Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PELAYANAN KONSELING BERBASIS TEKNOLOGI


INFORMASI
Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dalam
Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu: Palasara Brahmani Laras, S.Pd., M.Pd.

oleh:
Anmil Insani (18151005)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2019

2
3
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas
berkah, rahmat, dan karunia-Nya penyusunan makalah Teknologi Informasi dalam
Bimbingan dan Konseling dengan pembahasan “Pelayanan Konseling Berbasis
Teknologi Informasi” dapat diselesaikan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Terlepas dari semua itu, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini ataupun dipembuatan makalah
berikutnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat
mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 01 Oktober 2019

Penulis

1
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Layanan Bimbingan dan Konseling.............................................6
B. Awal Mula Masuknya TI dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling..........................................................................6
C.......................................Peranan Teknologi Informasi dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling..........................................................................7
D............................................Media Pelayanan Bimbingan dan Konseling 9
E....................................Manfaat Teknologi Informasi dalam Layanan BK 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berkembangannya teknologi pada masa sekarang semakin pesat,
dengan adanya teknologi juga mempermudah manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan berkembangnya teknologi ini berdampak juga pada
perkembangan teknologi informasi dalam Bimbingan dan Konseling
diantaranya pada penyelenggaraan dukungan sistem. Berbicara dunia
globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut
dunia konseling untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar
memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Pemanfaatan TI dalam Bimbingan
dan Konseling berupa cyber-counseling, yang mana diharapkan akan dapat
mempermudah pelayanan kepada konseli.
Layanan Konseling dapat dilaksanakan secara indivual dan
kelompok. Pada saat zaman semakin berkembang, tidak hanya dapat
dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tetapi juga bisa dengan
memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah
agar tetap memberikan Bimbingan dan Konseling dengan cara-cara yang
lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap
memperhatikan asas-asas serta kode etik dalam Bimbingan dan Konseling.
Pelayanan konseling dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai
sarana penunjang program pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang
akan penulis bahas pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi layanan bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana awal mula masuknya TI dalam pelayanan bimbingan
dan konseling?
3. Bagaimana peranan TI dalam pelayanan BK?
4. Apa saja media yang digunakan dalam pelayanan bimbingan dan
konseling?
5. Bagaimana manfaat TI dalam Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan Penulisan

4
Dengan adanya rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peulisan
makalah ini adalah:
1. Agar dapat mengetahui definisi dari layanan bimbingan dan
konseling.
2. Agar dapat mengetahui awal mula masuknya TI dalam pelayanan
bimbingan dan konseling.
3. Dapat mengetahui Peran TI dalam pelayanan BK.
4. Dapat mengetahui media yang digunakan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling.
5. Dapat mengetahui manfaat TI dalam BK.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Layanan Bimbingan dan Konseling


Para ahli mendefinisikan layanan bimbingan itu dengan cara yang
bervariasi, namun selalu menunjukkan kepada hakikat, tujuan, dan
prosedur yang serupa, yang secara ringkasnya dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Layanan bimbingan (guidance services) merupakan bantuan
yang diberikan kepada individu (konseli).
2. Layanan bimbingan bertujuan agar yang bersangkutan (konseli)
dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagian secara optimal.
3. Dengan layanan bimbingan, kita dapat menjalani proses
pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, perwujudan, serta
penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
lingkungan.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian
bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup
mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan
konseling diharapkan dapat memberikan solusi bagi peserta didik di
sekolah, agar peserta didik menjadi lebih baik dari segi perilakunya.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan di Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai
perkembangan yang optimal, sesuai dengan potensinya. Oleh karena itu,
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab
bersama antara personel sekolah yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan
pengawas (Hafni, 2016)

B. Awal Mula Masuknya TI dalam Pelayanan Bimbingan dan


Konseling

6
Pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru
bimbingan konseling/ konselor di sekolah memberikan pelayanan
berkaitan pengembangan diri, sesuai minat dan bakat serta
mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan peserta didik, mengingat
adanya keberagaman individu (individual deferencies).
Guru bimbingan dan konseling/ konselor bersama wali kelas dan
guru mata pelajaran menjadi pendamping dalam setiap proses
pembelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar
mampu menuntaskan seluruh mata pelajaran seoptimal mungkin sesuai
dengan potensi kemampuan akademik, bakat dan minatnya, sehingga
hambatan dan kemungkinan kegagalan sudah dapat diprediksi, diketahui
dan dibimbing sejak dini. Selain itu, untuk membimbing peserta didik
dalam menentukan pilihannya secara mandiri dan mampu mengambil
keputusan.
Melihat kebutuhan diatas maka bimbingan dan konseling dalam
melakukan proses pelayanannya menggunakan berbagai pelayanan dengan
berbagai pertimbangan melihat dari sudut kebutuhan konseli. Mengikuti
perkembangan zaman maka dalam melakukan pelayanan atau proses
konseling bimbingan dan konseling pun menggunakan sistem teknologi
informasi dalam melakukan proses konseling, agar mempermudah
komunikasi. Tujuan bimbingan dan konseling menggunakan teknologi
informasi kedalam melakukan pelayanannya, yaitu:
1. Mudah digunakan (easy to use)
2. Mudah di atur (easy to manage)
3. Tidak rumit (Simple)
4. Dinamis (Dynamic)

C. Peranan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Bimbingan dan


Konseling
Teknologi informasi telah menjadi fasilitas bagi kegiatan berbagai
sektor kehidupan, dan telah menyentuh layanan bimbingan dan konseling.
Teknologi informasi dalam layanan bimbingan dan konseling masuk
kepada dukungan sistem bimbingan dan konseling sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu (konseli), dilaksanakan melalui

7
berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat zaman
semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka
secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau
teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan
bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif,
dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan asas-asas dan
kode etik dalam bimbingan dan konseling.
Achmad Juntika Nurihsan (2007: 63), mengatakan bahwa
penggunaan teknologi informasi, khususnya internet dalam layanan
bimbingan dan konseling adalah dengan sebutan e-counseling. Melalui
layanan ini dirasa cukup efektif dan efisien dalam proses konseling jarak
jauh yang dilakukan oleh konselor dan konseli untuk membantu masalah-
masalah yang dihadapi konseli. Para konseli juga perlu diberikan suatu
sosialisasi agar kemajuan teknologi informasi tersebut bisa dimanfaatkan
sesuai apa yang diharapkan. Dengan kata lain, teknologi informasi tersebut
tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif. Jika konselor dan konseli
sudah paham akan manfaat dan pentingnya teknologi informasi dalam
menunjang proses layanan bimbingan dan konseling, maka ke depannya
bimbingan dan konseling akan menjadi suatu bidang pendidikan yang
inovatif dan efisien berkat kemajuan teknologi informasi namun tetap
tidak menghilangkan esensi dari layanan bimbingan dan konseling itu
sendiri.
Menurut Yoezron (2010), teknologi informasi memiliki beberapa
fungsi dan peranan dalam bimbingan konseling yaitu:
1. Publikasi, teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana
pengenalan kepada masyarakat luas dan juga sebagai pemberi informasi
mengenai bimbingan dan konseling.
2. Pelayanan dan bantuan, dalam fungsi ini bimbingan konseling
dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi informasi.
3. Pendidikan, dikatakan demikian karena di dalam informasi yang
diberikan melalui sarana TI ini mengandung unsur pedidikannya.
Sesuai dengan kompetensi akademik konselor disebutkan bahwa
seorang konselor professional harus menguasai khasanah teoritik dan

8
prosedural termasuk teknologi dalam bimbingan dan konseling. Walaupun
kegiatan konseling dilakukan dengan jarak jauh namun kerahasian konseli
harus tetap terjaga. Layanan bimbingan dan konseling tidak selalu face to
face atau tatap muka. Terdapat layanan yang lebih mudah yaitu dengan
cyber counseling yang memungkinkan konseli tidak merasa malu/
canggung yang bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Pemanfaatkan
teknologi informasi di zaman modern menjadi sangat relevan ketika
diterapkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, hal
ini diharapkan menjadi efektif untuk membantu individu dalam
perkembangannya secara optimal dan menyesuaikan dengan kemajuan
zaman tanpa tergerus oleh pengaruh negatif dari kemajuan tersebut.

D. Media Pelayanan Bimbingan dan Konseling


Menurut Moh. Surya (Hafni, 2016: 7) mengemukakan bahwa sejalan
dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor
dengan konseli tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi
dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui
internet dalam bentuk “cyber counseling”. Layanan bimbingan dan
konseling ini merupakan salah satu model pelayanan konseling yang
inovatif dalam upaya menunjukkan pelayanan yang praktis dan bisa
dilakukan dimana saja asalkan ada koneksi atau terhubung dengan
internet.
Hal ini tidak akan terlepas dari kesediaan konselor itu sendiri untuk
meluangkan waktunya dalam upaya memberikan layanan secara virtual.
Untuk dapat menjalankan cyber counseling, konselor atau calon konselor
menguasai pemrograman komputer yang mendukung untuk hal tersebut.
Upaya yang dapat dilakukan untuk penguasaan konselor terhadap
teknologi komputer dapat diupayakan dengan bebrapa cara inovatif, yaitu:
1. Memberikan pelatihan internet kepada calon konselor untuk
mendukung terwujudnya cyber counseling dengan mengundang pakar
yang ahli dibidangnya.
2. Memprogramkan mata kuliah komputer dan aplikasinya sejak dini
kepada calon konselor dan tidak menutup kemungkinan di masing-

9
masing sekolah dasar atau menengah diupayakan mata pelajaran
tambahan tersebut.

Dengan demikian, pelaksanaan cyber counseling idealnya sekolah


atau konselor yang bersangkutan tersebut dapat menguasai beberapa
aplikasi internet dan menyediakan website tersendiri yang dipergunakan
khusus untuk kepentingan Bimbingan dan Konseling bagi para siswanya.
Terkait dengan cyber counseling, adapun beberapa aplikasi internet yang
dapat dijalankan sebagai ide dan strategi yang inovatif dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Layanan Bimbingan dan Konseling berbasis web-site
Website adalah sebuah cara untuk menampilkan diri di internet.
Dengan kata lain Website adalah sebuah tempat di internet, siapa saja di
dunia ini dapat mengunjunginya kapan saja mereka dapat mengetahui
tentang sesuatu, memberi pertanyaan kepada kita, memberikan
masukan atau bahkan mengetahui dan membeli suatu produk.
Pada dasarnya guru BK membuat web-site tersendiri di masing-
masing sekolah atau perguruan tinggi. Dalam web-site tersebut
ditampilkan info tentang segala informasi yang berkaitan dengan BK
yang sifatnya bisa didownload secara gratis. Konselor bisa membuat
berbagai jenis informasi yang berkaitan dengan kajiannya dan
berorientasi pada kebutuhan konselor. Dengan demikian, konselor akan
lebih praktis dari segi penyampainnya dan siswapun bisa mendapatkan
informasi dengan cepat.

2. Layanan Bimbingan dan Konseling berbasis e-mail


E-mail merupakan cara baru untuk berkomunikasi secara cepat dan
efektif melalui surat elektronik di internet. Untuk dapat menjalankan hal
ini maka, konselor dan siswa harus punya alamat e-mail masing-
masing. E-mail counseling merupakan satu kesempatan untuk
berkomunikasi antara konseli dan konselor yang di dalamnya dibahas

10
mengenai masalah yang dihadapi konselor, sehingga strategi ini bisa
dimanfaatkan dalam beberapa jenis layanan, misalnya:
a. Konseling individual, dimana konseli menulis e-mail
kepada konselor yang berisi mengenai permasalahan yang sedang
dihadapinya.
b. Layanan konsultasi yang bisa diupayakan lewat menulis e-
mail antara konselor dengan konseli, dimana konseli menulis prihal
yang akan dikonsultasikan kepada konselor.
c. Layanan informasi, layanan ini bisa diupayakan oleh
konselor untuk menulis pesan lewat e-mail kepada konseli yang
membutuhkan informasi (sesuai dengan kebutuhan konseli, baik
dalam bidang belajar, karir, sosial maupun tentang kepribadian).

Adapun cara melakukan e-mail counseling ini adalah dapat


dijabarkan sebagai berikut:
a. Konselor dan konseli membuat alamat e-mail masing-
masing.
b. Dalam suatu sekolah sudah ada kesepakatan antara
konselor dengan siswa untuk menjalankan e-mail counseling.
c. Konseli menulis e-mail kepada konselor dengan bahasa
yang sopan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa/
konseli.
d. Konselor memberikan balasan e-mail sesuai dengan
kategori masalahnya.
Dengan cara ini konselor akan bisa memberikan layanan konseling
di luar jam sekolah sehingga tidak mengganggu jam pelajaran di kelas.
Sehingga akan berkesan lebih efektif, namun yang perlu dipersiapkan
adalah koneksi internet baik pada komputer/ laptop maupun handphone
yang terhubung dengan koneksi internet.

3. Layanan BK berbasis media sosial


Melakukan layanan bimbingan dan konseling lewat media sosial
merupakan suatu inovasi bimbingan dan konseling secara virtual. Lewat
layanan ini, pemberian bimbingan dapat dilihat oleh semua masyarakat

11
luas yang nentinya akan menambah informasi. Untuk layanan konseling
sendiri, konseli akan bisa lebih terbuka khususnya bagi meraka yang
agak pemalu untuk mengungkapkan masalahnya kepada konsleor
secara langsung, jadi dapat melakukan proses konseling melalui via
chat (audio, video, foto). Dengan adanya layanan ini akan tercipta
kehangatan sejak awal antara konselor dan konseli sebelum melakukan
pertemuan langsung.
4. Layanan Bimbingan dan Konseling berbasis videoconverence
Videoconverence adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio
dan video (vc) sehingga terjadi pertemuan ditempat yang berbeda-beda.
Ini bisa berupa antara dua lokasi yang berbeda (point-to-point) atau
mengikutsertakan berberapa lokasi sekaligus di dalam satu ruangan
konferensi (multi-point). Melalui videoconverence ini antar konselor
serta siswa/ konseli bisa bertatap muka secara langsung walaupun
bersifat virtual, maka bentuk layanan yang bisa diupayakan adalah
tergantung kreasi dari konselor itu sendiri.
5. Layanan Bimbingan dan Konseling berbasis telepon
Hanphone merupakan barang elektronik yang mempermudah
melakukan telewicara dan pengiriman pesan secara otomatis, seperti
layanan konsultasi, konseling individual, bimbingan karir, bimbingan
belajar dan jenis layanan yang lain sesuai dengan daya kreativitas
konselor itu sendiri. Sudah tentunya, untuk menjalankan layanan ini
harus ada kesepakatan antara konselor dengan konseli untuk
menjalankan layanan tersebut. Supaya dapat menjalankan layanan ini,
maka sudah tentunya pihak bimbingan dan konseling di masing-masing
sekolah menyediakan telepon khusus yang dimanfaatkan sebagai media
layanan. Tidak menutup kemungkinan untuk seting layanan di luar
situasi formal, bisa diupayakan melalui hanphone berdasarkan
kesepkatan yang sudah dibuat antara konselor dengan konseli.
Etika pelayanan konseling dengan menggunakan telepon adalah
sebagai berikut:
a. Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi konseli.

12
b. Gunakan suara lembut, volume yang rendah dan intonasi
yang bersahabat.
c. Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela
kata-kata konseli apalagi pada tahap awal pembicaraan.
d. Mengembangkan perasaan senang dan berpikir positif
tentang siapa pun yang menelepon.
e. Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian.
f. Memfokuskan pembicaraan untuk mengefektifkan penggunaan
media komunikasi.
g. Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk
melakukan hubungan komunikasi selanjutnya.
h. Sudah tentunya, beberapa point di atas akan menjadi
landasan utama dalam pelaksanaan konseling berbasis telepon ini.
6. Insturmentasi dan analisis tes berbasis teknologi
Dalam upaya strategi penilaian dan salah satu strategi penggalian
informasi dari konseli, maka konselor mengupayakan insrtumentasi
berupa tes maupun non tes. Supaya lebih praktis, maka konselor
berupaya untuk berinovasi dalam pengadaan dan analisis tes berbasis
teknologi, seperti pembuatan kuesioner, pengisian form data diri, tes
bakat maupun tes yang lainnya. Cara tersebut akan lebih praktis
ketimbang dikerjakan secara manual dan datanya juga tidak akan
hilang.

13
E. Manfaat Teknologi Informasi dalam Layanan BK
Beberapa manfaat TI dalam BK yakni, mempermudah konselor
dalam menyusun, mencari dan mengolah data, menjaga kerahasiaan suatu
data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan
tidak sembarang orang dapat mengaksesnya, membantu individu maupun
kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif
murah dalam pelaksanaan konseling, memberikan kesempatan kepada
individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi
yang mereka terima tanpa bertemu secara langsung (E-Counseling) dan
menjadikan teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program
kegiatan, sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur. (Agung
Primadika, 2015).
Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dalam melakukan
bimbingan dan konseling dengan menggunakan TI, manfaat yang
dimaksud dijelaskan sebagai berikut.
1. Bagi konseli sebagai subyek yang mendapatkan pelayanan
bimbingan dan konseling. Pertama, memicu ketertarikan minat konseli
untuk memanfaatkan bimbingan dan konseling dengan penuh
dukungan; minat, sikap, perhatian, motivasi, sehingga merasa betah
untuk melibatkan diri dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan. Kedua, memperoleh kemudahan proses, efisiensi
waktu dan tenaga dalam kegiatan bimbingan dan konseling, karena
dengan menggunakan media berbasis TI dapat dihindarkan kebosanan
akibat monotonitas penerapan metode konvensional.
2. Bagi konselor juga dapat memperoleh keuntungan dari
penyelenggaraan bimbingan dan konseling berbantuan TI, yaitu:
a. Menjadikan konselor sebagai pribadi yang terlatih, efektif
dan efisisen dalam penggunaan informasi dan komunikasi (ICT).
b. Menjadikan konselor sebagai pendidik yang memiliki
kepedulian terhadap pendidikan dan penggunaan ICT.
c. Menjadikan konselor lebih terampil terhadap tren
penggunaan teknologi dalam bimbingan dan konseling.

14
d. Menjadikan konselor memiliki kemampuan untuk
menggunakan sumber-sumber teknologi lain yang dapat
dimanfaatkan dalam proses bimbingan dan konseling.
e. Menjadikan konselor lebih tertarik untuk mengembangkan
perencanaan penggunaan teknologi dalam bimbingan dan konseling.
f. Meningkatkan kemampuan evaluasi (assesment) terhadap
efektifitas penggunaan media komputer dalam penyelenggaraan
bimbingan dan konseling.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Layanan bimbingan itu dilakukan dengan cara yang bervariasi dan
berbeda-beda, namun selalu menunjukkan kepada hakikat, tujuan, dan
prosedur yang serupa. Awal mula masuknya teknologi informasi kedalam
bimbingan dan konseling berawal pada kurikulum KTSP yang didalamnya
dikatakan bahwa guru BK dapat memberikan pelayanan berkaitan
pengembangan diri, sesuai minat dan bakat. Dengan adanya teknologi
informasi dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang sagat berperan
dalam menyampaikan informasi, memberikan solusi, menyelesaikan
masalah secara lebih cepat melalui media pelayanan bimbingan dan
konseling melalui: web-site, e-mail, media sosial, videoconverence (vc),
telepon, insturmentasi dan analisis tes berbasis teknologi. Beberapa
manfaat TI dalam BK yakni, mempermudah konselor dalam menyusun,
mencari dan mengolah data, menjaga kerahasiaan suatu data. Tentu saja
sangat bermanfaat untuk memperoleh kemudahan proses, efisiensi waktu
dan tenaga dalam kegiatan bimbingan dan konseling, karena dengan
menggunakan media berbasis TI dapat dihindarkan kebosanan akibat
monotonitas penerapan metode konvensional.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agung Primadika. 2015. Fenomena Pemanfaatan TI bagi BK. http://a-


primadika.blogspot.co.id/. Diakses 01 Oktober 2019.
Ahmad Juntika Nurihsan. 2007. Strategi Layanan Bimbingan & Konseling.
Bandung: Refika Aditama
Hafni Trisuci Sinaga. 2016. Pelayanan Konseling Berbasis Teknologi Informasi.
https://hafninaga.files.wordpress.com › 2016/11. Diakses pada 01
Oktober 2019.
Yoezron Isman Rahmani. 2010. Urgensi Teknologi Informasi dalam Bimbingan
dan Konseling. http://yoezronbloon.blogspot.com. Diakses pada 01
Oktober 2019.

17

Anda mungkin juga menyukai