Anda di halaman 1dari 15

BK DALAM KURIKULUM 2013

TUGAS 11

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen Pangampu : Prof. Dr. Neviyarni S, MS.

AHMAD FAUZI YULIANDRI


17065021/2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... 1

MIIND MAP....................................................................................................... 2

BK DALAM KURIKULUM 2013..................................................................... 3

A. IMPLEMENTASI BK DALAM KURIKULUM 2013.......................... 3


B. PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING............................... 6
C. PERBEDAAN PELAKSANAAN BK KTSP 2006 DENGAN K13...... 8
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................... 10
JAWAB PERTANYAAN .................................................................................. 7
YEL-YEL............................................................................................................ 9

1
BK DALAM KURIKULUM 2013

Implementasi BK dalam kurikulum

Bimbingan dan Konseling memiliki peran penting dalam pendidikan untuk


membantu peserta didik memilih dan menjalani program atau kegiatan studi pada
satuan pendidikan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
sehingga mencapai perkembangan secara optimum.

Paradigma BK

Peminatan pada dasarnya merupakan misi yang harus diemban bersama oleh
seluruh jajaran pendidik dan tenaga kependidikan di tiap satuan pendidikan.

Perbedaan pelaksanaan BK KTSP 200d dan K13

Metode peLayanan, penempatan penjurusan ,Waktu pelaksanaan , experiental


learning dan implementasi layanan

2
3
BK DALAM KURIKULUM 2013
A. Implementasi BK dalam kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana dan  pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman  penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 diberlakukan pada tahun ajaran
2013/2014 yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP. Dalam bidang kerja guru BK,
kurikulum 2013 memiliki karakteristik tersendiri. Dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah, kurikulum 2013 ini memiliki perbedaan
yang khas dengan kurikulum sebelumnya, yang menjadi karakteristik
kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK. Dalam perubahan kurikulum 2013
dapat menimbulkan permasalahan bagi siswa jika tidak mampu menetapkan
pilihan peminatannya. Salah satu karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut
pandang BK adalah adanya pembagian tiga arah peminatan, yaitu  peminatan
kelompok mata pelajaran, lintas minat, dan  pendalaman minat
(Kemendikbud, 2013). Untuk itulah  perlu adanya pelayanan peminatan
akademik yang diberikan guru BK kepada siswa dalam memilih dan
menetukan kelompok peminatan yang akan dijalaninya di sekolah.
Karakteristik kurikulum 2013 ialah dirancang untuk memberikan kesempatan
kepada siswa  belajar berdasarkan minat mereka.
Kegiatan Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kurikulum
2013 ditegaskan adanya daerah garapan yang disebut peminatan peserta didik.
Pada tahun sebelumnya istilah peminatan disebut dengan penjurusan dan
dilaksanakan ketika kenaikan kelas XI di SMA/sederajat. Peminatan untuk
jenjang pendidikan SMA dilaksanakan sejak kelas X, sehingga sejak pertama
masuk peserta didik mendapatkan sembilan mata pelajaran pokok ditambah
dengan empat mata pelajaran peminatan. Pelayanan arah peminatan peserta
didik merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan
menjalani program atau kegiatan studi dan mencapai hasil sesuai dengan
kecenderungan hati atau keinginan yang cukup atau bahkan sangat kuat terkait

4
dengan program pendidikan/pembelajaran yang diikuti pada satuan
pendidikan dasar dan menengah.
Implementasi kurikulum 2013 Bimbingan dan Konseling dalam
layanan peminatan peserta didik adalah seperangkat pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan,
yang mana Bimbingan dan Konseling memiliki peran penting dalam
pendidikan untuk membantu peserta didik memilih dan menjalani program
atau kegiatan studi pada satuan pendidikan agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga mencapai perkembangan secara
optimum.
Masyarakat Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia, perlu
diketahui bahwa bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting
dalam implementasi kurikulum 2013, karena bimbingan dan konseling
berperan dan berfungsi, secara kolaboratif, dalam hal-hal berikut:
1. Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik
Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4
(3) UU No. 20 tahun 2003 secara utuh, kaidah-kaidah implementasi
Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus bermuara pada perwujudan
suasana dan proses pembelajaran mendidik yang memfasilitasi
perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar dan proses
pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan
memfasilitasi perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya
memerlukan penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan
pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung
perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan
belajar dimaksud, guru hendaknya: (1) memahami kesiapan belajar peserta
didik dan penerapan prinsip bimbingan dan konseling dalam
pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta didik, (3)
melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik,
(4) mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi

5
peserta didik. Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat
dikembangkan melalui kolaborasi pembelajaran dengan bimbingan dan
konseling.

2. Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas


Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan,
jelasnya layanan peminatan. Bimbingan dan konseling berperan
melakukan advokasi, aksesibilitas, dan fasilitasi agar terjadi diferensiasi
dan diversifikasi layanan pendidikan bagi pengembangan pribadi, sosial,
belajar dan karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi guru bimbingan dan
konseling/konselor dengan guru mata pelajaran perlu dilaksanakan dalam
bentuk:
a. Memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik
b. Merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan
kebutuhan peserta didik
c. Membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.
d. Menyelenggarakan Fungsi Outreach
Dalam upaya membangun karakter sebagai suatu keutuhan
perkembangan, sesuai dengan arahan Pasal 4 (3) UU No. 20/2003,
Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran sebagai proses pemberdayaan
dan pembudayaan. Untuk mendukung prinsip dimaksud bimbingan dan
konseling tidak cukup menyelenggarakan fungsi-fungsi inreach tetapi juga
melaksanakan fungsi outreach yang berorientasi pada penguatan daya
dukung lingkungan perkembangan sebagai lingkungan belajar. Dalam
konteks ini kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor dengan
guru mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks kolaborasi yang
lebih luas, antara lain:
a. kolaborasi dengan orang tua/keluarga
b. kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan,
c. “intervensi” terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu
perkembangan peserta didik.

6
ABKIN (2013:32), dalam kelembagaan UPBK berkinerja sejumlah
Guru BK atau Konselor yang dipimpin oleh seorang koordinator
Bimbingan dan Konseling. Peran mereka masing-masing adalah :
a. Guru BK menyediakan berbagai informasi
b. Menyediakan instrument dan format pengumpulan data peserta didik :
c. Menyelenggarakan pengumpulan data dengan menggunakan isntrumen
tes, alat ungkap masalah, dan format yang ada sehingga Guru BK atau
Konselor memiliki data pribadi peserta didik
d. Melaksanakan layanan awal arah peminatan peserta didik, seperti
layanan Informasi, layanan Orientasi, layanan Bimbingan Kelompok
yang mendorong peserta didik untuk berpikir, merasa, bersikap,
bertindak, dan bertanggung jawab (BMB3) berkenaan dengan materi
arah peminatan yang dibahas.
e. Menegaskan peminatan peserta didik dengan menggunakan isian
format II (arah awal peminatan).
f. Menyelenggarakan Layanan Penempatan dan Penyaluran sesuai
dengan arah peminatan studi peserta didik.
g. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi terhadap keterlaksanaan
arah peminatan peserta didik.
h. Melaksanakan penilaian jangka panjang (semesteran) sebagai bagian
dari penilaian umum pelayanan Bimbingan dan Konseling secara
keseluruhan.

B. Paradigma Bimbingan dan Konseling


Berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 dan kesadaran penuh bahwa
kiprah bimbingan dan konseling selama ini belum optimal, maka perlu
dipikirkan orientasi baru atas peran dan fungsi bimbingan dan konseling
dalam konteks kurikulum 2013.
Proses membantu perkembangan peserta didik secara utuh dan optimal
sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru
mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling, dan tenaga pendidik

7
lainnya sebagai mitra kerja, namun masing-masing pihak tetap memiliki
wilayah tugas atau pelayanan spesifik dalam mendukung realisasi diri dan
pencapaian perkembangan peserta didik secara optimal (Faiver, Eisengart,
&Colonna, 2004). Dalam praktik sejak pendidikan prajabatan (seperti kita saat
ini), persoalan kolaborasi antar pendidik menjadi pekerjaan yang selalu
terhambat. Sementara kebutuhan  akan kolaborasi tim kerja menjadi bagaian
yang tidak bisa ditinggalkan.
Peminatan pada dasarnya merupakan misi yang harus diemban
bersama oleh seluruh jajaran pendidik dan tenaga kependidikan di tiap satuan
pendidikan. Proses penelusuran, penyemaian, dan pemeliharaan peminatan
peserta didik menjadi tugas guru sebagai pendidik profesional sebagaimana
termuat dalam pasal 1 ayat (1) UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen yang menyatakan bahwa tugas utama guru adalah “… mendidik,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
…” itu mengkomunikasikan bahwa guru, termasuk guru BK, memiliki
tanggung jawab dalam peminatan siswa secara terpadu di dalam proses
pembelajaran dan bimbingannya.
1. Fungsi BK di Sekolah
Bimbingan dan penyuluhan  di sekolah ini sudah memenuhi fungsi
sebagaimana mestinya,  karena BP di sekolah ini sudah menerapkan
kelima fungsi BK. Yaitu, fungsi pemahaman adalah mencoba mendekati
siswa dan mengidentifikasi permasalaha pada siswa atau untuk membantu
peserta didik dalam memahami diri dan lingkungan. Fungsi pencegahan
adalah memberikan pengertian pada guru mata pelajaran untuk memahami
kondisi siswa atau untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya. Fungsi pengentasan, membantu peserta didik
dalam memecahkan masalah yang dialami siswa. Fungsi pemeliharaan,
memberikan perhatian kepada semua siswa secara merata atau membantu
peserta didik memelihara dan menumbuh kembangkan berbagai potensi
dan kondisi yang dimiliki. fungsi pengembangan, dengan menanamkan

8
nilai-nilai yang baik kepada siswa dan mengapresiasi siswa yang tidak
melanggar aturan sekolah.

C. Perbedaan Perbedaan pelaksanaan BK pada KTSP 2006 dengan


Kurikulum 2013

Perbedaan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling pada KTSP 2006


dengan Bimbingan dan Konseling berdasarkan Kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut :

1. Pada KTSP 2006 komponen program Bimbingan dan Konseling terdapat


empat layanan, yaitu pelayanan dasar bimbingan, pelayanan responsif,
perencanaan individual, dan dukungan sistem. Dalam implementasi
perencanaan individual terdapat kegiatan orientasi, informasi, konseling
individu, rujukan, kolaborasi, dan advokasi. Pengembangan diri yang
merupakan wilayah komplementer antara Guru dan Konselor adalah
sebagian dari pelayanan dasar, responsif, dan perencanaan individual
Sedangkan, pada Kurikulum 2013 layanan peminatan merupakan program
Bimbingan dan Konseling yang berada dalam layanan perencanaan
individual serta berada dalam lingkup bidang karir. Melalui layanan
peminatan peserta didik dibantu untuk dapat menentukan pilihan dan
merencanakan program belajar, lanjutan studi, pilihan vokasi dan atau
pilihan karirnya sesuai degan potensi, prestasi dan minatnya.
2. Pada Kurikulum KTSP Guru BK/Konselor membantu peserta didik dalam
penempatan penjurusan ketika kenaikan kelas XI, sedangkan pada
Kurikulum 2013 Guru BK/Konselor sejak awal membantu penempatan
peminatan peserta didik ketika kelas X.
3. Konsep layanan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013 tidak
sekedar kegiatan yang melakukan kontak langsung dengan peserta
didik/konseli, tetapi juga menyusun rencana pelayanan Bimbingan dan
Konseling, melaksanakan pelayanan Bimbingan dan Konseling,

9
mengevaluasi proses dan hasil pelayanan Bimbingan dan Konseling, dan
melakukan tindak lanjut , serta memanfaatkan hasil evaluasi.
4. Waktu pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling pada Kurikulum
KTSP adalah 1 jam tatap muka secara klasikal per kelas per minggu.
Sedangkan, waktu pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling
berdasarkan Kurikulum 2013 menurut ketetapan Permendikbud No.81A
Tahun 2013 menyatakan bahwa Bimbingan dan Konseling pada
Kurikulum 2013 masuk kelas 2 (dua) kali tatap muka secara klasikal per
kelas per minggu dan satu kali kegiatan layanan/pendukung Bimbingan
dan Konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2
(dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.
5. Dalam bimbingan klasikal diterapkan model experiental learning, yang
mana Guru BK/Konselor mengajak peserta didik untuk belajar melalui
pengalamannya sendiri sehingga dalam pengambilan keputusan dalam hal
ini peminatan sesuai dengan keputusannya sendiri bukan merupakan
paksaan dari pihak lain.
6. Dalam implementasi layanan peminatan ini bimbingan kelompok lebih
ditekankan adanya kerjasama antar anggota kelompok dalam
memantapkan keputusannya dalam peminatan di sekolah.
7. Pada Kurikulum KTSP layanan konseling individu dilaksanakan ketika
siswa memiliki masalah dan dilaksanakan melalui tahapan identifikasi
kasus, diagnosis, prognosis, treatmen, dan follow up. Sedangkan, layanan
konseling individu pada Kurikulum 2013 dilaksanakan melalui analisis,
sintesis, diagnosis, konseling dan follow up

10
DAFTAR PUSTAKA

Anas,Salahudin.2010. Bimbingan Konseling.Bandung : Pustaka Setia.


Hasyim Farid. 2010. Bimbingan dan Konseling Religius. Jakarta: ar-ruzz media.
Mega Rahma Putri Nainggolan.2018.Implementasi Kurikulum 2013 Dalam
Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Aliyah Negeri
Kisaran.Medan.Universitas Negeri Islam Sumatera Utara
Rezki Wanda Febriya.2014.Survei Tentang Persepsi Dan Kesiapan Konselor
Terhadap Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan Kurikulum 2013 Di
Sma Surabaya Selatan.Jurnal Bk Unesa.Volume 04 Nomor 03.Universitas
Negeri Surabaya
Ridwan.2004.Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jogjakarta:Pelajar- Pelajar.
Rini Suwandi Raharjeng.2014.Implementasi Kurikulum 2013 Bimbingan dan
Konseling dalam Pelaksanaan Layanan Peminatan Peserta Didik SMA
Negeri 2 Lamongan.Jurnal BK.. Volume 04 Nomor 03.Lomongan
Prayitno dan Erma Amti. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

11
SOAL DAN JAWABAN

A. OBJECTIVE
1. Salah satu karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK adalah
adanya pembagian arah peminatan, yaitu  
a. peminatan kelompok mata pelajaran
b. lintas minat
c. pendalaman minat
d. minat bakat
2. secara kolaboratif peran dan berfungsi bk dalam implementasi k13 adalah
a. menguatkan pembelajaran yang mendidik
b. Menegaskan peminatan peserta didik dengan menggunakan isian
format II (arah awal peminatan).
c. Menyelenggarakan Layanan Penempatan dan Penyaluran sesuai
dengan arah peminatan studi peserta didik.
d. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi terhadap keterlaksanaan
arah peminatan peserta didik.
e. kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan
3. kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata
pelajaran perlu dilaksanakan dalam berbagai bentuk, kecuali :
a. Memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik
b. Merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan
kebutuhan peserta didik
c. Membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.
d. Menyelenggarakan Fungsi Outreach
e. kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan
4. Bimbingan dan konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan
pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan belajar yang
mendukung perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan
lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya menerapkan beberapa hal,
kecuali
a. memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip
bimbingan dan konseling dalam pembelajaran
b. melakukan asesmen potensi peserta didik,

12
c. melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta
didik
d. mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi
peserta didik.
e. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi yang tidak sesuai
terhadap keterlaksanaan arah peminatan peserta didik.
B. ESSAY
1. Karakteristik kurikulum 2013 dirancamg untuk....
jawab : memberikan kesempatan kepada siswa  belajar berdasarkanminat
mereka.
2. Salah satu karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK adalah
adanya pembagian tiga arah peminatan, yaitu...
Jawab : peminatan kelompok mata pelajaran, lintas minat, dan
pendalaman minat
3. Implementasi kurikulum 2013 Bimbingan dan Konseling dalam layanan
peminatan peserta didik adalah….
Jawab : seperangkat pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan, yang mana Bimbingan dan Konseling
memiliki peran penting dalam pendidikan untuk membantu peserta didik
memilih dan menjalani program atau kegiatan studi pada satuan
pendidikan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya sehingga mencapai perkembangan secara optimum.

13
YEL-YEL

Kami Anak yang pandai

Nurut sama buk dosen

Kesempatan kali ini

Pelajaran matkul BK

Ku suka matul ini woi

Karna menambah Ilmu

Terimakasih buk guru

Telah membimbing kami

(Balonku Ada lima)

14

Anda mungkin juga menyukai