Anda di halaman 1dari 29

APLIKASI PEMBELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PADA MADRASAH IMTIDAIYAH (MI)

Oleh :

Dra. Hj. Yurnalis Nurdin, M.Pd


Widyaiswara Madya
Balai Diklat Keagamaan Palembang
e-mail : yurnalisnurdin@gmail.com

Abstrak:

Ilmu Pengetahuan Sosial di SD/MI berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai,


sikap, dan keterampilan peserta didik tentang masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia
serta merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-
ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial yang penting banyak memberi sumbangan kepada IPS
ialah Geografi, Sejarah, Sosiologi-Antropologi, dan Ekonomi. Akan tetapi di samping
itu juga banyak diperlukan bahan dari Ilmu Politik, Psikologi, Filsafat, bahkan
adakalanya juga Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah juga
merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya,
bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat
dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Aplikasi
Pembelajaran IPS ini bertujuan untuk bagaimana para guru IPS di tingkat SD/MI dapat
memahami Pengertian IPS, Klasifikasi Materi IPS, Sumber Bahan Pembelajaran IPS,
Pengorganisasian Pembelajaran IPS, Penilaian pembelajaran IPS, dan aplikasi pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial.

Kata Kunci : Aplikasi Pembelajaran IPS Untuk Guru Ilmu Pengetahuan Sosial
Madrasah

1
Ibtidaiyah
APLIKASI PEMBELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

A. PENDAHULUAN
Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai kecenderungan kuat untuk hidup
bersama orang lain atau berkelompok. Kehidupan berkelompok itu didorong oleh
nalurinya untuk mempertahankan hidupnya. Naluri itu diwujudkan melalui upaya
memenuhi kebutuhan hidup, baik yang bersifat jasmani (misalnya: makan, pakaian,
perumahan, kesehatan) maupun kebutuhan rohani (misalnya: pendidikan, hiburan,
agama). Wujud lain dari naluri hidup berkelompok ialah dalam hal mempertahankan diri
dan atau kelompoknya manakala mendapat gangguan atau serangan dari kelompok lain.
Di samping itu manusia senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya.
Manusia tidak hanya berinteraksi dengan sesamanya tetapi juga dengan unsur-unsur
hidup dan tak hidup yang ada di sekitarnya. Hal di atas menunjukkkan pentingnya
mempelajari pengetahuan sosial agar peserta didik memiliki bekal untuk hidup di
masyarakat.
Dalam Kurikulum 2004 Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata
pelajaran yang dimulai dari SD dan MI sampai SMP dan MTs. Untuk SD dan MI mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi Pengetahuan Sosial dan
Kewarganegaraan. Pada kurikulum tahun 2004, melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial, peserta didik diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara
Indonesia dan warga dunia yang efektif.

Pada kurikulum tahun 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan/KTSP yang sedang berjalan sekarang, untuk SD / MI dan SMP/MTs mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran IPS terpadu yang
terdiri atas (geografi, ekonomi, sejarah, dan sosiologi/antropologi).
Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan/KTSP Standar Isi 2006, tujuan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah menjadi warga negara Indonesia dan
warga dunia yang efektif, serta mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatih ketrampilan untuk mengatasi
setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau masyarakat.
merupakan tantangan berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan
setiap saat. Untuk itulah, Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang untuk membangun dan
merefleksikan kemampuan peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu
berubah dan berkembang secara terus menerus.
Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu mata pelajaran yang
menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara lain: Siapa
diri saya? Pada masyarakat apa saya berada? Persyaratan-persyaratan apa yang
diperlukan diri saya untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa?
Apakah artinya menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia? Bagaimanakah kehidupan
manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu? Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Tulisan yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Pengetahuan Sosial ini bertujuan
untuk bagaimana para guru IPS Madrasah Ibtidaiyah pada khususnya, dan para pembaca
pada umumnya dapat memahami:
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Klasifikasi Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial
3. Sumber Bahan PembelajaranIlmu Pengetahuan
Sosial.
4. Pengorganisasian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
5. Penilaian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
6. Aplikasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Kata-kata diatas sangat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kurikulum tahun
2006 yang berbunyi: Ilmu Pengetahuan Sosial antara lain bertujuan : (1) mengajarkan
konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan
melalui pendekatan pedagogis dan psikologis, (2) mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif, iinkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial,
(3) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
dan meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, baik secara nasional maupun globall (Permen no:22 tahun 2006).
Di samping tujuan di atas, juga untuk mengajarkan konsep-konsep dasar
sosiologi-antropologi, geografi, ekonomi, dan sejarah, melalui pendekatan pedagogis dan
psikologis, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan ketrampilan sosial, membangun komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta meningkatkan kemampuan bekerja
sama dan kompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global
(Depdiknas, bahan ajar bidang studi IPS 2004:2)

B. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial


Istilah Pengetahuan Sosial dalam kurikulum 2004 sebenarnya telah
diperkenalkan sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial, pada kurikulum tahun 2006
diperkenalkan lagi sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial, dan pada Kurikulum 1975 di
Pedoman Umum IPS Untuk Guru Sekolah Dasar, tim merumuskan: Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah pelajaran yang merupakan suatu fusi atau paduan dari
sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat juga dikatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-ilmu
sosial. Ilmu-ilmu sosial yang penting banyak memberi sumbangan kepada IPS ialah
Geografi, Sejarah, Sosiologi-Antropologi, dan Ekonomi. Akan tetapi di samping itu
juga banyak diperlukan bahan dari Ilmu Politik, Psikologi, Filsafat, bahkan
adakalanya juga Ilmu Pengetahuan Alam.
Sedang Pengetahuan Sosial adalah merupakan seperangkat fakta, peristiwa,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk
membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pada
pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa
yang akan datang.
Pengetahuan sosial merupakan terjemahan dari Social Studies, yaitu bidang
pelajaran bagi siswa di sekolah dasar dan menengah mengenai kehidupan
kemasyarakatan dan bahannya berasal dari berbagai disiplin ilmu sosial. Untuk
melukiskan dan menjelaskan berbagai peristiwa dan masalah yang timbul dari
kehidupan masyarakat itu, digunakan pendekatan interdisiplin.
Berikut ini diberikan beberapa difinisi Social Studies dari berbagai penulis
(Poerwito 92:3) :
1. Komisi Studi sosial dari National Education Association di Amerika Serikat (1916)
memberikan batasan : "those studies whose subject matter relates directly to the
organization and development of human society, and to man as a member of social
group". (Studi sosial merupakan mata pelajaran yang langsung berkaitan dengan
organisasi dan perkembangan masyarakat manusia dan manusia sebagai anggota
masyarakat).
2. Edgar B.Wesley, dalam buku Teaching Social Studies, (1952) menyatakan bahwa
Studi Social merupakan "those portions or aspects of the social sciences that have
been selected and adapted for use in the school or in other instructional situation"
(Studisosial merupakan bagian atau aspek-aspek ilmu-ilmu sosial yang telah dipilh
dan disesuaikan dengan maksud digunakan di sekolah atau situasi pengajaran lain).
3. Paul Mathias dari Inggris, dalam bukunya yang berjudul The Teacher's
Handbook for Sosial Studies, memberikan penjelasan, bahwa "Social Studies" is
the study of man in society, in the past, present, and future. As such, it involves a
study of the basic social characteristic of man, it includes a comparative study of
the racial and environmental differences between men, and it demands a
detailed investigation into the many and varied expressions of the adaptation of
man to the area in which he lives, and his relationship with other man". Kalau kita
artikan kedalam Bahasa Indonesia adalah, Studi Sosial merupakan pelajaran
tentang manusia dalam masyarakat pada masa lalu, sekarang dan yang akan
datang. Karena itu Studi Sosial membahas ciri kemasyarakatan yang mendasar dari
manusia, meliputi studi banding tentang perbedaan-perbedaan rasial dan
lingkungan antara manusia yang satu dengan lainnya, dan memerlukan
penelitian rinci terhadap berbagai pernyataan (perilaku) mengenai adaptasi
manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu
dengan lainnya.
Dari berbagai batasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa studi sosial
merupakan : (1) mata (bidang) pelajaran bagi siswa sekolah dasar dan menengah, (2)
mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat, (3) bahannya bersumber dari berbagai
disiplin ilmu sosial. Batasan-batasan yang diberikan oleh berbagai pakar tersebut
hanya menunjukkan perhatian utama masing-masing.
Studi Sosial bersifat lebih praktis, tidak menyajikan materi yang terlalu abstrak
dan teoritis, tetapi lebih bersifat terapan. Studi Sosial lebih menitikberatkan pada bahan-
bahan pelajaran yang langsung menyangkut kepentingan siswa dalam rangka proses
belajar mengajar guna mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

C. Klasifikasi Materi Ilmu Pengetahuan Sosial.


Materi Ilmu Pengetahuan Sosial sebenarnya sangat banyak karena berkaitan
dengan kehidupan sosial masyarakat yang semakin lama semakin kompleks. Untuk
itu perlulah guru Ilmu Pengetahuan Sosial memilih dan memilah materi mana
yang bermanfaat bagi peserta didik. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata
pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Untuk itu guru harus memahami
pengertian betul pengertian fakta, konsep dan generalisasi.

1. Fakta.
Fakta berasal dari kata factum yang berarti kejadian adalah tingkat paling
rendah dari suatu abstraksi. Suatu fakta adalah dalam keadaan faktual (yang
sesungguhnya) dan dapat diterima sebagaimana adanya dan nyata yang sekarang ada
atau berdasarkan jejak-jejak/bukti yang pernah ada, merupakan obyek, peristiwa atau
kejadian. Fakta tidak memiliki konotasi nilai. Kalau siswa diminta untuk
menyebutkan, nama, simbol, atau peristiwa maka materi pelajaran tersebut termasuk
fakta. Fakta adalah suatu penerapan konsep dengan menunjukkan suatu contoh, nama
obyek atau peristiwa. Kata-kata untuk fakta antara lainmenyebutkan nama, kapan peristiwa
terjadi berapa jumlah, dimana dan lain-lain. Ada beberapa contoh fakta :
a. Siapa nama Presiden RI pertama ?
b. Kapan Indonesia merdeka?
c. Apa nama mata uang negara Republik Indonesia?
d. Di mana letak Gunung Agung ?
Adapun bentuk materi yang berupa fakta :
a. Soekarno presiden RI pertama
b. Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945
c. Rupiah nama mata uang RI
d. Gunung Agung terletak di Pulau Bali

2. Konsep
Pertama, marilah kita mengerti apa yang dilmaksudkan dalam konsep. Kalau
sekarang kita berpikir tentang konsep, di sini adalah sekelompok fakta atau data yang
banyak memiliki ciri-ciri yang sama kemudian disimpulkan maka akan menjadi konsep.
Pahlawan merupakan konsep yang berarti orang yang berjasa. Sumber alam
, pasar adalah merupakan contoh suatu konsep
Karena konsep masih berupa gambaran atau segala sesuatu yang bersifat abstrak
yang mungkin terjadi di manapun, maka konsep perlu diartikan (diberikan pengertian
didefinisikan, diidentifikasikan, diklasifikasikan dan diberikan ciri-ciri yang khas, unsur-
unsur atau atribut yang dapat membentuk suatu pengertian). Oleh sebab itu siswa
diminta untuk mengemukakan suatu pengertian, definisi, klasifikasi, dan identifikasi.
Kata-kata untuk konsep antara lain: definisikan, klasifikasikan,
identifikasikan, ciri-ciri dan lain sebagainya.
Contoh:
a. Apakaih candi itu ?
b. Apakah nilai itu ?
c. Apakah pasar itu
d. Apakah pengertian sumberdaya alam
itu? Bentuk materi yang berupa konsep:
a. Candi adalah bangunan suci umat Hindu/Budha yang berfungsi sebagai makam atau
tempat pemujaan, yang terbagi atas atap candi, badan candi, dan kaki candi.
b. Nilai adalah standar penuntun perilaku seseorang dalam menentukan apa yang baik dan
buruk, berharga dan berguna atau tidakrrya sesuatu.
c. Unsur kebudaayan asli Indonesia meliputi pertanian, wayang, batik, bahasa, mata
uang, pengecoran logam, pelayaran, astronomi dan susunan masyarakat.
d. Sumberdaya alam adalah segala macam potensi yang terkandung di dalam maupun di
luar bumi yang dapat memberi daya dukung terhadap manusia penghuni bumi.
Contoh konsep yang dikemukakan di atas berasal dari berbagai disiplin ilmu social. :
Konsep candi berasal dari ilmu arkeologi, konsep rilai berasal dari filsafat etika,
konsep kebudayaan berasal dari antropologi konsep sumber daya alam berasal dari
geografi.
Demikian juga dengan konsep-konsep yang lain seperti kepercayaan, norma,
kelangkaan, distribusi, globe, cuaca, wilayah, wewenang, pemerintahan, rakyat, hukum,
dan penduduk.

3. Prinsip
Prinsip adalah dasar atau asas kebenaran berpikir dan bertindak atau
hukuman dari berbagai konsep yang telah teruji kebenarannya sehingga berlaku
dimana saja dan kapan saja. Antara konsep dan prinsip terdapat klasifikasi materi
yang disebut generalisasi. generalisasi merupakan hubungan beberapa konsep (dua atau
lebih) yang berlaku pada suatu kondisi tertentu. Oleh karena itu generalisasi hanyalah
merupakan suatu hipotesa yang kebenarannya masih perlu diuji dengan bukti-bukti.
Seseorang dikatakan menyusun generalisasi bila orang itu menarik dua atau lebih
konsep sedemikian rupa sehingga mereka saling berhubungan antara yang satu dengan
yang lain.
Ada beberapa perbedaan antara fakta dengan generalisasi. Fakta dapat diobservasi,
lebih konkret, kita dapat menyediakannya, dapat menyentuhnya, dapat merasakannya.
Fakta bersifat berlaku khusus dan terjadi di tempat kita melakukan observasi.
Sebaliknya generalisasi lebih abstrak, tidak dapat dioservasi paling tidak secara
langsung. Kita hanya dapat mengobservasi melalui fakta sebagai substansinya. Fakta
dapat memberi penjelasan, dan melalui penjelasan itu kita dapat menyusun generalisasi.
Generalisasi yang telah teruji kebenarannya sehingga berlaku di mana-mana dan dan
kapan saja, disebut prinsip. Karena sifat kebenarannya yang sama maka prinsip
disamakan juga dengan teori, dalil ataupun dogma.
Dengan demikian, kalau peserta didik diminta untuk mengemukakan hubungan
antara beberapa konsep, menjelaskan keadaan atau hasil hubungan antara berbagai konsep,
maka materi pelajaran tersebut termasuk dalam kategori prinsip. Kata-kata prinsip dan
generalisasi: jelaskan, mengapa, bagaimana sebab akibatnya, bagaimana hukum,
bagaimana dalil, bagaimana teori, bagaimana hipotesanya, dan lain-lain.
Ada beberapa contoh generalisasi :
a. Peninggalan sejarah memiliki potensi sebagai obyek wisata.
b. Bila permintaan meningkat, harga naik.
c. Semakin tinggi letak suatu tempat maka makin dingin suhu udara yang
melingkupinya.
d. "Makin primitif suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan makin mempengaruhi
cara hidup masyarakat itu".

4. Prosedur
Prosedur adalah tahapan atau langkah langkah suatu kegiatan dalam rangka
mengerjakan atau memecahkan masalah. Jika siswa diminta untuk menjelaskan langkah-
langkah, memecahkan masalah, atau mengerjakan sesuatu menurut urutanurutan
tertentu maka materi tersebut termasuk dalam kategori prosedur. Kata-kata untuk
prosedur antara lain: langkah-langkah, cara menghitung, cara memecahkan masalah,
cara menggunakan rumus, cara menggunakan dalil, dan urutan peristiwa. Contoh materi
yang berupa prosedur.
Prosedur menabung di bank: calon penabung datang di bank dengan
membawa identitas, bisa KTP, SIM. Mengisi formulir yang telah disediakan, dan
menyerahkan fotocopy identitas, kemudian menyetorkan sejumlah uang. Setelah itu kita
akan mendapatkan buku tabungan yang sudah ditandatangani nasabah di depan
petugas.

D. Sumber dan Bahan Ilmu Pengetahuan Sosial


Pengetahuan konseptual atau substansial di dalamnya akan melibatkan data,
konsep-konsep, tema-tema dan generalisasi-generalisasi. Dari sini berarti akan
mengetahui tentang isi pengetahuan tersebut. Sedangkan pengetahuan tentang proses-
proses akan melibatkan semacam nilai-nilai, model-model, dan metode-metode
yang berhubungan dengan belajar dari inquiri. Dari sini tampak, tentang bagaimana
mengetahui isi tersebut. Isi pengajaran mengacu kepada pesan yang akan dipelajari
peserta didik dalam proses belajar mengajar, berupa seperangkat kemampuan,
dengan aspek-aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotorik.

Demi tercapainya tujuan pendidikan/pengajaran yang telah ditetapkan, guru harus


menyiapkan isi pengajaran sebaik mungkin, melalui langkah-langkah : (1) mengenali
sumber bahan pengajaran; (2) memilih bahan pengajaran yang sesuai, dan (3)
menyusun bahan tersebut menjadi isi (program) yang siap disajikan dalam proses belajar
mengajar.

1. Pengetahuan Sosial yang berasal dari lingkungan


Banyak sumber bahan pembelajaran berasal dari masyarakat sekitar dan sangat
menarik dan relevan untuk dibicarakan di kelas karena: Pertama, banyak kejadian
faktual baik alamiah maupun sosial yang baru dan terus berkembang, seperti keadaan
fisik daerah, iklim, luas dan keadaan tanah, kekayaan sumber alam, yang semuanya
mempengaruhi cara hidup, adat istiadat dan kebudayaan daerah tersebut. Demikian juga
keadaan demografis daerah itu, seperti : jumlah dan taraf kepadatan penduduk, asal dan
keturunan mereka, susunan, mata pencaharian, tingkat pendidikan dan hal-hal lain yan
bisa dijadikan bahan pelajaran Pengetahuan Sosial.
Kedua, pada setiap kelompok masyarakat terdapat lembagalembaga yang
digunakan mengatur tata kehidupan anggotanya, seperti lembaga pemerintahan, baik di
pusat maupun daerah, juga lembaga dan organisasi polotik, sosial, budaya, olah raga
dan perekonomian merupakan bahan penting bagi pelajaran bidang studi
Pengetahuan Sosial.
Hal-hal di atas amat penting untuk dipelajari, karena sifat masyarakat yang
dinamis, kenyataan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan terus tumbuh dan berkembang.
Sumber bahan Pengetahuan Sosial dapat berasal dari lingkungan peserta didik. Ada empat
jenis lingkungan yang bisa dijadikan sumber bahan Pengetahuan Sosial, antara lain:
lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan agama dan lingkungan manusia sebagai
nara sumber (Sunaryo 1995:6). Lingkungan sekitar peserta didik mempunyai peranan
penting karena sejak lahir yang pertama kali dikenal peserta didik hanyalah
lingkungan dalam keluarga. Mula-mula ibu, ayah, saudara-saudara dan lingkungan
sekitar. Makin lama pengenalan peserta didik semakin luas sesuai dengan perkembangan
peserta didik itu sendiri.

a. Lingkungan Sosial
Dalam hidup bermasyarakat manusia saling tergantung antara satu dengan yang
lain. Ketergantungan ini disebabkan dari berbagai aspek misalnya : aspek kebutuhan,
aspek pendidikan, aspek keamanan, aspek kerjasama dan masih banyak aspek lain dalam
masyarakat. Dari aspek kebutuhan, manusia dalam mempertahankan hidup dia butuh
makan, minum, pakaian, perumahan, yang kesemuanya itu tentu saja tidak dapat
dipenuhinya sendiri. Mereka tergantung petani untuk pemenuhan makan, tergantung
pengusaha tekstil untuk pemenuhan kebutuhan pakaian. Sementara itu petani juga
tergantung konsumen yang membeli hasil pertanian. Lingkungan yang saling tergantung
antar manusia yang satu dengan yang lain inilah yang disebut dengan lingkungan sosial.
1). Lingkungan Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial ekonomi akan terjadi bila hubungan manusia yang satu dengan
yang lain didasarkan atas dasar kepentingan untuk memenuhi kebutuhan mereka
masing-masing. Konsumen ingin memenuhi kebutuhan sepuas-puasnya, sedang
produsen akan memenuhi kebutuhan berupa keuntungan yang sebesar-besarnya.
Peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat, selalu akan berada dalam lingkngan
sosial ekonomi masyarakat. Misal, dia memerlukan transportasi untuk ke sekolah,
berhubungan dengan penjual untuk membeli sesuatu, dia berhubungan dengan guru
untuk mendapat ilmu, dan lain sebagainya. Untuk itulah, peserta didik perlu mengenal
dan memahami lingkungan.
2). Lingkungan Sosial Politik.
Masalah lingkungan sosial politik merupakan masalah kekuasaan dalam masyarakat,
yang direfleksikan dalam pemerintahan pada organisasi politik. Saat ini banyak partai-
partai politik, misalnya Partai Amanat Nasional, Golongan Karya, Partai Kebangkitan
Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, dan lain-lain yang berada di pemerintahan desa,
kecamatan, sampai pemerintahan pusat. Anak sejak dini, diharapkan memahami
lingkungan sosial politik ini di mana anak berada.

3). Keamanan dan Ketertiban


Keamanan dan ketertiban merupakan salah satu kebutuhan manusia. Penanaman
untuk menjaga ketertiban dan keamanan sebaiknya dimulai sejak pendidikan dasar agar
siswa memiliki kesabaran tentang hal tersebut, misalnya peserta didik sebelum tidur harus
melihat pintu rumah dan halaman apakah sudah terkunci, peserta didik membuat peta
lingkungan rumah sehingga tahu batasbatas wilayahnya, peserta didik naik sepeda harus
di lajur kiri, peserta didik harus mentaati peraturan lalu lintas, tidak membuang sampah
sembarangan, membudayakan antri.

b. Lingkungan Alam
Termasuk lingkungan alam adalah tanah, air, udara yang ada di atasnya, dan
segala jenis kekayaan alam yang ada di dalamnya. Manusia tidak akan dapat hidup tanpa
alam. Segala jenis kekayaan yang dibutuhkan manusia ada di negara kita. Ini
merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita syukuri dan kita lestarikan.
Tidak semua negara mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Indonesia mempunyai
tanah yang subur, hasil hutan yang melimpah, ikan yang banyak dan lain sebagainya.
Kekayaan alam yang melimpah bila tidak dipelihara dengan baik maka akan
menimbulkan bencana misal hutan yang gundul akan menimbulkan banjir, penggalian
tanah yang tidak terorganisir akan menimbulkan tanah longsor. Ada kekayaan alam
yang dapat diperbaharui ada pula yang tidak dapat diperbaharui. Untuk itulah manusia
harus memanfaatkan kekayaan alam seefisien mungkin, tidak dihabiskan saat ini,
tetapi juga dipikirkan anak cucu kita kemudian. Hutan yang sudah gundul supaya
ditanami lagi dan seterusnya.

c. Lingkungan Budaya
Kebudayaan adalah hasil karya dan cipta manusia untuk menjawab tantangan
alam dalam memenuhi kebutuhannya. Yang berupa ide, tindakan, pengetahuan, kesenian
dan lain sebagainya. Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki
adat istiadat, suku bangsa, bahasa yang beraneka ragam yang merupakan mosaik
yang indah. Peserta didik sebaiknya memahami lingkungan budaya yang ada di
sekitarnya misal : mata pencaharian penduduk misal bertani, nelayan, pegawai,
pedagang dan sebagainya. Peserta didik memahami adat istiadat misal masyarakat
Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Aceh.

d. Nara Sumber
Manusia dapat digunakan sebagai sumber bahan pembelajaran pengetahuan
sosial.
1). Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah orang yang mempunyai kemampuan/ketrampilan dalam
bidang tertentu yang melebihi anggota masyarakat lainnya. Tokoh tersebut dapat
bermacam-macam. Misal pemuka adat, pengusaha yang berhasil, direktur bank,
pemilik toko besar, olahragawan, penyanyi. Nara sumber ini dapat didatangkan di
kelas atau anak diajak untuk bertemu langsung dengan nara sumber. Pada waktu olah
raga guru dapat mendatangkan pemain sepakbola, siswa diajak untuk melihat
bagaimana menendang bola yang baik dan benar.
2). Siswa/ peserta didik
Siswa dapat pula dijadikan nara sumber bila ia memang memiliki pengetahuan
khusus. Anak diminta menceritakan pengalaman membuat telor asin karena orang
tuanya menjual telor asin, misal cara memilih telor yang baik, lama waktu membuat
telor asin dan sebagainya. Bila hal ini dilakukan maka akan dapat memupuk
keberanian siswa untuk tampil di depan kelas, mengembangkan kemampuan
berkomunikasi secara lisan.
3). Pejabat Pemerintah
Seorang pejabat pemerintah didatangkan ke kelas untuk memberikan penjelasan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan. Peserta didik diminta untuk
menanyakan hal yang berkaitan dengan mata pelajaran. Hal ini memupuk juga
ketrampilan bertanya, ketrampilan mengemukakan pendapat.

D. Sumber Bahan Ilmu Pengetahuan Sosial yang berasal dari Ilmu Ilmu Sosial

a. Ilmu Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas, sementara alat pemuas kebutuhan jumlahnya terbatas.
Dalam bidang ekonomi terdapat masalah universal: barang apa yang akan
diproduksikan dan dalam jumlah berapa, bagaimana barang-barang tersebut akan
diproduksi, yaitu oleh siapa dan dengan sumber-sumber ekonomi apa (semakin langka) serta
dengan teknik produksi yang mana dan untuk siapa barang-barang itu diproduksi, atau
bagaimana pendapatan nasional itu didistribusikan.
Pertanyaan yang diajukan, yaitu :
1). Bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya?
2). Apakah yang akan diproduksi?
3). Bagaimana meningkatkan produksi
4). Oleh siapa proses produksi diorganisasi?
5). Bagaimana cara penyelenggaraan proses produksi ?
6). Kepada siapa hasil produksi dipasarkan ?
7). Bagaimana hasil produksi sampai ketangan konsumen?
8). Apakah hubungan antara pengangguran dan inflasi?
9). Bagaimana hubungan tingkat pendapatan dan tabungan?
Beberapa dasar konsep ekonomi antara lain : kelangkaan (scarity), pembagian
kerja, barang, jasa, kemakmuran, produksi, distribusi, konsumsi, pasar, uang, harga,
kredit dan tabungan, permintaan, penawaran, investasi, bunga, biaya, laba, oligopoli,
inflasi, deflasi, harga, spesialisasi.
Generalisasi:
1). Pembagian kerja dapat meningkatkan hasil produksi.
2). Setiap manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi.
3). Pembagian kerja menimbulkan saling ketergantungan antara manusia dan
kelompok.
4). Jika permintaan meningkat, harga akan naik.
5). Dalam sistem perekonomian liberal, manusia lebih bebas menentukan pilihan
kegiatan ekonominya, daripada dalam sistem perekonomian terpusat (sentral).
6). Pembeli menghendaki barang bermutu baik dengan harga murah.
b. Ilmu Geografi
Ilmu geografi mempelajari permukaan bumi dan bagaimana manusia
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan alam sekitar, merupakan ilmu
pengetahuan yang paling banyak berkaitan dengan hidup manusia sehari-sehari yang
berinteraksi dengan alam sekitar yaitu lingkungan hidup kita. Ilmu geografi adalah
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geografis baik yang ada di
daratan (litosfir), lingkungan perairan (hidrosfir), lingkungan udara (atmosfir), dan
lingkungan kehidupan (biosfir) (Ischak, 1994).
Geografi dibagi menjadi dua : geografi fisik mempelajari aspek- aspek fisik dari
bumi termasuk iklim, tanah, sumber air, distribusi, flora dan fauna. Geografi sosial
mempelajari distribusi manusia di permukaan bumi, mengapa manusia hidup di
suatu daerah, mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan
fisik.
Pertanyaan yang diajukan :
1). Mengapa penduduk yang berbeda tempat tinggalnya berbeda juga cara hidupnya? 2).
Bagaimana sumber alam terbentuk?
3). Mengapa daerah delta sungai merupakan daerah yang subur?
4). Mengapa tempat pertemuan arus banyak terdapat ikan?
5). Mengapa dataran tinggi mempunyai suhu udara dingin ?
6). Bagaimana kota terbentuk ?
Konsep-konsep dasar geografi antara lain: peta, tanah, gurun, hutan, sungai,
gunung, pertanian, irigasi, hutan, samudra, sungai, selat, lautan, lingkungan, lokasi,
wilayah, keruangan, sumberdaya alam, urbanisasi, penduduk, bola dunia (globe) dan
iklim, unsur biotik, rotasi, atmosfir.
Generalisasi:
1). Lokasi dan kegiatan produksi merupakan faktor penentu bagi hubungan antar
masyarakat.
2). Batasan tentang wilayah (region) tidaklah tetap, tergantung pada tujuan dan
waktunya.
3). Urbanisasi memerlukan pengembangan kota dan lingkungannya. Penduduk akan
menetap di suatu daerah, bila mereka telah menemukan sumber alam yang cukup
untuk memenuhi kebutuhannya.
c. Antropologi
Antropologi berasal dari bahasa yunani yaitu anthropos yang berarti manusia
dan logos yang berarti akal. Sehingga antropologi diartikan sebagai suatu ilmu
yang berusaha mencapai pengertian tentang manusia dengan mempelajari anaeka
bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya atau dapat dikatakan
sebagi ilmu yang mempelajari aneka warna manusia, masyarakat, dan kebudayaannya.
Sasaran penyelidikan Antropologi ialah pemahaman perilaku manusia sebagai sosial
dalam usahanya menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, sebagai salah satu ciri
yang membedakannya dari mahkluk hidup lainnya. Proses penyesuaian tersebut
menimbulkan kebudayaan atau hasil budidaya.
Terdapat dua cabang (spesialisasi) ilmu Antropologi, yaitu :
1). Antropologi Fisik (Physical Antropology).
Cabang ini mencoba mengkaji tentang sejarah terjadinya aneka warna mahkluk
manusia dipandang dari sudut ciriciri tubuhnya dengan memakai obyek kajian tentang
ciri-ciri tubuh yang lahir (fenotipik) seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut,
indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi dan bentuk
tubuh maupun ciriciri yang dari dalam (genotipik) seperti golongan darah. Dengan
cara melihat dan menganalisis ciri-ciri tubuh tersebut manusia di dunia ini
dapat dikelompokkan ke dalam suatu golongan (ras).
2). Antropologi Budaya (Cultural Antropology).
Mempelajari kelompok masyarakat yang masih ada dan memiliki cara hidup
(budaya) yang sama. Mereka juga mempelajari budaya manusia tertentu untuk
mengamati bagaimana bagian-bagian budaya itu menjadi satu untuk membentuk
satu keutuhan budaya. Mereka juga bisa mempelajari bermacam-macam budaya,
untuk mengamati pola-pola yang melandasi perilaku untuk mendapatkan
"perspektif lintas budaya" pada kondisi manusia. Ahli Etnografi adalah ahli
Antropologi yang mengkhususkan did dalam pengumpulan informasi tentang semua
aspek kebudayaan yang muncul melalui pengamatan lapangan. Ahli Antropologi
linguistik mempelajari bahasa-bahasa manusia dengan fokus pada pemakaian
bahasa dalam konteks sosial.
Pertanyaan yang diajukan antara lain:
1). Apakah kebudayaan itu ?
2). Bagaimana lingkungan akan mempengaruhi kebudayaan?
3). Bagaimana kebudayaan mempengaruhi cara hidup manusia?
4). Bagaimana bahasa dapat berkembang menjadi bahasa pergaulan?
Konsep dasar antropologi antara lain: kebudayaan, nilai-nilai, kepercayaan, adat,
peran dan peraclaban, organisasi sosial, komunitas, peradaban, tempat tinggal, upacara
ritual, tradisi, keluarga inti, keluarga batih, kebiasaan.
Generalisasi:
1). Kebudayaan merupakan warisan sosial, namun demikian warisan tersebut berbeda
pada masyarakat yang satu dengan yang lain.
2). Keluarga mempunyai kebutuhan bersama, tetapi berbeda cara memenuhinya;
3). Perbedaan utama antara manusia yang satu dengan yang lainnya terletak pada faktor
budaya, bukan fisik biologisnya.
4). Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat modem sekarang ini merupakan hasil
pengembangan dari kebudayaan kebudayaan yang pernah dimiliki masyarakat
sebelumnya.
5). Bila kebudayaan akan dilestarikan, maka harus ditularkan dari satu generasi ke
generasi secara turun temurun.

d. Psikologi
Psikologi ialah ilmu tentang perilaku individu dan kelompok kecil individu.
Yang meliputi semua jenis perilaku manusia dan non manusia (psycho = jiwa; logos =
ilmu). Sasaran penyelidikan psikologi ialah perilaku manusia secara
pribadi. Dalam Psikologi, kita dapat mempelajari hal-hal yang penting dalam kehidupan
sehari-hari seperti, motivasi, kesadaran, emosi, kepribadian, perkembangan dan lain-lain.
Pertanyaan yang diajukan:
1). Mengapa manusia disebut unik?
2). Faktor apa yang mempengaruhi citra diri?
3). Bagaimana motivasi mempengaruhi belajar ?
4). Bagaimana kondisi lingkungan mempengaruhi prestasi belajar?
Konsep yang muncul dalam psikologi : belajar, perilaku, stimulus, kesiapan,
tanggapan, sensori, persepsi, komunikasi, intelegensi, harga diri, simpati, empati, desersi,
dorongan, perasaan.
Generalisasi:
1). Setiap individu memiliki perilaku yang spesifik.
2). Setiap orang mampu menguasai kompetensi, yang membedakan hanyalah soal
waktu.
e. Sejarah
Manusia tidak pernah lepas dari sejarah baik sebagai pelaku maupun sebagai
penyusun sejarah. Sebagai pelaku sejarah, manusia akan berhadapan dengan suatu
proses perkembangan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi sepanjang masa
lampau. Peristiwa historis itu hanya sekali terjadi dan tidak berulang. Dalam
pengertian demikian disebut sebagai sejarah dalam arti objektif.
Sebagai penyusun/penulis sejarah, ia akan menghadapi kesenjangan waktu (time
gap), ia tidak mengalami sendiri, hanya berhadapan dengan jejak-jejak yang ditinggalkan
dari sumber-sumber sejarah yang diketemukan. Dari bukti-bukti yang diperoleh dari
sumber sejarah, penyusun menata kembali, memberi arti, menafsirkan sehingga
terbentuk suatu rekonstruksi tentang cerita atau gambaran tentang peristiwa historis
sepanjang masa yang telah lalu. Dalam pengertian demikian disebut sejarah dalam arti
subjektif. Bagaimanapun juga penyusun sejarah akan terikat oleh pengaruh dan ikatan
waktu penulisannya, golongannya maupun lingkungan. Sejarah merupakan cabang ilmu
yang mempelajari segala sesuatu yang telah dialami manusia di waktu lampau baik
yang dilakukan maupun yang dihasilkan oleh manusia.
Dengan mempelajari sejarah akan dapat: menanamkan cinta dan kebanggaan
terhadap negara, tanah air dan bangsa; memupuk saling pengertian (toleransi) dengan
bangsa lain; meningkatkan apresiasi terhadap seni budaya bangsa, serta mengembangkan
pengertian dan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai mahluk sosial.
Pertanyaan yang diajukan:
1). Bagaimana peristiwa masa lalu mempengaruhi masa sekarang? 2).
Bagaimana suatu kejadian menjadi sejarah?
3). Dapatkah peristiwa masa lalu dapat untuk memprediksi peristiwa masa yang
akan datang?
Beberapa konsep sejarah: waktu, lampau, kepercayaan, penjelajah, kemajuan,
pembudayaan, eksplorasi, pengaruh kebudayaan, perang saudara, sistem ekonomi,
perjanjian/pakta, peran sosial, masyarakat, pemimpin sosial, penjajah, dan sebagainya.
Generalisasi :
1). Perubahan berkelanjutan adalah merupakan keadaan yang universal dari masyarakat
manusia sepanjang masa.
2). Kejadian masa lalu mempengaruhi kejadiaan saat ini.
3). Penemuan baru menyebabkan perubahan
kebudayaan.
4). Masalah masalah sosial yang berkembang pada saat ini tidak terlepas dari
peristiwa masa lalu.
f. Sosiologi
Secara etimologis sosiologi berasal dari kata : Socius yang berari teman, kawan,
sahabat dan logos berarti ilmu pengetahuan. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang cara berteman, berkawan, bersahabat yang baik atau cara bergaul yang baik
dalam masyarakat.
Menurut Selo Sumarjan dalam Wayan Sunata (1997:3), sosiologi atau ilmu
masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya dijelaskan struktur sosial adalah
keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial
(norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompokkelompok serta lapisan-
lapisan sosial. Sedang proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi
kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan
ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi
kehidupan agama, dan lain sebagainya. Selanjutnya dikatakan salah satu proses
sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya perubahanperubahan di
dalam struktur sosial dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa obyek studi
sosiologi adalah masyarakat yaitu dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses
sebab akibat yang timbul dari hubungan hubungan antar manusia tersebut
Pertanyaan yang diajukan :
1). Bagaimana kelompok memecahkan masalah?
2). Bagaimana dalam suatu institusi terjadi perubahan?
3). Apakah ada hubungan perubahan dalam suatu institusi dengan perubahan pada
institusi yang lain?
4). Bagaimana suatu kelompok terbentuk ?
Beberapa konsep sosiologi : kelompok, sosialisasi, penduduk, status sosial,
interaksi sosial, imigrasi, peraturan, tradisi, ras, konflik kelompok, teknologi, tekanan
kelompok, dan lain sebagainya.
Generalisasi :
1). Keluarga (sebagai unit reproduksi, unit ekonomi, unit sosialisasi) akan berubah
fungsinya dalam respon terhadap perubahan teknologi dan perubahan sosial.
2). Suatu masyarakat harus memelihara aturan sosial dengan mengkombinasikan
tekanan kelompok, sosialisasi, dan paksaan bila hal itu memperlancar fungsinya.
3). Institusi sosial dibentuk oleh nilai-nilai dan norma sosial.
4). Keluarga merupakan institusi yang paling dasar, yang hadir di semua masyarakat.
5). Pembagian kerja (dan spesialisasi) adalah merupakan karakteristik dari semua
organisasi sosial.
6). Perbedaan sosial muncul bila seseorang gagal menyesuaikan diri terhadap norma
masyarakat.
7). Tiap kelompok penduduk dicirikan oleh jaringan hubungan sosial yang sangat
kompleks.

E. Pengorganisasian Bahan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Bahan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial hendaknya diolah sedemikian
rupa sehingga tersusun secara sistematis sehingga terlihat saling keterkaitan antara
bahan yang satu dengan yang lain. Guru harus dapat mengkaitkan tema tertentu
dengan matari yang terdapat dalam disiplin ilmu sosial. Sebagai contoh peserta didik
membahas tentang banjir, guru dapat bertanya kepada peserta didik dimana banjir
terjadi, menggambar denah lokasi banjir, dibahas jumlah rumah yang rusak, berapa
kerugiannya, bagaimana sikap siswa terhadap korban banjir, apa sebab terjadi banjir,
bagaimana langkah selanjutnya, dapat juga peserta didik diminta membuat cerita tentang
pengalaman tentang banjir.
Dalam mengorganisasikan materi perlu diperhatikan beberapa faktor berikut ini
(Poerwito, 1991:43):
1. Keseimbangan; isi pelajaran disusun secara seimbang, baik mengenai sumber
(masyarakat, anak didik, dan Ilmu-Ilmu Sosial), struktur (fakta, konsep, generalisasi),
ataupun segi-segi kemampuah peserta didik (pengetahuan, ketrampilan dan sikap);
2. Keterpaduan; baik secara horisontal yang menyangkut kaitan antara mata pelajaran
(bidang studi) yang diajarkan pada suatu kelas atau semester, maupun keterpaduan
vertikal, yang menyangkut kaitan antara sesuatu bidang studi (misalnya Ilmu
Pengetahuan Sosial) pada kelas (semester) yang lalu, sekarang dan yang akan datang.
3. Fleksibilitas; program pengajaran yang disusun secara kaku dan ketat, yang tidak
memungkinkan penyimpangan sedikitpun, malahan akan menyulitkan peserta didik,
karena pemahaman mereka seringkali perlu ditunjang oleh bahan pelajaran dari
berbagai sumber yang tidak selalau tercantum dalam kurikulum nasional, ataupun
buku teks yang diwajibkan.
4. Kemudahan (leamable); merupakan tujuan pokok penetapan isi pelajaran, yaitu agar
murid mudah menangkap, memahami dan mencernakan bahan tersebut sehubungan
dengan tujuan instruksional, berupa perubahan perilaku siswa.
IPS merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu yaitu sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, kewarganegaraan, maka guru IPS haruslah pandai
menggabungkan konsep-konsep masing-masing disipilin ilmu. Untuk itu perlu strategi
sendiri dalam pembelajaran IPS.
Berikut ini model-model pembelajaran terpadu yang dikembangkan di Madrasah
Ibtidaiyah
1. Model keterhubungan
Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja
diusahakan untuk rnenghubungkan satu konsep dengan konsep lain. satu topik dengar, topik
1ain, satu ketrampiian dengan ketrampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu
hari dengan tugas-tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang
dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester
berikutnya. Model keterhubungan mempunyai beberapa kekuatan yang dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Dengan mengaitkan ide-ide inter bidang studi, peserta didik memiliki keuntungan
gambaran yang besar seperti halnya suatu studi yang terfokus pada suatu aspek
b. Konsep-konsep kunci dikembangkan peserta didik terus menerus, sehingga terjadi
internalisasi.
c. Mengaitkan ide-ide dalam suatu bidang studi memungkinkan peserta didik
mengkaji, mengkonseptualitasi, memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara
berangsur-angsur dan memudahkan proses transfer ide-ide tersebut dalam
memecahkan masalah.
Adapun kelemahan dari model keterhuburngan antara lain dapat disebutkan
sebagai berikut :
a. Berbagai bidang studi di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait,
walaupun hubungan yang dibuat secara eksplisit interdisiplin.
b. Guru tidak didorong untuk kerja secara bersama-sama di dalam model ini,
sehingga isi pelajaran tehap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide
antar bidang studi.
c. Usaha-usaha yang terkonsentrasikan u:ntuk mengintegrasikan ide-ide dalam suatu
bidang studi dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan
yang lebih global dengan bidang studi lainnya.
2. Model Jaring Laba-Laba
Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Pendekatan mi pengembangannya dimulai dengan menentukan tema
tertentu misalnya "transportasi". Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan
siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut
disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan
bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus
dilakukan siswa.
Model jaring laba-laba mempunyai beberapa kekuatan yang dapat dikemukakan
sebagai berikut :
a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat
diminati.
b. Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan bagi guru-guru yang belum
berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim sebagai tim antar bidang studi
yang bekerja untuk mengembangkan suatu tema ke dalam semua bidang isi
pelajaran.
d. Pendekatan tematik memberikan suatu arahan yang jelas, yang dapat
memotivasi peserta didik
e. Memudahkan peserta didik untuk melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda
yang terkait.
Adapun kelemahan jaring laba-laba:
a. Langkah yang sulit dalam menerapkan model jaring laba-laba (webbed) adalah
menyeleksi tema.
b. Ada suatu kecenderungan untuk merumuskan tema yang dangkal, sehingga
hal ini hanya berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.
c. Guru kurang dapat menjaga misi kurikulum baku.
d. Dalam pembelajaran, guru lebih fokus pada kegiatan-kegiatan daripada
pengembangan konsep.
3. Model Keterpaduan
Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar
bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan ketrampilan, konsep, dan
sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Berbeda dengan
model jaring laba-laba yang menuntut pemilihan tema dan pengembangannya sebagai
langkah awal, maka dalam model keterpaduan tema yang berkaitan dan bertumpang
tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap
perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, ketrampilan,
dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi (IPA,
Matematika, IPS dan Bahasa). Selanjutnya dipilih beberapa konsep, ketrampilan, dan
sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai bidang
studi.
Model keterpaduan mempunyai kekuatan yang dapat dikemukakan sebagai
berikut :
a. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara
berbagai bidang studi.
b. Memungkinkan pemahaman antar bidang studi dan memberikan penghargaan
terhadap pengetahuan dan keahlian.
c. Mampu membangun motivasi.
Sementara itu, model keterpaduan ini mempunyai kelemahan antara lain sebagai
berikut :
a. Model ini merupakan model yang sangat sulit diterapkan secara penuh.
b. Model ini menghendaki guru yang sangat terampil, percaya diri dan menguasai
konsep, sikap dan ketrampilan yang diprioritaskan.
c. Model ini menghendaki tim antar bidang studi yang kadangkadang sulit
dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.
d. Mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing disiplin
menuntut komitmen terhadap berbagai sumber.

F. Penilaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Belajar merupakan aktifitas yang bertujuan untuk mencapai kompetensi tertentu.
Jika kompetensi itu sudah tercapai maka akan ditunjukkan oleh perubahan perilaku pada
diri peserta didik baik pengetahuan sikap maupun kerampilan.

Bukti-bukti ada tidaknya perubahan dapat dihimpun secara kuantitatif dan


kualitatif untuk dijadikan dasar dalam menentukan sampai sejauh mana perubahan terjadi
dan kemudian ditentukan kualifikasi apakah memenuhi kriteria keberhasilan sesuai
dengan kompetensi yang telah ditentukan. Langkah pertama disebut pengukuran sedang
langkah kedua disebut penilaian.

Pengukuran adalah upaya untuk mengumpulkan informasi, bukti, bagi


pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran apakah terjadi perubahan sebagai
hasil belajar atau tidak. Alat ukur hasil belajar dapat berupa tes dan non tes.

1. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang
dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak anak lain atau dengan nilai
standar yang ditetapkan (Wayan 1986:25). Pada umumnya tes dapat dibedakan menjadi
tiga kategori, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.

a. Tes Tulis
Tes ini berupa tugas tertulis yang harus dikerjakan peserta didik dalam waktu yang
sudah ditentukan. Tes tertulis dapat berbentuk subyektif (uraian) dan berbentuk obyektif.

Tes subyektif adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau
suatu perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relatif panjang.
Bentuk pertanyaan meminta kepada siswa untuk menjelaskan, membandingkan,
menginterpretasikan dan mencari perbedaan. Tes ini dimaksudkan agar siswa mampu
mengungkapkan pendapat mereka secara bebas dengan menggunakan kata-kata sendiri
dan untuk mengetahui seberapa jauh kedalaman dan keluasan mereka mengenai
masalah yang diujikan.

Tes obyektif biasanya sudah disertai jawaban jawaban yang mungkin, dan hanya
dipilih yang paling tepat. Tes obyektif terdiri dari :(1) Jawaban bebas (free response
item) yang terdiri dari melengkapi dan jawaban singkat dan (2) Jawaban pasti (fixed
response item) yang terdiri dari benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple choice),
menjodohkan (matching) dan merangkai kalimat (rearragement exercise).

b. Tes Lisan
Tes ini biasanya dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab. Pertanyaaan yang
muncul pada jenjang rendah dimulai dengan kata-kata "apa, siapa, kapan dan di
mana". Sedangkan pertanyaan yang lebih sukar diawali dengan katakata "mengapa,
bagaimana"

c. Tes Perbuatan
Tes perbuatan menuntut peserta didik untuk melakukan suatu tindakan tertentu
seperti berpidato, mengarang, laporan tugas, membuat model untuk mengungkapka
ketrampilan tertentu. Biasanya ada dua aspek yang diukur yaitu aspek proses dan aspek
hasil. Contoh : seorang guru menyuruh peserta didik melakukan percobaan, guru dapat
mengukur kemampuan peserta didik dalam melakukan percobaan mulai dari
mempersiapkan alat, mengambil bahan, mencampur, melihat hasil campuran,
mengembalikan alat ke tempatnya sampai membuat laporan. Dalam hal ini bisa saja
peserta didik betul dalam melakukan proses mencampur, tetapi kurang memperhatikan
pemeliharaan alat. Atau mungkin sebaliknya, peserta didik sangat berhati-hati dalam
menggunakan alat, tetapi salah dalam melakukan percobaan.

2. Non Tes
Adalah cara pengukuran terhadap ada tidak adanya perubahan sebagai hasil
belajar dapat dilakukan tanpa tes, antara lain melalui teknik wawancara, pengamatan dan
angket.
a. Wawancara merupakan komunikasi langsung antara guru dengan siswa. Tujuannya
ialah agar peserta didik dapat mengungkapkan hal-hal yang mungkin tidak atau
sulit sekali digali melalui tes tertulis atau tes perbuatan, misalnya mengenai
pendapat-pendapat pribadi.
b. Pengamatan (observasi) dimaksudkan untuk mengetahui perilaku yang wajar
(tidak dibuat-buat), karena itu pengamatan dilakukan terhadap peserta didik
secara sembunyi-sembunyi.
c. Angket (kuisener) dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Bentuk
pertanyaan dapat tertutup (sudah tersedia kemungkinan-kemungkinan
jawabannya) atau terbuka (jawaban bebas).

Alat-alat bantu lain untuk melakukan pengukuran dengan teknik non tes
antara lain : skala penilaian, daftar cek, catatan anekdot, sosiometri, catatan kumulatif
dan studi kasus.

G. Aplikasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Untuk pelaksanaan pembelajaran terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut dalam
kurikulum tahun 2006 yang berlaku sekarang adalah seperti berikut:
1. Perencanaan, dengan langkah-langkah menyusun
perencanaan pembelajaran yang terdiri dari:
a. Pemetaan Kompetensi Dasar
b. Penentuan topik atau tema
c. Penjabaran kompetensi dasar ke dalam
indikator yang sesuai dengan topik/ tema
d. Penyusunan desain/ rencana pelaksanaan
pembelajaran.

2. Model Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri dari:


a. Kegiatan pendahuluan (awal)
b. Kegiatan inti pembelajaran
c. Kegiatan akhir (penutup) dan tindak lanjut

3. Penilaian dengan langkah-langkah sebagai berikut:


a. Tahapan penilaian
b. Penentuan kriteria penuntasan belajar
Aplikasinya pembelajaran terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai
berikut:
a. Terhadap Guru;
Untuk mengajar IPS terpadu disekolah, gurunya boleh berupa Team teaching
atau guru tunggal.
b. Terhadap peserta didik;
Mengembangkan kreatifitas akademik dan mempermudah dan memotivasi siswa
untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan antara
konsep/ pengetahuan, nilai/ tindakan yang terdapat dalam kompetensi
dasar dan beberapa indikator
c. Bahan Ajar
Guru dituntut untuk rajin dan kreatif mencari dan mengumpulkan bahan –bahan
yang diperlukan dalam pembelajaran seperti; Sarana dan Prasarana Guru harus
memilih secara jeli terhadap penggunaan media supaya dapat digunakan dan
dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait, dan merupakan tantangan
berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.

G. Penutup

Tulisan aplikasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini merupakan sala satu upaya
dalam pembinaan/sebagai dasar/menambah wawasan yang harus dikuasai/dipunyai
bagi seorang guru IPS tingkat MI dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di
lapangan, sesuai dengan peran dan fungsi pendidik seiring dengan bergesernya
paradigma baru dalam bidang pendidikan. Karena pendidik tidak hanya dituntut
sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih, tapi juga dituntut sebagai promotor,
motivator, fasilitator, dinamisator, learning resources. Lebih jauh, pendidik dituntut
berfungsi sebagai manager, leader, dan climatemaker dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Dalam tulisan ini diketengahkan tentang; Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial,
Klasifikasi Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Sumber Bahan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial, Pengorganisasian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Penilaian
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Aplikasi pembelajaran IPS, serta konsep-
konsep dasar sosiologi-antropologi, geografi, ekonomi, dan sejarah, melalui pendekatan
pedagogis dan psikologis, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif,
inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan sosial, membangun komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta meningkatkan
kemampuan bekerja sama dan kompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara
nasional maupun global.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan Aplikasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (yang merupakan konsep dasar yang perlu diketahui untuk mata pelajaran IPS di
Tingkat MI), hendaknya bersifat lentur dan tidak terpaku pada pedoman yang ada
melainkan perlu disesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Selain itu pengalaman-
pengalaman guru dan para pembaca dilapangan terutama pada guru-guru ditingkat MI
sebagai pelaksan pendidikan disekolah kiranya akan sangat bermanfaat dijadikan
masukan untuk menyempurnakan buku ini. Mudahan bahan yang disajikan ini dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya serta mempunyai daya guna yang tinggi sehingga
dapat memberikan manfaat yang besar dalam pembinaan para generasi yang akan datang.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin, Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya


Remaja.
Anwa Kholil. (2008). Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-berdasarkan-
masalah.html
Kasinyo Harto dan Abdurrahmansyah. (2009). Metodologi Pembelajaran
Berbasis Aktive Learning , Palembang – Sumatera Selatan : Grafika
Telindo Pres.
Irawan, Supandi. (1996). Mengenal Antropologi Dalam Kehidupan Manusia dan Masyarakat.
Malang: PPPG IPS PMP Malang
Mutakin, Awan. (1997). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta:.Dikgutentis.
Mutakin, Awan. (1997). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: .Dikgutentis
Nurkancana, Wayan. Sumartana. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya.:Usaha Nasional.
Riyanto, Milan, (1996). Perangkat Pembelajaran. Malang: PPPG IPS
Supriawan, Dedi & A. Benyamin Surasega. (1990). Strategi Belajar Mengajar. (Diktat
Kuliah). Bandung : FPTK-IKIP Bandung.
Sumantri, Moh. Nukman. (2001). Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung :
Rosdakarya Remaja.
Sunaryo. (1989). Strategi Belajar Mengajar IPS. Malang: IKIP Malang.
Poerwito. (1991). Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: PPPG IPS PMP Malang
Sunaryo. (1995). Sumber Bahan Pembelajaran IPS SD. Malang: PPPG IPS PMP
Malang
Sutrisno, Susanto. (1995). Pengorganisasian Bahan Pembelajaran IPS. Malang: PPPG IPS PMP
Malang.
Udin S. Winataputra. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai