Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PERJALANAN KE SUKU BADUY

Untuk Memenuhi Tugas Outing Class Pembelajaran Observasi Kritik Sastra dan Esai terhadap
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XII SMA SAPTA KHARISMA JAKARTA

oleh

IMAS O. SITI MARYAM,S.Pd

SMA SAPTA KHARISMA JAKARTA


YAYASAN NURUL IHSAN DUTA ILMU
Jln. Raya Pulogebang No 99 Jakarta Timur
2014-2015
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kita Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat serta hidayahnya, Sehingga dapat Diselesaikannya Laporan Tentang Perjalan Ke Suku
BaduyDengan Baik dan Lancar.

Laporan Ini disusun Sebagai Pertanggung jawaban Saya Untuk Memenuhi Tugas Untuk Nilai.
Dalam Kesempatan kali ini Penulis Ingin mengucapkan Terimakasih Kepada :

1. Ketua Yayasan Nurul Ihsan Duta Ilmu


2. Kepala Sekolah SMA SAPTA KHARISMA
3. Kurikulum SMA SAPTA KHARISMA
4. Kesiswaan SMA SAPTA KHARISMA
5. Pembimbing guru SMA SAPTA KHARISMA

Penulis Menyadari Bahwa Laporan Ini masih banyak Kekurangan dan jauh dari sempurna.
Akhir kata, Penulis sangat Berharap Semoga Laporan Ini Dapat Bermanfaat Bagi Pembaca.

                                                                                                               Jakarta, Oktober 2015.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

2.2 Hasil Observasi

2.3 Peran Peserta Didik

2.4 Dokumentasi

2.5 Susunan Kepanitiaan

2.6 Keterangan Dana

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sangat pesat dan telah merambah ke
berbagai segi kehidupan manusia. Perkembangan yang demikian didukung oleh tersedianya
perangkat keras maupun perangkat lunak yang semakin hari semakin hebat kemampuannya.
Teknologi informasi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan dunia informasi internet
saat ini. Informasi yang disajikan di dunia internet sudah sangat global dan tidak selalu
di  batasi ruang dan waktu. Website merupakan sebuah aplikasi pada internet yang berupa
informasi hypertext, dimana pengguna internet dapat membaca dan menelusuri informasi
tersebut secara visual tanpa terikat pada media tertentu. Indonesia terkenal memiliki
keanekaragaman kebudayaan. Namun ada beberapa kebudayaan suku pedalaman yang
jarang dipublikasikan. Salah satunya kebudayaan suku Baduy yang berada di Banten. Suku
Baduy merupakan salah satu suku terasing. Masyarakat suku Baduy sangat berpegang teguh
pada tradisi-tradisi yang sudah ada. Bahkan suku Baduy tidak memperbolehkan adanya
campur tangan pihak luar. Sejalan dengan kebutuhan informasi tentang kebudayaan suku
Baduy selama ini hanya dapat dilihat apabila seseorang mengunjungi objek suku Baduy di
daerah Banten. Bahkan pada objek wisata seperti Taman Mini Indonesia Indah tidak terdapat
anjungan mengenai kebudayaan suku Baduy. Bi asanya, informasi kebudayaan suku Baduy
ditampilkanoleh program-program di televisi hanya pada saat tertentu saja. Akibatnya tidak
semua orang dapat melihat tayangan tersebut. Masyarakat hanya dapat mengetahuinya
melalui buku-buku dan pendidikan saja. Oleh karena itu dalam penulisan ilmiah ini, penulis
ingin mengenalkan ke budayaan suku Baduy sehingga masyarakat tertarik untuk mengetahui
suku baduy .dan pedalaman seperti suku Baduy dengan tradisi-tradisiyang ada pada
masyarakat Baduy secara cepat dan praktis tanpa harus megunjungi keberadaan suku Baduy.
1.2 Tujuan
1. Maksud penulisan laporan ini adalah menjelaskan tentang perjalanan ke suku Baduy
2. Tujuannya untuk menambah wawasan serta nilai Tugas oleh guru b.indonesia kepada
peserta didik
3. Manfaat penulis menulis laporan ini adalah untuk menambah wawasan , Mengetahui
Kehidupan Suku Baduy serta Pengalamannya
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Landasan Teori

 Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada
kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya
mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat
yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai
Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri
lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan
nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka
seperti Urang Cibeo

Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat


adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga
8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia
luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto.
2.2  Hasil Observasi
Masyarakat Baduy adalah kelompok masyarakat Sunda yang tinggal di Desa
Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten (Pemerintah
Daerah Kabupaten Lebak, 2001).Masyarakat Baduy ini merupakan salah satu suku di
Pulau Jawa yang hidupnya mengasingkan diri dari keramaian dan tidak mau tersentuh
oleh kegiatan pembangunan.
Aturan adat melarang warganya untuk menerima modernisasi pembangunan .
Perubahan sosial dan budaya masyarakat Baduy dikatagorikan ke dalam perubahan statis,
karena perubahan sosial yang terjadi sangatlah lambat.
Sampai sekarang terlihat pola kehidupan yang sangat berbeda dengan masyarakat
luar pada umumnya. Banyak referensi mengenai asal muasal ”Baduy”. Berbagai macam
sumbernya. Ada yang menyebut "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh
penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut.
Yaitu yang berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya
mempersamakan mereka dengan Badawi atau Bedouin Arab yang merupakan masyarakat
yang berpindah-pindah (nomaden).
Ada yang mengatakan bahwa asal-usul “Baduy” adalah mereka keturunan dari
Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul
tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama.
Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Baduy
mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Mereka juga beranggapan bahwa suku Baduy merupakan peradaban masyarakat
yang pertama kali ada di dunia.Kemungkinan lain juga mengatakan bahwa ”Baduy”
adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari
wilayah tersebut.Pendapat lainnya ada yang membuktikan bahwa orang Baduy adalah
manusia tertua setidaknya di Pulau Jawa , berdasarkan  bukti-bukti prasejarah dan
sejarah, punden berundak Lebak Sibedug di Gunung Halimun 3 km lebih dari Cibeo
berusia 2500 SM masa neolitik, memiliki kesamaan simetris dengan peninggalan yang
sama dengan piramida di Mesir dan Kuil Mancu Pichu di Peru ribuan tahun silam
3.3 Peran Peserta Didik
Keterangan peserta didik yang mengikuti kegiatan observasi, terdiri dari 17 siswa
kelas XII, 9 orang guru pembibing. Berlangsung pada tanggal 27-28 Oktober 2015, dari
hari jumat malam sabtu mulai pemberangkatan jam 21.00 WIB, dampai hari Minggu jam
12.00 WIB, kembali ketempat.
Peran peserta didik dalam melakukan tugas observasi terhadap Suku Baduy
diantanya;
1. Melakukan tugas memalui wawancara terhadap salah satu penduduk Suku Baduy ke
rumah dusunnya, didampingi oleh guru pembimibing.
2. Memalui wawancara peserta didik bertugas untuk menyakan, kebudayaan, bahasa
dan aktivitas kegiatan sehari-hari oleh penduduk dusun setempat.
3. Menulis laporan berupa bentuk karangan kritik sastra dan esai, sebagi bukti hasil
survai tempat dalam menulis suatu karya sastra.
Selain itu jarak yang ditempuh untuk melakukan perjalanan ke Suku Baduy dalam
sekitar enam jam kurang lebih. Alhamdulilah kembali dengan selamat meskipun hanya
ada kendala ringan saja. Dengan pesrsisapan yang cukup matang, serta kesiapan mental
jasmani dan rohani yang baik.
3.4 Dokumentasi
3.5 Susunan Kepanitiaan Observasi ke Suku Baduy
Ketua Panitia : M. Hafid Wate, M.Pd
Wakil Ketua : Dandy Arif Renaldi
Bendahara : Candra Hendrayana, S.E
Sekertaris : Nurjanah, S.Pd
Pembina : Imas. O. Siti Maryam, S.Pd
Pembimbing : Diana, S.E., Siti Nurasmaniah, Muhamad Iqbal.
3.6 Keterngan Dana
Dana yang terkumpul Rp. 1.800.000, 00 dari seluruh peserta siswa yang mengikuti.
Kemudian donatur sumbangan dari Yayasan Rp. 500.000,00, jadi total 2. 300.000,00.
Dengan rincian dan asebagai berikut;
1. Biaya akomodasi PP Rp.1.000.000,00
2. Biaya supir dan makan Rp. 300.000,00
3. Biaya makan panitia dan transport Rp. 500.000,00
4. Biaya sewa nginap di rumah dusun penduduk Suku Baduy Rp. 300.000,00
5. Biaya makan peserta didik Rp. 200.000,000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar
pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) ditunjukkan dengan adanya
pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang
Kanekes.
Bagi sebagian kalangan, berkaitan dengan keteguhan masyarakatnya, kepercayaan
yang dianut masyarakat adat Kanekes ini mencerminkan kepercayaan keagamaan
masyarakat Sunda secara umum sebelum masuknya Islam
3.2 Saran
 Masih perlu dilakukan lagi tugas outing class, karena sangat berperan aktif siswa
terhadap pembelajaran melalui pengalamannya. Serta wawasan yang dikembangkan
melalui pengetahuan kebahasaaan dalam melakukan tugas observasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai