Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I LATAR BELAKANG
1.1 Sekilas Tentang Ilmu-Ilmu Sosial, Ilmu Pengetahuan Sosial
Dan Ilmu-Ilmu Sosial Dasar....................................................2
1.2 Latar Belakang Ilmu Sosial Dasar...........................................6
1.3 Ilmu Sosial Dasar Sebagai Komponen MKDU.......................8
1.4 Ruang lingkup pembahasan...................................................11
1.5 Masalah - masalah sosial dan ilmu sosial dasar.....................12
BAB I
a. Ilmu-ilmu Sosial.
Telah kita ketahui, bahwa sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah
philosophia (filsafat). Balk ilmu-ilmu alain maupun ilmu-ilmu sosial ditifik dan
pengembangannya bermula dan ilmu filsafat. Dan filsafat itu kemudian lahirlah
3 cabang ilmu pengetahuan yaitu:
Ilmu-ilmu Sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era
pembangunan, khususnya di Indonesia. Wujud dan kenyataan-kenyataan
adanya perkembangan Ilmuilmu Sosial di Indonesia, setelah bangsa Indonesia
mendapat kemerdekaan adalah sebagai berikut:
3
selanjutnya dan ketiga lembaga pendidikan tinggi inilah berkembang
ilmuilmu sosial di Indonesia.
Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang
dikembangkan di Perguruan Tinggi. Pengembangan Ilmu Sosial Dasar mi sejalan
dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan sistem pendidikan yang
bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah Ilmuilmu
sosial dipergunakan dalam pendekatan, sekaiigus sebagai sarana jalan keluar
untuk mencani pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat.
Seperangkat konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial
secara interdisiplin atau multi disiplin dipergunakan sebagai alat bagi pendekatan
dan pemecahan problemaproblema yang timbul dan berkembang dalam
masyarakat.
I).Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dharapkan memiiki tiga
jenis kemampuan yang meliputi personal, akadernik dan profesional.
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan merupakan
beban pembangunan, tetapi menjadikan manusia modal atau asset (terpenting)
bagi pembangunan. Dalam masalah kependudukan pemikiran mi menjadi jelas:
Dalam jangka panjang, yang ingin dicapai bukan hanya kualitas teknis yang
sangat diperlukan untuk mendukung proses lepas-landas, melainkan juga kualitas
lain yang memungkinkan seseorang berkembang menjadi manusia utuh, yaitu
manusia yang memiiki sikap hidup yang selaras, serasi dan Seimbang antara
kebutuhan jasmani dan rohani.’
Pertama, bobot penduduk yang mereka hadapi tidaklah seberat yang dihadapi
oleh negara-negara sedang berkembang saat mi, terutama Indonesia.
Perkembangan penduduk yang tinggi, sementara kemampuan mereka untuk
menghadapinya tetap tidak tinggi, telah menimbulkan berbagai masalah di
bidang sosial dan ekonomi.
1) Agama
2) Pancasila
4) Kewiraan.
Keempat mata kuliah kelompok pertama terse but merupakan mata kuliah intra
kurikuler yang diwajibkan kepada semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut
menentukan kenaikan tingkat, jenjang pendidikan dan ujian-ujian.
Ketiga mata kuliah dasar tersebut di atas diberikan kepada semua mahasiswa
dengan ketentuan bahwa mahasiswa bidang pengetahuan keahlian yang berada
dalam ruang lingkup salah satu mata kuliah dásar tersebut, tidak diwajibkan
mengikuti mata kuliah yang bersangkutan.
a. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai
dengan ajaran agamanya, dan merniliki tenggang rasa terhadap pemeluk
agama lain;
b. Memiiki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat
semangat kebangsaan, mempertebal rasa cinta Tanah Air, meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, mempertinggi kebanggaan nasional
dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
c. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritás kepribadian
yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan Nasional dan kemanusiaan
sebagai sarjana Indonesia.
d. Memiiki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan
secara bersama-€ama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya,
maupun tentang lingkungan alamiah serta secara bersama-sama berperan
serta di dalam pelestariannya.
e. Memiiki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam
menyikapi permasalahan kehidupan balk sosial, ekonomi, politik,
pertahanan keamanan maupun kebudayaan.’
1) Sebagai mata kuliah dasar urnurn, limu Sosial Dasar bertujuan membantu
perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar
rnemperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang
diharapkan dan setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya
berkenaan dengan sikap dan tin gkah laku manusia dalarn menghadapi
manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku nianusia terhadap manusia
yang bersangkutan.
Dengan demikian, maka kuliah Ilmu Sosial Dasar inerupakan suatu usaha yang
dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala
sosial agar daya tangkap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa
dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, Sehingga kepekaan
mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Berpangkal pada tujuan di atas, maka ada 2 rnasalah yang dapat dipakai sebgai
bahan pertimbangan untuk menentukan ruang Iingkup pembahasan mata kuliah
ilmu Sosial Dasar, yaitu:
1. Menurut umum atau warga masyarakat bahwa segala Sesuatu yang menyangkut
kepentingan umum adalah masalah sosial.
2. Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang
terwujud dalam masyarakat yang her.. dasarkan atas studi mereka mempunyai
sif at yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga
masvarakat secara keseluruhan. Contoh : masalah pedagang kaki lima di kota-
kota besar di Indonesia.
Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial, karena di
satu pihak para pedagang kaki lima terse- but dapat memperoleh nafkah untuk
dapat melangsungkan kehidupannya, dan di lain pihak para pembeli yaitu para
warga masyarakat dengan mudah memperoleh pelayanan dan dengan harga yang
pantas untuk taraf ekonomi mereka dan para pedagang kaki lima. Sebaliknya para
ahli perencanaan kota, ahli sosiologi dan ahli antropologi akan menyatakan bahwa
pedagang kaki lima di kota-kota menjadi sumber utama dan suatu kondisi di mana
kejahatan dengan mudah dapat terjadi.
Suatu kondisi yang tidak disukai oleh para warga masyarakat pada hakikatnya
tidak biasa berlaku atau cocok dengan kebudayaan mereka. Sedangkan ukuran-
ukuran yang dipakai oleh para warga masyarakat yang bersangkutan untuk menilai
dan mewujudkan tingkah laku mereka adalah model-model dan kebudayaan yang
telah mereka punyai, yaitu yang ada dalam kepala mereka masing-masing yang
belum tntu telah berubah sesuai dengan perubahan kondisi yang mereka hadapi
dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari. Dengan demikian terdapat suatu
ketidakcocokan antara pengetahuan kebuday a- an dan kenyataan-kenyataan
obyektif yang ada dalam kondisikondisi di mana mereka hidup. Dengan kata lain,
ada perIedaan antara kerangka untuk interpretasi subyektif dan para warga dengan
kenyataan-kenyataan obyektif dalam mana mereka itu hidup.
Sejumlah ahli ilmu-ilmu sosial seperti Merton dan Nisbet (1961), Denzin
(1973), Gerson (1969) dan Brodley (1976), merasakan bahwa dengan
menggunakan pendekatan masalahmasalah sosial sebagai kerangkanya maka
hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu
juga, menurut mereka, berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat
dipertanggungjawabkan yang berkenaan dengan usaha-usah a untuk memperbaiki
masalah-masalah sosial tersebut akan lebih dapat dikembangkan.
fimu Sosial Dasar sebagai suatu mata kuliah, menyajikan suatu pemahaman
mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalahnya
dengan menggunakan suatu kerangka pndekatan yang meithat sasaran studinya
tersebut sebagai suatu masalah obyektif dan juga menggunakan kacamata
subyektif. Dengan menggunakan kacamata obyektif, berarti konsep-konsep dan
teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan masalah-mäsalahnya yang
telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial akan digunakan. Sedangkan dengan
menggunakan kacamata subyektif, maka masalah-masalah yang dibahas tersebut
akan clikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan, dan yang
dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau masing-masing mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Diharapkan dengan gabungan
kacamata obyektif dan subyektif in akan mewujudkan adanya kepekaan
mengenai masalah-masalah sosial yang disetai dengan penuh rasa tanggung
jawab dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, warga masyarakat
dan negara Indonesia.
RANGKUMAN:
1. Sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah phiosophia (filsafat), apakah itu
ilmu-ilmu sosial alainiah (natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences)
atau ilmu-ilmu budaya (humanities).
2. Social Studies atau fimu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah paham studi sosial;
ia bukan merupakan satu disiplin ilmu pengetahuan. Materi IPS adalah ilmu-
ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran
pada tingkat sekolah dasar dan menengah.
3. Basic Social Sciences atau ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah gabungan dan
bermacam-macam disiplin ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam
pendekatan, sekaligus Sebagai sarana untuk mencari jalan ke luar dalam
pemecahan masalah yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dengan
begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) tidak terdapat
perbedaan yang prinsipil. Kalau IPS diprogramkan untuk tujuan pendidikan
dan pengajaran pada tingkat Sekolah Dasar dan Menengah;ISD diprogramkan
sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di Perguruan Tinggi.
4. Pengantar-pengantar Ilmu Sosial mengemban tugas untuk memberi bekal
pengetahuan teoritis ilmiah pada bidang ilmu tertentu yang bersifat subject
oriented. Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented tersebut,
berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu menuju spesialisasi! keahlian
telah berlangsung.
5. Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tin ggi di Indonesia, dikelompokkan
menjadi 2 (dua) bagian. Kelompok pertama diharapkan memberi dasar
pedoman-pedoman untuk bertindak sebagai warga negara yang terpelajar,
yang meliputi mata kuliah
1)Agama
2)Pancasila
3)Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
4)Kewirausahaan.
7. Ilmu Sosial Dasar bukanlah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri, tetapi hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling
dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan
masalahmasalah yang terwujud daripadanya. Istilah pengetahuan mempunyai
pengertian yang menunjukkan adanya kelonggaran dalam batas dan kerangka
berpikir dan penalaran, maka istilah ilmu pengetahuan telah digunakan karena
mencakup suatu pengertian mengenai suatu sistem berpikir dan penalaran
yang mempunyai suatu kerangka pendekatan men genai masalah-masalah
yang menjadi sasaran perhatiannya.