Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HAKIKAT DAN KONSEP DASAR IPS

DOSEN PENGAMPU : SRI ENGGAR KENCANA DEWI, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. REVA AZZAHRA (2286232005)

2. APRILIA CAHYA NENGTYAS (2286232006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL HUDA

OKU TIMUR

2023
A. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan esensi IPS pada jenjang sekolah dasar, bila kita
simpulkan antara tujuan pendidikan nasional pada jenjang pendidikan dasar
dengan tujuan IPS di sekolah dasar, maka IPS memberikan sejumlah nilai lebih
terhadap ketercapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Memberikan
perbekalan pengetahuan tentang manusia dan seluk beluk kehidupannya dalam
astagatra kehidupan (ipoleksosbud hankam dan agama serta lingkungan dimana
manusia tinggal yaitu sebagai insan mandiri, keluarga dan masyarakat serta
bangsa dan negara, (2) Membina kesadaran, keyakinan dan sikap akan
pentingnya hidup bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan, bertanggung
jawab dan manusiawi (menghargai derajat-martabat sesama, penuh kecintaan dan
rasa kekeluargaan), (3) Membina keterampilan hidup bermasyarakat dalam
negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila, (4) Menunjang terpenuhinya
bekal kemampuan dasar dari peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota ummat manusia,
dan (5) Membina perbekalan dan kesiapan untuk belajar lebih lanjut dan atau
melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi (Hasan, 2004).

B. PEMBAHASAN
1. RUANG LINGKUP IPS
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memamfaatkan sumber-
daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan
kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah,
dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam
konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan pertimbangn bahwa manusia dalam konteks sosial demikian
luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran
IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi.
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi
sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi
dan sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang
ada di lingkungan sekitar peserta didik MI/SD.
Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas.
Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan
kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan
interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan
yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi
menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara
berkesinambungan. Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang
dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks
sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi
a. substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat
dan
b. gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.
Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu
karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu,
pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada
masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat
atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan
mencapai tujuannya.
IPS adalah ilmu sosial yang secara harfiah terbagi menjadi tiga sub
bidang ilmu yaitu Giografi, Sejarah dan Kependudukan. Masing masing
bagian tersebut dapat lagi dibedakan berdasarkan bidang kajian masing-
masing. Semakin tinggi kompleksitas kedalaman ilmu maka semakin sempit
ruang lingkup yang dikaji. Sedangkan untuk sekolah dasar pokok pokok
materi mengambil kepada 3 bidang tersebut yang terkadang diberikan secara
terintegrasi.
Pengenalan bidang giografi di SD lebih banyak menyajikan fenomena
alam baik di Indonesia maupun di luar negeri yang akan membangkitkan rasa
ingin tahu siswa. Sehingga siswa yang kreatif akan secara aktif mencari
literatur-literatur tambahan selain buku yang direkomendasikan oleh sekolah.
Bidang sejarah dikenalkan kepada anak SD lebih banyak menguraikan cerita-
cerita kepahlawanan dengan batas pemahaman baik dan buruk. Dengan
pengembangan aspek sesungguhnya di antara baik dan buruk tersebut terdapat
daerah abu-abu yang memerlukan kesabaran guru untuk menjelaskannya
berdasarkan fakta dan landasan psikologis suatu peristiwa. Dalam hal ini akan
memancing peluang diskusi yang lebih banyak, sehingga peran serta siswa
dalam kegiatan ini akan lebih besar. Kegiatan pembelajaran bidang ini sangat
relevan jika disajikan dengan metode demonstrasi bermain peran. Dimana
siswa akan terlibat langsung dengan aspek kejiwaan ketika memerankan
tokoh-tokoh sejarah. Bidang kependudukan lebih banyak mengulas tentang
tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan fungsi sosialnya dalam
berhubungan dengan orang-orang sekitarnya, baik dalam ruang lingkup yang
sempit sampai hubungan antar negara. Kompleksitas hubungan tersebut maka
akan berdampak kepada dua hal yaitu positif dan negatif. Bentuk nyatanya
adalah hubungan tersebut akan membawa manfaat di satu sisi dan berpotensi
konflik di sisi lain.
Harapannya adalah anak SD dapat lebih memahami keberadaannya
dalam hubungannya dengan lingkungan alam dan sosial. Baik dalam sekala
sempit maupun luas. Sehingga anak-anak kita mempunyai keterampilan dasar
dalam upaya membangun hubungan sosial baik dalam sekala regional maupun
antar negara. Keterampilan tersebut berintikan kepada keterampilan aplikatif
dan selektif. Keterampilan aplikatif mempunyai pengertian melalui hubungan
sosial siswa dapat memetik keterampilan yang bermanfaat bagi kesejahteraan
diri dan komunitasnya. Sedangkan keterampilan selektif adalah siswa mampu
menyaring hal-hal yang didapat dari hubungan sosial tersebut agar tidak
merugikan diri dan komunitasnya.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c. Sistem Sosial dan Budaya
d. perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

2. Pembelajaran IPS di SD/MI


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu mata pelajaran yang
diperoleh siswa Sekolah Dasar (SD) adalah kajian ilmu terapan yang memiliki
hubungan erat dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah
laku dan kebutuhannya. Secara umum, Sumaatmadja (dalam Gunansyah,
2015:7) menjelaskan ruang lingkup IPS meliputi: (1) sosiologi; (2)
antropologi; (3) sejarah; (4) geografi; (5) ekonomi; (6) psikologi.
Pemerintah telah berusaha membuat langkah-langkah penyempurnaan
kurikulum dalam rangka membangun pemahaman siswa yang nantinya akan
berdampak pada peningkatan mutu pendidikan terutama pada mata pelajaran
IPS. Adanya penyempurnaan kurikulum, diharapkan guru dapat menciptakan
inovasi pembelajaran dikelasnya sehingga pembelajaran bisa berlangsung
lebih menarik dan siswa memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan.
Sedangkan pendidikan IPS itu sendiri memiliki tujuan institusional.
Tujuan institusional pendidikan IPS pada tingkat SD dalam kurikulum
2013 yaitu untuk mencetak warga negara yang mempunyai pemahaman serta
pengetahuan tentang bangsanya, jujur, demokratis analitis, religius, senang
membaca, mempunyai keingintahuan yang cukup tinggi yang dibarengi
dengan semangat dalam mempelajari berbagai hal disekitarnya, memiliki
kepedulian terhadap lingkungan disekitanya baik itu sosial maupun fisik,
memberikan kontribusi pada perkembangan kehidupan sosial dan budaya,
serta mampu menjalin komunikasi dengan lancar (Suhanaji dan Siradjudin,
2017:15).
Sejalan dengan pendapat dari Sapriya (2012:46) bahwa melalui mata
pelajaran IPS pada tingkat SD akan mengarahkan setiap siswanya menjadi
seseorang yang mampu dalam berbagai hal mencakup pengetahuan,
keterampilan, sikap, serta nilainilai yang nantinya akan dipergunakan dalam
menyelesaikan permasalahan disekitarnya serta akan meningkatkan keahlian
dalam memutuskan suatu keputusan dan aktif dalam kegiatan masyarakat
dengan baik. Tingkat SD pada umumnya berada dalam tahap perkembangan
operational konkret, dalam artian mereka senang 2 melakukan kegiatan, masih
senang bermain, keingintahuan yang tinggi, bersemangat dalam melakukan
berbagai kegiatan, penggalian informasi, memperoleh macam-macam
pembelajaran yang variatif, serta memuaskan keingintahuannya.
Materi IPS yang dibelajarkan pada siswa SD memiliki banyak konsep
yang masih bersifat abstrak seperti konsep ruang, perubahan, kesinambungan,
ritual, akulturasi, nilai dan peranan. Banyaknya konsep abstrak yang ada
dalam pembelajaran IPS, tidak dapat dipungkiri mata pelajaran IPS masih
merupakan menjadi masalah dalam pembelajaran yaitu rendahnya
pemahaman siswa. Dilihat dari materi IPS yang berisi fakta, konsep, dan
generalisasi, memang membutuhkan porsi yang banyak dalam aspek
pemahaman.
Seorang guru perlu memecah proses pembelajaran IPS menjadi tujuan
penyusunannya, menganalisis masalah dan kesalahpahaman siswa dalam
kaitannya dengan tujuan pembelajaran dan menciptakan kegiatan yang
dirancang untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran tersebut. Namun
pada kenyataannya, terdapat kesenjangan yang cukup siginifikan antara apa
yang diharapkan dengan kenyataan yang muncul dalam kelas. Siswa diminta
untuk memahami semua materi pelajaran IPS secara baik dengan hanya
membaca semua teks bacaan yang ada di buku pegangan saja. Sedangkan
guru hanya berpegangan pada buku pegangan dan duduk diam tanpa
melakukan hal apapun untuk membantu siswanya dalam belajar di kelas,
dimana seharusnya diperlukan suatu kegiatan pembelajaran yang lebih dari
sekedar membaca untuk menunjang pengetahuan dan pemahaman siswa.
Permasalahan pembelajaran IPS lainnya yang juga perlu diperhatikan
adalah pembelajaran IPS di kelas bersifat kaku atau tidak luwes dan
kebanyakan siswa dalam belajar IPS hanya diminta untuk menghafalkan
materi-materi yang diberikan oleh guru sehingga pembelajaran tidak bisa
berlangsung lebih menarik dan siswa memiliki pengalaman belajar yang
kurang menyenangkan dan bermakna.

C. KESIMPULAN
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai
pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan
sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di
lingkungan sekitar peserta didik MI/SD.
Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu
juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan kajian
semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau
multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk
diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih
daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan. Sebagaimana
telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai
anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi
a. substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan
b. gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c. Sistem Sosial dan Budaya
d. perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sanusi, Dt. ( 1971) . Studi Sosial di Indonesia. Bandung: IKIP.


Ade Soetara, “ Makalah IPS sebagai Program
Pendidikan“ http://soetara.blogspot.com/2011/01/makalah-ips-sebagai-program-
pendidikan.html ( diakses tanggal 10 maret 2011)
Hidayati, Mujinem & Anwar Senen. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Lutfiyah, Attikah. “ Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup ISD dan
IPS”http://luthfiyyah.blogspot.com/2011/02/pengertian-isd-ilmu-sosial-dasar-
isd_18.html ( diakses tanggal 25 April 2005).
Mordianto, G. ( 2003). “ Social science dan Social
Studies”. www.kompas.com/kompas-cetak/0305/26/opini /308760.html(Diakses
tanggal 25 April 2005).
Nursyid Sumaatmadja. (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta. UT
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. ( Buku
1 ). Yogyakarta : FIP FKIP

Anda mungkin juga menyukai