Disusun Oleh:
Kelompok 6
BK Reguler C 2019
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukuratas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mengenai Sistem Teknologi Informasi dalam Pelayanan BK di
Sekolah Komputer Sebagai Sarana Kerja.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Bapak Rafael Lisinus Ginting S.Pd., M.Pd Selaku dosen mata kuliah yang telah
memberikan ilmu kepada kami.
2. Teman-teman yang telah membantu kami langsung ataupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
3. Orang tua kami, berkat dorongan dan semangat yang telah diberikan sehingga kami
dapat menyelsaikan makalah ini dengan baik
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan sesuai dengan kemampuan kami.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa nya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Medan,Agustus 2021
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tercapai melalui alat bantu maupun layanan-layanan yang berbasis penggunaan teknologi
informasi. Apa dan bagaimana sebenarnya “Sistem Teknologi Informasi dalam Pelayanan
BK di Sekolah Komputer Sebagai Sarana Kerja” baik bagi konselor maupun siswa, akan
dibahas dalam makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dimana kedudukan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling masuk ke dalam
berbagai layanan dalam bimbingan dan konseling. Ini berarti bahwa teknologi informasi
menjadi salah satu sarana bagi terlaksananya layanan bimbingan dan konseling.
1. Gambaran Umum dan Penyebab Perlunya Pemanfaatan Tekologi Informasi dalam
Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbigan konseling sebagai bagian integral dari pelayanan pendidikan juga tak luput
dari sentuhan-sentuhan peningkatan peran TI. Sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun
2006 tentang standar isi, bimbingan konseling adalah salah satu wadah bagi proses
pengembangan diri siswa dimana konselor sebagai petugas bimbingan konseling yang akan
membantu memfasilitasi perkembangan siswa secara optimal. Ditegaskan pula dalam pasal 1
poin ke-6, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa konselor
adalah bagian dari tenaga pendidik yang harus turut serta berpartisipasi dalam mewujudkan
terselenggaranya pelayanan pendidikan yang berkualitas.
4
disajikan oleh konselor siswa akan tertarik untuk memahami materi layanan yang
tentunya penting bagi perkembangannya dalam menjalani kehidupan secara mandiri.
e. Mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan bimbingan dan konsleling
serta berbagai macam sumber informasi yang penting bagi pengenbangan diri siswa.
Tujuan-tujuan diatas akan tercapai jika saja sistem serta manajemen instansi
pendidikan memberikan dukungan penuh bagi para konselor di lapangan dengan memberikan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Selain itu, peningkatan kompetensi sumber daya
manusia BK (Konselor) terutama yang berkaitan dalam penggunaan alat berteknologi tinggi
baik software maupun hardware juga sangat dibutuhkan.
5
tersampaikannya pesan yang disampaikan dari siswa pada konselor maupun
sebaliknya.
4) Telephone, sama seperti chatting media ini juga sering digunakan sebagai
mediakonseling secara langsung terutama dengan mulai adanya teknologi video
call yangdapat menampilkan ekspresi wajah siswa dalam konseling.
Beberapa metode diatas dapat dijalankan jika tersedia perangkat berupa HP/
Telepone, PC (Personal Computer), laptop modem dan beberapa sarana pendukung yang lain
seperti koneksi internet dan headphone.
b. Offline
Penggunaan teknologi dalam layanan bimbingan dan konseling dengan mode offline
(tidaktersambung dengan ineternet maupun media komunikasi jarak jauh yang lain) lebih
pada pemanfaatan komputer sebagai media pengolah data serta alat bantu dalam layanan
bimbingan dan konseling mislanya dengan menggunakan beberapa program komputer seperti
microsoft power point, video player dan beberapa media interkatif lain dalam melayani siswa.
Selain itu, beberapa program pengolah data seperti micdrosoft excel dan microsoft access
serta visual basic kini tersedia terutama dalam membantu konselor dalam menampilkan
layanan yang prima terhadap peserta didik.
6
Selain siswa yang mendapatkan keuntungan, konselor juga dapat memperoleh
keuntungan dari penyelenggaraan bimbingan dan konseling berbantuan TI, yatiu:
a. Menjadikan konselor sebagai pribadi yang terlatih, efektif dan efisisen dalam
penggunaan ICT.
b. Menjadikan konselor sebagai pendidik yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan
dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
c. Menjadikan konselor lebih terampil terhadap tren penggunaan teknologi dalam
bimbingan dan konseling.
d. Menjadikan konselor memiliki kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
teknologi lain yang dapat dimanfaatkan dalam proses bimbingan dan konseling.
e. Menjadikan konselor lebih tertarik untuk mengembangkan perencanaan penggunaan
teknologi dalam bimbingan dan konseling.
f. Meningkatkan kemampuan evaluasi (assesment) terhadap efektifitas penggunaan
media komputer dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
7
keadaan darurat dan tidak ada konselor pada saat itu maka CAC dapat berperan dalam
membantu konseli.
Nurfitriyani (2011) kemudian memaparkan beberapa penerapan komputer sebagai
sarana kerja bimbingan dan konseling mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan
tinggi.
Penerapan Komputer Sebagai Sarana Kerja BK di Sekolah Dasar
Komputer sebagai sarana kerja Bimbingan Konseling pada jenjang Sekolah Dasar,
dapat diterapkan sebagai :
1) Pusat arsip data siswa
2) Informasi kasus atau presensi bimbingan
3) Alat penyelenggaraan konseling kelompok melalui proyekto
8
Komputer Berbasis Internet
Pada layanan konseling juga terdapat teknologi komputer yang berbasis internet untuk
malakukan konseling dengan konseli, seperti: Cyber Counseling, E–counseling, chatting,
videocall, dan voice call merupakan bentuk aplikasi yang dapat membantu konselor dalam
proses konseling dengan cara yang lebih modern selain melakukan pertemuan dengan konseli
secara langsung. Aplikasi yang mempermudah jalannya konseling ini merupakan cara yang
baru dalam berkomunikasi secara lebih mudah dengan konseli, tetapi konseling yang
menggunakan teknologi ini bukan berarti menggantikan cara konseling konvensional (face to
face). Hanya saja ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi kendala yang sering menjadi
hambatan bagi proses konseling konvensional, seperti masalah waktu yang tidak tersedia dan
jarak yang memisahkan.
Dengan internet juga konselor dapat berkomunikasi sesama konselor, dapat mencari
informasi dan menyebarkannya dengan cepat dan mudah, dapat mengetahui perkembangan
zaman dan pergaulan konseli (peserta didik), dapat melakukan pendekatan terhadap konseli
(peserta didik). Jadi, komputer merupakan sarana kerja BK yang cukup efektif dan penting.
Mulai dari pengolahan data hingga melakukan cyber counseling dapat dilakukan jika
konselor dapat menguasai komputer dan komputer berbasis internet.
Menurut Sampson, Kolodinsky, & Greeno (Harul Huda, 2011) Berdasarkan potensi
penggunaan komputer untuk konselor dalam bimbingan dan konseling, maka dibuat secara
sederhana manfaat komputer berbasis internet sebagai berikut :
a. Website/Blog
Website ini berfungsi sebagai pusat informasi palayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa di sekolah. Hal ini akan memberikan gambaran awal kepada siswa tentang
proses layanan bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya informasi materi yang
diberikan kepada siswa dalam layanan bimbingan dan konseling.
b. Social Network
Social network atau jejaring sosial adalah salah satu layanan dunia maya yang
memungkinkan orang-orang dari tempat yang berbeda-beda bertemu dan saling
berkomunikasi dengan mudah.
c. E-mail
Email adalah layanan surat elektronik yang memungkinkan pengiriman surat secara
lebih cepat dan murah.
d. Chat room
9
Layananan chat room gratis banyak di sediakan saat ini. Kita bisa membuat grup
khusus untuk sekolah yang kita layani untuk memberikan layanan bimbingan konseling
secara virtual.
e. Video call
Video call ini memungkinkan orang-orang dapat berkomunikasi dengan bertatap
muka secara langsung dengan lawan bicaranya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan keberadaan TI sangat dibutuhkan dalam mendukung
pelayanan bimbingan dan konseling. Kondisi tersebut juga diperkuat dalam konsep BK
komprehensif dimana kedudukan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling masuk
ke dalam berbagai layanan dalam bimbingan dan konseling. Ini berarti bahwa teknologi
informasi menjadi salah satu sarana bagi terlaksananya layanan bimbingan dan konseling.
Dalam memberikan layanan bimbingan konseling, komputer akan menjadi sebuah
sarana yang sangat efektif dalam membantu konselor. Saat seorang konselor memberikan
layanan bimbingan di kelas, tentu akan sangat menarik apabila materi layanan tersebut
disampaikan dengan bantuan program-program komputer misalnya dengan menggunakan
Microsof Office Power Point. Dengan cara seperti ini siswa akan lebih tertarik untuk
menyimak materi dan materi tersebut akan lebih mudah dicerna siswa. Hal serupa juga dapat
dilakukan dalam layanan-layanan lainnya seperti layanan remediatif dan layanan perencanaan
individual.
3.2 Saran
Setelah mempelajari makalah ini semoga mahasiswa dapat memahami isi dari
makalah ini, walaupun isi dari makalah ini kurang sempurna. Mudah-mudahan apa yang
mahasiswa dapatkan dari makalah ini dapat diterapkan dalam kehidapan sehari-hari, dan bisa
bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sumarwiyah. 2016. Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan
Konseling Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional Konselor
Dalam Melayani Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling. Vol 2 No. 1 hal : 1-14.
Andi, Setiawan. 2016. Peranan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan Dan Konseling.
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi. Vol 1 No 1 Hal : 4
12