Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep dan Rasionalisasi IPS
1. Ilmu Sosial
Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan
maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu ilmu sosial adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
2. Social Studies
Studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis,
melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah
sosial.
Achmad Sanusi (1971) memberi penjelasan sebagai berikut, studi sosial tidak
selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi
siswa sejak pendidikan dasar dan dapat berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan
kepada disiplin-disiplin ilmu sosial.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
Numan Soemantri (2001) menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu
sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA.
Penyederhanaan

mengandung

arti:

a) menurunkan

tingkat

kesukaran.

b)

mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan


kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.
Sapriya (2012:20) istilah IPS di Sekolah Dasar merupakan nama mata pelajaran
sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan
berbagai isu dan masalah sosial kehidupan.
Berdasarkan keranga tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah
bidang studi yang mempelajari, menelaah menganalisis gejala dan masalah sosial
di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan.
4. Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah
agar siswa dapat:
a. Mensistematiskan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki
tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
b. Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan
bertanggung jawab.
c. Mempertinggi rasa toleransi dan persadaraan di lingkungan sendiri dan antar
manusia.
5. Tujuan IPS
1

Menurut Nursid Sumaatmaja (2006) adalah membina anak didik menjadi warga
negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial
yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara.
Oemar Hamalik (1992:40-41) merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi
pada tingkah laku para siswa, yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman,
b. Sikap hidup belajar,
c. Nilai-nilai sosial dan sikap, dan
d. Keterampilan.
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Tujuan Pembelajaran IPS di SD mencakup dua hal mendasar, yaitu:
a. Memupuk kemauan dan tekad untuk hidup secara bertanggung jawab demi
keselamatan diri, bangsa, negara, dan tanah air,
b. Membangun sikap sosial yang rasional dalam kehidupan sehari-hari.
6. Hubungan IPS dengan Ilmu Sosial lainnya
Ika Kurnia (2014:22) Ilmu-Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam kehidupan bersama. Ilmu-ilmu sosial bersifat sepesifik dan teoretis
karena disertai kajian yang mendalam. Ilmu sosial terbagi menjadi beberapa cabang.
Cabang-cabang ilmu-ilmu sosial itu yang menjadi bahan kajian dan mata pelajaran
dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Farik Samlawi dalam (Ika Kurnia, 20) mengemukakan
bahwa cabang ilmu sosial antara lain:
a. Geografi
Geografi mempelajari kehidupan manusia dalam hubungan atau interaksinya
dengan lingkungan alam dan sosial. Sumbangan geografi terhadap ilmu
pengetahuan
mempengaruhi

sosial

adalah

lingkungan

pengetahuan
dan

tentang

bagaimana

bagaimana

lingkungan

manusia

mempengaruhi

kehidupan manusia.
b. Sejarah
Sejarah mempelajari tingkah laku (aktivitas) manusia pada masa lampau, baik
berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun riwayat masa lampau tersebut.
Konsep-konsep dasar dalam sejarah meliputi waktu, dokumen, alur peristiwa,
kronologi, peta, tahap-tahap peradaban, ruang, evolusi, dan revolusi. Sejarah
berfungsi sebagai prespektif berkaitan penggunaan pengetahuan tentang masa
lampau.
c. Ekonomi
2

Ekonomi

mempelajari

bagaimana

masyarakat

memenuhi

kebutuhan-

kebutuhan hidup mereka. Sumbangan ekonomi terhadap ilmu pengetahuan


sosial

adalah

menyediakan

pengetahuan

tentang

bagaimana

manusia

memutuskan untuk menggunakan dan mengalokasikan sumber-sumber daya


mereka, bagaimana sistem ekonomi serta permasalahannya.
d. Sosiologi
Sosiologi mempelajari interaksi antar warga masyarakat. Sumbagan sosiologi
bagi ilmu pengetahuan sosial berupa pemahaman bagaimana lembaga-lembaga
sosial berkembang dan bagaimana orang-orang berinteraksi di dalamnya.
e. Antropologi
Antropologi mempelajari kehidupan masyarakat tradisional. Sumbangan
antropologi bagi ilmu pengetahuan sosial adalah memberikan pengertian tentang
bagaimana kebudayaan berkembang dan mengapa kebudayaan tersebut berbeda.
Konsep-konsep

dasar

dari

antropologi

meliputi

kebudayaan,

tradisi,

pengetahuan, ilmu teknologi, norma, lembaga, seni, bahasa, lambing, dll.


f. Politik
Politik mempelajari bagaimana penyelenggaraan negara dilaksanakan supaya
tujuan bernegara dapat dicapai. Sumbangann politik terhadap ilmu pengetahuan
sosial adalah menyediakan informasi mengenai proses, perilaku dan lembagalembaga politik.
g. Psikologi Sosial
Psikologi Sosial mempelajari proses kejiwaan dan perilaku sosial manusia
sebagai makhluk sosial.
B. Ruang Lingkup IPS
Ruang lingkup IPS menyangkut kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat atau
manusia dalam konteks sosial dan dilengkapi dengan nilai-nilai yang menjadi
karakteristik program pendidiknya.
Berikut ini adalah nilai-nilai yang dikembangkan IPS:
1. Nilai Edukatif
Melalui pendidikan IPS, perasaan, kesadaran, penghayatan, sikap, kepedulian, dan
tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Kejelian mereka terhadap
ketimpangan sosial, penderitaan orang lain, perilaku yang menyimpang dari norma
dan nilai. Melalui IPS yang ditanamkan sampai menyentuh nuraninya. Masalah
sebagai fakta sosial diproses melalui berbagai metode dan pendekatan sampai betulbetul membangkitkan kepedulian serta tanggungjawab sosoial peserta didik.
Kepedulian dan tanggung jawab sosial, secara nyata dikembangkan dalam pendidikan

IPS untuk mengubah perilaku peserta didik bekerja sama, gotong royong, dan
membantu pihak-pihak yang membutuhkan.
2. Nilai Praktis
Pengetahuan IPS yang praktis bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengarkan
radio, membaca buku cerita, menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari sampai
kepada pengetahuan IPS yang berguna melaksanakan pekerjaan sebagai wartawan,
pengusaha, pejabat daerah, dan demikian seterusnya. Pembelajaran pada pendidikan
IPS diproses secara menarik, tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, dan secara
langsung ataupun tidak langsung bernilai praktis secara setrategis membina SDM
sesuai dengan kenyatan hidup hari ini, terutama untuk masa-masa yang akan datang.
3. Nilai Teoritis
Membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya diarahkan menjadi
SDM untuk hari esok. Oleh karena itu, pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan
membahas kenyatan, fakta dan data yang terlepas-lepas melainkan lebih jauh dari
pada itu menelaah keterkaitan suatu aspek kehidupan sosial dengan yang lainnya.
Peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan nalarnya ke arah dorongan
mengetahui sendiri kenyatan dan dorongan menggali sendiri di lapangan.
Kemampuan menyelidiki dan meneliti dengan mengajukan berbagai pertanyaan
mereka dibina serta dikembangkan. Dengan demikian, kemampuan mereka
mengajukan hipotesis dan dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan, juga
berkembang. Dengan perkataan lain, kemampuan mereka berteori dalam
pendidikan IPS, harus dibina dan dikembangkan dalam menghadapi kehidupan sosial
yang berkembang dan berubah.
4. Nilai Filsafat
Dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai
makhluk sosial. Melalui proses yang demikian, peserta didik dikembangkan
kesadaran dan penghayatannya terhadap keberadaan di tengah-tengah masyarakat,
bahkan juga di tengah-tengah alam raya ini. Dari kesadarannya terhadap keberadaan
tadi, mereka disadarkan pula tentang peranannya masing-masing terhadap
masyarakat, bahkan terhadap alam lingkungan secara keseluruhan. Dengan perkataan
lain, kemampuan mereka merenungkan keberadaan dan peranannya di masyarakat ini
makin dikembangkan. Atas kemampuan mereka berfilsafat, tidak luput dari jangkauan
pendidikan IPS.
5. Nilai Ketuhanan
Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan sosial yang begitu
luas cakupannya, menjadi landasan yang kuat penanaman dan pengembangan nilai
4

ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita manusia lahir batin. Nilai ketuhanan
ini menadi landasan moral SDM setiap hari, terutama untuk masa yang akan datang.
Hal ini wajib menjadi perhatian anda dan kita semua selaku guru IPS bahwa materi
dan proses pembelajaran apapun pada pendidikan IPS, wajib berlandaskan nilai
ketuhanan. Selanjutnya, dalam proses pembelajaran pendidikan IPS, anda selaku guru
IPS tetap berpegang pada ruang lingkupnya, yaitu manusia sebagai anggota
masyarakat atau manusia dalam konteks sosial.
Selain nilai ada dimensi-dimensi pembelajaran IPS. Empat dimensi yang
membedakan agar para guru dapat merancang pembelajaran PIPS secara sistematis
dan untuk meyakinkan bahwa semua kawasan (domain) sudah terliput, dimensi
tersebut adalah: (Sapriya, 2012: 48).
1. Dimensi pengetahuan (knowledge)]
Secara konseptual, pengetahuan hendaknya mencakup: 1) Fakta; 2) Konsep; 3)
Generalisasi, (Sapriya, 2012: 49).
a. Fakta
Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang dan hal-hal
yang terjadi. Beberapa fakta yang dapat diajarkan di kelas 1 misalnya:
1) Ada 10 siswa di kelas yang memiliki mainan.
2) Siswa perempuan berjumlah 15 orang.
Fakta yang disajikan untk siswa sebaiknya disesuaikan dengan umur, secara
umum fakta untuk kelas SD hendaknya peristiwa, objek, dan hal-hal yang bersifat
konkret.
b. Konsep
Konsep adalah kata yang mengelompokkan, berkategori, dan memberi arti
terhadap kelompok fakta yang berkaitan, (Sapriya, 2012: 49). Konsep tersebut
tergantung pada jenjang dan kelas sekolah, misalnya konsep keluarga dapat
diambil dari sejarah, ekonomi, sosiologi. Demikian konsep pariwisata dapat
diambil dari disiplin geografi, sejarah.
c. Generalisasi
Generalisasi merupakan suatu ungkapan/pernyataan dari dua atau lebih konsep
yang saling terkait. Generalisasi memiliki tingkat kompleksitas isi, disesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa misalnya:
1) Apabila orang tidak mau memelihara hewan peliharaannya, maka hewan
tersebut akan mati.
2) Memelihara hewan peliharaan dapat berakibat bagi orang lain disamping
bagi pemiliknya sendiri.
Rumusan generalisasi disesuaikan dengan kosep dan tingkatan kemampua
berpikir: semakin bertambah usia seseorang, semakin berbeda dalam

kemampuan bekerja perubahan dalam teknologi dapat mengakibatkan perubahan


yang tidak diperkirakan baik atau buruk, (Sapriya, 2012: 51).
2. Dimensi Keterampilan (skills)
Kecakapan mengolah dan menerapkan informasi merupakan keterampilan
yang sangat penting untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mampu
berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat demokratis, (Sapriya, 2012: 51).
Keterampilan yang diperlukan sehingga menjadi unsur dalam dimensi IPS yaitu:
a. Keterampilan meneliti
Penelitian mencakup sejumlah aktivitas sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan mengungkap masalah
2) Mengumpulkan dan mengolah data
3) Menafsirkan dan menganalisis data
4) Menilai bukti yang ditemukan dan menyimpulkannya
5) Menerapkan hasil temuan dalam konteks yang berbeda.
(Sapriya, 2012: 52).
b. Keterampilan Berfikir
Keterampilan berpikir banyak berkontribuksi terhadap pemecahan masalah
dan

partisipasi

dalam kehidupan

masyarakat

secara

efektif.

Beberapa

keterampilan berpikir yang dapat dikembangkan oleh guru untuk siswa:


1) Mengkaji dan menilai data secara kritis
2) Merumuskan faktor sebab dan akibat
3) Memprediksi hasil dari suatu kegiatan dan peristiwa
4) Bersepekulasi tentang mas depan, (Sapriya,2012: 52).
c. Keterampilan partisipasi sosial
Keterampilan partisipasi sosial keahlian bekerja dalam kelompok sangat
penting, karena dalam kehidupan bermasyarakat banyak orang menggantungkan
hidup melalui kelompok. Keterampilan partisipasi sosial yang perlu diajarkan
oleh guru meliputi:
1) Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain.
2) Berbagi tugas dan pekerjaan dengan orang lain.
3) Mengambil berbagai peran kelompok.
4) Menerima kritik dan saran, (Sapriya, 2012: 53).
d. Keterampilan berkomunikasi
Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman dan
perasaannya secara jelas, efektif, dan kreatif. Walaupun bahasa tulis dan lisan
menjadi alat berkomunikasi yang biasa, guru hendaknya selalu mendorong para
siswa untuk mengungkapkan gagasannya dalam bentuk lain, seperti: film, drama,
seni, bahkan dalam bentuk peta, (Sapriya, 2012: 53)
3. Dimensi Nilai dan Sikap (Values and Attitudes)
Nilai dapat dibedakan atas nilai substansif dan nilai prosedural.
a. Nilai substansif
Nilai substansif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan
umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan
6

informasi

semata.

Misalnya,

seorang

anggota

keluarga

akan

berbeda

pandangannya tehadap nilai hidup berkeluarganya. Dengan mengetahui bahwa


ada keragaman nilai dalam masyarakat dan mereka perlu mengetahui isi nilai dan
implikasi dari nilai tersebut. Dengan belajar nilai substansif, siswa menjadi
terampil dalam mengenal kedudukan nilai dari aneka ragam kelompok dengan
mengajukan pertanyaan berikut:
Apa yang dilakukan oleh kelompok, individu, bangsa pada saat ini atau masa
lalu? Apa alasan mereka?
Program pembelajaran IPS hendaknya dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan, merefleksikan, dan mengartikulasikan nilai-nilai
yang dianutnya, (Sapriya, 2012: 54).
b. Nilai Prosedural
Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih antara lain nilai kemerdekaan,
toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang
lain. Nilai-nilai kunci ini yang menyokong masyarakat demokratis, seperti toleran
terhadap pendapat yang berbeda, menghargai bukti yang ada, kerjasama,
(Sapriya, 2012: 55).
4. Dimensi Tindakan (Action)
Tindakan sosial merupakan dimensi PIPS yang sangat penting karena tindakan
dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif. Dimensi tindakan sosial
dapat dibelajarkan pada semua jenjang dan semua tingkatan kurikulum IPS. Dimensi
tindakan untuk pembelajaran IPS meliputi tiga model aktivitas sebagai berikut:
a. Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah dikelas seperti cara
berorganisasi dan bekerja sama.
b. Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan
c. Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada
saat siswa diajak untuk melakukan diskusi, (Sapriya, 2012: 56).
Ruang lingkup mata pelajaran IPS SD/MI meliputi:
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3. Sistem budaya dan sosial
4. Perilak ekonomi dan kesejahteraan.
C. Kedudukan IPS dalam pembelajaran SD
IPS mengajarkan manusia untuk hidup bersama, saling membantu dan berinteraksi
dengan lingkungan lainya. Pendidikan IPS diajarkan mulai dari tingkat SD sampai
Perguruan Tinggi. IPS di Sekolah Dasar diperlukan untuk menumbuhkan kemampuan
siswa, keberanian, dan imajinasi yang dapat dibawa kesuatu tindakan yang didasari atas
permbangan personal dan sosial. Dari sejak dini proses mengajar harus dikembangkan
secara sistematis untuk membekali kemampuan pengamatan siswa yang terorganisasi dan
7

membenuk konsep yang terstruktur berdasarkan atas ilmu-ilmu social, (Depsikbud,


1994).
Kedudukan IPS dilihat dari segi fungsinya ialah untuk mengantarkan anak didik
menjadi warga negara yang aktif. Dalam hal ini, pengajaran IPS memegang peranan
penting karena harus mempersiapkan anak didik untuk mengetahui tentang peranannya,
memahami hak dan kewajiban, serta bertanggung jawab sebagai Warga Negara
Indonesia. Fungsi IPS seperti yang dinyatakan dalam kurikulum 1994 ialah
mengembangkan

kemampuan

berfikir

rasional

tentang

gejala-gejala

sosial,

mengembangkan negara dan masyarakat Indonesia baik masa lalu dan masa kini.
(Depdikbud, 1993).
Fungsi IPS yang lain ialah mendorong anak didik untuk berpartisipasi dalam
kehidupan dunia seperti yang dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 ikut serta dalam
perdamaian dunia. IPS harus mempersiapkan anak didik untuk berpatisiasi secara
efekrif dilingkungan kelas, sekolah, masyarakat, negara dan dunia.
Kedudukan pengajaran IPS begitu unik karena harus mempersiapkan dan mendidik
anak didik untuk hidup dan memahami dunianya, dimana kualitas personal dan kualitas
sosial seseorang akan menjadi hal yang sangat vital. Menurut A.K Ellis (1991), bahwa
ada lima alasan dibalik diajarkan IPS sebagai mata pelajaran karena hal-hal berikut:
1. IPS memberi tempat bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan demokrasi.
2. IPS dirancang untuk membantu siswa menjelaskan dunianya
3. IPS adalah sarana untuk pengembangan diri siswa secara positif
4. IPS membantu para siswa memperoleh pemahaman mendasar tentang sejarah,
geografi, dan ilmu sosial lainnya.
5. IPS meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah sosial.
Semua hal di atas saling berkaitan dan saling mempengaruhi, dan saling mendukung
untuk tercapainya tujuan nasional.
IPS di Sekolah Dasar memfokuskan bagaimana mengembangkan potensi, keberanian,
keberadaan siswa sehingga:
1. Siswa dapat bertindak dan berinteraksi dengan lingkungannya
2. Siswa dapat memahami diri dan lingkungan sosialnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan
meninjau dari berbagai aspek kehidupan. Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah
8

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi seharihari, baik yang menimpa dirinya sendiri, maupun yang menimpa masyarakat. Ruang
lingkup IPS menyangkut kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia
dalam konteks sosial dan dilengkapi dengan nilai-nilai yang menjadi karakteristik
program pendidikannya. Kedudukan IPS dilihat dari segi fungsinya ialah untuk
mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang aktif.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai konsep dasar IPS diharapkan, kita sebagai
calon guru dapat lebih memahami tentang konsep dasar IPS. Apabila ada kekurangan dan
kesalahan dalam pembuatan makalah ini pembaca dapat mencari sumber lain.

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (1992). Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Mandar Maju
Sanusi, Achmad. (1971). Studi Sosial di Indonesia. Bbandung: IKIP
Sapriya. (2012) Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajara. Bandung: Remaja Rosdakarya
Soemantri, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sumaatmaja, Nursid. (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka
Yuliyanti, Kurnia ika. (2004). Diktat Kuliah IPS. Yogyakarta: UST
http://id.scribd.com/doc/61414420/kajian-IPS(diakses tanggal 12 september 2015)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196209261989041RIDWAN_EFENDI/Perspektif_dan_tujuan_IPS.pdf (diakses pada tanggal 12
september 2015)
http:// eprints.uny.ac.id/9795/3bab%202%2008108249052.pdf (diakses pada tanggal 12
september 2015) .
9

10

Anda mungkin juga menyukai