MINI RISET
“PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIO-
DRAMA TERHADAP PENYESUAIAN DIRI ETNIS BATAK TOBA DI
SEKOLAH PEMBAURAN SMA WR SUPRATMAN 1 MEDAN”
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Rahma Amelia Malik Siregar ( 1193351033 )
Sapira Amalia Al-Awanis ( 1193151019 )
Trisna Febrina ( 1191151015 )
Theodorus Asrot Simarmata ( 1193151027 )
BK REGULER C 2019
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dikemukakan tujuan dari penelitian ini
adalah Untuk Mengetahui Apakah Bimbingan Kelompok Teknik Sosio-Drama memiliki
pengaruh terhadap penyesuaian diri etnis batak toba di sekolah pembauran SMA WR
Supratman 1 Medan.
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk dapat
mengetahui pengaruh dari bimbingan kelompok teknik sosio-drama memiliki pengaruh
terhadap penyesuaian diri etnis batak toba di sekolah pembauran SMA WR Supratman 1
Medan.
2. Manfaat Praktis
2.1 Akulturasi
(X) (Y)
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang dihadapi
dalam penelitian, dimana jawaban sementara tersebut masih diuji lagi kebenarannya
(Sugiyono, 2007). Berdasarkan masalah dan landasan teori yang ada maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Bimbingan kelompok teknik sosio-drama tidak memiliki pengaruh apapun terhadap
penyesuaian diri etnis batak toba di sekolah pembauran SMA WR Supratman 1
Medan.
b. Bimbingan kelompok teknik sosio-drama memiliki pengaruh terhadap penyesuaian
diri etnis batak toba di sekolah pembauran SMA WR Supratman 1 Medan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dalam laporan ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan
menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan,
diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Menurut Saryono (2010).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok
teknik sosio-drama memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri etnis batak toba di sekolah
pembauran SMA WR Supratman 1 Medan.
PEDOMAN WAWANCARA
PENYESUAIAN DIRI
PERTANYAAN :
1. Apakah dikelas, kamu memiliki teman yang memiliki budaya yang berbeda dengan
kamu?
2. Mampukah kamu dengan mudah beradaptasi terhadap lingkungan belajar yang
memiliki perbedaan budaya dengan kamu?
3. Bagaimana sikap kamu dalam menghadapi perbedaan dalam budaya maupun
kebiasaan dari teman-teman yang berbeda kebudayaan dengan kamu?
4. Bagaimana cara kamu agar tetap nyaman berkomunikasi dengan teman yang berbeda
kebudayaan dengan kamu?
5. Menurut kamu, bagaimana cara menyingkirkan perselisihan antar budaya yang kerap
terjadi dilingkungan sekolah?
6. Bagaimana pandangan kamu memiliki teman yang berbeda budaya dengan kamu?
7. Apakah kamu mempunyai keinginan untuk mempelajari bahasa dari budaya lain?
8. Bagaimana kamu memposisikan kepribadian diri kamu dihadapan budaya lain saat
berkomunikasi?
9. Apakah kamu akan membatasi pergaulan dengan teman yang berbeda budaya dengan
kamu?
10. Apakah kamu nyaman bersosialisasi dengan teman yang berbeda budaya dengan
kamu?
11. Apakah kamu memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman yang berbudaya
lain?
12. Apakah kelebihan dan kekurangan dari berteman dengan orang yang berbudaya lain?
13. Apakah pernah terjadi diskriminasi terhadap budaya minoritas di sekolah?
14. Menurut kamu, bagaimana bentuk toleransi yang dapat kamu tunjukkan kepada teman
yang berbeda kebudayaan dengan kamu?
15. Menurut kamu, mengapa kita harus menghargai perbedaan budaya dan agama di
lingkungan kita?
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, mengabstrakan dan informasi data
kasar yang munculdari catatan lapangan. Reduksi data dalam penelitian ini berlangsung
secara terus menerus selama penelitian ini berlangsung. Reduksi data dilakukan untuk
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak diperlukan dan
mengorganisasikan data yang diperlukan sesuai fokus mengenai masalah penelitian.
b. Penyajian Data (Display Data)
Hasil reduksi data selanjutnya disajikan dalam bentuk teks naratif. Teks naratif
digolongkan sesuai topik masalah. Penyajian data merupakan tahapan untuk memahami apa
yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil
tindakan yang dianggap perlu.
c. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan (Conclusing drawing/ferivication)
Kegiatan verifikasi dan menarik kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari suatu
kegiatan konfigurasi yang utuh, karena penarikan kesimpulan juga diverifikasi sejak
berlangsungnya awal penelitian sampai akhir penelitian yang merupakan suatu proses
berkesinambungan dan berkelanjutan.
Berdasarkan uraian diatas, secara umum analisis data dalam penelitrian ini setelah
mencatat semua fenomena di lapangan baik melalui pengamatan, wawancara, dan
dokumentasi dalam bentuk catatan lapangan dilakukan melalui tahap berikut :
1) Menelaah kembali catatan hasil pengamatan wawancara dan studi dokumentasi serta
memisahkan data yang dianggap penting dan tidak penting, pekerjaan ini diulang
kembali untuk memeriksa kemungkinan kekeliruan klasifikasi.
2) Mendesktripsikan data yang telah diklasifikasikan, untuk kepentingan penelaah lebih
lanjut dengan memperhatikan fokus dan tujuan peneliatian.
3) Membuat kesimpulan akhir.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Data dari hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara kepada 10 orang siswa di
SMA WR Supratman 1 Medan.dimana 2 dari 10 subjek tersebut merupakan siswa etnis batak
toba dan 8 siswa etnis tionghoa. Pada penelitian ini ditemukan masalah mengenai
penyesuaian diri dalam hal interaksi sosial di sekolah.
B. Uji hipotesis
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui masalah yang dialami siswa etnis batak
toba dengan mayoritas etnis tionghoa sehingga perumusan hipotesis penelitian ini yaitu
“layanan bimbingan kelompok teknik sosio-drama memiliki pengaruh terhadap penyesuaian
diri siswa etnis batak toba di sekolah pembauran SMA WR Supratman 1 Medan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa etnis batak toba
mengalami masalah penyesuaian diri dengan lingkungan sekolahnya dimana siswa etnis
batak toba tersebut sulit untuk berinteraksi atau bersosialisasi dengan siswa etnis tionghoa
dikarenakan perbedaan budaya,bahasa,dan gaya hidup. Hal ini mengakibatkan siswa etnis
batak toba kurang mampu bergabung dengan kelompok siswa ertnis tionghoa sehingga
membuat siswa etnis batak toba merasa terabaikan dan menimbulkan perasaan cemas dan
sulit berinteraksi.
4.2 Pembahasan
Subjek yang memiliki latar belakang etnis batak toba mengalami masalah dalam
berinteraksi sosial dan bergaul dengan teman temannya disekolah karena memilkiki
perbedaan suku,budaya,dan norma-norma yang berlaku di dalam budaya mereka. Sehingga
membuat siswa etnis batak toba kurang mampu untuk berinteraksi.
Penggunaan bahasa yang digunakan dalam berinteraksi sosial adalah bahasa daerah.
Dimana ketika etnis batak dan tionghoa bergabung dalam suatu kelompok mereka
menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing sehingga tidak terjadinya interaksi yang
baik antara etnis batak dan etnis tionghoa.penggunaan bahasa daerah ini membuat
ketidaksinkronan dalam bergaul antara etnis batak dan tionghoa. Seharusnya pada saat
mereka berkumpul,mereka sebaiknya menggunakan bahasa indonesia agar interaksi sosial
yang terjadi diantara mereka berjalan dengan baik.
Keberagaman Suku,Budaya,Ras dan Agama di sekolah sering kali menjadikan siswa
satu dengan siswa yang lainnya kesulitan dalam hal berinteraksi sosial bahkan tidak jarang
terjadi konflik besar maupun kecil antar siswa yang berbeda budaya,namum hal itu tidak
menjadi masalah bagi siswa/siswi di SMA WR Supratman 1 Medan. Berdasarkan observasi
yang dilakukan terlihat bahwa para siswa etnis batak toba membaur dengan etnis tionghoa
tanpa ada masalah dalam hal diskriminasi maupun rasisme di sekolah tersebut namun
interkasi diantara mereka tidak berjalan dengan baik dan kadang terjadi kebingungan diantara
siswa karena terkadang mereka menggunkan bahasa daerah mereka.
Menghadapi beberapa kesulitan penyesuaian diri siswa etnis batak toba di sekolah
WR Supratman 1 Medan perlu adanya peran konselor sebagai unit pelayanan bimbingan dan
konseling yang bisa memberikan pelayanan dalam berbagai masalah yang terjadi disekolah
tersebut salah satunya adalah masalah penyesuaian diri yang berasal dari siswa etnis batak
toba di sekolah SMA WR Supratman 1 Medan melalui layanan bimbingan kelompok teknik
sosio-drama.
Pengertian sosiodrama menurut Roestiyah (2001:90) sosiodrama adalah dapat
mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan
sosial antar manusia. Sedangkan Tim Didaktik Metodik IKIP (1984:70) menyatakan bahwa
sosiodrama adalah mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial.
Menurut Djumhur dan Surya (dalam Nursalim dan Suradi, 2002:63) sosiodrama
merupakan teknik dalam bimbingan kelompok untuk memecahkan masalah-masalah sosial
melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu
peranan tertentu dari suatu situasi masalah sosial.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan sosiodrama adalah teknik yang
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial melalui kegiatan bermain peran
melalui dramatisasi ini para pemain memproyeksikan sikap, perasaan dan tingkah laku dari
orang yang diperankan.
B. Langkah-langkah yang dilakukan
5.2 Saran
Sebaiknya perbedaan suku maupun etnis tidak menjadikan perpecahan antar siswa
yang berada didalam suatu instansi. Seharusnya perbedaanlah yang mempersatukan seluruh
siswa dan warga negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA