Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK IPS SEKOLAH DASAR

Disusun oleh:

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pembelajaran IPS Sekolah Dasar

Kelompok 9
1. Nur lela sihombing 22140006
2. Nur janna 22140051
3. Nur holija 22140270
4. Fatimah tambak 22140043

Mata Kuliah : Pembelajaran IPS Kelas Tinggi


Dosen Pengampuh : Toharuddin Harahap., S.Pde.,M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN (IPTS)
T.A 2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan kepercayaan sehingga kiranya dapat menyelesaikan makalah ini.makalah ini
penulis buat melengkapi tugas yang diberikan Dosen, Penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Mata kuliah Pembelajaran IPS Kelas Tinggi ini. Dan penulis juga
menyadari pentingnya sumber referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
penyempurnaan makalah ini. Penulis mohon maaf jika didalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan semoga makalah ini bagi kita semua.

Padangsidimpuan, Januari 2024


Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengajaran IPS (social studies), sangat penting bagi jenjang pendidikan
dasar dan menengah karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari
lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan mereka tentang masyarakat
tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan mereka tersebut.
Sekolah bukanlah satusatunya wahana atau sarana untuk mengenal
masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat
baik melalui media massa, media cetak maupun media elektronika, misalnya
melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran.
Pengenalan siswa melalui wahana luar sekolah mungkin masih bersifat
umum terpisah-pisah dan samar-samar. Oleh karena itu agar pengenalan
tersebut dapat lebih bermakna, maka bahan atau informasi yang masih umum
dan samar-samar tersebut perlu disistematisasikan. Dengan demikian sekolah
mempunyai peran dan kedudukan yang penting karena apa yang telah
diperoleh di luar sekolah, dikembangkan dan diintegrasikan menjadi sesuatu
yang lebih bermakna di sekolah, sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kematangan siswa. Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa SD belum
mampu memahami keluasandan kedalaman masalah-masalah sosial secara
utuh, tetapi mereka dapat diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut.
Melalui pengajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-
tantangannya. Selanjutnya diharapkan mereka kelak mampu bertindak secara
rasional dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah:
1. Apa pengertian dari IPS?

1
2. Apa hakikat pembelajaran IPS pada tingkat dasar/ madrasah ibtidaiyah?
3. Apa tujuan pembelajaran IPS?

C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian dari IPS
2. Hakikat pembelajaran IPS pada tingkat dasar/ madrasah ibtidaiyah
3. Tujuan pembelajaran IPS

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Memahami IPS Sebagai Muatan Pembelajaran Di Sekolah Dasar


1. Pengertian Ips
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu
tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat
ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan
(Sumantri. 2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National
Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science
Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara
pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi,
ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi,
dan sebagainya.
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut
meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
a. Ilmu Sosial (Social Science)
Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial
(Saidihardjo,1996:2) adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-
disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya
dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”.
Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981:1), Ilmu Sosial merupakan
disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial
secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan
pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
IPS merupakan mata pelajaran di sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial yang
bersikap konsep dan pengalaman belajar yang dipilih dan diorganisir
dalam kerangka studi keilmuan sosial (Hasan dan Salladin, 1995: 28).
Sedangkan menurut Sunal & Haas (1993: 7) “The social studies may be

3
defined an area of the curriculum that derivers goals from the nature of
citizenship in a democratic society and links to others societies, draws
content from social science and other diciplines, and reflects personal,
social, and culture experiences of studies.”
Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara
perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari
manusia sebagai anggota masyarakat.
b. Studi Sosial (Social Studies).
Perbedaan dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu
bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu
bidang pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial
ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai berikut : Studi
Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan
bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.
c. Pengetahuan Sosial (IPS)
Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika
Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah
tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu
“Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan
dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli
yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan
ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.
Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS),
mendefisikan IPS sebagai berikut: social studies is the integrated study of
the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school
program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing
upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history,
law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as
well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural

4
sciences. The primary purpose of social studies is to help young people
develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public
good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an
interdependent world.
Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah
merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach)
dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai
cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi
sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini
lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil
kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata
pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi,
politik.

2. Hakikat IPS
Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia
sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam
kehidupannya manusia harus mengahadapi tantangan-tantangan yang berasal
dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. IPS memandang manusia
dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama
dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai yang
jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik dengan sesama
manusia maupun lingkungan alamnya. Bagaimana mereka melakukan
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain bahan
kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan lingkungannya.
IPS di tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna,
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik khususnya
antara IPS untuk SD, SMP, SMA, dan untuk Perguruan Tinggi. Dalam
Kurikulum 1975, pendidikan ilmu sosial kemudian ditetapkan dengan nama
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan sebuah mata pelajaran yang

5
dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi pada
jurusan atau program studi tertentu.
IPS terbentuk dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi dan
keterampilan hidup bernegara peserta didik. Agar dapat meningkatkan
ketrampilan sosial peserta didik. Karena dengan mempunyai keterampilan
diharapkan peserta didik tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga
cerdas emosional dan dapat mengendalikan perilakunya di kehidupan dan
lingkungan masyarakat.
Pengertian social studies menurut (James A. Banks 1990:3;Sapriya,
2007:3) The social studies is that part of the elementary and high school
curriculum which has the primary responpisibility for helping students to
develop the knowledge, skiils, attitudes, and values needed to participate in
the civic life of their local communities, the nation, and the world.
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu
tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat
ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan
(Sumantri. 2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National
Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science
Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara
pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi,
ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi,
dan sebagainya.
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut
meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Dalam konteks perkembangan pendidikan “social studies” di
Indonesia konsep dan praktis pendidikan demokrasi yang dimakemas sebagai
“citizenship education atau pendidikan kewarganegaraan” berkedudukan
sebagai salah satu dimensi tujuan, konten, dan proses “social studies” atau
pendidikan IPS, yang pada dasarnya berintikian pengembangan warga negara
agar mampu hidup secara demokratis merupakan bagian sangat penting.

6
Setiap manusia sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain,
misalnya dengan ibu yang melahirkannya, ayahnya, dan keluarganya.
Selanjutnya setelah usia taman Kanak-kanak ia akan berinteraksi dengan
teman-teman sekelasnya, dan dengan gurunya. Sesuai dengan bertambahnya
umur, maka interaksi tersebut akan bertambah luas, begitu juga ia akan
mendapat pengalaman dan hubungan sosial dari kehidupan masyarakat
disekitarnya. Dari pengalaman tersebut anak akan mengenal bagaimana seluk
beluk kehidupan. Misalnya bagaimana cara seseorang memenuhi kebutuhan
hidupnya, cara menghormati orang yang lebih tua, sebagai anggota
masyarakat harus mentaati aturan atau norma-norma yang berlaku, mengenal
hal-hal yang baik dan buruk, maupun benar dan salah.
Semua pengetahuan yang telah melekat pada diri anak tersebut dapat
dikatakan sebagai “pengetahuan sosial” Dengan demikian dalam diri kita
masing-masing dengan kadar yang berbeda, sebenarnya telah terbina
pengetahuan sosial tersebut sejak kecil, hanya namanya belum kita kenal dan
dikenal setelah secara formal memasuki bangku sekolah.
Selanjutnya saudara pahami pula dalam kehidupan bermasyarakat itu
banyak kegiatan atau aspek yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan masing-masing aspek tersebut saling kait mengkait.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia dibatasi oleh aturan-aturan
yang berlaku di dalam lingkungannya. Sebagai anggota masyarakat, kita
harus mentaati aturan atau norma, misalnya cara berpakaian kita harus sopan
bahkan jenis pakaian ada aturan pemakaiannya, misalnya pakaian sehari-hari,
pakaian dinas, pakaian pesta, pakaian berkabung. Walaupun aturan ini tidak
tertulis tetap dipatuhi oleh semua anggota masyarakat. Manusia butuh makan
untuk mempertahankan hidup sehingga kita dapat melakukan kegiatan dan
berhubungan dengan orang lain. Tidak kalah pentingnya manusia butuh
rumah sebagai tempat berlindung, sehingga kita tidak kedinginan dan
kepanasan. Namun dengan adanya perkembangan jaman, fungsi pakaian,
makan, dan rumah menjadi berubah karena hal itu tidak sekedar memenuhi
kebutuhan pokok melainkan karena ada nilai sosialnya. Dengan memakai

7
pakaian yang mewah maka kedudukan sosial seseorang akan naik
peringkatnya, makan tidak sekedar makan nasi melainkan makan makanan
produk instant, roti, hamburger, kentuky, pizza. Begitu juga tempat tinggal
tidak sekedar sebagai tempat berteduh melainkan sudah merupakan istana
tempat melakukan segala kegiatan. Dengan bertindak seperti itu manusia
merasa status sosialnya tinggi.
Dari kenyataan di atas dapat kita ketahui bahwa antara aspek-aspek
kehidupan itu saling ada keterkaitan, aspek ekonomi terkait dengan aspek
psikologi dan sosial budaya. Kebutuhan hidup manusia tidak sekedar
memenuhi aspek ekonomi tetapi manusia juga perlu untuk menambah
pengetahuan, seperti yang saudara lakukan sekarang ini. Tanpa penambahan
pengetahuan kita akan tersisih oleh orang-orang yang berpengatahuan tinggi,
coba hayati bagaimana jika Saudara hanya lulusan SD, SMP, atau SMU.
Tentu akan tersaing oleh mereka yang berpendidikan S1 dan S2 bahkan S3.
Apalgi Saudara sebagai guru SD yang sekarang dituntut harus berpendidikan
S-I, bagaimana jika Saudara hanya lulusan D-II PGSD atau bahkan hanya
lulusan SPG? Jelas bahwa pengetahuan akan membantu manusia
memanfaatkan sumber daya bagi kesejahteraan. Ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) merupakan ungkapan kemampuan manusia memanfaatkan
akal, pikirannya dalam memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat. Aspek
kehidupan tersebut merupakan aspek kehidupan budaya.
Perkembangan Iptek yang sangat cepat nampak pada penggunaan
komputer dan satelit. Dengan teknologi, sekarang orang dapat dengan cepat
dapat menghimpun informasi dunia dengan rinci tentang segala hal, misalnya
kekayaan laut, hutan, Pengembangan situasi politik suatu negara, dan
peristiwa-peristiwa aktual lainnya. Dengan kemajuan Iptek yang begitu kuat
pengaruhnya sehingga dapat mengubah sikap, pandangan, dan perilaku
sesorang. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat
berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone
dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara

8
orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya.
Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya.
Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi
itulah yang akan menguasai dunia”. Cobalah amati keadaan lingkungan
Saudara baik lingkungan desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi,
maupun negara, apa yang terjadi? Betapa cepatnya perubahan lingkungan
sebagai akibat pemanfaatan dan penerapan Iptek. Semua kegiatan manusia
telah didominasi tenaga mesin, misalnya bidang pertanian, menebang pohon,
membangun rumah dan gedung, jembatan, jalan, dan sebagainya. Coba
bandingkan keadaan sekarang dengan ketika Saudara masih kecil apa yang
telah terjadi? Dalam kehidupan bermasyarakat, urutan waktu dengan
peristiwa sangat bermakna dalam menelaah perkembangan serta kemajuan.
Urutan waktu dan peristiwa di atas merupaka aspek sejarah yang
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dengan mengkaji peristiwa-
peristiwa masa lalu kita dapat mengambil hikmahnya, mengambil hal-hal
yang baik dan menguntungkan, sebaliknya kita dapat menghindari
pengalaman buruk yang mengakibatkan malapetaka bagi manusia.
Selanjutnya kita dapat membuat keputusan untuk apa yang akan kita perbuat
di masa sekarang dan yang akan datang. Kehidupan manusia juga terkait
dengan aspek tempat atau ruang dan waktu, misalnya kita bertemu dengan
orang baru maka yang akan ditanyakan tentunya “siapa namanya?” kemudian
“dimana tempat tinggalnya” Begitu juga jika terjadi peristiwa kerusuhan pasti
yang akan ditanyakan adalah “kapan” dan “dimana” Ini menunjukkan bahwa
antara waktu dan tempat mempunyai kaitan yang erat. Suatu tempat atau
ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang
meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut,
dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai,
dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi
terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya.
Lebih jelasnya Saudara dapat mencermati contoh berikut ini.

9
 Corak kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya
landarai dengan laut yang tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin yang
tidak begitu kencang, sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk mencari
ikan. Hal ini disebabkan ikan banyak berkumpul di kawasan laut yang
dangkal yang masih tertembus sinar matahari. Oleh karena itu mayoritas
masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Hampir semua
pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar terletak di pantai
utara Jawa.
 Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter
di atas permukaan laut merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup,
didukung oleh iklimnya yang cocok, merupakan potensi alam yang cocok
untuk dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya Karawang, Bekasi,
Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim sejuk,
dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem pertanian
yang dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan holtikultura seperti
sayuran, buah-buahan, da tanaman hias.
 Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena
sedikitnya persediaan air tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk
terpusat di lembah-lembah atau mendekati alur sungai. Hal ini dikarenakan
mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air yang relatif mudah. Ladang
yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah pegunungan.
Dengan demikian hubungan keruangan antara keadaan alam dan
faktor manusia, (kualitas, mata pencaharian, dan penguasaan Iptek
memberikan corak atau karakter kehidupannya masyarakat setempat.
Keadaan seperti itu dalam kehidupan manusia termasuk aspek geografi.
Aspek ini dapat dijadikan petunjuk tentang karakteristik setempat yang
berhubungan dengan kehidupan manusia yang terkait dengan kondisi
setempat. Apabila Saudara amati dengan cermat, apakah ungkapan tersebut
tepat jika kita melihat perkembangan Iptek sekarang ini? Karena jika
Saudara amati masyarakat daerah pantai tidak tentu mata pencahariaanya
sebagai nelayan, tetapi mereka ada yang menjadi pegawai negeri, wiraswata,

10
atau yang lainnya. Berikutnya cobalah Saudara cermati juga, mengapa di
masyarakat itu terjadi suatu keutuhan, dan kemantapan kehidupan. Kondisi
seperti ini tidak lain karena di dalam masyarakat tersebut ada norma, nilai,
dan kepemimpinan.
Agar hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana
sebagaimana yang diharapkan, maka dirumuskanlah norma-norma yang
mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib.
Mula-mula norma tersebut terbentuk tidak disengaja, namun lama-kelamaan
norma tersebut dibentuk secara sadar. Misalnya, dahulu dalam jual beli
seorang perantara tidak perlu diberi bagian dari keuntungan. Tetapi lama
kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara harus mendapat bagian
keuntungan, sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung, pembeli atau
penjual? Contoh lain masalah utang piutang yang menggunakan perjanjian
tertulis, hal ini dahulu tidak pernah dilakukan. Semuanya itu tidak lain bahwa
norma sangat penting dalam hidup bermasyarakat untuk mencapai ketertiban.
Selanjutnya apabila Saudara amati dalam kehidupan berkeluarga, mengapa
keutuhan dapat tetap terjaga, tidak lain karena ada norma-norma tertentu.
Ada nilai yang menjadi pegangan dan ada kepemimpinan yang
dikendalikan oleh kepala keluarga (ayah atau suami). Walaupun norma tidak
tertulis, namun menjadi aturan main dalam menggariskan kepemimpinan, hak
dan kewajiban masing-masing anggota keluarga. Di dalam keluarga terdapat
pengembangan kebijakan yang mengatur keluarga untuk menciptakan
keamanan, ketenteraman, dan kesejahteraan keluarga. Kebijakan mengatur
seperti ini, bagaimana jika terjadi dalam “pemerintahan” atau “negara”?
Aspek pengaturan dan kebijakan ini termasuk aspek politik.
Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas.
Setelah kita pelajari ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-
aspek :
Hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia
tentang proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari
dalam ilmu sosiologi

11
1. Ekonomi:berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia,
perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi
2. Psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi
3. Budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi
4. Sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan
manusia dipelajari dalam ilmu sejarah
5. Geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu geografi
6. Politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.

B. Memahami Muatan Pembelajaran IPS Sekolah Dasar


1. Tujuan Pembelajaran IPS
Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang
hendak dicapai. Berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas, tegas, terarah,
barulah pendidik dapat menentukan usaha apa yang akan dilakukannya dan
bahan pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada anak didiknya.
Demikian juga di dalam negara kita telah dirumuskan tujuan pendidikan
nasional dirumuskan berdasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD
1945, seperti digariskan dalam GBHN. Berdasarkan pada falsafah negara
tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional menurut
Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari
pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan
kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan
dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2013 untuk tingkat

12
SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum
2013), bertujuan untuk :
a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,
dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial
c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut, tujuan pendidikan IPS menurut
(Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah “membina anak didik menjadi warga
negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian
social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”.
Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan
pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1)
pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial
dan sikap, (4) keterampilan dasar IPS (Oemar hamalik. 1992).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu.
Pengetahuan dan Pemahaman
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan
pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.
Selain itu juga mengembangkan rasa kontinuitas dan stabilitas, memberikan
informasi dan teknik-teknik sehingga mereka dapat ikut memajukan
masyarakat sekitarnya.
Sebagai contohnya tradisi dan nilai-nilai dalam masyarakat, kebudayaan dari
berbagai lingkungan serta pengaruhnya terhadap hubungan dengan warga
masyarakat lainnya, pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber ekonomi
oleh masyarakat.
Sikap hidup belajar

13
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya
dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk
menemukan ide-ide, konsep-konsep baru sehingga mereka mampu
melakukan perspektif untuk masa yang akan datang. Sikap belajar tersebut
diarahkan pada pengembangan motivasi untuk mengetahui, berimaginasi,
minat belajar, kemampuan merumuskan masalah, dan hipotesis
pemecahannya, keinginan melanjutkan eksplorasi IPS sampai ke luar kelas,
dan kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan data.
Nilai-nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya,
sehingga mereka mampu melakukan perspektif terhadap ilmu pengetahuan
sosial. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam pengajaran IPS.
Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan
berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan
pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadapa perkembangan
nilai-nilai dan sikap anak. Guru dapat mengembangkan sikap anak, misalnya
menghormati dan mentaati peraturan, mengembangkan rasa tanggung jawab
terhadap kesejahhteraan masyarakat, mengenal, dan menggunakan sumber-
sumber alam dengan sebaik-baiknya, sikap kritis dan analitis, dan sebagainya.
Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya
mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data
masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data,
mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan
kesimpulan.
Dengan demikian IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam
hidup bersama dituntut rasa tanggung jawab sosial. Mereka akan menyadari
bahwa dalam hidup bersama itu akan menghadapi berbagai masalah,
diantaranya adalah masalah sosial. Dalam konteks ini manusia dihadapkan
pada masalah dalam skala kecil maupun besar, misalnya masalah keluarga,
cekcok dengan tetangga, bencana alam, kemiskinan, kriminalitas, dan

14
sebagainya. Apalagi jika sudah menyangkut masalah pemenuhan kebutuhan
maka akan muncul masalah global. Semuanya itu akan mendorong kepekaan
sosial siswa dan selanjutnya ini merupakan tantangan bagi anak sampai pada
taraf pemecahannya.

C. Menganalisis Pembelajaran IPS Sekolah Dasar


Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yaitu sebuah proses yang
diberikan kepada siswa agar mendapatkan pengalaman melalui hubungan sebuah
kegiatan yang sudah direncanakan sehingga siswa memiliki keterampilan
mengenai bahan IPS yang dipelajari (Dhany, 2012). IPS merupakan sebuah
bahan analisis yang disederhanakan,pembiasaan, penyaringan dan perubahan
yang berasal dari keterampilan serta konsep disiplin ilmu geografi, sejarah,
sosiologi, ekonomi, dan antropologi dikelola secara psikologis dan ilmiah tidak
lain hanya untuk tujuan pembelajaran (Maryani, 2010). Pembelajaran IPS
memiliki posisi yang sangat penting dalam pengembangan intelektual,
emosional, kultural, dan sosial siswa karena mampu mengembangkan cara
berpikir bersikap dan berperilaku yang bertanggung jawab selaku individu,
warga masyarakat, warga negara dan warga dunia.
Pada hakikatnya dalam setiap pembelajaran tentu ditujukan untuk
mengembangkan knowledge, attitude, skill dan values siswa tak terkecuali
pembelajaran IPS. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Fraenkel dalam
(Rahmaniah, 2012) ada empat kategori tujuan IPS yaitu pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), sikap (attitude),
dan nilai (values). Pengetahuan dapat dijelaskan sebagai keterampilan dan
pemahaman yang didasarkan oleh beberapa ide-ide dan informasi. Pengetahuan
ini memiliki tujuan agar dapat lebih membantu siswa sehingga banyak belajar
untuk mengetahui dirinya, dunia sosial, dan fisiknya. Pada pengetahuan sosial
ini terdapat dimensi yaitu dimensi konsep, dimensi fakta, dan penyamarataan
yang dipahami oleh siswa. Sedangkan keterampilan dijelaskan bahwa sebagai
bentuk perkembangan suatu keterampilan tertentuk agar pengetahuan yang
dimilikinya dapat dipergunakan. Di dalam IPS terdapat beberapa keterampilan,

15
yaitu keterampilan akademik, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan
keterampilan penelitian. Sementara sikap memiliki arti sebagai keterampilan
ketika dapat menerima serta mengembangkan ketertarikan, keyakinan,
kecenderungan, dan pandangan tertentu. Nilai sendiri diartikan sebagai
keterampilan yang dipegang ketika dalam sebuah komitmen yang mendukung,
mendalam ketika terdapat memutuskan tindakan yang tepat dan dianggap
penting.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwasanya pembelajaran IPS
ditujukkan untuk dapat mengembangkan knowledge, attitude, skill dan values
siswa. Namun dalam pelaksanaannya terdapat berbagai permasalahan dan
hambatan pada pembelajaran IPS di sekolah dasar khususnya kelas tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Susilowati, 2022), (Rafikul, 2019),
(Budiyono, 2018) dan (Sasmita et al., 2022) dapat disimpulkan bahwa
ketika pelaksanaan pembelajaran IPS siswa mengalami berbagai macam
kesulitan belajar hal tersebut dilatarbelakangi oleh materi serta kegiatan
pembelajaran yang dapat dikatakan terlalu padat, berat dan kurang
menumbuhkan motivasi siswa agar memiliki semangat melakukan pembelajaran
IPS. Hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran IPS di SD tersebut belum
dapat mengembangkan knowledge siswa sebab siswa sendiri belum dapat
memiliki pemahaman yang baik mengenai materi yang diajarkan dalam
pembelajaran IPS. Hal tersebut pula dapat berdampak pada pengembangan
dimensi lainnya yakni attitude, skill dan values.
Selain itu dalam penelitian (Ratnawati, 2013) dan (Rahmawati, 2016)
menyebutkan bahwa pembelajaran IPS biasanya hanya dilihat sebelah mata serta
dianggap pembelajaran yang kurang penting untuk kehidupan sehari-hari.
Padahal pembelajaran IPS sangatlah penting terlebih untuk kehidupan sehari-
hari karena di dalamnya terdapat ilmu- ilmu mengenai bersosial yang baik
seperti apa. Anggapan tersebut dapat terjadi karena adanya ketidakberhasilan
dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yang harusnya dapat mengembangkan
knowledge, attitude, skill dan values sehingga dapat dimanfaatkan dan
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat siswa.

16
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dalam
mengembangkan knowledge, attitude, skills dan values siswa sekolah dasar.

D. Ruangan Lingkup Muatan Ips Sekolah Dasar

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia yang


melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Pada jenjang pendidikan dasar,
ruang lingkup IPS dibatasi pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau
pada geografi dan sejarah, yaitu yang ada di lingkungan sekitar peserta didik
SD/MI. Pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi, ruang lingkup kajiannya
diperluas. Bobot, keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai
pendekatan.

Ruang lingkup kajian IPS :


1. Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat
2. Gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat
Sebagai bidang pengetahuan ruang lingkup IPS, yaitu kehidupan manusia dalam
masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia sebagai
konteks sosialnya. Meninjau ruang lingkup IPS sebagai program pendidikan kita
harus mulai dari ruang lingkup IPS sebagai pengetahuan lebih dulu. Dalam
pengenalan bidang giografi di SD lebih banyak menyajikan fenomena alam baik
di Indonesia maupun di luar negeri yang akan membangkitkan rasa ingin tahu
siswa. Sehingga siswa yang kreatif akan secara aktif mencari literatur-literatur
tambahan selain buku yang direkomendasikan oleh sekolah. Bidang sejarah
dikenalkan kepada anak SD lebih banyak menguraikan cerita-cerita kepahlawanan
dengan batas pemahaman baik dan buruk. Dengan pengembangan aspek
sesungguhnya di antara baik dan buruk tersebut terdapat daerah abu-abu yang
memerlukan kesabaran guru untuk menjelaskannya berdasarkan fakta dan
landasan psikologis suatu peristiwa. Kegiatan pembelajaran bidang ini sangat

17
relevan jika dilakukan dengan metode demonstrasi bermain peran. Dimana siswa
akan terlibat langsung dengan aspek kejiwaan ketika memerankan tokoh-tokoh
sejarah. Bidang kependudukan lebih banyak mengulas tentang tingkah laku
manusia dalam hubungannya dengan fungsi sosialnya dalam berhubungan dengan
orang-orang sekitarnya, baik dalam ruang lingkup yang sempit sampai hubungan
antar negara.
Kompleksitas hubungan tersebut maka akan berdampak kepada dua hal yaitu
positif dan negatif. Bentuk nyatanya adalah hubungan tersebut akan membawa
manfaat di satu sisi dan berpotensi konflik di sisi lain. Harapannya adalah anak
SD dapat lebih memahami keberadaannya dalam hubungannya dengan
lingkungan alam dan sosial. Baik dalam sekala sempit maupun luas. Sehingga
anak-anak kita mempunyai keterampilan dasar dalam upaya membangun
hubungan sosial baik dalam sekala regional maupun antar negara. Keterampilan
tersebut berintikan kepada keterampilan aplikatif dan selektif. Keterampilan
aplikatif mempunyai pengertian melalui hubungan sosial siswa dapat membuat
keterampilan yang bermanfaat bagi kesejahteraan diri dan komunitasnya.
Sedangkan keterampilan selektif adalah siswa mampu menyaring hal-hal yang
didapat dari hubungan sosial tersebut agar tidak merugikan diri dan
komunitasnya.

Kita menyadari bahwa menelaah manusia dimulai dari kelomppok yang paling
mendasar yang tak lain adalah keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak atau
sering disebut dengan istilah keluarga inti (nuclear family) mulai dari keluarga
inilah tumbuhnya individu menjadi suatu kehidupan pribadi dari dalam keluarga
ini juga mulai berkembang aspek-aspek kehidupan sosial yang meliputi hubungan
sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya sejarah, geografi serta aspek politik.
Keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah negara, sebab keluarga merupakan
pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga juga merupakan lembaga yang
berfungsi mejemuk. Sebagai lembaga pendidikan berfungsi meletakkan dasar-
dasar pendidikan kepada anak-anaknya. Sebagai lembaga ekonomi berfungsi
memenuhi kesejahteraan material keluarganya, sebagai lembaga kebudayaan

18
berfungsi mempertahankan dan mengembang kan nilai-nilai budaya, sebagai
lembaga agama yang berfungsi meletakkan dasar iman dan taqwa kepada
anggotanya, sebagai politik berfungsi memelihara serta mempertahankan
kesejahteraan, ketentraman, keamanan, hak dan kewajiban anggotanya. Keluarga
sebagai kelompok inti dalam masyarakat merupakan lembaga yang bernilai dasar
dan strategis membina dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dalam
mencipatakan masyarakat yang adil dan makmur, aman dan sejahtera. Demikian
seterusnya salam masyarakat yang lebih besar dan luas ukurannya juga
mempunyai proses sosial dengan segala aspek kehidupan masyarakatnya.\
berdasarkan uraian diatas, ruang lingkup IPS tersebut secara garis besarnya
meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, dan aspek
politik dari ruang lingkup kelompoknya meliputi keluarga, rukun tetangga, rukun
kampung, warga desa, organisasi masyarakat sampai tingkat bangsa.
Ditinjau dari ruangnya meliputi tingkat local, regional, sampi ketingkat global.
Sedangkan dari proses interaksi sosialnya meliputi interaksi dalam bidang budaya,
politik, dan ekonomi, melihat luasnya ruang lingkup IPS maka harus disesuaikan
dengan jenjang pendidikan dan tingkat kemampuan peserta didik.

BAB III
PENUTUP

IPS merupakan perpaduan mata pelajaran geografi, ekonomi, sejarah,


antropologi, sosiologi, politik, psikologi yang diberikan kepada anak-anak usia
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjut Menengah Pertama (SLTP), Sekolah Lanjut
Tingkat Akhir (SLTA), dan Perguruan Tinggi dengan perpaduan mata pelajaran
IPS yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan tingikat usia peserta didik
menjadi warganegara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan
kewajibannya, yang juga memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama
yang seluas-luasnya.

19
Pendidikan ilmu pengetahuan sosial juga memiliki tujuan yang lebih tinggi
terkandung makna bahwa tujuan yang harus dicapai pendidikan ilmu-ilmu
pengetahuan soaial lebih luas. Keluasan tujuan itu dapat dicapai mengingat
pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah wahana pendidikan. Sebagai wahana
pendidikan maka kepedulian yang paling utama adalah kepentingan bangsa,
masyarakat, dan pribadi siswa dan oleh karena itu tujuan pendidikan ilmu-ilmu
sosial dan ilmu-ilmu lainnya haruslah dikaitkan dengan fungsinya sebagai wahana
pendidikan.
Tujuan pendidikan ilmu-ilmu sosial dikelompokan dalam tiga kategri yaitu
pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan
rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta
pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada
pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan
kepentingan ilmu, tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri.

20
DAFTAR PUSTAKA

Djahiri, Kosasih. (1988). Esensi Klarifikasi Nilai dan Norma Pancasila. Bandung :
PMPKN IKIP

Hamalik, Oemar. (1992). Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Mandar Maju
Hasan dan Salladin. (1995). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi

Mulyono, T.j. (1980). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas

Nursid Sumaatmadja. (1984). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


(IPS). Bandung: Penerbit Alumni.

_____ . (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta : UT

Pangestu, Widya Trio. (2015). Hakikat dan Tujuan Pendidikan IPS SD. dari
http://widyopangestu.blogspot.co.id/2015/10/hakikat-dan-tujuan-
pendidikan-ips-sd.html

Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep dasar Ilmu pengetahuan Sosial. (Buku
1). Yogyakarta : FIP IKIP.

Sanusi, Ahmad, Dt. (1971). Studi Sosial di Indonesia. Bandung : IKIP

Sapriya. (2007). Pengembangan IPS di SD. Bandung : UPI Press

21
Sumantri, Nu‟man, (Editor Dedi Supriadi dan Rohmat Mulyana). (2001).
Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PPS, FPIPS dan PR
Remaja Rosdakarya.

Sunnal C.S. & Haas, M.(1993). Social studies for the Elementary and Middle
Grades : A Constructivist Approach, MyLabSchoolEdition (2nd Edition)
dari
http://www.amazon.com/Social-Studies-Elementary-Middle-Grades/dp/013
7048858/ref=dp_ob_title_bk

22

Anda mungkin juga menyukai