Anda di halaman 1dari 18

KOMPUTER SEBAGAI SARANA KERJA, SISTEM DAN BENTUK-BENTUK

TEKNOLOGI INFORMASI YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM BIMBINGAN


KONSELING

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pengembangan Teknologi Dan Inovasi Bimbingan


Konseling

Dibimbing Oleh : Deti Elice, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Annisa Rahayu Sami Asih (2011080334)

Gustika Sari (2011080338)

Madina Anjeli (2011080353)

Shintia (2011080213)

Keles: VI/BKPI F

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023

i
PEMATERI KELOMPOK 4

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sudah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya Alam ciptaan-Nya.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada teladan kita semua Nabi Muhammad Shallallahu
`alaihi Wa Sallam yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran agama
yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Penyusun sangat bersyukur karena dapat menyusun makalah yang menjadi tugas dalam mata
kuliah pengembangan teknologi dan inovasi bimbingan konseling dengan judul “Komputer
sebagai sarana kerja, sistem dan bentuk-bentuk teknologi informasi yang dapat digunakan
dalam bimbingan konseling”. Selain itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak terutama anggota kelompok yang sudah membantu sampai makalah ini dapat
terselesaikan. Akhir kata, penyusun sangat memahami apa bila makalah ini tentu jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Bandar Lampung, 19 Maret 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................i

Cover Pemateri ..........................................................................................................................ii

Kata Pengantar .........................................................................................................................iii

Daftar Isi ...................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................3

A. Komputer Dapat Digunakan Sebagai Sarana Kerja Dalam BK ...........................................3


B. Sistem Teknologi Informasi Dalam BK ...............................................................................6
C. Bentuk-bentuk Teknologi Informasi Dapat Digunakan Dalam BK .....................................8

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................13

Kesimpulan ..............................................................................................................................13
Saran ........................................................................................................................................13
Daftar Pustaka .........................................................................................................................14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen dalam pendidikan juga
memanfaatkan teknologi informasi. Bimbingan dan konseling sebagai salah satu bidang yang
memanfaatkan teknologi informasi perlu memperhatikan perkembangan teknologi infromasi
untuk bisa diterima oleh masyarakat. Penguasaan teknologi informasi bagi seorang konselor
merupakan keharusan yang memang harus dimiliki dan tidak bisa ditawar lagi, hal tersebut
didasari oleh perkembangan teknologi informasi yang semakin maju dan berkembang pesat.

Berkembangnya konseling melalui internet cukup besar di Indonesia. Apalagi cukup


banyak pengakses internet dari kategori usia pelajar yang secara reguler browsing internet
dan mengunjungi berbagai situs. Beberapa situs yang cukup popular saat ini misalnya seperti
situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, friendster, high dan lain sebagainya baik melaui
PC, laptop, notebook dan juga telepon seluler. Salah satu alasan itulah yang menjadikan
pengembangan konseling melalui internet bagi dunia pendidikan, perguruan tinggi pada
khususnya, memiliki potensi menjadi hal yang mudah diterima bagi para pelajar atau
mahasiswa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia menuju
peradaban modern, suatu peradaban yang ditandai dengan banyak pemanfatan teknologi
untuk membantu aktifitas manusia. Fenomena teknologi informasi dan telekomunikasi global
menciptakan suatu kecenderungan paradigma masyarakat terbuka, yaitu suatu kenyataan
dimana tidak ada sekat dan batas yang menghalangi untuk saling berinteraksi. Media layanan
konseling melalui internet merupakan suatu media yang secara khusus di desain untuk
memenuhi kebutuhan layanan konsultasi psikologis bagi mahasiswa secara online. Media ini
juga memberikan kemudahan bagi konselor dalam pengarsipan data dan menyimpan seluruh
rekaman konseling. Data-data tersebut dapat mendorong dilakukannya penelitian ilmiah
dalam bidang konseling dalam koridor yang pantas secara etika, sehingga melalui media ini
juga konselor dituntut untuk bekerja dalam bingkai profesionalitas pada kerangka etika
layanan konseling melalui internet.1

1
Nur Cahyo Hendro Wibowo, Flora Ima Milenia, Faris Hifzhuddin Azmi. Rancang Bangun Bimbingan
Konseling Online. Journal of Information Technology-Vol.1 No. 1 (2019).

1
Konseling dikembangkan dengan menggunakan teknologi komunikasi dari yang paling
sederhana menggunakan email, sesi dengan chat, sesi dengan telp pc-to-pc sampai
penggunaan dengan penggunaan webcam (video live sessions), yang secara jelas
menggunakan komputer dan internet konseling online adalah klien dan konselor
berkomunikasi dengan menggunakan streaming video dan audio. Guna mewujudkan
penerapkan layanan bimbingan dan konseling melalui internet diperlukan sebuah media yang
terstandar dan disesuaikan dengan kebutuhan perguruan tinggi hingga ketersediaan teknologi
yang dapat menunjangnya. Diperlukan juga tenaga-tenaga konselor yang terbiasa dengan
pola interaksi dan komunikasi melalui internet. Hal tersebut merupakan penunjang penting
dalam pelaksanaan penelitian ini, dimana peneliti akan mengembangkan sebuah media situs
untuk memberikan layanan konseling melalui internet bagi mahasiswa perguruan tinggi.2

A. Rumus Masalah
1. Apakah komputer dapat digunakan sebagai sarana kerja dalam bimbingan konseling?
2. Apakah sistem teknologi informasi dapat digunakan dalam bimbingan konseling?
3. Apakah bentuk-bentuk teknologi informasi dapat digunakan dalam bimbingan konseling?

B. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahu dan memahami bahwa komputer dapat digunakan sebagai sarana kerja
dalam bimbingan konseling.

2. Dapat mengetahui dan memahami bahwa sistem teknologi informasi dapat digunakan
dalam bimbingan konseling.

3. Dapat mengetahui dan memahami bahwa teknologi informasi dapat digunakan dalam
bimbingan konseling.

2
M. Andi Setiawan, M.Pd, Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi: PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING, Vol. I No. 1, Februari 2016

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMPUTER DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI SARANA KERJA DALAM


BIMBINGAN KONSELING

Berkembangnya konseling melalui internet cukup besar di Indonesia. Apalagi cukup


banyak pengakses internet dari kategori usia pelajar yang secara reguler browsing internet
dan mengunjungi berbagai situs. Guru BK/Konselor dapat bertemu dengan klien/konseli
dengan menggunakan teknologi. Kondisi ini bertujuan untuk memudahkan konselor dalam
membantu kliennya, memberikan kenyamanan kepada klien dalam bercerita dengan
menggunakan aplikasi teknologi sebagai penghubung dirinya dengan konselor dengan tanpa
harus tatap muka secara langsung.

a) Website/Situs

Dalam menyelenggarakan konseling online guru bk/konselor dapat menyediakan


sebuah alamat situs. Situs ini menjadi alamat untuk melakukan praktik online, sehingga
klien/konseli yang ingin melakukan konseling online dapat berkunjung ke situs tersebut
terlebih untuk selanjutnya melakukan konseling online. Untuk dapat memiliki wesite
konselor dapat berkerjasama dengan perusahaaan dan/atau para pakar bidang web developer.
Konselor dapat memilih bentuk desaign web yang diinginkan mulai dari HTML, php dan
website yang mengunakan CMS (Content management system).

b) Telephone/ Hand Phone

Lebih sederhana konseling online dapat dilakukan dengan memanfaatkan telephone.


Dimana konselor dan klien/konseli bisa dealing tehubung dengan menggunakan perangkat
ini. Telphone/handphone dapat digunakan untuk menghubungi konselor. konselor dapat
mendengar dengan jelas apa yang diungkapkan kliennya melalui fasilitas
telphone/handphone. Dengan fasilitas ini pula Konselor dengan segeranya dapat merespon
apa yang dibicarakan oleh kliennya. Rosenfield and Smillie (dalam Mallen, 2011)
menyebutkan bahwa dalam Studi kasus menunjukkan bahwa konseling denga menggunakan
telepon dapat berjalan efektif dalam membantu menangani individu dengan efek psikologis
kanker

3
c) Email

Email merupakan singkatan dari Electronic Mail, yang berarti 'surat elektronik'. Email
merupakan sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks untuk dikirim dan diterima secara
elektronik melalui beberapa komputer atau telepon seluler. Lebih spesifik lagi, email
diartikan sebagai cara pengiriman data, file teks, foto digital, atau file-file audio dan video
dari satu komputer ke komputer lainnya, dalam suatu jaringan komputer (intranet maupun
internet).Ada banyak penyedia account email gratis seperti @yahoo, @gmail, @aim,
@hotmail, @mail, @tekomnet, @plasa dan masih banyak yang lainnya.

d) Chat, Instant Messaging dan

Jejaring sosialChat dapat diartikan sebagai obrolan, namun dalam dunia internet,
istilah ini merujuk pada kegiatan komunikasi melalui sarana beberapa baris tulisan singkat
yang diketikkan melalui keyboard. Sedangkan percakapan itu sendiri dikenal dengan istilah
chatting. Percakapan ini bisa dilakukan dengan saling berinteraktif melalui teks, maupun
suara dan video. Berbagai aplikasi dapat digunakan untuk chatting ini, seperti skype,
messenger, google talk, window live messenger, mIRC, dan juga melalui jejaring sosial
seperti facebook , twitter dan myspase yang didalamnya juga tersedia fasiltas chatting.Secara
spesifik, Marthin (2007) membagi dua jenis layanan dalam konseling melalui internet. Yaitu :

1. Non Interaktif berupa situs yang berisi informasi dan nara sumber self help atau
pertolongan mandiri.

2. Interaktif synchronous atau secara langsung seperti chat atau instant messaging, dan video
conference, maupun interaktif asyncronous yang secara tidak langsung berupa terapi email
atau email therapy dan Bulletin Boards Counseling (Maples & Sumi: 2008).

Non Interaktif: situs konseling yang memberikan layanan non interaktif merupakan
suatu bentuk layanan informasi atau jika kita kaitkan dengan bimbingan komprehensif
merupakan salah satu bentuk layanan dasar (yang mendukung individu sebagai sebuah nara
sumber yang berisi informasi bagi pengayaan diri dan bersifat self help bagi pribadi yang
membutuhkan (Sampson et.al: 2004).Interaktif: konseling yang berjenis interaktif adalah
situs yang menawarkan alternatif bentuk terapi melalui internet, dimana terdapat interksi
antara konseli dan konselor baik secara langsung atau synchronous ataupun tidak langsung
asyncrhronous.

4
Berikut pembagian jenis layanan yang ditawarkan dalam situs yang memberikan layanan
dalam bentuk jenis interactive.

a). Synchronous: Merupakan media layanan konseling yang dilakukan secara langsung dan
dalam waktu yang sebenarnya, bentuknya berupa pembicaraan melalui teks. pembicaraan
melalui teks.memberikan kesempatan kepada individu-individu untuk saling berkomunikasi
secara dinamis dalam waktu yang sama melalui internet (Zack: 2004).

b). Asynchronous: merupakan layanan konseling interaktif akan tetapi tidak terjadi dalam
waktu yang bersamaan. Dalam hal ini terdapat waktu tunda, antara pengungkapan
permasalahan Konseli dengan respon yang diberikan oleh konselor. Terdapat dua bentuk
layanan dalam metode konseling ini, yaitu terapi email dan Bulletin Boards Counseling
(BBC). Terapi email merupakan suatu proses menulis tentang permasalahan yang dialami dan
dirasakan oleh konseli yang bisa dijadikan sebagai bentuk terapetik bagi dirinya sendiri.
Metode hubungan terapetik melalui email konseling, tidak mengenal waktu, artinya bisa
dilakukan kapanpun, tidak mengenal tempat secara fisik, konseli tidak perlu mendatangi
konselor, tetapi cukup berhubungan melalui internet. Bagi konselor sendiri, memiliki
rekaman konseling yang cukup terperinci, karena semua tersimpan dalam bentuk data tertulis.
Dalam email konseling, konseli mengirimkan pesan melalui email kepada konselor mengenai
permasalahan yang dihadapinya, kemudian konselor memberikan respon balik secara
profesional melaui email. Konseling melalui email memberikan pelayanan konseling yang
lebih pribadi dalam hubungan satu sama lain antara konselor dengan konseli.

Menurut Elleven dan Allen (2003), model komunikasi dalam bentuk ini lebih efisien,
karena hampir seluruh konseli yang mencari bantuan layanan konseling melalui internet
memilikinya. BBC adalah suatu sistem dimana Konseli mempublikasikan pertanyaanya di
bulletin board, untuk selanjutkan konselor akan memberikan jawaban atau masukannya
terhadap permasalahan konseli tersebut, bulletin board merupakan suatu ruang dimana
seseorang dapat meninggalkan pesan dengan tetap merahasiakan identitasnya, dengan
harapan akan memperoleh jawaban atau respon dari ruang publik yang ramah (Maples &
Sumi: 2008).

5
B. SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DAPAT DIGUNAKAN DALAM
BIMBINGAN KONSELING

Dunia konseling harus bisa berkolaborasi dengan dunia teknologi dalam menghadapi
dan mempertahankan keberadaan bimbingan dan konseling agar bisa bertahan dan diterima
oleh masyarakat maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang
efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT. Dunia teknologi telah merajai dunia,
siapa yang menguasai teknologi maka ia menguasai dunia. Nampaknya juga BK harus
mensinergiskan dengan teknologi yang sedang berkembang. Pesatnya komputer dan
penyebarannya ternyata tidak berbanding lurus dengan perkembangan dunia konseling.
Berbagai masalah dan tantangan dalam menggunakan ICT dalam dunia konseling dapat
dikemukakan oleh pendapatnya Rahardjo (2000), Hardhono (2002) dalam (Nurhudaya :
2005) antara lain :

(a) Keragamaan teknologi

(b) kurang mampu membeli ICT

(c) kurang kesadaran akan ketepatan penggunaan ICT

(d) informasi yang kurang komperhensif

(e) terlalu terikat dengan menu pokok

(f) keamanan

Kompetensi yang dimiliki konselor sekolah dalam menghadapi dunia teknologi nampaknya
masih jauh. Hal ini dapat berakibat menjadi kultur shock antara teknologi dan kemapuan
teknologi. Oleh karenanya konselor harus memiliki skill yang siap menghadapi konseli di
dunia ICT ini.

Salah satu imbas teknologi informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan


dukungan sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem
pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki
dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia konseling
untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Oleh
karenanya sekarang ini sedang berkembang apa yang dinamakan cyber-counseling pada

6
hakikatnya penggunaan cyber-counseling merupakan salah satu pemanfaatan IT dalam dunia
bimbingan dan konseling.

Strategi layanan konseling yang harus diperhatikan dalam pelayanan konseling pada era
globalisasi yaitu penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan pendekatan lintas
budaya. Berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) perlu
dikolaborasikan dengan bimbingan dan konseling. Penggunaan ICT dalam konseling
mengarah pada pengembangan media konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka,
konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai berikut melalui
telepon.

a) Konseling melalui video-phone


b) Konseling melalui radio atau televise
c) Konseling berbantuan computer
d) Konseling melalui internet
e) Konseling melalui surat magnetik (disket ke disket)

Hines (2002) mengemukakan beberapa kompetensi yang harus dimiliki konselor


berkenaan dengan ICT yaitu hendaknya konselor (Nurhudaya : 2005):

1. Menjadi konsumen ICT yang faham dan terampil


2. Familiar akan kecenderungan penggunaan ICT dalam bidang pendidikan
3. Dapat menggunakan berbagai sumber teknologi.
4. Mampu mengembangkan rencana penggunaan teknologi untuk pelayanan BK
5. Dapat mendesain, menciptakan dan mengevaluasi suatu program interaktif.
6. Memahami implikasi legal dan etis dari penggunaan teknologi.
7. Mampu menggunakan teknologi secara efektif guna mengelola data siswa
8. Mampu menggunakan teknologi sebagai alat

Salah satu kendala lainnya berkaitan dengan penerapan sistem teknologi informasi dalam
bimbingan dan konseling adalah masalah aksesibilitas, baik fisik maupun kemampuan dalam
memanfaatkan dan menggunakan TI untuk bimbingan dan konseling3

3
M. Andi Setiawan, M.Pd, Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi: PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING, Vol. I No. 1, Februari 2016

7
C. BENTUK–BENTUK TEKNOLOGI INFORMASI DAPAT DIGUNAKAN DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING

Media sebagai sarana komunikasi yang berfungsi sebagai perantara pesan yang dikirim
oleh pengirim ke penerima pesan memiliki berbagai manfaat yang sangat besar, khususnya
dalam aplikasi di bidang pendidikan, termasuk bimbingan dan konseling islam. Menurut
Muntaha manfaat media dalam bidang pendidikan terutama berkaitan dengan isi pesan yang
hendak disampaikan media tersebut. Manfaatnya antara lain:
1. Mendidik (to educate), isi informasi media adalah kabarkabar baru, ilmu
pengetahuan, dan juga artikel seputar proses pendidikan, dengan isi seperti ini
diharapkan semua audiens, menjadi lebih terdidik karena dapat menyerap
informasi pendidikan tambahan di luar jam pelajaran langsung dari nara
sumbernya.
2. Menghibur (to entertain), isi kandungan media juga tulisan humor serta kuis dan
tebakan cerdas, sehingga di dalamnya terselip fungsi menghibur, mencerahkan dan
mencairkan suasana sehingga orang mudah tersadar kembali sebagai manusia.
3. Mempengaruhi (to influence), kandungan media adalah informasi bernilai dan
berharga seperti nasehat, kalimat mutiara, baik dari nara sumber langsung maupun
kutipan kitab suci, album lagu, maupun hasil renungan hidup filsafati tentang hidup
sukses, semuanya berkemungkinan besar dapat mempengaruhi jiwa dan diri para
pembacanya.
4. Menyampaikan kritik sosial (social control), media menjadi jembatan untuk
mengakrabkan, menyampaikan masukanmasukan berharga secara tertulis, sehingga
kritik dipahami sebagai masukan, pelecut kekurangan, dan pendorong kemajuan.

Beberapa jenis media yang dapat diaplikasikan dalam bidang pendidikan pada
umumnya, serta dalam layanan bimbingan konseling islam antara lain:
1. Media hasil teknologi cetak
Media hasil teknologi cetak adalah berbagai media yang dipergunakan untuk
kepentingan pendidikan yang bentuknya dihasilkan dari hasil teknologi percetakan atau
mesin percetakan. Teknologi ini menghasilkan materi dalambentuk salinan tercetak. Dua
komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual yang
dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca,

8
memproses informasi dan teori, sehingga menurut Arsyad teknologi cetak adalah cara untuk
menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama
melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak
meliputi buku atau teks, majalah, buletin, poster, grafik, foto atau representasi fotografi dan
reproduksi. Materi cetak merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan
materi pendidikan termasuk dalam bimbingan dan konseling islam. Media cetak sebagai
bagian dari media komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan
program bimbingan konseling. Berbagai media cetak dapat diaplikasikan dalam layanan
bimbingan konseling.
a. Poster, poster dalam aplikasi program layanan bimbingan konseling berperan
sebagai “Poster Pendidikan” yang menawarkan nilai bukan produk. Sebagai media
pendidikan poster memiliki nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam isi pesan yang
disampaikan. Misalnya tujuan program menjaga kebersihan sekolah, maka dapat dibuat
poster-poster yang menggugah kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan, dengan
membuang sampah pada tempatnya, dan selalu membersihkan ruang belajarnya. Karena sifat
poster relatif lebih lama bertahan daripada media lainnya, maka poster dapat dibuat semi
permanen dengan media yang lebih tahan lama. Misalnya dibuat pada media kayu dengan cat
minyak, atau seng, sehingga untuk menyampaikan program-program bimbingan konseling,
seperti daftar rencana kegiatan belajar selama satu semester dapat dibuat.
b. Media cetak internal, media cetak internal seperti buletin, news letter, majalah dan
tabloid, sangat efektif untuk membantu program bimbingan konseling islam. Baik yang
berkaitan dengan isi menu yang ditawarkan dalam media tersebut, maupun dengan wujud
dari produksi media itu sendiri, sebagai media yang dapat membantu dalam bimbingan karir
di sekolah. jika sebuah sekolah memiliki media internal semacam ini, tentunyaakan memacu
kreativitas siswa-siswinya, serta menambah pengetahuan dan wawasan tentang jurnalistik
khususnya, serta pengetahuan lainnya pada umumnya. Media cetak internal yang
dikembangkan sebuah sekolah dapat menjadi ajang komunikasi antar siswa dan guru, serta
kebijakan pendidikan.4

4
Said Hasan Basri. PERAN MEDIA DALAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM. JURNAL
DAKWAH, Vol. XI No. 1, Januari-Juni 2010.

9
2. Media hasil teknologi audio

Media hasil teknologi audio adalah berbagai media yang dihasilkan oleh mesin-mesin
elektronik penghasil suara, atau dengan menyampaikan materi dengan menggunakan
mesinmesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio. Materi pendidikan
yang disampaikan melalui audio bercirikan perangkat keras selama proses berlangsung,
seperti speaker atau sound system, tape recorder dan pesawat radio, termasuk juga dalam
layanan bimbingan dan konseling . Jadi bimbingan dan konseling melalui penggunaan
teknologi audio adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui indera
pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif,
baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan). Ada beberapa jenis media yang dapat
dikelompokkan dalam media audio dan dapat diaplikasikan dalam program bimbingan
konseling islam baik secara individual maupun kelompok. Media tersebut antara lain siaran
radio, rekaman kaset atau rekaman compact disc, atau piringan hitam serta alat perekam
suara. Alat media yang sering digunakan dalam bimbingan konseling islam adalah perekam
atau recorder yang sekaligus dapat memutarnya atau sebagai player (seperti tape recorder,
multi player yang memiliki fasilitas recorder, headphone, dan pemancar sekaligus pesawat
radio).

3. Media hasil teknologi audio visual

Media hasil teknologi audio visual adalah berbagai media yang dihasilkan oleh mesin-
mesin elektronik penghasil suara dan gambar, atau dengan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk
menyajikan pesan-pesan audio visual. Materi pendidikan yang disampaikan melalui audio
visual jelas bercirikan perangkat keras selama proses berlangsung, seperti mesin proyektor
film dan video player/compact disk player, serta pesawat televisi termasuk juga dalam
layanan bimbingan dan konseling islam. Media audio visual menyajikan stimulusstimulus
yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang audititory dan visual, baik verbal maupun non verbal
(ke dalam kata-kata atau bahasa lisan dan gerak). Ada beberapa jenis media yang dapat
dikelompokkan dalam media audio visual dapat diaplikasikan dalam program bimbingan
konseling islam baik secara individu, kelompok atau masyarakat luas. Media tersebut antara
lain siaran televisi, rekaman video compac disc (VCD atau DVD), dan film. Alat media yang
sering digunakan untuk memutar atau menyajikannya dalam bimbingan konseling adalah

10
perekam atau recorder yang sekaligus dapat memutarnya atau sebagai player (seperti video
compac disc recorder, handycam, camera, dan multi media player.

4. Media hasil teknologi komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan


materi dengan menggunakan sumbersumber yang berbasis mikro-prosesor sebagai jantung
pemrosesdata. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer
dengan yang dihasilkan dua teknologi lainnya adalah pada penyimpanan informasi atau
materi yang di format dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan. Pada dasarnya
teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi kepada
konseli atau klien. Aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pendidikan termasuk praktek
bimbingan konseling dapat berupa penyajian materi bimbingan dan konseling secara bertahap
atau tutorial, drills and practice (latihan untuk membantu klien menguasai materi bimbingan
dan konseling yang dilakukan), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari konseli), konsultasi dan interaksi (melalui
milis dan jeraring sosial via internet) dan basis data (sumber yang dapat membantu konseli
menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masingmasing) serta
untuk arsip konselor tentang berbagai data konseli untuk memudahkan dalam penyusunan
bank data konseli yang komplit. Media digital berbasis komputer berkaitan dengan indera
pendengaran dan penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-
lambang auditif dan visual, serta interaktif yang juga melibatkan gerak. Ada beberapa jenis
media yang dapat dikelompokkan dalam media digital komputer dan dapat diaplikasikan
dalam program bimbingan konseling islam baik secara individu, kelompok atau masyarakat
luas. Media tersebut antara lain internet (email, milis, blog, jejaring sosial, website,
penyimpanan data, dan ebook). Alat media yang sering digunakan untuk menyajikannya
dalam bimbingan konseling islam adalah seperangkat komputer yang terhubung ke internet,
laptop atau netbook serta modem untuk akses internet dan handphone yang juga sudah
terkoneksi ke internet. Komputer mampu menggabungkan dan mengendalikan berbagai
peralatan lainnya, seperti CD player, video compac disc (VCD atau DVD) dan audio. Di
samping itu komputer dapat merekam, menganalisis dan memberi reaksi kepada respon yang
diinput oleh pemakai seperti konseli. Menurut Arsyad pemanfaatan komputer untuk
pendidikan dikembangkan dalam berbagai format mulai dari proses penyimpanan data
konseli,pengendalian fungsi media audio dan audio visual, bahkan media cetak. Semuanya
dapat ditangani komputer, baik proses desain dan pembuatan, sampai pengelolaan dan follow

11
up pengembangan program bimbingan konseling islam yang akan, sedang dan terus
dilangsungkan. Komputer juga digunakan dalam mengadministrasikan tes dan pengelolaan
administrasi manajemen organisasi seperti sekolah dan program-progranya.

5. Media Aktivitas

Media aktivitas merupakan media yang dapat menggali pengalaman langsung siswa.
Banyak sekali media aktivitas yang dapat menjadi sarana dalam bimbingan dan konseling di
sekolah, misalnya karya wisata, studi banding, praktek kerja lapangan, dan permainan.
Permainan adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu dan untuk mencapai tujuantujuan tertentu pula. Setiap
permainan harus mempunyai empat komponen, yaitu adanya pemain, lingkungan tempat
berinteraksi, adanya aturan dan tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Selain permaian
ada juga istilah simulasi dan permaian peran atau role playing. Simulasi adalah suatu model
hasil penyederhanaan suatu realitas. Selain harus mencerminkan situasi yang sebenarnya,
simulasi harus bersifat operasional. Artinya simulasi menggambarkan proses yang sedang
berlangsung. Simulasi dapat bersifat fisik (misalnya simulasi ruangan pengemudi pesawat
terbang), verbal (misalnya simulasi untuk proses terapi). Permainan simulasi menggabungkan
unsur-unsur permainan dan simulai yaitu adanya setting, pemain, aturan, tujuan dan
penyajian model situasi sebenarnya. Permainan peran berbeda dari yang lain menurut
Sadiman dkk karena memiliki tiga komponen yaitu:

(1) adanya skenario atau lingkungan tempat terjadinya tindakan-tindakan.

2) adanya sejumlah peran dengan berbagai karakternya yang harus dibawakan.

(3) adanya masalah yang harus dipecahkan oleh pemegang peran tersebut.

(4) walaupun berbeda-beda dapat dikelompokkan dalam satu istilah yaitu permainan.5

5
Ahmad Muntaha, Jurnalistik dan Produksi Media Sekolah, Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2009. PERAN
MEDIA DALAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DI SEKOLAH.JURNAL DAKWAH, Vol.
XI No. 1, Januari-Juni 2010

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Beberapa situs yang cukup popular saat ini misalnya seperti situs jejaring sosial
seperti facebook, twitter, friendster, hight dan lain sebagainya baik melaui PC, laptop,
notebook dan juga telepon seluler. Salah satu alasan itulah yang menjadikan pengembangan
konseling melalui internet bagi dunia pendidikan, perguruan tinggi pada khususnya, memiliki
potensi menjadi hal yang mudah diterima bagi para pelajar atau mahasiswa.
Dunia teknologi telah merajai dunia, siapa yang menguasai teknologi maka ia
menguasai dunia. Nampaknya juga BK harus mensinergiskan dengan teknologi yang sedang
berkembang. Media sebagai sarana komunikasi yang berfungsi sebagai perantara pesan yang
dikirim oleh pengirim ke penerima pesan memiliki berbagai manfaat yang sangat besar,
khususnya dalam aplikasi di bidang pendidikan, termasuk bimbingan dan konseling islam.

SARAN

Setelah mempelajari dan memahami isi dari makalah ini, sebaiknya penulis dan
pembaca diharapkan mampu memahami dengan benar KOMPUTER SEBAGAI SARANA
KERJA, SISTEM DAN BENTUK-BENTUK TEKNOLOGI INFORMASI YANG DAPAT
DIGUNAKAN DALAM BIMBINGAN KONSELING. Selain itu kami sebagai penulis
menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang jauh dari kata
sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaki makalah denagn mengacu pada sumber
yang bisa dipertanggung jawabkan nantinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nur Cahyo Hendro Wibowo, Flora Ima Milenia, Faris Hifzhuddin Azmi. Rancang Bangun
Bimbingan Konseling Online. Journal of Information Technology-Vol.1 No. 1 (2019).

M. Andi Setiawan, M.Pd, Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi: PERANAN TEKNOLOGI


INFORMASI DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING, Vol. I No. 1, Februari 2016.

Said Hasan Basri. PERAN MEDIA DALAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING


ISLAM. JURNAL DAKWAH, Vol. XI No. 1, Januari-Juni 2010.

Ahmad Muntaha, Jurnalistik dan Produksi Media Sekolah, Yogyakarta: Global Pustaka
Utama, 2009. PERAN MEDIA DALAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
DI SEKOLAH.JURNAL DAKWAH, Vol. XI No. 1, Januari-Juni 2010

Mallen, Michael J. David L. Vogel, dkk. (2011). Online Counseling Reviewing the Literature
From a Counseling Psychology Framework:, The Counseling Psychologist, Vol. 33 No. 6,
November 2005. Houston: the Society of Counseling Psychology.

Marthin (2007). Social media and the production of knowledge: A return to little science
Social Epistemology, 24(3), 219-237.

Maples & Sumi (2008). Computer technology and counseling. Paper presented at the
International Conference on Computer Science and Information Technology, ICCSIT 2008.

Sampson et. al (2004). Seri Layanan Konseling. L.5 (Layanan Konseling Perorangan).
Padang: FIP. Jurusan BK. UNP.

Zack (2004). Web peer counseling system. Paper presented at the International Conference
on Educational and Information Technology.

14

Anda mungkin juga menyukai