Anda di halaman 1dari 10

“KONSEP IPS DALAM KURIKULUM SD”

Dosen pengampu: Zohrani, M.pd

Oleh:
Kelompok 1

1. Irnia Yulisandra 210102226


2. Ulpatul Laeli 210102249
3. Sunfatayati 210102248
4. Yulia Wahidatunniam 220102387
5. M. Azzikru Robanni Putra 210102234

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023
Hakikat dan karakteristik konsep dasar IPS
IPS adalah penyederhanaan dari ilmu² sosial. Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) adalah salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang terintegrasi dari berbagai
cabang ilmu sosial .Tujuan pembelajaran IPS adalah mengajarkan peserta didik menjadi
warga negara yang baik dengan pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang
berguna bagi dirinya sendiri, serta bagi masyarakat dan negara dengan kata lain tujuan IPS
adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam kurikulum merdeka, konsep pembelajaran IPS baru diberikan untuk siswa SD
pada kelas 3-4 sedangkan pada kurikulum-kurikulum sebelumnya sudah menerapkan
pembelajaran IPS sejak kelas 1 sd hingga kelas 6 sd. Pada kurikulum sebelumnya, materi IPS
diberikan dengan pembelajaran IPS secara mandiri, namun pada kurikulum merdeka ini
digabungkan dengan ilmu pengetahuan alam yang kemudian bisa disebut juga dengan ilmu
pengetahuan dasar. Muatan ini membentuk dasar untuk mempersiapkan ilmu pengetahuan
alam dan ilmu pengetahuan sosial yang lebih kompleks di tingkat menengah.
IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran
seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi,
sosiologi, dan sebagainya
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial
(Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
1. Ilmu Sosial (Social Science)
Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah
laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Studi Sosial (Social Studies).
Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan
atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala
dan masalah social. Dalam kerangka kerja pengkajian Studi Sosial menggunakan bidang-
bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang Ilmu Sosial.
Studi Sosial bersifat interdisipliner, dengan menetapkan pilihan judul atau masalah-
masalah tertentu berdasarkan sesuatu rangka referensi, dan meninjaunya dari beberapa sudut
sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang ada satu dengan lainnya.
Kerangka kerja Studi Sosial tidak menekankan pada bidang teoretis, namun lebih
kepada bidang-bidang praktis dalam mempelajari gejala dan masalah-masalah sosial yang
terdapat di lingkungan masyarakat. Studi Sosial tidak terlalu akademis-teoretis, namun
merupakan satu pengetahuan praktis dan dapat diajarkan pada tingkat persekolahan, yaitu
mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.
Pendekatan yang digunakan Studi Sosial sangat berbeda dengan pendekatan yang
biasa digunakan dalam Ilmu Sosial. Pendekatan Studi Sosial bersifat interdisipliner atau
bersifat multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan. Sedangkan
pendekatan yang digunakan dalam Ilmu Sosial (Social Sciences) bersifat disipliner dari
bidang ilmunya masing-masing. Demikian pula pada tingkat dan taraf yang lebih rendah
pendekatan Studi Sosial lebih bersifat multidimensional, yaitu meninjau satu gejala atau
masalah sosial dari berbagai dimensi atau aspek kehidupan.
Studi Sosial sebagai bahan pembelajaran karena sifatnya lebih mendasar dapat
disajikan kepada tingkat yang lebih rendah.
Konsep Dasar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) mempelajari tentang manusia dan
dunianya, serta merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan kehidupan sosial
manusia.
 Berikut adalah Hakikat dan karakteristik pembelajaran IPS yaitu:
Hakikat IPS mengacu pada hakikat dan tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
yaitu salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari fenomena dan permasalahan sosial
dalam masyarakat dari berbagai aspek kehidupan.
Hakikat pembelajaran ips yaitu:
a. IPS diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi dan bertujuan
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis siswa
terhadap kondisi sosial dalam memasuki masyarakat yang dinamis.
b. Ruang lingkup IPS mencakup aspek-aspek seperti manusia, tempat, dan lingkungan;
waktu, kontinuitas, dan perubahan; sistem sosial dan budaya; dan perilaku ekonomi
dan kesejahteraan
c. Tujuan utama pendidikan IPS adalah membantu generasi muda mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan dan penalaran yang tepat demi kepentingan umum
sebagai warga negara demokratis yang sadar akan hak dan kewajibannya
Hakikat konsep dasar ips yaitu:
a. Mempelajari tentang manusia dan dunianya
b. Bersifat interdisipliner/multidisiplin
c. Mempelajari bidang-bidang praktis meliputi gejala dan masalah sosial yang terdapat
di masyarakat
d. Membantu melahirkan kemampuan peserta didik untuk mampu memecahkan
masalah-masalah sosial yang dihadapi.
Karakteristik pembelajaran IPS di Sekolah Dasar meliputi:
1. Terintegrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, serta budaya.
2. Memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi
3. Bertujuan mengajarkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dengan
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
sendiri, serta bagi masyarakat dan negara.
4. Pada kurikulum merdeka, digabungkan dengan ilmu pengetahuan alam yang
kemudian bisa disebut juga dengan ilmu pengetahuan dasar.
5. Muatan ini membentuk dasar untuk mempersiapkan ilmu pengetahuan alam
dan ilmu pengetahuan sosial yang lebih kompleks di tingkat menengah.

Karakteristik Konsep Dasar IPS:


1. Program studi IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia
Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang integrated
(terpadu), correlated (berhubungan) sampai yang separated (terpisah)
2. Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewargaan
negara, fungsional, humanitis sampai yang struktural
3. Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratorium demokrasi
4. Digunakannya pendekatan pengembangan bahan pembelajaran IPS dalam
rangka menjawab permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam
proses
5. Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan, dan lingkungannya serta berbagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan suatu kesatuan utuh yang
diajarkan ke peserta didik, meskipun dalam penggolongannya ada banyak
disiplin ilmu yang tergabung didalamnya.

Dasar-dasar dan tujuan Pendidikan IPS


IPS adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu suatu program pendidikan
yang berhubungan dengan manusia dalam lingkungan fisik dan sosialnya, serta bersumber
dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan
psikologi sosial. Fokus utama IPS adalah pada hubungan antara individu dan masyarakat, dan
materi pelajarannya diambil dari berbagai aspek praktis kehidupan sehari-hari di masyarakat.
IPS merupakan mata pelajaran penting bagi pendidikan dasar dan menengah karena
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sadar akan
permasalahan sosial dan mampu berpikir kritis terhadapnya. Pengajaran IPS bersifat terpadu
dan tematik, dan materi pelajaran disajikan sedemikian rupa sehingga relevan dengan
kehidupan dan pengalaman siswa.
Tujuan pendidikan IPS adalah untuk mendidik siswa agar prestasi belajarnya
meningkat dengan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya melalui keterampilan IPS.
Keterampilan tersebut meliputi keterampilan berpikir logis dan kritis, inkuiri, menemukan
masalah dan memecahkan masalah. Selain itu diharapkan siswa juga memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilai sosial, serta mampu meningkatkan kerja sama dan kompetensi dalam
masyarakat yang heterogen baik secara nasional maupun global.
Pengajaran IPS tidak terbatas pada kajian ilmu-ilmu sosial tertentu saja, melainkan
menitikberatkan pada aspek pedagogik dan psikologis materi pelajaran. Sumber materi IPS
mencakup segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekitar siswa, mulai dari keluarga, sekolah,
komunitas lokal, hingga isu dan peristiwa sosial yang lebih luas.

Pendidikan IPS ditujukan untuk mengembangkan karakter dan kepribadian siswa, serta
pengetahuan dan keterampilannya.
 Konsep dasar pendidikan yang ideal dapat dibagi dalam enam macam :

1. Konsep dasar historis dasar yang memberikan persiapan kepada pendidik dengan hasil
pengalaman masa lalu, berupa UU dan peraturannya maupun berupa tradisi dan
ketetapannya.
2. Konsep dasar sosiologis dasar berupa kerangka budaya dimana pendidikan nya itu
bertolak dan bergerak, seperti memindahkan budaya, memilih dan
mengembangkannya.
3. Konsep dasar ekonomis dasar yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi
manusia, keuangan, materi, persiapan yang mengatur sumber keuangan dan
bertanggung jawab terhadap anggaran pembelanjaan.
4. Konsep dasar politik dan administrasi dasar yang memberi bingkai ideologi dasar
yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan
dan rencana yang telah dibuat.
5. Konsep dasar psikologis dasar yang memberi informasi tentang watak peserta didik,
pendidik, metode yang terbaik dalam praktek, pengukuran dan penilaian bimbingan
dan penyuluhan.
6. Konsep dasar filsafat dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik,
memberi arah suatu sistem yang mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-
dasar yang lain.

Sejarah perkembangan IPS


A. Sejarah Perkembangan IPS secara Umum
IPS adalah terjemahan dari Social Studies. Social studies adalah ilmu-ilmu social
yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan, meliputi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu
ekonomi, ilmu politik, sosiologi antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang dalam
prakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran disekolah dan diperguruan tinggi.
Bila dianalisis dengan cermat, pengertian social studies mengandung hal – hal sebagai
berikut.
1. Social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu social
2. Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada tingkat
persekolahan maupun tingkat perguruan tinggi.
3. Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu social itu perlu diseleksi sesuai
dengan tujuan tersebut.
Pada tahun 1940-1960, ditegaskan oleh Barr, dkk. (1977:36), yaitu terjadinya tarik
menarik antara dua visi social studies. Di satu pihak, adanya gerakan untuk mengintegrasikan
berbagai disiplin ilmu social untuk tujuan citizenship education, yang terus bergulir sampai
mencapai tahap yang lebih canggih. Dilain pihak, terus bergulirnya gerakan pemisahan
berbagai disiplin ilmu social yang cenderung memperlemah konsepsi social studies
education.
Dikemukakan bahwa program social studies di sekolah seyogyanya diorganisasikan
dalam bentuk pembelajaran ilmu social yang terpisah-pisah, tetapi di orientasikan kepada
closed areas atau masalah-masalah yang tabu dalam masyarakat seperti isu tentang sex,
patriotisme ras yang biasanya penuh dengan prasangka, ketidaktahuan, mitos dan
kontrovensi, untuk diubah kearah yang bersifat refleksi rasional. Dengan cara itu social
studies mulai di arahkan pada upaya guna melatih para siswa untuk dapat mengambil
keputusan mengenai masalah-masalah public.
Definisi social studies dan pengidentifikasian: social studies atas tiga tradisi pedagosis
di anggap sebagai pilar utama dari social studies pada dasawarsa 1970-an. 4 hal yang tersurat
dan tersirat mengenai definisi social studies,yaitu;
1. Social studies merupakan suatu system pengetahuan terpadu.
2. Misi utama social studies adalah pendidikan kewarganegaraan dalam suatu masyarakat
yang demokratis.
3. Sumber utama konten social studies adalah social science dan humanities.
4. Dalam upaya penyiapan warga yang demokratis terbuka kemungkinan perbedaan dalam
orientasi , visi tujuan, dan metode pembelajaran.
Di dalam dokumen (NCSS, 1994:3) di adopsi pengertian social studies sebagai
berikut;
Secara esensial terkandung visi,misi dan strategi pendidikan social studies yang
mengokohkan kristalisasi pemikiran yang lebih solid dan kohesif. Dalam dua dasawarsa
terakhir, 1980 dan 1990-an, pemikiran mengenai studies yang sebelumnya di landa penyakit
ketidakmenentuan, ketidakberkeputusan, ketidakbersatuan dan ketidakmajuan, paling tidak
secara konseptual telah dapat diatasi.
Rambu-rambu yang digariskan NCSS(1994) dalam rangka mewujudkan visi, misi dan
strategi baru social studies ;
1. Program social studies mempunyai tujuan pokok bahwasanya esensi tujuan tersebut lebih
diutamakan dalam social studies dari pada dalam bidang lain.
2. Program social studies dalam dunia pendidikan persekolahan mulai dari pendidikan
taman kanak-kanak sampai dengan pendidikan menengah di tandai oleh keterpaduan.
3. Program social studies di titik beratkan pada upaya membantu siswa, bahwasanya siswa
bukan sebagai penerima pengetahuan yang pasif, tetapi sebagai pembangun pengetahuan dan
sikap yang aktif melalui cara pandang secara akademik terhadap realita.
4. Program social studies mencerminkan hakikat pengetahuan yang semula dilihat secara
kotak-kotak, kini harus dilihat secara terpadu yang menuntun perlibatan berbagai disiplin.

B. Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia


IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial ), pertama kali muncul dalam Seminar Nasional
tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo Jawa Tengah. Dalam laporan
seminar tersebut, muncul 3 istilah dan digunakan secara bertukar pakai, yaitu ;
1. Pengetahuan Sosial,
2. Studi Sosial dan
3. Ilmu Pengetahuan Sosial.
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan terjadi pada
tahun 1972 – 1973, yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan ( PPSP )
IKIP Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah “ Pendidikan
Kewarganegaraan Negara / Studi Sosial “ Sebagai mata pelajaran social terpadu.
Sedangkan dalam kurikulum Sekolah Menengah 4 tahun, digunakan istilah ;
1. Studi Sosial sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai bendera untuk
mata pelajaran geografi, sejarah dan ekonomi sebagai mata pelajaran mayor pada
jurusan IPS.
2. Pendidikan Kewargaan Negara sebagai mata pelajaran inti bagi semua jurusan.
3. Civics dan Hukum sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS.
Pada tahap kurikulum PPSP konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk, yakni ;
1. Pendidikan IPS, terintegrasi dengan nama Pendidikan Kewargaan Negara / Studi
Sosial.
2. Pendidikan IPS terpisah, dimana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep payung
untuk mata pelajaran geografi, sejarah, dan ekonomi.
3. Pendidikan Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus.
Konsep pendidikan IPS tersebut lalu memberi inspirasi terhadap Kurikulum 1975, yang
menampilkan empat profil yaitu;
1. Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Kewargaan Negara sebagai bentuk
pendidikan IPS.
2. Pendidikan IPS terpadu untuk Sekolah Dasar.
3. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SNIP yang menempatkan IPS sebagai konsep
payung untuk geografi, sejarah dan ekonomi koperasi.
4. Pendidikan IPS terpisah – pisah yang mencakup mata pelajaran geografi, dan
ekonomi untuk SMA atau sejarah dan geografi untuk SPG.
Konsep pendidikan IPS seperti itu tetap dipertahankan dalam kurikulum 1975 khususnya
dalam aktualisasi materi, seperti masuknya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
( P4 ) sebagai materi pokok PMP.
Dalam kurikulum 1984, PPKn merupakan mata pelajaran khusus yang wajib diikuti semua
siswa di SD,SMP dan SMU. Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan dalam ;
1. Pendidikan IPS terpadu di SD kelas I-VI.
2. Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup geografi, sejarah dan ekonomi
koperasi.
3. Pendidikan IPS terpisah di SMU yang meliputi Sejarah Nasional dan Sejarah Umum di
kelas I-II; Ekonomi dan Geografi di kelas I-II; Sejarah budaya di kelas III program IPS.
Dimensi konseptual mengenai pendidikan IPS telah berulang kali di bahas dalam rangkaian
pertemuan ilmiah, yakni pertemuan HISPISI pertama di Bandung tahun 1989. Forum
Komunikasi Pimpinan HIPS di Yogyakarta tahun 1991, di Padang tahun 1992, di Ujung
Pandang tahun 1993, Konvensi Pendidikan kedua di Medan tahun 1992. Salah satu materi
yang selalu menjadi agenda pembahasan ialah mengenai konsep PIPS. Dalam pertemuan
Ujung Pandang, M. Numan Soemantri, pakar dan ketua HISPISI menegaskan adanya dua
versi PIPS sebagaimana dirumuskan dalam pertemuan di Yogyakarta, yaitu ;
a. Versi PIPS untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
PIPS adalah penyederhanaan, adaptasi dari disiplin ilmu – ilmu Sosial dan humaniora, serta
kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis
untuk tujuan pendidikan.
b. Versi PIPS untuk Jurusan Pendidikan IPS – IKIP
PIPS adalah seleksi dari disiplin Ilmu –ilmu Sosial dan humaniora serta kegiatan dasar
manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
PIPS untuk tingkat perguruan tinggi pendidikan Guru IPS di rekonseptualisasikan sebagai
pendidikan disiplin ilmu, sehingga menjadi Pendidikan Disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial
( PDIPS ).
Bertitik tolak dari pemikiran mengenai kedudukan konseptual diidentifikasi sekolah objek
telaah dari system pendidikan IPS, yaitu;
1. Karakteristik potensi dan perilaku belajar siswa SD, SLTP dan SMU.
2. Karakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS – IKIP atau JPIPS – STKIP /
FKIP.
3. Kurikulum dan bahan ajar IPS SD, SLTP dan SMU.
4. Disiplin ilmu – ilmu social. Humaniora dan disiplin lain yang relevan.
5. Teori , prinsip, strategi dan media dan evaluasi pembelajaran IPS.
6. Masalah-masalah social, dan masalah ilmu dan teknologi yang berdampak social.
7. Norma agama yang melandasi dan memperkuat profesionalisme

IPS dan Ilmu-ilmu sosial


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences) saling terkait
dan memiliki perbedaan dalam konteks pendidikan dan pengajaran. Berikut adalah beberapa
poin yang menjelaskan hubungan dan perbedaan antara IPS dan Ilmu-ilmu Sosial:
IPS sebagai paduan dari ilmu-ilmu sosial: IPS merupakan bidang studi yang
merupakan fusi atau gabungan dari beberapa disiplin ilmu sosial. Ilmu sosial sendiri adalah
bidang-bidang keilmuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam konteks sosialnya.
Dalam IPS, beberapa ilmu sosial seperti sosiologi, geografi, ekonomi, antropologi, dan
sejarah digabungkan untuk tujuan pendidikan.
Perbedaan dalam tingkat pendidikan: Ilmu Sosial diajarkan di perguruan tinggi,
sementara IPS diajarkan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan. Pada dasarnya, pendidikan
IPS di sekolah dasar tidak mengajarkan ilmu-ilmu sosial sebagai disiplin ilmu, melainkan
konsep-konsep ilmu sosial untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik.
Materi IPS berasal dari ilmu-ilmu sosial: Materi dalam IPS diambil dari beberapa
ilmu sosial seperti sosiologi, geografi, ekonomi, antropologi, dan sejarah. Namun, tidak
semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS.
Tingkat usia, jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan
materi-materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam
IPS
Secara konseptual hubungan antara IPS dengan ilmu-ilmu sosial dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Disiplin ilmu sosial dijadikan kerangka utama berpikir dalam mengembangkan
kurikulum.
2. Bahan untuk IPS dikembangkan terlebih dahulu, serta memilih dan memilah disiplin-
disiplin ilmu sosial kemudian diidentifikasikan konsep-konsep dasar yang perlu
diketahui peserta didik. Konsep-konsep dasar ini dipilih dan disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai dalam kurikulum IPS. Konsep dasar yang dipilih
dijadikan pokok bahasan dan kurikulum. Dengan kata lain, ilmu-ilmu sosial secara
langsung memberikan bahan pembelajaran untuk kurikulum IPS. Oleh karena itu,
topik-topik yang diajarkan dalam kurikulum IPS ialah hasil dan inventarisasi konsep
dasar dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Tidak salah jika dikatakan bahwa IPS ialah
gabungan ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai