Teknologi komunikasi merupakan penerapan prinsip-prinsip keilmuan
komunikasi untuk memproduksi suatu item material bagi efektifitas dan efisisensi
proses komunikasi. Teknologi komunikasi juga dapat dipandang sebagai penerapan
prinsip-prinsip keilmuan komunikasi melalui penciptaan material (alat-alat teknis)
agar meningkatkan kualitas dan kuantitas peranan unsur-unsur komunikasi seperti
sumber, pesan, media, sasaran, dampak sesuai dengan konteks komunikasi. dalam
cara pandang ilmu komunikasi, tekonologi komunikasi merupakan suatu sistem
makro yang di dalamnya meliputi teknologi telekomunikasi, teknologi elektronika,
dan TI (Liliweri, 2011: 854).
Hubungan teknologi informasi dengan organisasi berfungsi mengalihkan pesan
(informasi) untuk mencapai tujuan komunikasi. Teknologi Komunikasi dan Informasi
harus dipahami sebagai istilah yang sangat kompleks seperti artefak, teknik dan
pengetahuan yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah manusia
termasuk memecahkan informasi dan komunikasi. Secara umum dapat meliputi
penggunaan computer hingga penggunaan satelit. Oleh karena itu, frase Teknologi
Komunikasi dan Informasi Baru terkadang digunakan untuk menggambarkan semua
teknologi yang berkitan dengan elektronik daripada yang berarti mekanis (Liliweri,
2011: 858).
Penggunaan komputer dan internet secara cepat mengubah kebutuhan pencari
tenaga kerja, mahasiswa belajar, orang mencari kerja, dan masyarakat
menyelesaikan masalahnya. Masyarakat lapis bawah yang tertinggal dari revolusi
informasi ini merasa kehilangan harapan dan peluang akan perbaikan ekonominya.
Mayoritas pekerja formal yang ditawarkan sekarang membutuhkan kemampuan
teknologi informasi. Pekerja yang memakai komputer mempunyai penghasilan yang
lebih banyak daripada yang tidak memakai komputer. Makin lama makin banyak
pekerjaan yang membutuhkan komputer teknologi informasi yang lebih tinggi
(Purnomo dan Zacharias, 2005: 2).

2.2. Bimbingan dan Konseling di Sekolah

2.2.1. Pengertian
Menurut pendapat (smith dalam Prayitno dan Amti, 1994) mengatakan:
Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individuindividu guna
membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interprestasi-intrepretasi
yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan baik.
peraturan Pemerintah No. 29/1990 tentang Pendidikan Menengah, pasal
27 ayat 1, dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan. “Bimbinagn dalam rangka menemukan pribadi”,
mengandung makna bahwa guru pembimbing memfasilitasi siswa agar dengan
keinginan dan kemampuannya dapat mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya
sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal
pengembangan diri lebih lanjut. Tumbuhnya keinginan siswa untuk mengenal
kekuatan dan kelemahan diri menjadi sangat penting karena hal itu menunjukkan
adanya motivasi dari dalam diri siswa dan bukan keinginan orang lain atau
paksaan dari guru pembimbing. “Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan”
mengandung makna bahwa guru pembimbing memfasilitasi siswa untuk
mengenal lingkungannya dengan baik, termasuk lingkungan yang ada di luar
sekolah. Kemudian yang terakhir adalah “Bimbingan agar siswa mampu
merencanakan masa depannya” mengandung makna bahwa guru pembimbing
berupaya memberikan masa depannya dengan pertimbangan yang matang
terhadap masalah pribadi serta pengenalan yang benar tentang lingkungannya.

2.2.2. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah


Secara umum bimbingan konseling di sekolah bertujuan agar setelah mendapat
pelayanan bimbingan siswa dapat:
a. Mengembangkan pemahaman dan pengertian diri dalam kemajuannya di
sekolah;
b. Mengembangkan dunia kerja, kesempatan kerja, serta rasa tanggung jawab
dalam memilih kesempatan kerja tertentu yang sesuai dengan tingkat
pendidikan yang disyaratkan;
c. Mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan
pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada
secara tepat dan bertanggungjawab;
d. Mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain.
Sedangkan secara khusus bimbingan konseling di sekolah menengah atas
bertujuan agar setelah mendapat pelayanan bimbingan siswa sekolah menengah
atas dapat mempergunakan kemampuannya untuk:

a. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;


b. Mengatasi kesulitan dalam memahami linkungannya yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas;
c. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memecahkan masalah
yang dihadapinya;
d. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya
dalam bidang pendidikan dan kemungkinan pekerjaan yang cepat

2.2.3. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah dalam lapangan


operasional bimbingan dan konseling.
Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di
sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang
secara potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru
menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara
resmi memang ada disekolah, tetapi keberadaannya belum seperti dikehendaki.
Dalam kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994) menegaskan enam prinsip untuk
menumbuh kembangkan pelayanan BK disekolah.
1. Konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang
jelas dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program
tersebut. Konselor juga memberikan kesempatan kepada seluruh personal
sekolah dan siswa untuk mengetahui programprogram yang hendak
dijalankan itu.
2. Konselor harus selalu mempertahankan sikap profesional tanpa mengganggu
keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya
dan siswa. Dalam hal ini, konelor harus menonjolkan keprofesionalannya,
tetapi tetap menghindari sikap elitis atau kesombongan atau keangkuhan
profesional.
3. Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor
profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam kegiatan nyata.
Konselor harus juga mampu dengan sebaik-baiknya menjelaskan kepada
orang-orang dengan siapa akan bekerja sama tentang tujuan yang hendak
dicapai oleh konselor serta tanggung jawab yang terpikul di pundak konselor.
4. Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa yang
gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah,
yang mengalami permasalahan emosional, yang mengalami kesulitan belajar,
maupun siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa, yang berpotensi rata-rata,
yang pemalu dan menarik diri dari khalayak ramai, serta yang bersikap
menarik perhatian atau mengambil muka guru, konselor dan personal
sekolah lainnya.
5. Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk
membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup
parah dan siswa-siswa yang menderita gangguan emosional, khususnya
melalui penerapan programprogram kelompok, kegiatan pengajaran di
sekolah dan kegiatan di luar sekolah, serta bentuk-bentuk kegiatan lainnya.

Konselor harus mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala sekolah,
memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan, harapan, dan
kecemasankecemasannya. Konselor memiliki kesempatan yang baik untuk
menegakkan citra bimbingan dan konseling profesional apabila memiliki
hubungan yang saling menghargai dan saling memperhatikan dengan kepala
sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian yang dilakukan dalam mini riset ini menggunakan cara studi pustaka
yaitu berisi masalah-masalah penelitian yang di bahas dan mencari refrensi dari junral
lainnya.

3.2. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam mini riset ini adalah teknik analisis
deskriptif. Teknik analisis deskriptif merupakan
BAB IV

PEMBAHASAN

Sejalan dengan itu, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Wahyu
Sahara, dkk pada tanggal l8 September 2016 dengan salah satu guru BK, bahwa
kenyataan di lapangan adanya guru BK yang kurang mampu dalam menyampaikan
materi, adanya guru BK yang kurang memanfaatkan teknologi pembelajaran dan
rancangan pembelajaran, adanya guru BK yang kurang mampu melaksanakan
penilaian dari hasil layanan yang diberikan, adanya guru BK yang kurang mampu
mengontrol kelas. Permasalahan tersebut menandakan bahwa keterampilan guru BK
masih rendah.

Berdasarkan hal tersebut sudah seharusnya guru bimbingan konseling


memberikan layanan informasi kepada peserta didik dengan memanfaatkan teknologi
informasi yang ada. Tapi terlebih dahulu guru BK harus memiliki keterampilan yang baik
agar mampu memanfaatkan hal tersebut. Itulah mengapa guru BK dituntut untuk
memiliki skill dan kreatif, karena ketika guru bk memiliki kualitas yang baik akan
membawa perkembangan yang baik dalam dunia bimbingan konseling dan mampu
memanfaatkan teknologi informasi untuk mengedukasi siswa tentang pentingnya
layanan bk di sekolah.

Pentingnya layanan informasi tentang bk disekolah sangat bermanfaat untuk


klien ataupun peserta didik dalam pengembangan dirinya. Hal itu dapat dilakukan
dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan bimbingan dan
konseling seiring perkembangan zaman. Namun sangat disayangkan masih banyak
peserta didik atapun konselor yang belum memanfaatkan teknologi yang berkembang
saat ini, sehingga membuat bimbingan konseling terkesan kaku dan tidak berkembang.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Winkel (2012) layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan siswa menerima dan memahami berbagai informasi seperti
informasi pendidikan dan informasi jabatan yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa. Seiring kemajuan
dan perkembangan zaman mengahadapi era globalisasi informasi dan perkembangan
teknologi akhir-akhir ini, dunia dihadapkan kepada cepatnya perkembangan arus
informasi. Teknologi informasi merupakan faktor penting dalam proses pelayanan BK.
Adanya pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat mendorong guru BK untuk
lebih kreatif, inovatif, variatif dalam mencari informasi terbaru dalam proses pelayanan.
Oleh sebab itu, teknologi harus dimanfaatkan dengan sebaik dan seoptimal mungkin
oleh guru BK agar pelayanan yang diberikan bisa memberikan hasil yang optimal.
Bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian dari dunia pendidikan dituntut
untuk mampu melakukan penyesuaian terhadap kemajuan tersebut Penyesuaian dalam
bentuk pemberian layanan harus mampu dilakukan dalam bentuk yang berbeda dari
biasanya. Maka atas dasar tersebut bimbingan dan konseling bisa berjalan beriringan
bersama dengan kemajuan teknologi sebagai upaya pemanfaat dalam pemeberian
layanan dan kemajuan dunia Bimbingan konseling itu sendiri (Feida, 2020).

5.2. Saran
Dari permasalahan yang diangkat penulis semoga kedepannya dapat diperbaiki lagi
agar layanan bimbingan dan konseling semakin berkembang dan bermanfaat bagi
banyak orang. Dalam penulisan mini riset ini masih terdapat kekurangan karena penulis
juga masih dalam tahap belajar, maka dari itu penulis mohon kritik dan saran yang
membangun untuk makalah ini agar lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arsini, Yenti.2017.Konsep Dasar Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah.Al-


Irsyad.7(1): 28-47

Ilfana, Aulia dan Herdi.2022.Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah : Problematika dan
Solusinya.Jurnal Paedagogy.9(2): 241-247

Kurniati, Erisa.2018.Bimbingan dan Konseling di Sekolah; Prinsip dan


Asas.RISTEKDIK.3(2): 1-77

Muttaqin, Reza.2017.Keefektifan Layanan Informasi Karier Berbantuan Video Interaktif


dan Live Modeling untuk Meningkatkan Pemahaman Karier Siswa SMP.Jurnal
Bimbingan Konseling.6(2):174-179.

Sahara, Wahyu.(2016).Faktor Penyebab Rendahnya Keterampilan Guru BK Dalam


Memberikan Layanan Informasi di SMP N 1 Pasaman.STKIP PGRI Sumatera
Barat.

Setiawan, Daryanto.2018.Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Terhadap Budaya.SIMBOLIKA.4(1): 62-72

Winkel. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Anda mungkin juga menyukai