Anda di halaman 1dari 26

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian Pembelajaran IPS

Menurut depdiknas menyatakan “ IPS merupakan mata pelajaran

yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi, yang

berkaitan dengan ilmu sosial”.1 Menurut Djahiri dalam Sapriya “IPS

merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan

dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya. Kemudian diolah

berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program

mengungkapkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah program

pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu

sosial dan humaniora.2 Dapat disimpulkan bahwa dari pembelajaran IPS

peserta didik akan lebih mengetahui hubungan manusia dengan manusia

lain, dengan lingkungan, dan sang pencipta melalui fakta, konsep, dan

generalisasi yang tampak dalam kehidupannya

Melalui pembelajaran IPS peserta didik tidak hanya mampu

menguasai teori-teori kehidupan di dalam masyarakat tapi mampu

menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial.

1
Depdiknas, kurikulum tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar, ( Jakarta:
BNSP, 2006), h.17
2
Susilo, dkk. Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial, (Salatiga: Widya Sari Press, 2009 ), h.1

14
15

2. Hakikat Pembelajaran IPS

Menurut Zuraik dalam Djahiri dalam Ahmad hakikat

pembelajaran IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu

masyarakat yang baik dimana para anggotanya benar-benar

berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung

jawab.3

Menurut Ahmat Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan

pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi

peserta didik sebagai warga negara sedini mungkin. Jadi, hakikat IPS

adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan

realita kondisi sosial yang ada di lingkungan peserta didik, sehingga

memberikan pendidikan IPS diharapakan dapat melahirkan warga

negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan

negaranya.4

3. Ruang Lingkup IPS

Menurut Sirdiyo IPS bukanlah mata pelajaran yang terdiri dari

beberapa disiplin ilmu yaitu, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi,

Antropologi dan Tata Negara.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi beberapa aspek-aspek

sebagai berikut:

1. Geografi meliputi, manusia, tempat dan lingkungan


2. Sejarah meliputi, waktu, keberlanjutan dan perubahan
3. Sosiologi meliputi, sistem sosial dan budaya
3
Ahmad Susanto, Teoribelajardanpembelajaran di sekolahdasar, (Jakarta: PT. Prenada
Group, 2013), h.137.
4
Ibid., h.137-138
16

4. Ekonomi meliputi, prilaku ekonomi dan kesejahteraan

Rudy Gunawan menyebutkan ruang lingkup IPS SD meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

1. Manusia, tempat dan lingkungan.


2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
3. Sistem sosial dan budaya.
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
5. IPS SD Sebagai Pendidikan Global (global education), yakni
mendidik peserta didik akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan
peradaban di dunia; menanamkan kesadaran ketergantungan antar
bangsa; menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi
dan transportasi antar bangsa di dunia; mengurangi kemiskinan,
kebodohan dan perusakan lingkungan.5

Dapat disimpulkan bahwa pokok bahasa atau topik yang terdapat

dalam mata pelajaran IPS tidak semata-mata didasarkan atas

kepentingan ilmu-ilmu sosial seperti, geografi, sosiologi, antropologi,

ekonomi, ilmu politik dan sejarah secara terpisah-pisah, akan tetapi

merupakan gabungan perpaduan dari beberapa macam sosial. 6

4. IPS di SD

Depdiknas menjelaskan bahwa IPS mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan den isu-isu

sosial. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dimasa

yang akan datang diharapkan peserta didik menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global dan mengalami perubahan setiap

saat.7

5
Rudy gunawan, Pendiidkan IPS Filosofi, Konsep dan aplikasi. (Bandung: Alfabeta 2011).h. 35
6
Sardiyo, Pendidikan IPS di SD, ( Jakarta: Universitas terbuka, 20011), h. 25
7
Ibid., h.575..
17

Lebih lanjut Depdiknas menjelaskan IPS di SD bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan


masyarakat dan lingkungan, 2) memiliki kemampuan dasar
untuk berpikir logis dan rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki
komitmen, kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusian, 4)
memiliki, kemampuan, berkomunikasi, bekerjasama
8
berkopetensi dalam masyarakat majemuk.

Pada dasarnya tujuan dari pelajaran IPS di SD adalah untuk

mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada peserta didik

untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan

serta lingkungannya, serta sebagai bekal bagi peserta didik untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, disimpulkan

pengertian IPS SD adalah mata pelajaran yang bersifat terpadu dan

diajarkan pada jenjang SD yang mengkaji fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik serta ruang

lingkupnya disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik perkembangan

peserta didik dan bersifat interdisipliner dengan tujuan membekali

peserta didik untuk mampu menghadapi perubahan tantangan global.

5. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

8
Ibid., h.575
18

ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi semua masalah yang

terjadi sehari-hari baik menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

masyarakat. Menurut Sardiyo pembelajaran IPS bertujuan membentuk

warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupan

sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial yang pada giliranya

akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab9

Menurut Mutaqin dalam Ahmad merumuskan tujuan

pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:

(1) Memiliki kesadaran terhadap masyarakat atau lingkungannya,


melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan
masyarakat. (2) Mengetahui dan memahami konsep dasar mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang
kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial. (3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir
serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah
yang berkembang di masyarakat. (4) Menaruh perhatian terhadap
isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat
analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang
tepat. (5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga
mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian
bertanggung jawab membangun masyarakat.10

Sebagai pendidik kita harus mengetahui pedoman dasar yang

menuntun atau menunjukan kita kepada tujuan pembelajaran IPS. Agar

peserta didik yang menerima pembelajaran tersebut mampu memahami

dan mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan maksud

dan tujuan pembelajaran tersebut.

9
Ibit., h.132
10
ibid.,h.145.
19

B. Aktivitas Belajar

1. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta

didik, karena memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena

dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih

baik.

Aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di

dalam interaksi belajar mengajar. menurut Anton Mulyono Aktivitas

artinya “kegiatan atau keaktifan”.sedangkan menurut Menurut Rochman

(dalam Depdiknas) mengemukakan bahwa: “Aktivitas belajar merupakan

segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (pendidik dan

peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan belajar”. Aktivitas yang

dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada peserta didik, sebab

dengan adanya aktivitas peserta didk pembelajaran dalam proses

pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.11

Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang

terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas

peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu

indikator adanya keinginan peserta didik untuk belajar. Aktivitas peserta

didik merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar

11
Anton ,Mulyono,.Aktivitas Belajar.( Bandung: Yrama, 2001). H. 26
20

mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan pendidik dan bisa

bekerjasama dengan peserta didik lain, serta tanggung jawab terhadap

tugas yang diberikan. Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam

proses pembelajaran adalah keaktivan peserta didik”. Keaktivan peserta

didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi

antara pendidik dengan peserta didik ataupun dengan peserta didik itu

sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan

kondusif, dimana masing-masing peserta didik dapat melibatkan

kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari peserta

didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan

keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian

aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik baik

secara fisik maupun non fisik, dalam proses belajar aktivitas peserta didik

yang diharapkan adalah keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap,

pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan

proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Dalam hal ini sangat diharapkan aktivitas positif peserta didik guna

menunjang keberhasilan proses pembelajaran seperti yang diharapkan.


21

2. Jenis - jenis Aktivitas

Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain Paul (dalam

Hamalik) membagi kegiatan belajar menjadi delapan kelompok, sebagai

berikut:

a. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar,


mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain
bekerja, atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi, dan
interupsi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengar: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan
suatu permainan, mendengarkan radio.
d. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis ceria, menulis laporan,
memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, dan
mengisi angket.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik,
diagram, peta, pola
f. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan, menari,dan berkebun
g. Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis factor-faktor, melihat, hubungan-hubungan,dan
membuat keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang,
dan lain-lain.12

3. Manfaat Aktivitas dalam Pembelajaran

Penggunaan azas aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki

manfaat tertentu antara lain:

1. Mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.


2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta
didik.
3. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan para peserta didik.
4. Para peserta didik bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

12
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara.)h. 172
22

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi


peserta didik demokratis.
6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara
orang tua dengan pendidik.
7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret, sehingga
mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan
terjadinya verbalisme.
8. Pembelajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan di masyarakat.13

C. Hasil Belajar dan Media Pembelajaran

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Oemar ”Hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru,

perubahan dalam tahap kebiasaan keterampilan, kesanggupan menghargai,

perkembangan sifat sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmani”.14

Sedangkan menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman belajar 15

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta

didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Nana Sudjana membagi

tiga macam hasil belajar, yakni (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b)

Pengetahuan dan pengertian, (c) Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis

hasil belajar dapat di isi dengan bahan yang telah ditetapkan kurikulum.

Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi

verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e)

keterampilan motorik.

13
Ibid., h. 175
14
ibid.,h.3
15
Nana, Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Pt. Ramaja Rosdakarya,
2010) h. 22
23

Menurut Nana mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik.16Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta

didik setelah menerima pengalaman belajarnya.

2. Tipe Hasil Belajar

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi

tiga bidang yakni bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotoris.

Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek

hasil belajar tersebut.17

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau hafalan, pemahaman, aplikasi

atau penerapan , analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan ransangan dari luar, responding atau jawaban,

valuing atau penilaian, organisasi, karakteristik nilai atau internalistik

nilai.

3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni,

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

16
NanaSudjana, Dasar-Dasar Proses BelajarMengajar, (Bandung:SinarBaruAlgesindo, 2009),
h. 3
17
Ibid.,h. 49-54
24

kemampuan dibidang fisik, gerakan skill, gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Menurut penulis tujuan yang ingin dicapai atau didapatkan dalam

proses pembelajaran dikategorikan kedalam tiga kelompok yaitu ranah

afektif, kognitif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut tidak bisa

dipisahkan, karena ketiga ranah tersebut merupakan kesatuan yang saling

berkaitan satu sama lain yang harus tampak dalam hasil pembelajaran.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para

pendidik di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta

didik dalam menguasai isi bahan pengajaran.

3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Muhibbin Syah secara global, faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar peserta didik dapat kita bedakan menjadi tiga

macam, yakni:

1) Faktor internal dari peserta didik antara lain:

a) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta

didik dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah,

apalagi jika disertai sakit kepala misalnya, dapat menurunkan

kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya


25

pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus

jasmani agar tetap bugar, peserta didik dianjurkan mengkonsumsi

makanan dan minuman yang bergizi.

b) Aspek Psikologis

Aspek psikologis dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas

perolehan belajar peserta didik. Diantara factor-faktor rohaniah

peserta didik yang pada umumnya di pandang lebih esensial itu

sebagai berikut:

1. Tingkat kecerdasan/ intelegensi peserta didik

2. Bakat peserta didik

3. Minat motorik

4. Motivasi peserta didik

5. Sikap peserta didik

2) Faktor eksternal peserta didik

Faktor eksternal peserta didik terdiri atas dua macam yaitu:

a) Lingkungan Sosial

Selain lingkungan sosial sekolah dan masyarakat yang

lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang

tua dan keluarga peserta didik.


26

b) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan non

sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah.18

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan

pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar itu sendiri.Sugihartono, dkk. Menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor

psikologis

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor

eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor

masyarakat.19

Menurut penulis terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil

belajar peserta didik yag terdiri dari faktor internal meliputi: faktor

jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di

luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah,

dan faktor masyarakat.

18
MuhibbinSyah ,PsikologiPendidikan,(Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2010), h.129.
19
Sugihartono, dkk. Psikologi Pendididkan. (Yogyakarta : UNY Press. 2007). h. 76-77
27

D. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti “Tengah atau Pengantar”. Sedangakan Menurut Hamalik media

adalah “Sesuatu alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pemberi ke penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

minat dan perhatian peserta didik”.20 Sedangkan menurut Gagne dalam

Etin mengartikan “media sebagai jenis komponen dalam lingkungan

peserta didik yang dapat merangsang mereka untuk belajar”.21

Media Pengajaran adalah sarana yang membantu para pendidik.

Para pendidik perlu menyadari bahwa tidak semua peserta didik senang

dengan peragaan media. Peserta didik yang peka dan auditif mungkin tidak

banyak memerlukannya tetapi peserta didik yang bersifat visual akan

banyak meminta bantuan media untuk memperjelas pemahaman bahan

yang disajikan.22Menurut penulis media pembelajaran adalah alat yang

digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi kepada penerima dari

yang abstrak menjadi kongrit dan dapat merangsang minat sipembina

2. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai dalam Azhar fungsi media dalam

pembelajaran:

20
OemarHamalik, Proses BelajarMengajar,(Jakarta:BumiAksara, 2008),h.7.
21
Etin, Solihatin, Roharjo, Cooperative LearningAnalisis Model Pembelajaran IPS, (Jakart:,
Bumi Aksara, 2010), h.23.
22
Kasmadi,Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan Model-Model Pengajaran
Sejarah,(Semarang: PT. Prima Nugraha Pratama, 2001), h.214
28

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga


dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik,
sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan
tenaga, apalagi kalau pendidik mengajar pada setiap jam
pelajaran.
4) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar
sebab tidak hanya mendengarkan uraian pendidik, tetapi juga
aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan,
memerankan, dan lain-lain.23

Media pembelajaran berfungsi bagi pendidik dan peserta didik

dalam pengunaanya, dengan kata lain menigkatkan kebermaknaan

belajar, perubahan tingkahlaku peserta didik, partisipasi aktif yang

mengakibatkan meningkatkan hasil belajar, membantu peserta didik

menemukan pengetahuan secara menyenangkan, dan daya tahan memori

relatif lama.24

Menurut penulis proses belajar mengajar dapat berhasil dengan

baik jika peserta didik dan saling berinteraksi dengan semua alat

indranya. Pendidik berupaya menampilkan ransangan yang dapat

diproses oleh indranya. Peserta didik diharapkan dapat meransang dan

menyerap dengan mudah apa yang telah disampaikan oleh pendidiknya.

Dengan penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan

pengalaman belajar yang lebih konkret kepada peserta didik dan juga

23
AzharArsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,2003), h 14
24
Ibid., h. 14.
29

dapat meningkatkan keaktifan dan semangat peserta didik dalam

mengikuti proses pembelajaran.

3. Jenis Media Pembelajaran

Jenis media yang biasa digunakan dalam proses pengajaran

menurut Wina antara lain:

1) Media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja,


ataumedia yang hanya memiliki unsur suara seperti radio, dan
rekaman suara. 2) Media Visual yaitu media yang hanya dapat
dilihat saja, tidak mengandung unsur suara, yang termasuk ke
dalam media ini adalah film slide (film bingkai), foto, transparasi,
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti
media grafis dan lain sebagainya. 3) Media audiovisual adalah
media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung
unsur gambar yang bisa dilihat. Jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua janis media
yang pertama dan kedua.

Dari uraian di atas dapat disumpulkan ada banyak media yang bisa

kita gunakan dalam proses pembelajaran seperti, film, vidio, kartun, cetak,

chart, foto, grafik, bagan atau diagram, poster kartun, komik, realita,

radio, televisi, dan lain-lainya.25

4. Prinsip - Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Menurut Nana prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran yaitu:

1) Menentukan jenis media dengan tepat.

2) Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.

3) Menyajikan media dengan tepat.

25
WinaSanjaya,StrategiPembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta:
KencanaPrenada Media Group, 2010) h.172.
30

4) Menetapkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan

situasi yang tepat.

Berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan media di atas sebelum

melaksanakan pembelajaran seorang pendidik hendaknya dapat

memperhatikan apakah media tersebut sudah sesuai dan tepat digunakan

agar dapat mencapai hasil yang baik dalam pembelajaran26

5. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Sudjana mengemukakan manfaat media pembelajaran

dalam proses belajar peserta didik yaitu:27

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga


meningkatkan motivasi peserta didik.
2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga lebih dapat
dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
3) Model pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak saja berkomonikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik, sehingga peserta
didik tidak bosan.
4) Peserta didik lebih banyak melaksanakan aktivitas, karena peserta
didik tidak hanya mendengarkan pendidik, tetapi juga mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain - lain.

Sedangkan manfaat penggunaan media pembelajaran di dalam

proses belajar mengajar menurut Arsyad adalah sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan


informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan
kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.

26
Nana SudjanadanRivai, Ahmad, Media Pengajaran,.(Bandung: SinarSyah, 2009) h.10
27
Sudjana,PenilaianHasil Proses BelajarMengajar,(Bandung: RemajaRosdakarya, 2008), h. 75
31

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan


waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan pendidik,
masyarakat, dan lingkungannya. 28

E. Media Flipchart

1. Pengertian Media Flipchart

Flipchart adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang

dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran. Bahan

flipchart biasanya kertas ukuran plano yang mudah dibuka -buka, mudah

ditulisi, dan berwarna cerah. Untuk daya tarik, flipchart dapat dicetak

dengan aneka warna dan variasi desainnya.

Susilana menyatakan bahwa flipchart adalah “Lembaran-lembaran

kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50 X 75 cm, atau yang

lebih kecil 21X 28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang

diikat pada bagian atasnya. Flipchart dapat digunakan sebagai media

penyampaian pesan pembelajaran. Dalam penggunaanya dapat dibalik

jika pesan pada lembaran depan sudah ditampilkan dan digantikan dengan

lembaran berikutnya yang sudah disediakan.29

Sedangkan menurut Indriana media flipchart adalah lembaran-

kertas berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar sebagai

flipbook, yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya.30

28
Arsyad, Azhar.. Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers,2011 ), h. 25-27
29
Susilana,Media Pembelajaran.(Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h 98.
30
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Diva Press, 2011),h. 66
32

Menurut Hosnan flipchart adalah lembaran-lembaran kertas yang

ukuranya cukup besar agar dapat dilihat bersama-sama31.

Menurut Yudhi Munadi flipchar adalah lembaran-lembaran kertas

dimana terdapat gambar yang besar yang dapat dibalikan pada sebuah

gantungan.32

Dari beberapa definisi yang telah dikemungkan di atas, media

flipchart dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan

pembelajaran. Flipchart merupakan salah satu media yang sangat

sederhana dan cukup efektif di gunakan dalam meningkatkan rasa ingin

tahu peserta didik.

2. Cara Menggunakan Media Flipchart

Cara menggunakan flipchart menurut Susilana antara lain sebagai

berikut:

1) Mempersiapkan diri yaitu dalam hal ini pendidik perlu menguasai


bahan pembelajaran dengan baik, memiliki keterampilan untuk
menggunakan media tersebut, kalau perlu untuk memperlancar
lakukanlah dengan latihan berulang-ulang tidak langsung dihadapan
siswa,
2) Penempatan yang tepat yaitu perhatikan posisi penampilan, atau
sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dengan baik oleh semua
peserta didik yang ada di ruangan kelas tersebut,
3) Pengaturan peserta didik yaitu untuk hasil yang lebih baik, perlu
pengaturan peserta didik misalnya peserta didik dibentuk menjadi
setengah lingkaran. Perhatikan juga peserta didik dengan baik agar
memperoleh pandangan yang baik,
4) Perkenalkan pokok materi yaitu materi yang disajikan terlebih
dahulu diperkenalkan kepada peserta didik pada saat awal membuka
pembelajaran,

31
Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontektual Dalam Pembelajaran Abad 21. (Bogor:
Ghalia Indonesia 2014). h. 115
32
Yudhin Munadi, Media Pembelajaran, ( jakarta: gaung persada, 2012)h. 4
33

5) Sajikan gambar yaitu setelah masuk pada materi, mulailah


memperlihatkan lembaran-lembaran flipchart dan berikanlah
keterangan yang cukup,
6) Beri kesempatan peserta didik untuk bertanya yaitu pendidik
hendaknya dapat memberikan stimulus agar peserta didik mau
bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah
disampaikannya jelas dipahami atau masih kurang jelas. Kalau perlu
peserta didik memberikan komentar terhadap isi flipchart yang telah
disampaikan.
7) Menyimpan yaitu menyimpulkan materi yaitu kesimpulan tidak
harus oleh pendidik, namun justru peserta didiklah yang harus
menyimpulkan materi yang diperkuat oleh pendidik. Jika dirasa
perlu, pendidik membuka beberapa Flipchart yang dianggap penting.
Hasil belajar adalah suatu tolak ukur kemampuan yang dimiliki
peserta didik bisa diwujudkan dalam bentuk nilai/skor. 33

Cara menggunakan media flipchart antara lain, kartu-kartu yang

sudah disusun di pegang setinggi dada dan menghadap ke depan peserta

didik. Cabut satu-persatu kartu tersebut setelah pendidik selesai

menerangkan. Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada peserta

didik yang duduk di dekat pendidik. Jika sajian dengan cara permainan,

letakan kartu-kartu dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu

disusun, siapkan peserta didik yang akan berlomba34

Adapun cara mendesain media flipchrat menurut Rudi Susilana dan

Cepi Riyana sebagai berikut :

a. Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan

kardus

b. Kertas tersebut diberikan tanda dengan pensil atau spidol dan

menggunakan penggaris, untuk menentukan ukuran 25 x30 cm.

33
Susilana, Media Pembelajaran, (Bandung:CV Wacana Prima, 2009), h. 93.
34
Ibit, hal 96-97
34

c. Potong-potong kertas duplek tersebut dapat menggunakan gunting

atau pisau karter hingga tepat berukuran 25x 30 cm , buatlah kartu-

kartu tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau

sejumlah materi yang akan disampaikan.

d. Jika objek gambar akan langsung dibuat dengan tangan, maka kertas

atas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar,

misalnya HVS, kertas concort atau kertas karton.

e. Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti

kuas, air, spidol, pensil warna, atau membuat desain menggunakan

komputer dengan ukuran yang sesuai lalu setelah selesai ditempel

pada alas tersebut.

f. Jika gambar yang akan ditempel manfaatkan yang sudah ada,

misalnya gambar-gambar yang dijual di toko, di pasar maka

selanjutnya, gambar-gambar tersebut tinggal dipotong sesuai dengan

ukuran kertas lalu ditempel menggunakan perekat atau lem kertas

g. Pada bagian akhir adalah memberi tulisan pada bagian kartu sesuai

dengan objek yang didepannya.35

Menurut penulis langkah-langkah dalam penerapan media flipchart

tergantung dari metode yang akan digunakan oleh pendidik dan yang

paling terpenting pendidik harus mempersiapkan diri, dan menguasai

bahan pembelajaran . Dengan adanya langkah-langkah penerapan media

flipchart ini sangat membantu pendidik dalam penggunaannya, agar

35
Ibit, hal95
35

nantinya tujuan pembelajaran tercapai. Tetapi pendidik tidak selalu harus

menggikuti langkah-langkah yang ada. Pendidik bisa menerapkannya

dengan cara yang lain. Tergantung kepada situasi dalam proses

pembelajaran.

3. Kelebihan dan Kekurang

a. Kelebihan Media Flipchart

Dalam penggunaan media flipchart memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan. Menurut Arsyad Lincolin kelebihan media

Flipchart adalah:

1) Flipchart dapat digunakan dalam model pembelajaran inovatif


apapun.
2) Mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis.
3) Dapat digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan.
4) Bahan pembuatan relatif murah dan menghemat biaya.
5) Mudah dibawa kemana-mana.
6) Meningkatkan kreativitas belajar peserta didik.
7) Dapat diletakan di mana saja.
8) Flipchart juga dapat mempermudah mengingat suatu materi
pelajaran yang diajarkan oleh pendidik.

b. Kekurangan Media Flipchart

1) Hanya bisa digunakan untuk kelompok peserta didik yang berisi


sekitar 30 orang.
2) Penyajiaanya harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum
peserta didik yang melihat media.
3) Tidak tahan lama karena bahan dasar pembuatan flipchart adalah
kertas.36

Sedangkan menurut Susilana dan Cepi Riyana kelebihan media

flipchart adalah: 1) mampu menyajikan pesan pembelajaran secara

ringkas dan praktis, 2) dapat di gunakan dalam ruangan atau luar

36
Arsyad Lincolin, Ekonomi Pembangunan(Yogyakarta: STIE-YKPH, 2004), h.40
36

ruangan, 3) bahan pembuatan relatif murah, 4) mudah di bawa kemana-

mana, 5) menigkatakan aktivitas belajar peserta didik.

Sedangkan kekurangan media flipchart adalah: 1) sukar dibaca

karena keterbatasan tulisan, 2) biasanya kertas flipchart hanya dapat

digunakan untuk satu kali, 3) tidak sesuai untuk peserta yang lebih 15-20

orang.37

Menurut penulis kalau seorang pendidik tidak tepat menggunakan

atau penerapkan media flipchart maka kelebihan itu akan menjadi

kekuranyanya. Namun sebaliknya jika pendidik tepat dalam penggunaan

media flipchart maka kekurangan dari media tersebut bisa teratasi.

F. Penelitian Yang Relevan

1. Media ini pernah digunakan oleh Nilam Ariffani, Nim. 3101411132

Dengan Judul “Pengaruh Peggunaan Media Flipchart Sebagai Media

Pembelajaran Sejarah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X IPA

Madrasyah Negeri Cirebon Tahun Ajaran 2014/2015. Latar belakang

dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran sejarah

pendidik hanya menggunakan media-media gambar yang ada di buku

paket saja dan tidak di dukung oleh media lain sehingga anak menjadi

cepat bosan. Metode yang digunakan adalah metode kuntitatif dengan

desain eksperimen Noneguivalent control group desig. Berdasarkan hasil

penelitian skor rata - rata minat belajar peserta didik yang meningkat dari

hasil sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan media flipchart di

37
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran,( Bandung: CV Wacana Prima, 2009),
h. 87
37

kelas eksperimen dari 51, 07 menjadi 67, 61 sedangkan kelas kontrol

mengingkat dari 50, 35 menjadi 56,65.

2. Media ini pernah digunakan oleh Desi Eka Pratiwi dengan judul

“Penerapan media Papan balik (Flipchart) Pada pembelajaran tematik

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik sekolah dasar. Penelitian

ini berlatar belakang karena pembelajaran yang masih berpusat pada

pendidik (Teacher center) Cara penyampaian materi juga masih sangat

konvensional menggunakan metode ceramah. tidak ada umpan balik

(feed backantara pendidik dengan peserta didik). Tidak adanya

kelompok-kelompok belajar. Hal ini juga diperparuhi dengan ketidak

tersedianya media pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM. Oleh karena itu, solusi yang sesuai untuk memperbaiki masalah

tersebut. adalah dengan menggunakan media papan balik Flipchart.

Metode yang digunakan adalah STAD (Student Teams - Achievement

Division). Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK), Adapun Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik

SDN Semambung No. 296 Sidoarjo dengan jumlah peserta didik 41

orang. Pengumpulan data dengan menggunakan metode tes dan

observasi. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dengan

persentase pada siklus I 70,73 % dan pada siklus II 90,24 %


38

G. Kerangka Teori

Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh oleh

pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar yaitu menggunakan media

flipchart. Dalam aktivitas belajar ini yang melakukan kegiatan adalah peserta

didik. Oleh karena itu peserta didik harus aktif dalam pembelajaran.Pendidik

hanya berperan sebagai fasilitator. Keaktifan peserta didik dalam proses

belajar mengajar sangat penting diterapkan, karena keaktifan peserta didik

sangat mempengaruhi hasil pengetahuan peserta didik baik segi kognitif,

afektif maupun psikomotorik.

Sebaliknya, pada pembelajaran konvensional yang menekankan pendidik

sebagai informasi belajar peserta didik cenderung menerima dengan pasif.

Dalam pembelajaran model konvensional, pendidik cenderung memberikan

pengalaman belajar yang kurang menarik bagi peserta didik, sehingga peserta

didik kurang antusias dalam pembelajarannya.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat

dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah: Dengan menerapkan media

flipchart dapat meningkatkan keterampilan pendidik, aktivitas dan hasil

belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS pada peserta didik kelas III

SDN 12 Batang Anai Kecamatan Padang Pariaman dapat meningkat.”


39

Anda mungkin juga menyukai